Feature

14 Macam Alat Komunikasi Tradisional

alat komunikasi tradisional
Written by Gabriel

14 Macam Alat Komunikasi Tradisional – Komunikasi merupakan hal yang penting untuk hidup bermasyarakat. Tanpa adanya komunikasi, kita tidak akan bisa berbicara atau memberikan informasi kepada lawan bicara maupun orang lain dengan jarak yang jauh.

Pada komunikasi tradisional secara umum, menekankan  proses menyampaikan pesan dari  media yang berbeda secara sederhana. Media komunikasi ini membantu kelangsungan hidup manusia. Bentuk komunikasi tradisional adalah tanda, simbol, suara, dan gerakan. Terlihat sederhana, namun dapat mempermudah aktivitas dan aktivitas kalian sehari-hari.

Mungkin beberapa alat komunikasi tradisional pernah kamu jumpai di beberapa daerah yang jauh dari kota. Artikel ini akan mengenalkan kamu pada beberapa alat komunikasi tradisional yang mungkin belunm pernah kamu tahu sebelumnya. Untuk tahu lebih lengkapnya, mari simak ulasan berikut!

Pengertian Alat Komunikasi Tradisional

Komunikasi tradisional merupakan proses pengiriman pesan dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan media tradisional sebelum teknologi dikembangkan di Indonesia. Komunikasi tradisional ini merupakan bagian dari tradisi, upacara keagamaan, peraturan, dan sistem yang berlaku di masyarakat.

Alat ini memiliki macam-macam bentuk dan kegunaannya masing-masing. Setiap zaman juga memiliki perbedaan. Pada zaman sebelum ada kertas, seseorang menuliskan cerita di prasasti, atau bisa saja pada daun lontar. Tentu berbeda dengan zaman sekarang yang alat komunikasinya lebih modern dan lebih cepat diterima oleh orang lain yang kita hubungi. Namun, alat-alat tradisional ini tentunya membantu perkembangan alat komunikasi yang ada pada zaman sekarang.

Sejarah Alat Komunikasi Tradisional

Alat komunikasi tradisional diciptakan untuk memenuhi keperluan manusia akan berinteraksi dengan orang lain. Para ahli mengemukakan bahwa komunikasi dimulai saat manusia hadir di bumi sebagai upaya untuk memenuhi segala macam kebutuhan. Karena itu, alat komunikasi tradisional diyakini berusia nyaris sama tuanya seperti tercatatnya kehidupan manusia.

Awalnya, komunikasi hanya bisa dilakukan melalui tatap muka langsung. Namun, komunikasi tatap muka langsung memiliki banyak kelemahan dan tidak mampu menunjang kelangsungan hidup manusia yang semakin kompleks. Inovasi pun terus dilakukan hingga terciptalah alat komunikasi tradisional.

Pada perkembangannya, alat komunikasi tradisional berkaitan erat dengan letak geografis, adat istiadat suku setempat, dan peradaban. Di Indonesia sendiri, beberapa alat komunikasi tradisional tetap lestari digunakan oleh masyarakat desa yang masih kental dengan kearifan lokal.

Mengenal Alat Komunikasi Tradisional

Karakteristik Alat Komunikasi Tradisional

Dalam buku Public Relations Writing and Media Techniques, Dennis L. Wilcox menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki alat komunikasi tradisional.

1. Memuat grafis yang terbatas

Absennya teknologi dalam alat komunikasi tradisional membuat informasi yang dihasilkan sangat terbatas. Alat komunikasi tradisional hanya memproduksi suara, tulisan dan gambar yang dibuat secara manual oleh goresan tangan manusia. Bukti-bukti peninggalan atau artefak yang ditemukan pun tidak memuat informasi grafis modern.

2. Hierarkis

Saat ini, informasi bisa disampaikan dan diterima oleh siapapun bahkan orang yang tidak saling berkaitan sama sekali. Namun, alat komunikasi tradisional bersifat hierarkis atau komunikasi yang dihasilkan adalah komunikasi vertikal. Ini berarti pengirim pesan dan penerima pesan berada dalam posisi atau kedudukan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.

Pengirim pesan yang menggunakan alat komunikasi tradisional adalah orang dengan hierarki yang lebih tinggi dibandingkan dengan penerima pesan. Contohnya adalah lonceng yang dibunyikan oleh pimpinan kerajaan sebagai pertanda suatu kabar kepada rakyatnya.

3. Satu arah

Meskipun proses komunikasi selalu melibatkan hubungan antara dua pihak, tapi alat komunikasi tradisional menghasilkan komunikasi searah. Pola komunikasi ini ditandai dengan luputnya umpan balik dari pesan yang diterima komunikan. Selama berlangsungnya komunikasi satu arah, penerima pesan hanya bertindak sebagai pendengar tanpa memberikan reaksi, respons, atau balasan atas informasi yang didapatkan.

4. Terbatas jarak dan waktu

Alat komunikasi tradisional belum memasukkan unsur teknologi sehingga memiliki keterbatasan dalam jangkauan jarak dan waktu. Pesan yang dikirimkan melalui alat komunikasi tradisional hanya mampu diterima oleh komunikan yang berada pada area sekitar pengirim pesan. Proses persebaran informasi dengan alat komunikasi tradisional pun membutuhkan beberapa saat untuk sampai kepada penerimanya.

5. Komunikator profesional (Telegraf)

Salah satu pembeda alat komunikasi tradisional dan alat komunikasi modern terletak pada keahlian pengirim pesan atau komunikator. Komunikator yang memanfaatkan alat komunikasi tradisional adalah mereka yang memiliki keahlian atau setidaknya memiliki otoritas untuk menggunakannya.

Misalnya penggunaan telegraf untuk strategi perang hanya dilakukan oleh orang yang mengerti sandi atau kode morse telegraf—biasanya adalah prajurit perang. Sedangkan pada era modern ini, siapapun bisa mempelajari dan menggunakan alat komunikasi canggih manapun.

6. Terikat institusi

Karena akses terhadap alat komunikasi tradisional yang terbatas, maka pemanfaatannya pun terkait dengan institusi yang mengikat. Komunikator dan komunikan yang terlibat dalam penyampaian pesan melalui alat komunikasi tradisional berada dalam institusi, organisasi, atau kelompok masyarakat yang sama.

7. Format tetap

Kita bisa mudahnya membaca berita dari media negara lain meskipun ditulis dengan bahasa asing. Hal itu terjadi karena fenomena globalisasi sehingga sekat antar negara semakin lebur. Bahasa asing pun menjadi sesuatu yang tidak lagi sulit untuk dipelajari.

Situasi ini sangat berbeda dengan komunikasi di masa lalu. Alat komunikasi tradisional memiliki karakteristik yang khas satu dengan lainnya. Ada kode, sandi, tanda, dan bahasa yang disepakati dalam suatu kelompok. Contohnya adalah hieroglif masyarakat Mesir kuno yang diukir di batu hanya dimengerti oleh leluhur Mesir kuno.

8. Biaya akses tinggi

Alat komunikasi tradisional memang terbilang sederhana karena media yang digunakan tidak rumit dan bisa ditemukan di mana saja. Hal ini membuat jangkauan dan proses transmisi pesan menjadi sangat berbatas dan membutuhkan biaya yang tinggi.

Misalnya menggunakan jasa penyampai pesan yang menempuh jarak jauh dengan transportasi terbatas. Penyampaian pesan yang tidak efisien seperti jarak, waktu, dan tenaga yang harus dialokasikan untuk mengirimkan sebuah informasi membuat alat komunikasi tradisional membutuhkan biaya akses yang cukup tinggi.

Mengenal Alat Komunikasi Tradisional

Macam-Macam Alat Komunikasi Tradisional

Berikut akan dijelaskan beberapa alat komunikasi tradisional yang digunakan pada zaman dahulu untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Berikut adalah macam-macam alat tradisional.

1. Kentungan

kentungan

Ilmubindo.com

Kentungan adalah media komunikasi tertua di Indonesia. Kentungan telah digunakan sejak zaman kerajaan Demak, Mataram, Surakarta, dan Yogyakarta. Kentungan secara historis menjadi media  komunikasi bagi antar komunitas. Alat komunikasi ini digunakan untuk mengumpulkan massa dan mengumumkan alarm dan juga sebagai tanda bahaya.

Dalam bentuk fisiknya, kentungan terbuat dari kayu jati atau batang bambu. Bagian dalam bambu diukir, jadi ada ruang di mana kamu bisa mengeluarkan suara saat sedang memukul bambu. Karena raket biasanya terbuat dari kayu maka bisa menimbulkan suara yang nyaring.Kentungan tersedia dalam berbagai ukuran, berukuran sekitar 40 centimeter dan tinggi 1,5-2 meter.

Hingga saat ini kentungan masih digunakan sebagai alat komunikasi di pedesaan. Irama yang dibunyikan pada kentungan dapat berbeda-beda, tergantung acara yang ingin disampaikan. Kentungan juga digunakan untuk menginformasikan kepada masyarakat umum tentang suatu peristiwa. Pada masa kerajaan, alat ini digunakan untuk menyampaikan perintah raja kepada rakyatnya.

2. Surat

surat

Pixabay

Surat merupakan alat komunikasi tradisional yang sering digunakan yang paling terkenal dan sering digunakan pada zamannya. Surat menjadi media untuk berkomunikasi dengan jarak jauh. Namun, dalam mengirim dan menerima surat tentu dibutuhkan waktu yang cukup lama.

Saat ini juga masih ada surat untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Namun, surat tersebut sudah dimodifikasi menjadi elektronik, yaitu yang kita kenal dengan nama e-mail. Tidak hanya e-mail, konsep dari alat komunikasi surat juga dimodifikasi dalam bentuk lain yang fungsinya sama, yaitu dapat berkomunikasi dengan satu orang atau lebih secara jarak jauh.

beli sekarangBuku ini membantu kamu membuat surat yang diperlukan sesuai dengan standar yang baku sehingga sedikit banyak akan membantu para sekretaris, admin, dan siapa saja yang sedang mengalami kesulitan administrasi.

3. Cerita Rakyat

cerita rakyat

Pixabay

Cerita rakyat juga dijadikan sebagai alat komunikasi pada zaman dahulu. Cerita rakyat ini bertujuan untuk menceritakan kisah-kisah terdahulu yang ada di kehidupan suatu daerah. Kisah ini biasanya juga menyelipkan pesan moral bagi anak-anak agar selalu melakukan perbuatan baik dan menghindari yang buruk. Selain itu, cerita rakyat ini digunakan untuk menyebarkan banyak manfaat lain seperti, pengendalian sosial, penguat adat, pengenalan norma yang ada di masyarakat.

Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki cerita rakyatnya masing-masing yang menarik dan memberikan banyak pelajaran.        Contoh beberapa cerita rakyat yang dikenal seperti, Bawang Merah Bawang Putih dari Riau, Timun Mas dari Jawa Tengah, dan Lutung Kasarung dari Jawa Barat.

4. Pertunjukkan Wayang

pertunjukkan wayang

Kompas.com

Tidak berbeda jauh dengan cerita rakyat. Pertunjukkan wayang ini adalah media untuk menyampaikan cerita kepada masyarakat. Wayang juga termasuk ke dalam alat komunikasi karena pertunjukkan ini menyampaikan kisah-kisah pada zaman dahulu kepada rakyat yang belum mengenal cerita tersebut.

Di balik cerita tersebut tentu memiliki nilai sejarah dan juga nilai moral yang dapat dijadikan pelajaran. Selain itu, pertunjukkan wayang tentu dapat dijadikan sebagai hiburan bagi masyarakat. Setekah menonton wayang, tentu kamu dapat mengambil informasi yang baik dan meninggalkan sesuatu yang buruknya. Intinya kamu akan mendapat banyak pengalaman sejarah dari menonton pertunjukkan wayang.

beli sekarangDengan hadirnya buku berjudul “ Wayang Sebagai Akulturasi Budaya Yang Asik” yang ditulis oleh Prof. Dr. Paiman Raharjo buku ini akan memberikan pendidikan yang berharga bagi generasi muda untuk dapat memahami makna dan filosofi dari cerita-cerita pewayangan dan tokoh wayang sebagai cerminan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Kaleng dengan Tali

kaleng dengan tali

Pixabay

Alat komunikasi tradisional berikutnya adalah kaleng dengan tali. Meski alat komunikasi ini identik dengan mainan anak-anak namun memiliki fungsi sebagai alat komunikasi pada zaman dahulu.

Cara kerja dari alat komunikasi ini cukup sederhana, kamu hanya perlu menggunakan kaleng sebagai penangkap suara dan juga tali sebagai perambat suara. Kamu cukup menyiapkan dua kaleng yang bagian bawahnya dilubangi sebesar tali yang kamu siapkan. Setelah itu masukan tali ke lubang tersebut dan sambungkan dengan kaleng satunya lagi.

Setelah kedua kaleng tersambung kamu bisa berkomunikasi melewati kaleng tersebut. Namun, yang perlu diperhatikan adalah tali yang menghubungkan kedua kaleng harus tegang. Kedua kaleng harus saling menarik agar suara dapat merambat dari satu kaleng ke kaleng lainnya.

6. Daun Lontar

daun lontar

Kompasiana.com

Masyarakat pada zaman dahulu sebagai aktivitas seperti surat menyurat. Aktivitas ini dilakukan pada masa kerajaan yang memanfaatkan daun lontar sebagai media untuk menulis. Tulisan yang dituliskan dalam daun lontar ini merupakan bahasa Arab-Melayu, di mana tulisannya huruf Arab namun tetap dibaca dengan bahasa Melayu atau juga bahasa Indonesia.

Kerajaan-kerajaan yang dahulu memakai media daun lontar ini seperti kerajaan Tarumanegara, Sriwijaya, Pajajaran, Majapahit, dan Mataram. Orang-orang kerajaan juga memanfaatkan media ini untuk menulis naskah kuno pada zamannya.

Daun lontar yang digunakan biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditulis. Pada daerah-daerah seperti Jawa, Bali, dan Madura menggunakan daun lontar untuk menulis karena tulisan dan daun akan lebih tahan lama serta bisa diabadikan. Bahkan kamu bisa melihat naskah kuno daun lontar di Perpustakaan Nasional.

7. Asap

asap

Pixabay

Asap digunakan oleh orang pada zaman dahulu untuk mengirimkan pesan dari jarak jauh. Sebuah kepulan asap yang telah melambung di atas akan memiliki makna untuk berkomunikasi dengan masyarakat yang mengerti makna dari kepulan asap tersebut.

Masyarakat yang menggunakan asap ini sebagai alat komunikasi jarak jauh adalah suku Indian yang ada di Amerika Serikat. Selain itu, bangsa Yunani memakai juga kepulan asap sebagai alat komunikasi pada zaman Darius I. Lalu, Cina kuno memakai asap yang ditempatkan di Tembok Cina untuk menara penjagaan.

Sebagai alat komunikasi jarak jauh, kepulan asap pada zaman dahulu juga digunakan sebagai sumber peringatan. Umumnya kepulan asap akan ada ketika seseorang merasa tersesat di hutan dan meminta pertolongan. Selain itu juga digunakan untuk peringatan jika ada musuh yang mulai mendekati kawasan yang dihuni.

8. Beduk

Beduk

Timesindonesia.co.id

Beduk juga menjadi sebuah alat komunikasi tradisional. Beduk terbuat dari bahan kayu dan kulit kambing. Kulit kambing tersebut terletak pada permukaan beduk yang nantinya akan dipukul menggunakan tongkat tumpul atau pemukul beduk.

Beduk di Indonesia digunakan untuk menandakan bahwa telah masuk waktu salat. Sebelum azan berkumandang, muazin biasanya akan memukul beduk terlebih dahulu. Irama pukulan beduk untuk azan juga berbeda dengan pukulan beduk biasa.

Beduk tidak hanya digunakan di Indonesia saja. Di Jepang juga ada alat yang seperti beduk, yaitu bernama wakaido. Namun tentu penggunaannya berbeda dengan yang ada di Indonesia.

9. Gamelan

gamelan

Pixabay

Tidak hanya menjadi sebuah alat musik tradisional, namun gamelan juga bisa digolongkan sebagai alat komunikasi tradisional.

Gamelan yang merupakan bagian dari alat komunikasi tradisional ini biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan para penari. Hal ini dikarenakan gamelan menjadi sebuah penanda bagi para penari untuk melakukan perubahan gerakan dalam tarian.

Irama yang dibunyikan melalui gamelan merupakan sebuah ketukan bagi para penari. Jadi, dengan gamelan antara penari dengan pemusik akan sinkron karena dapat menyesuaikan antara musik dengan tarian. Gamelan pada hal ini akan menciptakan sebuah harmoni untuk pertunjukkan seni tari.

10. Burung Merpati

burung merpati

Pixabay

Alat komunikasi selanjutnya adalah burung merpati. Burung ini adalah hewan cerdas yang mudah menghafal arah jalan. Jika kamu melatihnya maka burung ini bisa jadi penyampai pesan yang andal.

Hal seperti ini ada pada film Harry Potter di mana burung hantu yang sering digunakan untuk membawa surat ataupun barang-barang lain untuk dikirim dari satu tempat ke tempat lain. Namun, cara tersebut tidak hanya ada pada film, di dunia nyata pun juga bisa diikuti.

Pada zaman dahulu, masyarakat sering menggunakan burung merpati sebagai alat komunikasi. Tentu harus burung yang sudah terlatih, jika tidak mungkin akan sulit agar pesan dapat tersampaikan.

Cara mengirimkan pesan dengan membungkus benda atau surat, lalu diikatkan pada kaki burung merpati. Setelah itu, burung merpati akan terbang membawa pesanmu ke tempat tujuan sesuai yang telah diajarkan sebelumnya.

11. Lukisan Zaman Purba

lukisan zaman purba

Pixabay

Pada zaman purba, orang-orang menggunakan lukisan sebagai alat untuk berkomunikasi. Lukisan ini digunakan untuk menceritakan sebuah kejadian pada waktu itu yang dialami oleh seseorang. Biasanya orang-orang pada zaman purba melukis apa yang mereka lihat dan alami dengan media dinding gua.

Di Indonesia juga memiliki beragam lukisan yang ada di dalam gua yang juga berasal dari zaman purba. Contohnya lukisan purba yang ada di Gua Leang-Leang yang pada saat ini telah menjadi taman prasejarah. Gua tersebut terletak di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Lukisan-lukisan yang ada di gua tersebut beragam bentuknya. Salah satunya adalah gambar telapak tangan yang diperkirakan oleh arkeolog bahwa telah berusia 5.000 tahun. Selain itu ada juga lukisan seperti babi, rusa, dan juga mata tombak berwarna merah.

12. Prasasti

prasasti

Sejarahone.od

Prasasti digunakan oleh orang pada zaman dahulu sebagai suatu media untuk bercerita atau berkomunikasi. Pada zaman sebelum ditemukan kertas, di Indonesia juga menggunakan prasasti sebagai media tulis. Media ini digunakan pada masa abad ke-5 Masehi setelah agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia.

Pada zaman itu bangsa Indonesia telah mengenal tulisan dan memiliki karakter yang mirip. Prasasti peninggalan kerajaan di Indonesia yang terkenal salah satunya adalah prasasti Yupa. Prasasti tersebut bertuliskan mengenai peristiwa upacara Waprakeswara yang diadakan oleh Raja Kutai yaitu Mulawarman.

13. Lonceng

lonceng

Pixabay

Alat komunikasi tradisional berikutnya adalah lonceng. Lonceng merupakan sebuah benda yang terbuat dari logam dan dapat menghasilkan suara dari biji lonceng yang bersentuhan dengan badan lonceng. Lonceng ini memiliki kemiripan dengan kentungan, yang membedakan hanyalah suara lonceng yang lebih keras karena terbuat dari logam.

Lonceng penggunaannya dengan menggerakkannya ke kanan dan ke kiri agar biji lonceng mengenai badan lonceng sehingga menghasilkan bunyi nyaring. Bunyi lonceng ini digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengumpulkan orang, memberikan tanda peringatan, mengingatkan waktu ibadah, dan juga untuk bel masuk sekolah.

14. Telegraf

telegraf

Pixabay

Zaman semakin berubah dan alat komunikasi tentu juga semakin berkembang setelah ditemukannya listrik sebagai sumber daya energi. Telegraf ini juga termasuk ke dalam alat komunikasi tradisional. Karena telegraf dipakai pada tahun 1800 – 1900-an.

Telegraf merupakan sebuah alat komunikasi untuk mengirim dan menerima pesan dari jarak jauh. Telegraf tidak mengirimkan tulisan seperti pada penggunaan alat komunikasi yang lain. Dalam hal ini telegraf mengirimkan berupa kode-kode morse sederhana. Dalam penggunaannya juga memerlukan biaya pulsa listrik melalui kabel tunggal.

Pada awalnya telegraf hanya dapat mengirimkan pesan sejauh 32 kilometer saja. Hal ini dikarenakan lemahnya penerimaan sinyal telegraf jika pengiriman pesan terlalu jauh. Setelah itu penemu dari kode morse memperkuat relai yang berfungsi untuk dapat mengulangi sinyal dan mempermudah telegraf untuk mengirim sinyal lebih jauh lagi.

15. Kentungan

Tak jauh berbeda dengan beduk, kentungan merupakan alat komunikasi tradisional yang metode penggunaanya adalah dipukul. Bahan utama pembuatan kentungan adalah bambu atau kayu begitupun dengan alat pemukulnya. Kentungan orisinal berbentuk silinder atau tabung dengan bagian tengah berlubang sehingga pantulan bunyi yang dihasilkan semakin nyaring. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kentungan dibunyikan untuk menyatakan tanda waktu atau tanda bahaya atau untuk mengumpulkan massa.

16. Batu

Manusia mencoba mencatat peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka dengan lebih sistematis. Tulisan merupakan solusi dari visi tersebut. Dengan tulisan, informasi akan bertahan lebih lama dan dapat dimengerti oleh pembaca maupun penerus.

Pada masa manusia mulai mengenal tulisan, alat komunikasi tradisional mulai berkembang. Manusia pun mencari media yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan tulisan mereka. Batu adalah alat komunikasi tradisional yang dianggap kokoh dan mudah dibawa dalam perjalanan jauh oleh pembawa pesan.

Saat mempelajari sejarah, kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki peninggalan penting berupa prasasti. Prasasti adalah batu yang yang dibubuhkan deretan tulisan tangan manusia yang memuat pengumuman penting.

Baca Juga:

Grameds, demikianlah penjelasan mengenai alat komunikasi tradisional yang pernah digunakan pada zaman dahulu. Menarik bukan alat-alat komunikasi tradisional, tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan alat komunikasi pada zaman sekarang ini.

Jika kalian ingin lebih banyak mengetahui ilmu-ilmu lainnya, kalian dapat mempelajari dari buku-buku yang disediakan oleh Gramedia. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas telah menyediakan buku-buku berkualitas yang mungkin berguna untuk kalian. Yuk Grameds, beli bukunya sekarang juga!

beli sekarangBuku pada seri ini, anak-anak diajak untuk menempel, menggunting, melihat perbedaan, mewarnai, dan latihan lainnya sambil mengenal alat komunikasi. Semua latihan ini sangat seru karena selain alat komunikasi ini mereka butuhkan, latihan-latihan di dalamnya juga mengasah motorik halus anak-anak.

BACA JUGA:

  1. Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi 
  2. Unsur Komunikasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya 
  3. Komunikasi Verbal: Pengertian, Bentuk, dan Contoh 
  4. Teori Komunikasi Menurut Para Ahli 
  5. Best Seller Buku Komunikasi (Bisnis, Politik, Visual, Organisasi) 

About the author

Gabriel

Hai, saya Gabriel. Saya mengenal dunia tulis menulis sejak kecil, dan saya tahu tidak akan pernah lepas dari itu. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya untuk bisa turut memberikan informasi melalui tulisan saya.