Agama Islam

Perbedaan Kitab dan Suhuf Beserta Para Nabi Penerimanya

perbedaan kitab dan suhuf
Written by Yufi Cantika

Perbedaan Kitab dan Suhuf – Seperti yang kebanyakan umat muslim di dunia ketahui, bahwa sebagai umat muslim wajib hukumnya untuk mengimani serta mempercayai adanya kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT. Perintah mengimani dan mempercayai kitab-kitab Allah SWT sudah tercantum dengan jelas pada rukun iman urutan ketiga.

Kitab-kitab tersebut diturunkan bukan karena tanpa alasan, Allah SWT menurunkan kitab-kitab tersebut sebagai media untuk memberi pengarahan, pengajaran, peringatan kepada hamba-Nya selama hidup di dunia bahkan menjadi media perantara antara Nabi dan Rasul-Nya dengan hamba-hamba-Nya.

Menelisik sejarah yang ada, ditemukan bahwa Allah SWT memberikan pengajaran-pengajaran tersebut melalui dua media dengan wujud yang berbeda pula, yaitu dalam wujud kitab dan suhuf. Untuk umat muslim sendiri, mungkin sudah familiar bahkan mengenal betul apa itu kitab. Tapi bagaimana dengan suhuf?

Banyak umat muslim yang masing kurang mengenal bahkan asing dengan istilah suhuf. Kitab dan suhuf diturunkan dengan tujuan yang hampir sama, yaitu sama-sama memberikan informasi, baik pengarahan, pengajaran, maupun peringatan untuk hamba-Nya selama hidup di dunia tentang bagaimana beribadah, tentang bagaimana hidup sebagai hamba yang taat dan masih banyak lagi.

Jika memiliki tujuan yang sama, lantas mengapa Allah SWT menurunkan pengajaran tersebut dalam dua wujud? Apakah ada perbedaan lain antara kitab dan suhuf?

Sebelum membahas perbedaan dari kitab dan suhuf, akan kurang pas apabila kita tidak mengenal arti umum dari kitab dan suhuf itu sendiri. Untuk itu, kami akan menjelaskannya kepada Anda mengenai arti dari kitab dan suhuf, perbedaan-perbedaan antara kitab dan suhuf, dan daftar nabi/rasul yang menerima kitab/suhuf beserta dengan sejarah singkatnya.

Pengertian Kitab

Dikutip dari beberapa sumber yang ada, kitab dapat diartikan sebagai gabungan atau kumpulan dari firman-firman dan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi dan rasul-Nya melalui malaikat Jibril. Nabi dan rasul yang menerimanya wajib menyampaikan firman serta wahyu tersebut kepada para umatnya. Biasanya penyampaian isi kitab bersifat urut dan nantinya kitab tersebut akan dibukukan.

Kitab yang asli memiliki wujud lembaran yang terbuat dari kulit hewan maupun tumbuhan yang disusun secara sistematis menjadi sebuah buku yang memiliki ukuran cukup besar. Isi dari kitab sendiri diklaim lebih lengkap dibandingkan isi suhuf. Nabi dan rasul yang menerima kitab-kitab dari Allah SWT tersebut, antara lain :

1. Nabi Musa AS menerima kitab Taurat

Kitab Taurat merupakan salah satu dari keempat kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi dan rasul-Nya. Kitab Taurat menjadi kitab pertama yang diturunkan oleh Allah SWT.

Kitab ini diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa AS sekitar abad ke-12 sebelum Masehi untuk disampaikan kepada umat Nabi Musa AS, yaitu Kaum Ibrani. Nabi Musa AS menerima firman-firman dari Kitab Taurat diatas Bukit Tursina atau yang biasa disebut dengan Gunung Sinai. Kitab Taurat ditulis dan disusun menggunakan Bahasa Ibrani.

Kata “taurat” memiliki arti perintah atau syariat yang berasal dari Bahasa Ibrani, kata asli yang membentuk kata “taurat” adalah kata “thora” yang bermakna arahan atau instruksi. Kitab taurat memiliki tiga elemen yang sama dengan tiga elemen yang terdapat dalam kitab suci dari agama Yahudi. Kitab agama Yahudi itu disebut dengan Biblia (al-Kitab), yang biasanya disebut dengan Old Testament atau Perjanjian Lama yang biasa dikenal oleh umat Kristen. Ketiga elemen tersebut, yaitu Thora, Nabin, dan Khetubin.

2. Nabi Daud AS menerima kitab Zabur

Kitab Zabur menjadi kitab kedua yang Allah SWT turunkan setelah Kitab Taurat mengalami perubahan isi pokok yang dipalsukan oleh umat Yahudi. Kitab Zabur diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Daud AS di Tanah Kanaan sekitar abad 10 sebelum Masehi. Penulisan Kitab Zabur menggunakan Bahasa Qibti. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS untuk disampaikan kepada umat Bani Israil.

Terbentuknya kata “zabur” bersumber dari kata aslinya yaitu “zabara-yazburu-zabr” yang memiliki makna menulis. Dengan begitu, arti dari nama Kitab Zabur adalah kitab tertulis. Dalam Bahasa Arab, kata “zabur” memiliki nama lain yang disebut dengan “mazmur” yang memiliki makna kitab suci sebelum Al-Qur’an diturunkan, sedangkan “mizmar” untuk Bahasa Ibraninya. “Mizmar” memiliki makna sebuah nyanyian rohani yang suci. Untuk Bahasa penyusunnya atau Bahasa Ibrani, zabur berasal dari kata “zimra” yang memiliki makna nyanyian, lagu, dan musik.

Isi inti dari Kitab Zabur sendiri adalah tentang nasehat, puji-pujian yang ditujukan untuk Allah SWT, beberapa doa dan dzikir, serta seruan untuk Allah SWT. Isi dari Kitab Zabur bertujuan untuk mengajarkan orang-orang Yahudi dalam menaati dan mematuhi semua ajaran serta syariat yang diajarkan oleh Nabi Musa AS sebelumnya.

Beli Buku di Gramedia

3. Nabi Isa AS menerima kitab Injil

Kitab ketiga adalah Kitab Injil. Kitab Injil diturunkan oleh Allah SWT untuk diwahyukan kepada Nabi Isa AS dan disampaikan kepada umat Nabi Isa AS, yaitu umat Bangsa Israel. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS di Yerusalem sekitar abad ke-1 Masehi. Isi dari Kitab Injil yang asli berupa berbagai macam keterangan yang nyata dan benar, kurang lebih memuat tentang semua perintah untuk mengesakan Allah SWT. Maksudnya menyembah pada satu Tuhan, yaitu Allah SWT.

Perintah itu dibuat agar hamba-hamba-Nya tidak menyekutukan Allah SWT dengan menyembah apapun selain Allah SWT. Didalam Kitab Injil juga dimuat mengenai keadaan di akhir zaman dimana akan terlahirnya nabi baru dan sekaligus nabi yang menjadi penutup dari para nabi dan rasul. Nama nabi itu adalah Muhammad SAW atau Ahmad.

Isi pokok dari Kitab Injil juga tidak jauh dengan isi dari kitab-kitab sebelumnya, yaitu mengenai ajaran, petunjuk serta arahan bagi manusia dalam beribadah hanya kepada Allah SWT. Fakta bahwa Kitab Injil diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Isa AS dapat kita lihat dalam Al-Qur’an surah Ar-Rad ayat 27. Ayat tersebut memiliki makna tentang bagaimana Allah SWT memerintahkan Nabi Isa AS untuk mengajarkan ajaran tauhid, yaitu untuk tidak menyekutukan Allah SWT serta menyembah hanya kepada Allah SWT kepada umat serta pengikut-pengikut Nabi Isa AS.

Namun, sama seperti nasib Kitab Taurat, Kitab Injil juga mengalami perubahan yang cukup menyimpang. Perubahan tersebut juga disebabkan oleh ulah manusia. Mereka mengganti isi Kitab Injil menjadi kitab yang berisi tentang perjalanan hidup dari Nabi Isa AS.

Kitab Injil juga ditulis dalam berbagai versi, yaitu versi Matius, Lucas, Yohana, dan Marcus. Orang-orang yang menulis Kitab Injil menggunakan versi mereka bahkan bukan merupakan orang-orang yang dekat dengan Nabi Isa AS. Tak cukup sampai disitu saja, bahkan setelah lahirnya keempat versi dari Kitab Injil ternyata masih ada satu lagu versi lain dari Kitab Injil, yaitu versi Barnaba. Kitab Injil versi Barnaba memiliki isi yang sangat berbeda dengan keempat versi diatas.

4. Nabi Muhammad SAW menerima kitab Al-Qur’an

Kitab Al-Qur’an menjadi kitab suci paling akhir yang diturunkan oleh Allah SWT. Kitab ini diturunkan kepada nabi terakhir yang sekaligus menjadi penutup para nabi dan rasul, yaitu Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Al-Qur’an sendiri diturunkan di Gua Hira pada tanggal 17 Ramadhan sekitar tahun 610 Masehi untuk disampaikan kepada umatnya, yaitu umat muslim. Metode turunnya Al-Qur’an adalah secara berangsur-angsur alias tidak langsung sekaligus jadi. Kurun waktu turunnya Al-Qur’an hingga menjadi kita suci yang utuh adalah kurang lebih selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Allah SWT memerintahkan Al-Qur,an diturunkan menggunakan Bahasa Arab.

Al-Qur,an terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6.236 ayat, 74.473 kalimat serta 325.345 huruf. Firman atau wahyu yang pertama kali turun adalah surah Al-Alaq ayat 1-5. Surah tersebut diturunkan di Gua Hira pada tanggal 17 Ramadhan 610 Masehi. Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang melakukan kegiatan berkhalwat atau mengasingkan dirinya. Dengan turunnya wahyu tersebut membuat Nabi Muhammad SAW langsung diangkat menjadi rasul. Gelar Rasul mengharuskan sang penerima wahyu menyampaikan wahyu atau firman tersebut ke para umatnya.

Sedangkan untuk wahyu atau firman terakhir yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW adalah surah Al-Maidah ayat 3. Al-Maidah ayat 3 diturunkan di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah. Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang melakukan ibadah haji wada’ atau haji perpisahan. Setelah diterimanya wahyu terakhir tersebut, Nabi Muhammad SAW wafat.

Al- Qur’an tak hanya dianggap sebagai kitab terakhir, tapi Al-Qur’an juga sekaligus menjadi kitab penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Kitab Al-Qur’an menghapus beberapa syariat yang ada dalam kitab sebelumnya serta membuatnya menjadi lebih sempurna. Kitab ini dibuat menjadi kitab yang dapat mengikuti perkembangan zaman, isinya disesuaikan dengan semua kejadian yang akan datang dan dapat dinyatakan Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab terlengkap sampai saat ini.

Arti dari Suhuf

Sedangkan untuk suhuf, suhuf merupakan kumpulan wahyu-wahyu dari Allah SWT yang hanya berwujud lembaran-lembaran. Karena hanya berwujud lembaran-lembaran, membuat suhuf tidak dijadikan buku seperti kitab. Wahyu-wahyu tersebut hanya diterima oleh nabi dan tidak untuk disampaikan kepada umatnya.
Menelisik sejarah, diketahui ada lima nabi yang menerima suhuf dari Allah SWT. Berikut ini adalah kelima nabi yang menerima suhuf, antara lain :

1. Nabi Adam AS menerima 10 suhuf

Menurut beberapa sumber, Nabi Adam menerima suhuf sebanyak 10 suhuf. Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT dari tanah dan diturunkan ke dunia. Diturunkannya Nabi Adam AS ke dunia bukan karena tanpa alasan. Allah SWT telah memberikan semua pengetahuan mengenai alam semesta hanya kepada Nabi Adam AS. Allah SWT memerintahkan iblis dan malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam AS, namun iblis menolak perintah tersebut.

Keirian dan penolakan dari iblis membuat Allah SWT mengusir iblis dari surga. Akibatnya iblis bersumpah akan menggoda setiap manusia dan hamba-hamba Allah untuk berbuat maksiat. Sumpah tersebut memang dilakukan oleh iblis, iblis menggoda Nabi Adam AS untuk memakan salah satu buah terlarang yang ada di surga. Akibatnya Allah SWT mengusir Nabi Adam AS serta Hawa dari surga dan mereka ditempatkan di bumi/dunia.

2. Nabi Syits (Anak Nabi Adam) menerima 50 suhuf

Setelah Nabi Adam meninggal, Nabi Syits yang saat itu sudah berusia 400 tahun menerima pedang, tali, tabut serta kuda yang bernama Maimun dari surge. Kuda tersebut memiliki keistimewaan yaitu ketika kuda itu meringkik, maka hewan melata akan menjawabnya dengan bertasbih.

Seperti yang kita ketahui, nabi Syits memiliki tugas penting yaitu memerangi Qabil, saudaranya sendiri. Nabi Syits dan Qabil melaksanakan perang yang sekaligus menjadi perang pertama kali yang ada di muka bumi. Hasil akhir dari perang tersebut adalah kekalahan Qabil dan kemenangan untuk Nabi Syits.

Setelah memenangkan peperangan tersebut, Nabi Syits kembali ke rumah. Namun sayangnya tak lama setelah itu ibundanya yaitu Siti Hawa wafat. Setelah penguburan dari Siti Hawa, Nabi Syits mendapatkan wahyunya. Nabi Syits menerima suhuf paling banyak, yaitu 50 suhuf.

3. Nabi Musa AS menerima 10 suhuf

Selain menerima kitab suci, yakni Kitab Taurat, Nabi Musa AS juga mendapatkan suhuf sebanyak 10 suhuf. Nabi Musa hidup pada zaman kekuasaan Fir’aun, Fir’aun sendiri merupakan raja yang dikenal sangat zalim dan mengakui dirinya sebagai Tuhan.

Setelah Nabi Musa AS menjadi rasul, Nabi Musa AS dengan lantang mengingatkan Fir’aun untuk bertaubat. Tentu saja Fir’aun menolaknya dan menantang Nabi Musa AS melawan penyihirnya. Karena hal tersebut, Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Musa AS dengan mengubah tongkat Nabi Musa AS menjadi ular. Tak hanya sampai disitu, ketika Nabi Musa AS berada dala situasi pelarian dan terjebak dalam kepungan bala tentara Firaun juga berada di tepi lautan, Allah SWT memberikan mukjizat lain dengan berupa kemampuan membelah lautan. Ketika Fir’aun mengejar sampai ke tengah lautan, tiba-tiba lautan itu kembali tertutup air dan Firaun beserta tentaranya pun tenggelam hingga tewas.

4. Nabi Ibrahim AS menerima 30 suhuf

Nabi Ibrahim AS menerima suhuf sebanyak 30 suhuf. Diketahui bahwa isi dari suhuf Nabi Ibrahim AS adalah berupa nasehat-nasehat dan ada yang mengatakan bahwa isinya adalah nasehat disertai hukum.

Seperti yang kita ketahui, Nabi Ibrahim juga merupakan salah satu nabi yang menerima mukjizat dari Allah SWT. Nabi Ibrahim hidup pada zaman pemerintahan Raja Namrud. Namrud memerintahkan untuk membunuh seluruh bayi laki-laki yang lahir, hal itu dilakukan olehnya untuk melindungi tahtanya.

5. Nabi Idris AS mendapat 30 suhuf

Nabi Idris AS dikenal sebagai nabi yang sangat sholeh serta memiliki kepandaian yang tinggi. Allah SWT memberikan Nabi Idris As sebanyak 30 suhuf. Nabi Idris AS merupakan nabi yang dinilai sangat sabar dalam menjalankan semua perintah dari Allah SWT. Diketahui bahwa Nabi Idris AS pernah memiliki kesempatan untuk berjumpa dengan Malaikat Izrail.

Nabi Idris AS pernah meminta Malaikat Izrail untuk mencabut nyawanya, namun Allah SWT menghidupkan Nabi Idris AS kembali.

Setelah mengetahui arti dari kitab dan suhuf serta nabi dan rasul penerimanya, kini saatnya kami bahas mengenai perbedaan dari kitab dan suhuf.

Beli Buku di Gramedia

Perbedaan Kitab dan Suhuf

Ada beberapa hal yang membedakan antara kitab dan suhuf, berikut perbedaannya :

1. Wujud dan Bentuk

Kitab dan suhuf memiliki perbedaan wujud dan bentuk yang begitu mencolok. Untuk kitab, kitab sendiri berbentuk buku yang jelas lebih tebal daripada suhuf. Sedangkan suhuf berbentuk lembaran-lembaran yang tentunya lebih tipis daripada kitab.

2. Kelengkapan

Karena kitab sudah berbentuk buku, tentu tak usah diragukan lagi mengenai kelengkapannya. Kitab memiliki isi yang jauh lebih lengkap dibandingkan suhuf. Mengenai isinya, isi dari kitab jauh lebih tertata dan saling berhubungan.

3. Keberlakuan

Masa berlaku dari kitab tentu lebih panjang, sesuai dengan umat yang menerima kitab tersebut. sedangkan suhuf hanya berlaku sementara saja dan dalam kurun waktu yang lebih singkat pula.

4. Kewajiban Penyampaian

Seseorang yang menerima kitab diberi gelar Nabi dan Rasul. Sedangkan untuk suhuf hanya diberi gelar Nabi. Untuk rasul sendiri memiliki kewajiban untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada para umatnya, sedangkan nabi tidak diberikan kewajiban untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat nabi tersebut.

Baca Juga:

Itulah perbedaan antara kitab dan suhuf beserta semua informasi mengenai kitab dan suhuf. Meskipun kitab dan suhuf memiliki banyak perbedaan bukan berarti membuat kita lupa untuk mengimani kitab dan suhuf yang telah Allah SWT turunkan.

Beli Buku di Gramedia

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika