Penelitian

Desain Penelitian: Pengertian, Fungsi, Klasifikasi, dan Bentuknya

Written by Qotrun A

Desain Penelitian – Apakah Grameds tahu bahwa sebelum kita mengerjakan penelitian di bidang apapun, baik itu bidang sastra, linguistik, saintek, hingga hukum juga membutuh sebuah desain penelitian. Sama halnya dengan mengerjakan sebuah karya seni, penelitian juga harus didahului dengan menyusun desain penelitiannya terlebih dahulu. Hal itu dilakukan supaya hasil penelitiannya tidak menyimpang dan sesuai dengan pedoman yang ada.

Semua jenis penelitian pasti mempunyai desain penelitiannya sendiri-sendiri, sehingga Grameds tidak bisa dan tidak boleh asal mencomot suatu desain penelitian untuk digunakan pada jenis penelitian lain. Namun, perlu diketahui juga untuk menerapkan suatu desain penelitian itu juga harus memperhatikan kecocokannya pada variabel penelitian. Lalu sebenarnya apa sih desain penelitian itu? Apa saja jenis-jenis desain penelitian yang dapat digunakan untuk sebuah penelitian?

Nah, supaya Grameds dapat mengerjakan penelitian secara baik dan benar, yuk simak uraian mengenai definisi dari desain penelitian dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

https://www.pexels.com/

Pengertian Desain Penelitian

Sebelum membahas mengenai apa itu desain penelitian, akan lebih baik jika Grameds memahami pengertian dari satu persatu kata. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata “desain” itu sendiri mengandung arti “kerangka bentuk” atau “rancangan”. Sementara kata “penelitian” berarti “Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum”.

Nah, dari penjabaran makna satu persatu kata itu dapat disimpulkan bahwa desain penelitian adalah rancangan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif; untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Singkatnya, definisi dari desain penelitian ini adalah bentuk rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa supaya dapat menuntun peneliti dalam upaya memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Desain penelitian ini tidak sama dengan upaya menentukan hasil penelitian, tetapi lebih mengarah pada upaya mengerucutkan kemungkinan hasilnya.

Pertanyaan-pertanyaan penelitian ini mencakup banyak hal, mulai dari pemaparan mengenai apa masalah yang akan diteliti, mengapa masalah tersebut harus diteliti, hingga bagaimana masalah tersebut dapat diteliti supaya mendapatkan hasil yang berguna pagi masyarakat.

Pertanyaan-Pertanyaan yang Membantu Penyusunan Desain Penelitian

Dalam upaya menyusun desain penelitian, sebaiknya menggunakan pedoman pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian. Tidak hanya itu saja, pembagian bab dalam penelitian juga dapat dijadikan sebagai pedoman pertanyaannya. Nah berikut adalah beberapa contoh pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu Grameds dalam menyusun desain penelitian:

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Bab Rumusan Masalah

  • Apa permasalahan utama sehingga perlu dilakukan penelitian?
  • Apa tujuan dilaksanakannya penelitian?
  • Apakah data bisa diperoleh dan bagaimana caranya?
  • Apakah peneliti mampu melakukan penelitian tersebut dilihat dari biaya, tenaga, waktu, dan latar belakang teori?
  • Dalam memperoleh izin penelitian apakah mudah untuk dilakukan terutama dari pihak-pihak yang berkaitan?
  • Apakah masih perlu dilakukan studi pendahuluan?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Bab Tinjauan Teoritis

  • Teori-teori apa yang dapat mendukung penelitian tersebut?
  • Dari mana teori-teori pendukung tersebut didapatkan?
  • Apakah sudah ada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini?
  • Bagaimana bentuk kerangka pemikiran dari penelitian ini?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Perumusan Hipotesis

  • Apakah penelitian ini memerlukan hipotesis?
  • Apa dasar yang digunakan dalam merumuskan hipotesis?
  • Bagaimana bentuk hipotesis yang akan dirumuskan?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Penentuan Variabel dan Sumber Data

  • Variabel apa saja yang akan diteliti?
  • Darimana sumber data akan diperoleh?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Bab Pengumpulan Data

  • Data apa saja yang harus dikumpulkan?
  • Bagaimana bentuk instrumen untuk mengumpulkan data?
  • Siapa yang akan mengumpulkan data?
  • Berapa total biaya dalam proses pengumpulan data?
  • Berapa tenaga yang diperlukan untuk mengumpulkan data?
  • Bagaimana prosedur yang harus dipenuhi dalam upaya pengumpulan data?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Analisis dan Interpretasi Data

  • Bagaimana format untuk tabulasi data?
  • Siapa yang akan melakukan tabulasi data?
  • Berapa lama proses tabulasi data?
  • Alat analisis apa yang akan digunakan?
  • Software apa yang akan digunakan untuk proses analisis data?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Kesimpulan dan Saran

  • Bagaimana cara penyampaian kesimpulan?
  • Untuk siapa saja saran akan diberikan?
  • Apakah penyampaian saran dalam bentuk umum atau spesifik?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Desain Penelitian

  • Bagaimana desain perumusan masalahnya?
  • Bagaimana desain landasan teoritisnya?
  • Bagaimana desain perumusan hipotesisnya?
  • Bagaimana skala pengukurannya?

Fungsi Desain Penelitian

1. Menguji Hipotesis Penelitian

Dalam hal ini, desain penelitian lebih mengarah pada teknik analisis statistik yang tepat untuk menguji hipotesis sekaligus menjawab masalah yang dibahas dalam penelitian tersebut. Tidak hanya itu saja, desain penelitian juga berfungsi untuk penentuan dalam pengambilan kesimpulan.

2. Mengontrol VS (Variabel Sekunder)

Desain penelitian nantinya akan mengarahkan tentang bagaimana cara meminimalisir variabel-variabel di luar variabel sekunder.

3. Sebagai Pegangan Bagi Peneliti

Dalam hal ini, desain penelitian dapat memberikan pegangan atau pedoman yang lebih jelas terutama kepada peneliti ketika tengah melakukan sebuah penelitian. Ibarat membangun rumah, kita tentu memerlukan desain yang memuat bagaimana bentuk, ukuran, bahan, lama pelaksanaan, hingga biaya yang akan diperlukan. Nah, ketika hendak melakukan sebuah penelitian juga harus dipersiapkan sedemikian rupa.

Ketika hendak menyusun desain penelitian, ada beberapa hal yang harus peneliti perhatikan, yakni:

  • Populasi sasaran
  • Metode sampling yang dipilih
  • Besar sampling
  • Prosedur pengumpulan data
  • Cara analisis data setelah data terkumpul
  • Perlu tidaknya menggunakan statistik
  • Cara mengambil kesimpulan

4. Untuk Menentukan Batas-Batas Penelitian

Desain penelitian juga dapat berfungsi untuk menentukan batas-batas penelitian yang berkaitan erat dengan tujuan. Apabila tujuan tidak dirumuskan secara jelas, maka penelitian juga seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya. Nah, dengan perumusan tujuan yang jelas maka penyusunan desain penelitian juga akan lebih mudah karena peneliti dapat memusatkan perhatiannya ke arah tujuan yang lebih efektif.

5. Sebagai Gambaran Akan Kesulitan yang Mungkin Dihadapi

Desain penelitian juga dapat berfungsi untuk memberikan gambaran akan kesulitan apa yang mungkin dihadapi oleh peneliti. Nah, melalui desain penelitian ini nantinya peneliti dapat memikirkan cara-cara mengatasi pada kesulitan atau masalah yang sekiranya akan dihadapi.

Klasifikasi Desain Penelitian

Pengelompokan atau klasifikasi dari desain penelitian itu beragam apabila dilihat dari berbagai sudut pandangnya, mulai dari berdasarkan metode pengumpulan datanya, menurut tujuannya, hingga dilihat dari pengendalian variabel-variabel yang dilakukan oleh peneliti.

Nah, berikut klasifikasi dari desain penelitian.

Berdasarkan Rumusan Masalahnya

  1. Penelitian Eksploratif
  2. Penelitian Uji Hipotesis

Berdasarkan Metode Pengumpulan Data

  1. Penelitian Pengamatan
  2. Penelitian Survey

Berdasarkan Pada Pengendalian Variabel

  1. Penelitian Eksperimental
  2. Penelitian Ex Post Facto

Berdasarkan Tujuannya

  1. Penelitian Deskriptif
  2. Penelitian Komparatif
  3. Penelitian Asosiatif

Berdasarkan Dimensi Waktunya

  1. Penelitian Time Series
  2. Penelitian Cross Section

Berdasarkan Pada Lingkungan Studi

  1. Studi Lapangan
  2. Eksperimen Lapangan
  3. Eksperimen Laboratorium

Berdasarkan Jumlah Kontak

  1. Penelitian Cross-Sectional
  2. Penelitian Sebelum dan Sesudah
  3. Penelitian Longitudinal

Berdasarkan Waktu Rujukannya

  1. Penelitian Retrospektif
  2. Penelitian Prospektif
  3. Penelitian Campuran

Berdasarkan Karakteristik Penyelidikan

  1. Penelitian Eksperimental
  2. Penelitian Non-Eksperimental
  3. Penelitian Semi-Eksperimental

Bentuk Desain Penelitian

Bentuk dari desain penelitian ini hampir berkaitan dengan klasifikasi desain penelitian. Nah berikut ini beberapa penjelasan mengenai bentuk-bentuk dari desain penelitian yang didasarkan pada klasifikasinya.

1. Desain Penelitian Survei

Penelitian survei dilakukan untuk memperoleh tujuan mengumpulkan informasi mengenai populasi orang dalam jumlah besar, dengan cara melakukan wawancara kepada sejumlah kecil dari populasi tersebut. Penelitian survei ini dapat digunakan dalam sebuah penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental. Untuk memperoleh keterangan atau jawaban mengenai permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini, tidak hanya dapat menggunakan teknik wawancara saja, tetapi juga dengan angket, observasi, atau kombinasi atas beberapa teknik yang ada.

Berikut ini adalah kelemahan dan kelebihan dari desain penelitian survei.

No. Kelebihan Desain Penelitian Survei Kekurangan Desain Penelitian Survei
1. Melibatkan sejumlah besar orang yang apabila menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat maka hasilnya akan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil jawaban dari populasi sasaran sering tidak mendalam.
2. Bersifat eksploratif Pendapat yang disampaikan oleh populasi orang ini dapat berubah-ubah dalam waktu singkat.
3. Memiliki “bukti” resmi atas jawaban sejumlah besar orang tersebut. Tidak menjadi jaminan bahwa angket dijawab oleh seluruh populasi, karena hanya sampel saja.
4. Apabila teknik pengumpulan datanya menggunakan angket secara online, rentang biaya jauh lebih murah.

2. Desain Penelitian Cross-Sectional

Desain penelitian ini sering juga dikenal dengan studi one-shot atau studi kasus, yang rata-rata digunakan dalam penelitian di bidang sosial. Desain penelitian Cross-Sectional ini bertujuan untuk menemukan suatu kejadian atas adanya fenomena, situasi, masalah, perilaku, atau isu sosial yang terjadi pada suatu populasi.

Desain penelitian ini sangat sederhana, sebab peneliti hanya menetapkan apa yang hendak ditemukan dalam permasalahannya, identifikasi populasi, memilih sampel, dan melakukan kontak dengan para responden guna memperoleh informasi yang diperlukan dalam waktu tertentu. Sayangnya, desain penelitian ini mempunyai kekurangan berupa tidak memiliki kemampuan dalam menjelaskan kemungkinan adanya perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang tengah diselidiki dalam periode waktu yang berbeda. Berhubung desain penelitian ini tidak dapat mengukur atau menjelaskan adanya perubahan dari populasinya, maka apabila hendak melakukan hal tersebut maka diperlukan paling tidak dua titik waktu untuk populasi yang sama.

3. Desain Penelitian Sebelum dan Sesudah (Pre-Test dan Post-Test Design)

Dalam desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai pengumpulan data atas adanya sua set dari penelitian cross sectional terhadap populasi yang sama guna memperoleh jawaban atas adanya perubahan fenomena yang terjadi di antara dua titik waktu. Perubahan ini diukur dengan membandingkan adanya perbedaan atas fenomena atau variabel yang terjadi sebelum dan sesudah perlakuan intervensi.

Desain penelitian ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal kelebihan yakni dapat digunakan untuk mengukur perubahan situasi, fenomena, isu, perilaku, dan permasalahan yang terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat pada dua titik yang berbeda. Desain penelitian sebelum dan sesudah ini biasanya digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan efektivitas suatu program dalam masyarakat.

Kekurangan dalam desain penelitian ini beragam, mulai dari kemungkinan biaya penelitian yang tidak murah, adanya perubahan populasi dalam dua titik waktu tersebut, hingga adanya efek reaktif dan efek regresi pada jawaban yang diberikan oleh populasi.

4. Desain Penelitian Longitudinal

Apabila dalam desain penelitian sebelum dan sesudah itu tidak dapat menjelaskan pola perubahan yang terjadi, maka desain penelitian longitudinal ini dapat digunakan untuk menentukan pola perubahan tersebut terutama yang berkaitan dengan waktu. Dalam desain penelitian ini, studi populasi dilakukan secara berulang atau berkala terutama dalam interval waktu tertentu.

Kekurangan desain penelitian longitudinal ini adalah terjadinya efek pengkondisian, yang mana menggambarkan situasi akan ketika responden yang sama akan disurvei berulang kali, sehingga responden sudah mengetahui jawaban dan harapan jawaban dari peneliti, yang pada akhirnya menyebabkan responden akan merespon pertanyaan tanpa berpikir dan berpotensi akan memberikan jawaban yang selalu sama.

Meskipun begitu, desain penelitian ini juga memiliki kelebihan berupa memungkinkan peneliti menentukan pola perubahan dan memperoleh informasi yang faktual secara berkesinambungan.

5. Desain Penelitian Retrospektif

Dalam desain penelitian ini akan cenderung mengamati atau menyelidiki suatu fenomena, masalah, atau isu yang terjadi pada masa lampau. Biasanya di dalam penelitian ini, peneliti akan meminta responden untuk menjawab pertanyaan (wawancara) untuk menggali kejadian atau fenomena yang terjadi tersebut. Desain penelitian ini cocok digunakan untuk penelitian di bidang sejarah atau sosiologi.

6. Desain Penelitian Prospektif

Desain penelitian ini lebih condong pada penelitian atas kejadian suatu fenomena, situasi, masalah, perilaku, atau dampak akan fenomena pada masa yang akan datang. Berbanding terbalik dengan desain penelitian retrospektif ya…

Berhubung fenomena yang akan diteliti terjadi pada masa yang akan datang, maka penelitian ini harus menunggu adanya perlakuan yang memberikan dampak atau pengaruh terhadap suatu populasi.

7. Desain Penelitian Campuran

Campuran dalam desain penelitian ini adalah gabungan antara retrospektif dan prospektif yang fokus pada kajian pola suatu fenomena di masa lampau dan mengamatinya untuk masa depan.

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu desain penelitian beserta bentuk-bentuknya yang dapat Grameds terapkan dalam penelitian. Namun, perlu diperhatikan bahwa sebelum menyusun desain penelitian ini harus dicocokkan terlebih dahulu dengan variabel penelitian yang ada.

 

Sumber: 

Hamdani, Mohammad Ir. Desain Penelitian. www.istn.ac.id

Baca Juga!

About the author

Qotrun A