Bahasa Indonesia

Contoh-Contoh Teks Negosiasi dan Strukturnya

contoh teks negosiasi
Written by Siti Badriyah

Contoh Teks Negosiasi dan Strukturnya – Negosiasi bisa dianggap sebagai suatu keterampilan dalam berkomunikasi yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan dalam bernegosiasi saangat tidak mudah, sehingga jangan terlalu menganggap remeh keterampilan negosiasi ini.

Bagi sebagian orang proses negosiasi sudah biasa dilakukan terutama bagi para pedagang, baik itu pedagang buah, pedagang sayur, pedagang baju, dan lain-lain. Ketika melakukan negosiasi harus sesuai dengan kesepakatan bersama supaya sama-sama senang dan sama-sama untung. Namun, dalam beberapa kasus negosiasi juga digunakan oleh murid yang memohon kepada gurunya supaya bisa remedial.

Tidak semua orang berani dan mampu untuk bernegosiasi karena takut terjadi kesalahpahaman, sehingga takut terjadi keributan. Oleh karena itu, supaya rasa takut ketika negosiasi hilang, maka kita harus sering melatih diri kita dalam bernegosiasi.

Pengertian Negosiasi

Ketika ingin berlatih negosiasi, kamu bisa memulainya dengan mengenal apa itu negosiasi. Dari pengertian ini akan memudahkan kamu untuk mengenal negosiasi lebih dalam lagi. Semakin banyak kamu mengetahui negosiasi, maka semakin cepat kamu pandai bernegosiasi. Meskipun, kamu mengetahui banyak hal tentang negosiasi kalau tidak dipraktikkan hasilnya akan sama saja.

Meskipun biasanya negosiasi dilakukan oleh kedua belah pihak, tetapi dalam beberapa kasus negosiasi dilakukan oleh pihak ketiga. Pihak ketiga bisa disebut sebagai pihak penengah dan biasanya pihak ketiga dikenal dengan sebutan pihak mediator.

Hal yang menarik dari seorang mediator adalah ia mempunyai keterampilan dalam bernegosiasi. Selain keterampilan yang baik, ia juga memiliki etika dalam berbisnis yang baik.

Menurut Tommy Yuniawan dalam Terampil Retorika Berbicara (2012) mengatakan bahwa negosiasi adalah suatu kegiatan atau proses komunikasi antara dua pihak.

Menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan) negosiasi adalah tawar menawar antar pihak untuk mencapai suatu kesepakatan tentang jumlah, harga kualitas, atau persyaratan sesuai dengan kesepakatan awal

Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, maka negosiasi dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan sebuah kesepakatan yang saling menguntungkan.

Jenis-Jenis Negosiasi

Bagi sebagian orang beranggapan bahwa negosiasi hanya ada satu jenis saja, yaitu sama-sama mendapatkan keuntungan dari sebuah kesepakatan. Akan tetapi, kenyataannya negosiasi memiliki berbagai macam jenis yang perlu diketahui. Berikut jenis-jenis negosiasi yang perlu diketahui.

1. Negosiasi Formal

Negosiasi formal adalah negosiasi yang hanya dapat diselesaikan dengan cara yang formal atau ada hitam di atas putih. Pada negosiasi jenis ini, untuk mendapatkan kesepakatan yang adil, maka kedua belah pihak harus menyelesaikannya melalui jalur hukum yang sah. Biasanya negosiasi formal dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang tidak ingin mengalami kerugian saat bernegosiasi.

2. Negosiasi Informal

Berbanding terbalik dengan negosiasi formal yang harus diselesaikan dengan jalur hukum, negosiasi informal dapat diselesaikan di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Jadi, negosiasi informal adalah negosiasi yang dilakukan tanpa mengenal waktu, tempat, dan orang dengan tujuan untuk mendapatkan kesepakatan.

3. Negosiasi Dengan Pihak Penengah

Negosiasi dengan pihak menengah dapat dikatakan sebagai negosiasi yang dilakukan oleh negosiator yang berjumlah dua orang atau lebih, sehingga untuk mendapatkan kesepakatan yang adil dan sesuai dibutuhkan seorang pihak ketiga atau mediator.

Seorang mediator harus bersifat netral atau tidak memihak salah satu negosiator. Mediator bertugas untuk membuat keputusan akhir yang adil dari negosiasi yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih. Misalnya, negosiasi yang diselesaikan melalui jalur hukum.

4. Negosiasi Tanpa Pihak Penengah

Negosiasi tanpa pihak menengah adalah negosiasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih untuk mendapatkan kesepakatan, tetapi tanpa bantuan pihak ketiga. Dengan kata lain, kesepakatan yang diperoleh dari negosiasi ditentukan oleh pihak-pihak yang bernegosiasi. Negosiasi jenis ini bisa kamu lihat ketika perwakilan lembaga atau perusahaan dengan sponsor untuk mendapatkan kesepakatan yang pas.

5. Negosiasi Kolaborasi

Negosiasi kolaborasi adalah kesepakatan yang diperoleh berkat semua pihak dapat berkolaborasi. Dalam hal ini, kolaborasi itu berupa semua pihak yang melakukan negosiasi dapat menyampaikan pendapat dan keinginannya. Maka dari itu, negosiasi kolaborasi dapat disebut sebagai negosiasi win-win karena semua pihak selalu mendapatkan kesepakatan yang terbaik.

6. Negosiasi Dominasi

Negosiasi dominasi adalah negosiasi yang hasil kesepakatannya tidak seimbang atau hanya berpihak kepada satu pihak saja, pihak lainnya hanya mendapatkan kerugian. Singkatnya, negosiasi dominasi hanya menguntungkan salah satu pihak saja.

Oleh karena itu, hanya sebagian pihak saja yang ingin melakukan negosiasi dominasi ini. Dengan demikian, negosiasi dominasi dapat dikatakan sebagai negosiasi win-lose.

7. Negosiasi Akomodasi

Negosiasi akomodasi negosiasi yang bisa memberikan lawan keuntungan yang lebih banyak dan pihak yang melakukan negosiasi keuntungannya lebih sedikit atau daripada pihak lawan atau bahkan mengalami kerugian.

Oleh sebab itu, negosiasi akomodasi disebut juga dengan negosiasi lose-win. Ketika melakukan negosiasi ini, sebaiknya pihak negosiasi tetap berusaha untuk tetap mendapatkan keuntungan karena jika sampai merugi pihak negosiasi akan sulit untuk menggantikan kerugian itu.

8. Negosiasi Menghindari Konflik

Sama seperti namanya, maka dilakukannya negosiasi ini dengan tujuan tidak melanjutkan konflik atau tidak membuat konflik baru. Oleh karena itu, untuk mendapatkan ketika melakukan negosiasi ini, maka semua pihak akan menyelesaikannya dengan kepala dingin.

Negosiasi ini biasa dikenal dengan negosiasi lose-lose atau bisa diartikan sebagai negosiasi yang sama-sama mengalah demi kepentingan bersama.

Struktur Teks Negosiasi

Dalam membangun sebuah teks negosiasi sangat dibutuhkan struktur-struktur supaya kita tidak merasa sulit dalam membuat teks negosiasi. Di bawah ini akan dijelaskan struktur-struktur teks negosiasi yang dapat kamu pelajari, Grameds.

1. Orientasi

Orientasi bisa berupa cara kita untuk mengawali pembicaraan yang biasa dapat dimulai dengan cara memberi salam, menyapa, dan lain-lain. Awal pembicaraan yang baik merupakan cara supaya negosiasi mendapatkan kesepakatan yang baik juga.

2. Pengajuan

Setelah mengawali pembicaraan, langkah selanjutnya adalah pengajuan. Pada langkah pengajuan ini kita akan mengajukan tawaran untuk bernegosiasi. Pengajuan ini biasanya berupa keinginan yang ingin disepakati oleh kedua belah pihak.

3. Penawaran

Penawaran menjadi bagian penting dari proses negosiasi karena dari tawar menawar bisa menentukan apakah negosiasi akan berhasil atau tidak berhasil. Terlebih lagi saat melakukan penawaran akan ada yang namanya perbedaan pendapat yang berupa penawaran dari kedua belah pihak.

4. Persetujuan

Setelah proses tawar menawar berhasil, maka akan lanjut ke bagian persetujuan. Persetujan ini berasal dari kesepakatan yang didapat dari proses tawar menawar antara kedua belah pihak.

5. Penutup

Akhir dari proses negosiasi biasanya berupa ucapan terima kasih atau ucapan salam.

Contoh-Contoh Teks Negosiasi

Setelah membahas tentang pengertian negosiasi hingga jenis-jenis negosiasi, kini saatnya memberikan contoh-contoh teks negosiasi. Simak contoh-contoh teks negosiasi yang perlu kamu ketahui.

1. Contoh Negosiasi Jual Beli Buah

Orientasi

Penjual: “Silakan buah yang manis dan murah meriah.”

Pembeli: “Berapaan harganya, bang.”

Pengajuan 

Penjual: “Murah, bu, satu kilonya Cuma 15 ribu aja.”

Pembeli: “2 kilo 25 ribu aja, boleh?”

Penawaran 

Penjual: “ Belum dapat, bu. Kalau segitu mah, saya belum dapat untung.”

Pembeli: “Wah kalau 15 ribu satu kilo itu kemahalan, bang.”

Penjual: “Bisa kurang kok, bu, tapi jangan banyak-banyak, nanti saya rugi.”

Pembeli: “Gimana kalau 13 ribu satu kilo, boleh nggak bang?”

Penjual: “Naikin lagi, bu. Kalau segitu untung saya mepet, bu.”

Pembeli: “Tawaran terakhir nih, bang, 14 ribu satu kilo, bisa?”

Penjual: “Bolehlah, bu, hitung-hitung buat penglaris hari ini.”

Persetujuan 

Pembeli: “Jadi, boleh 14 ribu satu kilo?”

Penjual: “Boleh, buat ibu saya kasih murah ajalah.”

Penutup

Pembeli: Terima kasih, bang. Ini uangnya.”

Penjual: Terima kasih juga, bu. Besok-besok mampir lagi ya, bu.”

2. Contoh Negosiasi Di Lingkungan Keluarga

Orientasi

Anak: “Bapak sama Ibu lagi sibuk nggak?”

Ibu: “Ibu juga lagi santai aja.”

Bapak: “Lagi santai aja juga nih, memangnya kenapa?”

Pengajuan 

Anak: “Gini, Pak besok kan aku les, kalau habis pulang les boleh langsung main?”

Bapak: “Memangnya kamu nggak ada PR dari sekolah?”

Anak: “ Ada, Pak, tapi sudah dikerjakan.”

Penawaran 

Bapak: “Mau pergi kemana? Jauh ya?”

Anak: “Dekat kok. Cuma main ke rumah teman aja, Pak.”

Ibu: “Kamu main sama siapa aja?”

Anak: “Putri, Dinda, sama Vina, bu.”

Ibu: “Gimana, Pak, Dea boleh main sama temannya nggak?”

Anak: “Gimana Pak, Dea boleh main sama temen dea ‘kan?”

Bapak: “Iya, kamu boleh main sama teman kamu, tapi ingat pulangnya jangan malam-malam.”

Anak: “Oke, Pak. Nanti Dea pulangnya nggak sampai malam.”

Persetujuan 

Bapak: “Ingat ya, boleh main tapi jangan malam-malam.”

Ibu: “ Kalau main jangan sampai lupa makan.”

Anak: “Oke, Pak. Oke bu.”

Penutup

Bapak: “Dea, kamu nggak tidur?”

Anak: “Iya, Pak, ini aku mau ke kamar langsung tidur. Selamat mlam.”

Bapak: “Selamat malam.”

Ibu: “Selamat tidur.”

3. Contoh Negosiasi Pengumpulan Tugas

Orientasi

Guru: “Selamat pagi, anak-anak

Para Siswa: “Selamat pagi, Pak.”

Guru: “Apakah kalian semua sudah mengerjakan PR?”

Steven: “Saya belum mengerjakan PR?”

Pengajuan 

Guru: “Kenapa kamu belum mengerjakan PR?”

Steven: “Saya lupa, Pak kalau hari ini ada pengumpulan tugas.”

Guru: “Terus kamu mau diberikan hukuman apa?”

Steven: “Tidak tahu, Pak.”

Penawaran 

Guru: “Bagaimana kalau kamu dihukum dijemur di lapangan?”

Steven: “Jangan, Pak. Nanti saya kepanasan.”

Guru: “Itu kan salah kamu karena tidak mengerjakan PR.”

Steven: Iya, Pak, tapi apakah hukumannya bisa diganti saja?”

Guru: “Yasudah, bagaimana kalau kamu berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Bapak?

Steven: “Waktunya tidak bisa dikurangi, Pak?”

Guru: “Tidak bisa!”

Persetujuan 

Steven: “Benar-benar tidak bisa kurang waktunya, Pak?”

Guru: “Tidak bisa!”

Steven: “Baik, Pak. Saya akan berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Bapak.”

Penutup

Guru: “Lain kali kamu jangan lupa mengumpulkan tugas ya.”

Steven: “Baik, Pak. Kedepannya saya akan mengumpulkan tugas.”

4. Contoh Negosiasi Peminjaman Uang 

Orientasi

Pegawai bank: “Selamat pagi, bu.”

Nasabah: “Pagi, mba”

Pengajuan

Pegawai bank: “Ada yang bisa saya bantu?”

Nasabah: “Saya ingin mengajukan peminjaman uang untuk kebutuhan usaha. Apakah bisa?”

Pegawai bank: “Bisa, bu.”

 

Penawaran 

Pegawai bank: “Di bank kami ada dua jenis peminjaman uang.”

Nasabah: “Dua-duanya sama-sama bagus, mba?”

Pegawai bank: “Iya, bu, sama-sama bagus. Kalau yang A uang yang dapat dipinjam sebesar 5 juta. Sedangkan yang B, uang yang dapat dipinjam 10 juta.”

Nasabah: “Kalau yang A, syarat-syarat yang dibutuhkan apa saja?”

Pegawai bank: “Hanya BPKB kendaraan bermotor saja, bu dan bunganya sebesar 2,5%.”

Nasabah: “Untuk jaminannya, apakah bisa selain BPKB kendaraan bermotor?

Pegawai bank:”Belum bisa, bu.”

Nasabah: “Batas waktu cicilannya berapa bulan?”

Pegawai bank: “Untuk batas cicilannya selama 5 bulan.”

Nasabah: “Terima kasih atas informasinya, mba. Mungkin lain waktu saya baru bisa meminjam uang.”

Persetujuan 

Pegawai bank: “Apa ibu sudah benar-benar yakin?”

Nasabah: “Saya sudah yakin, mba.”

Penutup

Pegawai bank: “Terima kasih atas kehadirannya, bu. Sampai jumpa kembali.”

Nasabah: “Baik, mba. Sekali lagi saya terima kasih.”

5. Contoh Negosiasi Ganti Rugi

Orientasi

Andi: “Kamu yang memecahkan HP aku?”

Agus: “Iya, maaf, Tadi pas pinjam tidak sengaja terjatuh.”

Pengajuan 

Andi: “Kaca LCD kayanya kena nih, pasti mahal.”

Agus: “Kalau mahal berarti aku tidak bisa menggantinya.”

Penawaran 

Andi: “Bagaimana ya? Kalau tidak diganti aku takut diomelin orang tuaku.”

Agus: “Kalau aku ganti pasti butuh waktu lama karena aku harus menabung dulu.”

Andi: (menelpon orang tua)

Andi: “Tadi aku menelpon orang tuaku katanya tidak usah diganti tidak apa-apa.”

Persetujuan 

Agus: “Alhamdulillah. Sekali lagi aku minta maaf ya.”

Andi: “Iya, tidak apa-apa.”

Penutup

Agus: “Nanti sore main bola bareng ya.”

Andi: “Oke, samper aku ya.”

6. Contoh Negosiasi Jual Beli dalam Bentuk Narasi 

Orientasi

Seperti biasanya, setiap pagi pasti ibu akan pergi ke pasar untuk belanja harian. Kendaraan motor yang ada di rumah selalu digunakan untuk mengantarkannya ke pasar. Ibu sudah mempunyai toko langganan yang menurutnya lebih murah daripada toko-toko lainnya.

Singkat cerita, toko langganan ibu sedang tutup, sehingga ibu berpindah ke toko sebelahnya. Ibu mulai mencari bahan-bahan yang akan dimasak hari ini dan besok. Ibu sempat merasa bingung karena catatan belanja lupa dibawa. Setelah diingat-ingat kembali, Ibu ingin membeli satu kilo ayam, bahan sayur sop, bahan sambal, dan bumbu-bumbu dapur.

Ibu menyapa penjualnya dengan menanyakan beberapa harga sayuran supaya mengetahui apakah harganya sangat mahal atau tidak.

Pengajuan 

Sebelum membeli bahan-bahan tersebut, ibu bertanya kepada pedagang harga dari bahan-bahan tersebut. Ibu baru tahu kalau harga ayam sedikit lebih mahal dibandingkan dengan toko langganannya. Tanpa berpikir panjang, ibu langsung mengajukan harga yang sesuai dengan toko langganannya.

Penjual merespon dengan jawaban santai, sehingga pengajuan ini dilanjutkan dengan tawar menawar khas ibu-ibu dan pedagang.

Penawaran 

Ibu sangat dikenal ketika melakukan tawar menawar tidak pernah kalah. Ibu mulai menawar kembali harga ayam yang semula 35 ribu menjadi 32 ribu. Pedagang pun menolak tawaran yang ibu itu dan meminta untuk menaikkan harga.

Ibu pun menolak karena dianggap harga ayam tersebut terlalu mahal. Serasa tidak mau merugi, pedagang kembali meminta untuk menaikkan harga ayam itu. Kemudian, ibu menaikkan harga ayam itu menjadi  33 ribu. Pedagang merasa masih rugi, sehingga menawarkan harga 34 ribu, tetapi harga segitu dianggap malah oleh ibu.

Hingga pada akhirnya, ibu tidak jadi membeli ayam di toko sebelah langganannya dan berpindah ke toko lain.

Persetujuan 

Proses negosiasi tidak mendapatkan titik temu, sehingga keseapakatan tidak jadi tercapai. Pedagang kecewa karena harus kehilangan pelanggan. Sementara itu, ibu lelah karena harus berpindah toko lainnya.

Penutup

Kemudian ibu melakukan strategi jitu dengan cara pura-pura pergi supaya pedagang itu memanggilnya kembali. Tapi apalah daya, ternyata pedagang itu tidak memanggil ibu kembali.

Baca juga : 

Kesimpulan

Negosiasi dapat dikatakan baik ketika kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan yang sama-sama menguntungkan atau win-win solution. Namun, pada kenyataannya, ada jenis negosiasi yang hanya menguntungkan satu pihak saja. Oleh karena itu, kita harus pandai menentukan jenis negosiasi apa yang sesuai dengan kebutuhan kita.

Penulis: Restu Nasik Kamaluddin

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah