Music

Asal-usul Kendang dan Mengenal Jenis-Jenisnya

Written by Rifda A

Asal-usul kendang – Kendang atau gendang adalah salah satu alat musik tradisional Indonesia yang memiliki kepala dua. Pernahkah kamu memainkan kendang? Atau hanya melihat seseorang memainkan gendang dalam suatu pertunjukan?

Untuk dapat memainkan kendang, pemain alat musik ini dapat melakukannya bersamaan dengan pemain lainnya dari serangkaian alat musik gamelan agar dapat menciptakan suatu orkestra perkusi tradisional khas dari Indonesia. Musik yang dihasilkan oleh gamelan sendiri, memiliki ciri khas yang sering kali berubah kecepatannya dari satu bagian ke bagian lainnya untuk dapat memberikan tempo, sinyal gaya, titik awal hingga titik akhir pada pendengar dari instrumen tersebut.

Sebagai alat musik tradisional, kendang sebegaia salah satu bagian dari gamelan harus dilestarikan sehingga Indonesia tidak kehilangan ragam budaya dan alat musik tradisional.

Salah satu cara untuk melestarikan kendang serta rangkaian alat musik gamelan adalah dengan mempelajari dan mengetahui tentang asal-usul kendang serta jenis-jenisnya. Sudah tahu asal-usul kendang atau gendang ini?  Mari simak penjelasan tentang kendang lebih lanjut dalam artikel ini!

Asal-Usul Kendang

Soal asal usul kendang memang sering menjadi perbincangan, mengingat setiap daerah memiliki varian kendang sendiri sebagai alat musik tradisional. Kendang pertama kali dikenal pada abad ke-9 Masehi dan berasal dari Pulau Jawa. Nama kendang cukup bervariasi, tergantung pada ukuran, bentuk, dan bahan yang digunakan. Kendang adalah alat musik membranofon yang terbuat dari kulit hewan dan dipercayai sudah ada sejak zaman logam prasejarah di Indonesia.

Sejak zaman dahulu, manusia suka memukul benda untuk mengekspresikan kebahagiaan, seperti setelah berburu, dan kendang muncul sebagai akibat dari kebiasaan tersebut. Kendang tertua ditemukan berasal dari masa neolitikum dan hanya berupa sebuah batang kayu berongga dengan ujung tertutup kulit ikan atau reptil yang dimainkan dengan ditepuk.

Pada peradaban berikutnya, drum kayu atau kendang yang terbuat dari kulit binatang mulai dikenal. Bahkan, ditemukan juga stik pukul untuk memainkannya. Kendang sudah dikenal sejak abad ke-9 Masehi di Jawa dan memiliki beragam nama seperti pataha, padahi, murawa, marsala, mrdangga, muraja, kahala, panawa, damaru, dan lainnya.

Berbagai nama ini menunjukkan perbedaan bentuk, ukuran, dan bahan yang digunakan untuk membuat kendang. Contohnya, Damaru adalah kendang berukuran kecil yang ditemukan dalam arca yang dilukiskan dalam genggaman dewa.

Beragam jenis kendang juga dapat dilihat dalam relief candi, seperti di Candi Borobudur yang menunjukkan kendang berbentuk silinder, tong asimetris, hingga kerucut. Hal serupa juga ditemukan di candi lain seperti Candi Siwa di Prambanan, Candi Panataran, dan Candi Tegawangi. Dalam sejarah, ada kemiripan antara catatan sejarah dari Kuno Jawa dan India. Hal ini ditemukan oleh Jaap Kunst, seorang ahli musik dari Belanda, yang menunjukkan adanya hubungan budaya dalam bidang seni antara kedua negara tersebut.

Namun, tidak dapat disimpulkan bahwa kendang Jawa berasal dari pengaruh India. Kendang, sebagai alat musik jenis membranofon, dipercayai telah ada sebelum terjadinya kontak dengan India, seperti dikenalnya Moko dan Nekara sebagai genderang sejak zaman perunggu.

Terdapat beberapa jenis alat musik lain yang terkait dengan selaput kulit, seperti trebang dan bedug. Dalam sebuah kitab yang lebih baru, Kidung Malat, istilah bedug terdapat. Instrumen ini juga dikenal dengan istilah tipakan dalam Kakawin Hariwangsa, Ghatotkacasraya, dan Kidung Harsawijaya.

Kendang dikenal pula dengan nama tabang-tabang yang tercantum dalam kitab Ghatotkacasraya dan Sumanasantaka. Diyakini bahwa istilah ini berkembang menjadi tribang pada waktu yang akan datang.

Menilik dari ukuran kendang dalam sejarah, alat musik ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Contohnya adalah seperti  kendang dengan ukuran kecil dan disebut pula sebagai ketipung, ada pula jenis kendang yang berukuran sedang serta dikenal dengan nama ciblon atau kebar. Tak ketinggalan, kendang berukuran besar yang merupakan pasangan ketipung disebut sebagai kendang gedhe atau kendang kalih. Tak hanya itu, ada juga kendang yang khusus digunakan untuk pewayangan, yaitu kendang kosek.

Bentuk Kendang Pada Relief Candi

Sejarah mengenai kendang tersebut, tidak didasarkan hanya pada asumsi belaka saja akan tetapi dari penemuan-penemuan soal alat musik kendang seperti beberapa bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kendang hadir dalam situs sejarah di Indonesia. Bentuk dan keberagaman kendang dapat dilihat pada relief candi berikut ini.

  • Candi Borobudur (Awal Abad ke-9 Masehi)

Terdapat berbagai bentuk kendang seperti silinder panjang, tong asimetris, hingga kerucut.

  • Candi Siwa, Prambanan (ada pada pertengahan Abad ke-9 Masehi)

Jenis kendang ini dibawa oleh warga pada masa lalu dan diletakkan di bawah perut dengan sejenis tali pengait.

  • Candi Tegowangi (Periode Jawa Timur) ada pada sekitar abad ke- 14

Ada relief yang menunjukkan seseorang yang membawa kendang silinder dengan tali yang kemudian dikalungkan di kedua bahunya.

  • Candi Panataran (Jawa Timur era), sekitar abad ke-14

Gambar relief kendang menunjukkan selaput pada salah satu sisi saja dan dimainkan dengan menggunakan pemukul berujung bulat. Jaap Kunst menyebutnya sebagai “kendang dogdog”.

Banyaknya nama yang berbeda-beda dalam penamaan kendang tidak menunjukkan bahwa tidak ada kesamaan dalam penamaan. Kesamaan ini terlihat pada sumber tertulis Jawa Kuno dan India, yang menunjukkan adanya keterlibatan budaya Hindu dalam asal-usul kendang dengan budaya India.

Indonesia memang dikenal dengan alat musik tradisionalnya yang sangat banyak. Maka dari itu, ada baiknya bagi para orang tua untuk memperkenalkan alat musik tradisional kepada si buah hati. Ada banyak cara untuk memperkenalkan hal itu, salah satunya lewat buku Ensiklopedia Negeriku: Alat Musik Tradisional. 

Buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh si kecil karena selain bahasa yang mudah dipahami, ternyata buku ini juga dilengkapi dengan gambar, sehingga si buah hati pun akan senang untuk membacanya.

Jenis-Jenis Kendang

Setelah mengetahui asal-usul kendang serta beberapa bukti kendang dalam situs sejarah di Indonesia, Grameds juga perlu mengetahui jenis-jenis kendang. Berikut penjelasannya:

  • Jenis Kendang Berdasarkan Bahan

Terdapat dua jenis kendang yang dapat dikenali dari bahan pembuatannya, yaitu kendang dari kayu dan kendang dari tembaga. Kendang dari kayu lebih banyak diproduksi dan digunakan oleh masyarakat dibandingkan dengan kendang dari tembaga.

Ini dikarenakan bahan dasar kayu mudah didapatkan dan diproses, sehingga para pengrajin lebih memilih untuk membuat kendang dari bahan tersebut. Ketersediaan bahan ini juga didukung oleh luasnya hutan, perkebunan, dan lahan pertanian di wilayah Indonesia khususnya Jawa Barat.

Kayu dianggap sebagai bahan paling baik untuk membuat kendang karena memiliki kualitas suara yang baik dan awet. Kayu nangka dianggap sebagai bahan terbaik karena seratnya yang halus sehingga kendang tidak mudah pecah saat terkena panas matahari atau saat digunakan dalam gamelan.

Jenis kendang yang lain yang terbuat dari bahan tembaga. Pengrajin di Sunda belum banyak membuat atau menggunakan kendang bahan dasar tembaga. Kehadiran kendang ini merupakan hasil dari kreativitas para seniman yang membutuhkan perkembangan dan warna bunyi baru.

Kendang ini hanya digunakan oleh beberapa seniman seperti dalam grup musik Pataruman Bandung yang dipimpin oleh Ubun Kubarsah. Kendang ini disebut dengan nama “kendang taga” dan memiliki bentuk mirip dengan kendang kulanter. Meskipun dari bahan tembaga, bagian yang digunakan untuk memukul (wangkis) masih menggunakan kulit hewan kerbau atau sapi.

  • Jenis Kendang Berdasarkan Ukurannya

Jenis kendang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ukurannya menjadi besar dan kecil. Kendang besar disebut sebagai kendang indung, sementara kendang kecil disebut kendang anak atau kulantér.

Kedua jenis kendang ini digunakan dalam berbagai jenis kesenian, seperti Jaipongan, Wayang Golék, Pencak Silat, dan lain-lain. Kendang indung memiliki dua bagian yaitu bagian bawah (disebut pula dengan beungeut gedug) dan bagian atas (disebut sebagai beungeut kumpyang).

Kendang kulantér terbagi menjadi dua, yaitu kendang kutiplak yang berada di samping beungeut kumpyang kendang indung dan kendang katipung yang berada di samping beungeut gedug kendang indung.

  • Jenis Kendang Berdasarkan Fungsi

Pembagian kendang berdasarkan fungsinya merupakan pembagian jenis kendang sesuai dengan tujuannya dalam karawitan Sunda. Kendang digunakan untuk berbagai jenis kesenian, seperti Jaipongan, Sisingaan, Ketuk Tilu, Pencak Silat, dan lain-lain, dan masing-masing jenis disebut sesuai dengan penggunaannya.

Berdasarkan ukuran, kendang dibagi menjadi beberapa jenis, seperti Kendang Ketipung yang kecil, Kendang Ciblon atau Kebar yang sedang, dan Kendang Gedhe atau Kendang Kalih yang besar. Ada pula jenis kendang khusus untuk pewayangan yaitu Kendang Kosek. Ada juga beberapa versi lain dari alat musik kendang di Indonesia.

Alat musik memiliki fungsi yang dapat digolongkan menjadi 3 fungsi utama, diantaranya adalah fungsi melodi, fungsi ritmis, dan fungsi harmonis. Penggolongan dari fungsi alat musik tersebut dilihat dari unsur yang menyusunnya.

Komik Pendidikan “Why? Musical Instrument & Sound – Alat Musik & Suara” adalah komik pendidikan yang akan memperluas wawasan anak-anak dengan cerita yang seru dan ilustrasi yang menarik untuk dibaca. Pada seri ini membahas tentang Alat Musik & Suara.

 

  • Jenis Kendang Berdasarkan Asalnya

Ada beberapa jenis kendang yang dapat diklasifikasikan berdasarkan asal-usul atau tempatnya, berikut penjelasannya:

  • Kendang Sunda

Kendang Sunda atau Gendang Sunda adalah alat musik yang umum ditemukan dalam kesenian Jawa Barat dan juga dikenal dengan nama Kendang atau Gendang Sunda. Kendang yang berkualitas terbaik biasanya dibuat dari kayu nangka atau menggunakan kayu asem karena memiliki kepadatan yang sama.

Menurut ukurannya, kendang Sunda dibagi menjadi dua jenis, yaitu Kendang Indung yang memiliki ukuran terbesar dan Kendang Anak atau Kendang Kulanter yang memiliki ukuran terkecil.

Kendang Sunda juga terbagi menjadi dua berdasarkan fungsinya, yaitu kendang jaipongan dan kendang kliningan. Kendang jaipongan digunakan untuk mengiringi tarian Jaipongan, sedangkan kendang kliningan dipakai dalam pertunjukan Kliningan.

Kendang ketuk tilu juga ada yang digunakan dalam tarian Ketuk Tilu. Selain itu, ada jenis kendang Sunda yang dimainkan dalam kesenian Rampak Kendang dan Degung, dimana para pemain bermain bersama dengan alat musik kendang.

  • Kendang Jawa Timur

Di Jawa Timur ada pula jenis kendang yang dikenal seperti kendang Sentul yang berasal dari Desa Sentul di Blitar. Kendang ini terbuat dari kayu mahoni dan tutupnya terbuat dari kulit hewan sapi. Di Banyuwangi, terdapat kendang khas Jawa Timur yang dibuat dari glugu atau kayu kelapa tua dan kayu nangka. Kendang ini digunakan dalam kesenian Gandrung dan juga disebut sebagai kendang gandrung.

Ada jenis kendang yang digunakan dalam kesenian Janger, seperti Ketoprak di Jawa Tengah, dan disebut gendang Janger. Ada juga kendang yang dimainkan dalam pertunjukkan Reog Kendang khas Tulungagung, dengan ukuran besar dan kecil yang biasa disebut ketipung.

Dalam kesenian Jawa Timur, kendang lebih sering dipakai untuk mengiringi tarian, berbeda dengan Jawa Tengah dan Jawa Barat yang lebih sering menggunakannya dalam ansambel Dengung atau Gamelan.

  • Kendang Jawa Tengah

Di Jawa Tengah, kendang memiliki peran yang sangat penting dalam kesenian Karawitan Jawa. Dalam permainan Gamelan, kendang memiliki peran sebagai pemimpin irama dan memastikan bahwa irama gendhing berjalan dengan cepat atau lambat yang sesuai, serta membuka atau mengakhiri permainan.

Di beberapa kota besar seperti Yogyakarta, Surakarta, atau Sola, terdapat berbagai jenis kendang yang digunakan dalam kesenian Jawa Tengah. Contohnya adalah kendang ageng dengan ukuran besar, kendang wayangan yang biasa dipakai dalam pertunjukan wayang kulit, kendang ciblon yang memproduksi nada yang tinggi, hingga kendang ketipung.

  • Kendang Riau

Ada juga kendang dari Kepulauan Riau yang merupakan alat musik tradisional. Umumnya digunakan untuk mengiringi lagu daerah atau acara pesta pernikahan bersama dengan alat musik lain.

Bentuknya mirip dengan kendang pada umumnya, hanya saja ukurannya berbeda-beda pada setiap sisi. Terbuat dari kayu merbau, kendang ini memiliki sisi induk dan sisi anak. Sisi induk memiliki diameter yang lebih besar dan dibuat dari kulit kerbau, sedangkan sisi anak dibuat dari kulit kambing.

Riau juga memiliki jenis kendang lain yang bernama gedombak. Jenis kendang gedombak ini memiliki  bentuk yang mirip seperti kendang lainnya dan terbuat dari kayu, rotan serta kulit hewan. Pada umumnya, kendang gedombak di Riau digunakan untuk mengiringi penampilan dari teater Mak Yong yang tengah populer di Riau pada saat itu.

Selain itu, ada pula jenis kendang yang digunakan untuk mengatur irama ketika sedang mengiringi sebuah lagu. Kendang tersebut disebut dengan nama kendang silat.

Kalau bicara tentang musik, maka akan terhubung dengan ilmu psikologi dan hal ini sering juga disebut dengan psikologi musik. Nah, bagi kalian yang ingin tahu lebih jauh seputar psikologi musik, maka bisa membaca buku Psikologi Musik karya Djohan.

 

  • Kendang Lombok

Kendang beleq adalah alat musik tradisional dari Lombok, NTB. Nama “beleq” diambil dari bahasa Sasak dan berarti besar, yang menggambarkan ukuran besar dari gendang ini.

Kendang beleq dimainkan bersama dengan alat musik lain sebagai instrumen utama dalam sebuah kumpulan musik. Di masa lalu, kendang beleq digunakan untuk memotivasi prajurit sebelum perang, tetapi seiring berjalannya waktu, alat musik ini digunakan dalam acara adat, kesenian, perlombaan budaya, dan hiburan.

  • Kendang Kalimantan

Kendang beriak merupakan alat musik tradisional milik suku Dayak dari Kalimantan. Alat musik ini digunakan dalam acara pertunjukan yang bernama sama dan dimainkan oleh dua orang laki-laki yang mengenakan pakaian adat Dayak. Kendang beriak biasanya dimainkan pada saat acara penyambutan tamu penting atau saat hari panen raya.

Kendang beriak memiliki bentuk yang berbeda dari kendang pada umumnya, bagian tengah gendang ini sempit dan melebar pada bagian ujung. Bentuk ini dipercaya dapat menghasilkan suara yang lebih keras. Alat musik ini biasanya dibuat dari kulit babi atau kerbau dan dilengkapi dengan tali penyangga yang terbuat dari rotan.

  • Kendang Gorontalo

Marwas adalah sebuah kendang yang dimainkan dengan memukul bagian tertentu sebagai bagian dari pertunjukan marawis bersama dengan rebana dan gambus. Alat musik ini berasal dari Gorontalo dan mulai dikenal masyarakat setelah agama Islam masuk dan menyebar di Sulawesi.

  • Kendang Nobat

Kendang nobat merupakan alat musik yang berasal dari Melayu. Penamaan kendang ini berasal dari bahasa Persia dari kata nau yang artinya adalah sembilan serta bat yang artinya adalah musik.

Kendang nobat pada umumnya dianggap memiliki nilai sakral serta tidak boleh dimainkan dengan lagu yang sembarang. Tak hanya itu, para pemain dari kendang nobat juga harus berasal dari keluarga khusus yang telah ditunjuk oleh pihak kerajaan atau dari keluarga kerajaan.

Demikianlah penjelasan mengenai asal-usul kendang, sejarah serta beberapa jenis kendang berdasarkan beberapa faktor. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kalian. Pelajari lebih lanjut mengenai alat musik tradisional untuk ikut melestarikan kebudayaan Indonesia.

Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas selalu menyediakan berbagai macam  buku berkualitas dan original untuk Grameds belajar dan membuka cakrawala. Jadi tunggu apa lagi? Segera beli dan dapatkan bukunya sekarang juga di gramedia.com! Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Rujukan:

About the author

Rifda A

Saya menyadari jika menulis ternyata bisa menjadi hobi yang menyenangkan sekaligus membawa hal positif dalam kehidupan ini. Dari berbagai macam tema yang suka, salah satunya adalah tema musik.