Biologi

Pengertian Anabolisme: Proses, Ciri, Hormon dan Penyakitnya

Written by Nandy

Pengertian Anabolisme – Proses anabolisme sangat penting bagi tubuh. Tanpa proses ini, kelangsungan pertumbuhan dan sel-sel di dalam jaringan serta organ tubuh kita tidak akan terjadi. Anabolisme sebagai lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.

Secara garis besar, anabolisme membutuhkan energi dari luar, dalam hal ini termasuk energi cahaya dan energi kimia. Energi ini kemudian digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana yang dihasilkan untuk menjadi senyawa yang lebih kompleks.

Dalam proses ini energi yang diperlukan tidak hilang, melainkan tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai Anabolisme berikut ini, Grameds:

Pengertian Anabolisme

Anabolisme atau disebut juga dengan asimilasi merupakan suatu proses penyusunan senyawa kimia yang sederhana ke senyawa kimia atau molekul yang lebih kompleks. Senyawa kompleks tersebut biasanya disebut juga dengan senyawa makromolekul.

Makromolekul yang terbentuk dapat menjadi asam nukleat, lemak, karbohidrat serta protein. Anabolisme terdiri dari tiga tahapan dasar, diantaranya produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida; aktivasi senyawa-senyawa menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP dan penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.

Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian informasi genetik. Proses anabolisme bisa terganggu bila ada masalah pada hormon yang terlibat di dalamnya. Diantara beberapa masalah yang mungkin terjadi pada masing-masing hormon tersebut adalah Resitensi insulin, Defisiensi hormon pertumbuhan (GHD), Kadar testosteron yang abnormal dan lain-lain. Anabolisme dibedakan dari katabolisme dalam beberapa hal yaitu:

  • Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil.
  • Anabolisme merupakan proses yang membutuhkan energi sedangkan katabolisme adalah proses yang melepaskan energi.
  • Anabolisme merupakan reaksi reduksi sedangkan katabolisme merupakan reaksi oksidasi. Sering kali hasil akhir anabolisme merupakan senyawa pemula proses katabolisme.

Dalam mempelajari makromolekul terdapat ilmu yang bernama biologi molekuler yang memiliki implikasi sangat luas terhadap pemahaman manusia mengenai fenomena hidup. Buku Biologi Molekular dapat Grameds pelajari untuk lebih memahami hal tersebut.

beli sekarang

Proses Anabolisme

Anabolisme ini ialah suatu lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana tersebut menjadi senyawa kimia atau pun juga molekul kompleks. Proses tersebut membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan didalam reaksi ini dapat atau bisa berupa energi cahaya ataupun juga energi kimia.

Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk dapat mengikat senyawa-senyawa sederhana itu dan menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, di dalam proses tersebut energi yang diperlukan itutidak hilang, tetapi justru tersimpan di dalam sebuah bentuk ikatan-ikatan kimia disenyawa kompleks yang terbentuk.

Di dalam reaksi anabolisme dibutuhkan energi yang juga diperoleh dari reaksi katabolisme. Reaksi pada sel tersebut bisa atau dapat dikelompokkan menjadi dua kategori: reaksi anabolisme tersebut ialah suatu reaksi pembentukan, yakni terjadi sintesis molekul besar dari molekul sederhana atau pun kecil.

Pada proses anabolisme tersebut membutuhkan energi, serta prosesnya disebut dengan istilah reaksi endogenic. reaksi katabolisme ini reaksi pemecahan. Katabolisme ini ialah pemecahan molekul besar itu menjadi lebih sederhana yang disertai dengan pelepasan energi yang disebut dengan istilah reaksi exergonic.

Total penjumlahan dari reaksi anabolisme serta katabolisme ini disebut dengan metabolisme (pembentukan serta pemecahan). Contoh dari proses katabolisme ini ialah respirasi, sedangkan untuk contoh proses anabolisme itu ialah fotosintesis (Green et al, 1988). Hasil-hasil anabolisme tersebut berguna di dalam fungsi yang esensial.

Hasil tersebut seperti misalnya glikogen serta protein yakni sebagai bahan bakar di dalam tubuh, asam nukleat untuk kemudian pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, serta juga karbohidrat tersebut kemudian menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik itu intraselular atau pun juga ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan tersebut lebih cepat dari perombakannya, maka organisme tersebut kemudian akan tumbuh. Anabolisme tersebut meliputi 3 tahapan dasar:

  • Produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, serta nukleotida.
  • Aktivasi senyawa-senyawa tersebut kemudian menjadi bentuk reaktif dengan menggunakan energi dari ATP.
  • Penggabungan prekursor tersebut kemudian akan menjadi molekul kompleks, seperti misalnya polisakarida, protein, lemak, serta juga asam nukleat. Anabolisme yang memakai energi cahaya tersebut kemudian dikenal dengan istilah fotosintesis, sedangkan untuk anabolisme yang menggunakan energi kimia yang dikenal dengan istilah kemosintesis.

Anabolisme sering juga disebut sebagai bagian dari proses metabolisme konstruktif. Hal ini berhubungan dengan fungsi anabolisme sebagai pembangun sel-sel baru, menjaga kesehatan jaringan di dalam tubuh, serta menyimpan energi untuk penggunaan di kemudian hari.

Fungsi anabolisme lainnya adalah mengubah molekul kecil menjadi bentuk yang lebih kompleks, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk melakukan tugasnya ini, proses anabolisme melibatkan hormon tertentu, seperti: Insulin: hormon yang dibuat di pankreas dan bertugas mengatur level glukosa di dalam darah. Tanpa kehadiran insulin, tubuh tidak akan bisa menyerap glukosa.

Dalam mempelajari berbagai hal yang terjadi kepada tubuh manusia lainnya, Grameds dapat menjadikan buku SMA/MA Buku Interaktif Kl.11 Biologi Peminatan Smt.1 Rev.202 sebagai referensi.

Sma/Ma Buku Interaktif Kl.11 Biologi Peminatan Smt.1 Rev.202

Sma/Ma Buku Interaktif Kl.11 Biologi Peminatan Smt.1 Rev.202

Beli Buku di Gramedia

Hormon pertumbuhan: hormon yang dibuat di kelenjar pituitari dan berfungsi merangsang pertumbuhan tubuh manusia. Testosteron: hormon yang memengaruhi karakteristik pada pria, misalnya suara yang lebih berat, tumbuhnya bulu di rambut (kumis dan jenggot), hingga kondisi otot dan tulang yang lebih kuat.

Estrogen: hormon ini terdapat pada pria dan wanita dan berperan membangun karakteristik wanita, misalnya pertumbuhan payudara. Hormon ini juga bertugas menguatkan massa tulang. Adanya gangguan pada hormon dalam proses anabolisme ini akan sangat memengaruhi metabolisme Anda secara keseluruhan. Pada kasus yang disengaja, misalnya membatasi energi untuk melunturkan lemak tubuh, maka ada perubahan anabolisme yang terjadi di dalam tubuh Anda.

Studi menyebut bahwa orang yang dengan sengaja membatasi asupan energi dalam diet antilemak mereka, maka kadar hormon pertumbuhan dan insulin juga ikut turun. Pada pria, level hormon testosteron juga akan berkurang, sekalipun ia mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi protein selama diet.

Dengan kata lain, Anda harus lebih memahami cara kerja anabolisme agar penurunan berat badan tidak memengaruhi metabolisme secara keseluruhan. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk menjalani diet yang aman bagi tubuh.

Dalam mempelajari berbagai macam hormon, dan bagaimana hormon tersebut bekerja di dalam tubuh manusia buku Sains Terkini: Ddotty & Sleepground –  Hormon, Zat Penting Dalam Tubuh Manusia hadir dikemas secara menarik hanya untuk kamu!

beli sekarang

Ciri-Ciri dan Contoh Anabolisme

1. Ciri-Ciri Anabolisme

Anabolisme merupakan suatu proses sintesis molekul kimia kecil itu menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan untuk katabolisme merupakan suatu proses penguraian molekul besar itu menjadi molekul kecil. Anabolisme ini ialah suatu proses yang membutuhkan energi sedangkan untuk katabolisme merupakan proses yang melepaskan energi.

Anabolisme ini ialah sebuah reaksi reduksi sedangkan untuk katabolisme ini ialah reaksi oksidasi. Sering kali hasil akhir anabolisme tersebut merupakan senyawa pemula proses katabolisme.

(Wiradikusumah, 1985), Anabolisme ini memungkinkan tubuh untuk dapat membangun atau juga menumbuhkan sel-sel baru serta memelihara jaringan tubuh.

Proses ini kemudian menggunakan energi yang dihasilkan reaksi katabolisme, serta kemudian dipengaruhi oleh segala macam hormon serta enzim untuk dapat membentuk serta memperbaiki sel dan juga jaringan. Contoh dari adanya proses anabolisme antara lain ialah seperti pada pertumbuhan serta juga mineralisasi tulang, dan juga pada peningkatan massa otot.

2. Contoh Anabolisme

Anabolisme tersebut terjadi pada saat senyawa sederhana serta unsur-unsur tersebut direaksikan pada mkhluk hidup untuk kemudian menghasilkan senyawa organik yang lebih kompleks. Anabolisme tersebut menggunakan sumber energi seperti halnya cahaya matahari atau pun juga zat kimia, supaya senyawa serta unsur-unsur tersebut bisa atau dapat digabungkan menjadi senyawa kompleks. Contoh dari anabolisme ialah fotosintesis yang terjadi pada tanaman.

Fotosintesis ini merupakan suatu proses yang digunakan oleh tanaman yangmana energi dari sinar matahari tersebut digunakan untuk dapat mengubah karbon dioksida (CO2) serta air (H2O) itu menjadi molekul zat gula atau juga glukosa (C6H12O6) yang dibutuhkan sebagai pertumbuhan. Proses tersebut kemudian dibantu oleh enzim serta klorofil. Klorofil ini merupakan pigmen hijau daun yang terdapat di kloroplas, organel di dalam sel tanaman.

Reaksi kimia fotosintesis diantaranya : 6 CO2 (Karbon dioksida) + 6 H2O (air) + cahaya matahari –> C6H12O6 (glukosa) + 6 O2 (oksigen)

Anabolusme ini merupakan suatu proses metabolisme yang mengubah senyawa sederhana itu menjadi senyawa kompleks. Misalnya seperti pembentukan glikogen dari glukosa, pembentukan protein dari asam amino, pembentukan trigliserida dari asam lemak dan gliserol yang dapat kamu pelajari bersama dengan dasar manusia lainnya pada buku Biologi Dasar Manusia.

Biologi Dasar Manusia Dilengkapi dengan Panduan Praktikum Biologi Dasar Manusia

Biologi Dasar Manusia Dilengkapi dengan Panduan Praktikum Biologi Dasar Manusia

Beli Buku di Gramedia

Hormon yang Berperan dalam Proses Anabolisme

Anabolisme adalah proses pembentukan molekul kompleks di dalam tubuh dari sel yang lebih sederhana sehingga membutuhkan energi. Sementara, katabolisme adalah pemecahan molekul kompleks menjadi sel yang lebih sederhana sehingga akan melepas energi. Di dalam tubuh, anabolisme berproses secara simultan dengan katabolisme. Proses inilah yang kemudian kamu kenal dengan istilah metabolisme.

Anabolisme sering juga disebut sebagai bagian dari proses metabolisme konstruktif. Hal ini berhubungan dengan fungsi anabolisme sebagai pembangun sel-sel baru, menjaga kesehatan jaringan di dalam tubuh, serta menyimpan energi untuk penggunaan di kemudian hari. Fungsi anabolisme lainnya adalah mengubah molekul kecil menjadi bentuk yang lebih kompleks, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk melakukan tugasnya ini, proses anabolisme melibatkan hormon tertentu, seperti:

1. Hormon Pertumbuhan

Hormon ini dibuat di kelenjar pituitari (kelenjar kecil di sebelah bawah otak). Fungsinya mengatur pertumbuhan tubuh. Terlalu banyak hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan seseorang tumbuh lebih tinggi dari rata-rata (gigantisme). Sedangkan jika terlalu sedikit dapat menyebabkan tinggi tubuh kurang dari rata-rata (dwarfisme).

2. Insulin-like growth factors (IGF-1 dan IGF-2).

Insulin-like growth factors menstimulasi produksi protein dan lemak. IGF-I dan IGF-2, yang bekerja sama dengan hormon pertumbuhan, berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang serta berbagai jaringan tubuh, termasuk kelenjar susu dan dalam terjadinya proses reproduksi (prokreasi). Hormon ini mengendalikan produksi hormon pertumbuhan oleh kelenjar hipofisis (pituitari), serta kadar gula dalam darah.

3. Insulin

Hormon ini dibuat oleh kelenjar pankreas. Insulin bertugas mengatur kadar glukosa (gula) dalam darah, membantu tubuh mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi energi, dan membantu menyimpan cadangan energi. Sel tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa tanpa insulin.

4. Testosteron

Testosteron ini merupakan hormon laki-laki yang diproduksi pada testis. Testosteron tersebut menyebabkan terbentuknya sperma serta perkembangan karakteristik seks pria, seperti misalnya suara yang lebih berat, otot yang lebih besar, serta juga pertumbuhan rambut di wajah dan juga tubuh. Hormon testosteron ini juga memainkan peran penting di semua tubuh disebabkan karna berdampak kepada otak, tulang dan juga massa otot, sistem pembuluh darah, distribusi lemak, organ, tingkat energi, serta juga fungsi seksual. Tidak hanya pada pria, hormon testosteron tersebut juga diproduksi di dalam tubuh wanita, namun jumlahnya itu lebih sedikit. Pada wanita, hormon tersebut diproduksi di dalam ovarium.

5. Estrogen

Estrogen adalah hormon wanita yang diproduksi di dalam ovarium (dan plasenta selama kehamilan). Hormon estrogen bertanggung jawab dalam memperkuat jaringan tulang, mengembangkan karakteristik bentuk tubuh perempuan, seperti payudara, berperan dalam penebalan jaringan di rahim (endometrium), dan mengatur siklus menstruasi. Dalam jumlah kecil, estrogen juga diproduksi di jaringan lemak dan otot. Ini adalah sumber utama estrogen pada wanita yang telah melalui masa menopause. Pria juga memproduksi hormon estrogen, namun jumlahnya lebih sedikit.

Penyakit Anabolisme

Adanya gangguan pada hormon dalam proses anabolisme ini akan sangat memengaruhi metabolisme secara keseluruhan. Pada kasus yang disengaja, misalnya membatasi energi untuk melunturkan lemak tubuh, maka ada perubahan anabolisme yang terjadi di dalam tubuh. Studi menyebut bahwa orang yang dengan sengaja membatasi asupan energi dalam diet antilemak mereka, maka kadar hormon pertumbuhan dan insulin juga ikut turun. Pada pria, level hormon testosteron juga akan berkurang, sekalipun ia mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi protein selama diet. Berikut beberapa masalah lainnya yang mungkin terjadi akibat terganggunya proses anabolisme:

Biologi sel

Biologi sel

Beli Buku di Gramedia

1. Resitensi Insulin

Kondisi ini terjadi ketika sel di dalam tubuh tidak dapat merespons sinyal yang dikirim hormon insulin. Akibatnya, tubuh tidak bisa mengonversi gula (glukosa) yang ada dalam darah menjadi energi. Untuk menambal kekurangan energi ini, pankreas memproduksi lebih banyak insulin. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, maka level gula darah akan meningkat dan berisiko terkena diabetes tipe 2, obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga sindrom metabolik.

2. Defisiensi Hormon Pertumbuhan (GHD)

Defisiensi hormon pertumbuhan atau growth hormone deficiency (GHD) terjadi ketika kelenjar pituitari tidak memproduksi cukup hormon pertumbuhan. Growth hormone deficiency (GHD) paling sering terjadi pada anak-anak dan dapat mengakibatkan tinggi anak berada di bawah rata-rata serta pubertas yang terlambat. Setelah pubertas, hormon pertumbuhan akan memainkan perannya sebagai pembantu dalam proses anabolisme. Kekurangan hormon ini juga dapat membuat orang dewasa menderita Growth hormone deficiency (GHD), meskipun kasus ini jarang ditemukan.

3. Kadar Testosteron Abnormal

Hormon testosteron yang terlalu tinggi biasanya disebabkan konsumsi obat-obatan tertentu, misalnya steroid anabolik pada atlet. Pada pria, kadar testosteron yang terlalu tinggi akan mengakibatkan banyak masalah kesehatan, misalnya jumlah sperma yang sedikit, pembengkakan prostat, hingga sakit kepala dan mood swing. Pada wanita, hormon testosteron yang terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Kondisi ini ditandai dengan munculnya kumis dan jenggot, siklus menstruasi tidak beraturan, hingga kenaikan berat badan. Sebaliknya, hormon testosteron juga bisa menyusut dan membuat proses anabolisme terganggu. Hal ini biasanya ditandai dengan kerontokan rambut, impotensi, hingga bertambah besarnya ukuran payudara.

4. Kadar Estrogen Abnormal

Jika kadar hormon estrogen di dalam tubuh terlalu tinggi akan mengakibatkan penyakit tiroid, penggumpalan darah, serangan jantung, stroke, hingga kanker payudara maupun rahim. Pada pria, tingginya kadar estrogen dapat mengakibatkan depresi. Sebaliknya, bila hormon estrogen di dalam tubuh terlalu rendah, mood swing, kelelahan, dan susah fokus. Tulang pun menjadi lebih rawan retak karena kepadatannya berkurang seiring dengan sedikitnya estrogen di dalam tubuh, Grameds.

Baca juga artikel terkait “Anabolisme” :

Sumber: dari berbagai sumber

Kamus Biologi SMP/SMA

Kamus Biologi SMP/SMA

Beli Buku di Gramedia

Biologi Molekuler Sel

Biologi Molekuler Sel

Beli Buku di Gramedia

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya