in

Rukun Puasa Beserta Syarat Wajib dan Syarat Sahnya

pexels.com

Rukun Puasa – Puasa adalah salah satu kewajiban bagi umat muslim ketika bulan Ramadhan tiba. Puasa wajib untuk umat muslim memang pada bulan Ramadhan. Namun, sebenarnya ada waktu tertentu bagi umat muslim untuk melakukan puasa sunah. Beberapa dari Anda mungkin sudah tahu waktu-waktu untuk puasa Sunnah tersebut.

Sederhananya, puasa adalah kegiatan ibadah untuk menahan diri dari berbagai macam hal yang dilarang oleh Allah khususnya ketika berada di bulan Ramadhan, seperti makan dan minum pada waktu siang hari. Menjalankan ibadah puasa wajib, dilakukan sejak waktu matahari terbit hingga matahari terbenam dan diawali dengan membaca niat ketika ingin berpuasa.

Meski begitu, Anda sebagai umat muslim juga wajib tahu tentang rukun puasa. Tenang, tak perlu bingung jika Anda belum begitu paham apa saja rukun puasa. Sebab, dalam artikel ini sudah ada penjelasan mengenai rukun puasa dan semua hal yang berhubungan dengan ibadah puasa itu sendiri.

Pengertian Puasa

Hal pertama yang akan kita bahas bersama adalah pengertian puasa terlebih dahulu. Puasa adalah salah satu kegiatan yang akan dilakukan secara sukarela pada waktu tertentu, seperti pada bulan Ramadhan yang di mana umat muslim wajib menjalankan puasa.

Untuk bisa melakukan kegiatan berpuasa, pihak yang bersangkutan akan menahan diri dari kegiatan makan, minum, perilaku buruk dan semua hal yang memiliki potensi untuk membatalkan puasa selama waktu pelaksanaan kegiatan puasa.

Waktu tertentu dalam menjalankan ibadah puasa dapat dilaksanakan selama satu hari atau juga bisa dalam beberapa hari. Lama waktu periode puasa tergantung ketentuan puasa yang telah diberlakukan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa puasa adalah suatu kegiatan atau ibadah untuk menahan diri dengan cara mengekang diri dari berbagai macam tujuan serta keinginan. Puasa juga kerap diartikan sebagai kegiatan yang bisa sangat berguna untuk bisa menekan haawa nafsu duniawi pada diri manusia.

Rukun Puasa

Pengertian Puasa Secara Islam

Dalam agama Islam, berpuasa juga menjadi salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat muslim dalam waktu tertentu seperti bulan Ramadhan. Tak hanya bulan Ramadhan saja, ada beberapa waktu lain yang bisa dilakukan oleh umat muslim untuk menjalankan puasa Sunnah.

Puasa menurut agama Islam bisa disebut dengan Shaum. Kata Shaum berasal dari bahasa arab: ??? yang memiliki arti suatu ibadah yang memiliki sifat wajib untuk dilaksanakan ketika bulan Ramadhan tiba. Ibadah puasa wajib yang dijalankan umat muslim akan dilaksanakan selama satu bulan penuh dan akan ditutup dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Pelaksanaan ibadah puasa yang sesuai dengan syariat Islam adalah dengan menahan diri dari makan, minum dan semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa, mulai dari terbitnya matahari (azan Subuh) hingga matahari tenggelam (azan Maghrib).

Ibadah puasa dalam agama Islam juga akan diawali dengan niat yang sudah tercantum dalam kitab suci Al-Quran. Puasa memiliki tujuan untuk bisa membentuk dan menanamkan sikap teladan dan juga meningkatkan ketakwaan seorang muslim kepada Allah SWT.

Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!

Pengertian Ibadah Puasa Secara Bahasa

Jika dilihat dari segi bahasa, puasa adalah terjemahan dari istilah aslinya yang berasal dari bahasa Arab yaitu kata Shaum. Jika diartikan secara lebih luas lagi, Shaum memiliki arti mencegah atau menahan diri.

Rukun Puasa dalam Agama Islam

Rukun Puasa
pixabay.com

Ibadah puasa di dalam agama Islam juga memiliki beberapa rukun puasa. Rukun puasa ini diambil dari syariat Islam. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang beberapa rukun puasa dalam agama Islam yang bisa Anda simak.

1. Beragama Islam

Rukun puasa dalam agama Islam adalah seseorang yang akan menjalankan ibadah puasa harus memeluk atau sudah beragama Islam. Hal ini juga sudah ada di dalam syarat wajib menjalankan puasa secara agama Islam.

2. Membaca Niat

Sebelumnya juga sudah dijelaskan jika ibadah puasa dalam agama Islam akan diawali dengan membaca niat. Tentunya membaca niat serta doa puasa adalah salah satu tahapan yang begitu penting untuk dilakukan sebelum menjalankan suatu ibadah puasa.

Umat muslim akan membaca niat sebelum ibadah puasa dilaksanakan atau lebih tepatnya setelah mereka melaksanakan ibadah sahur atau bisa juga dilakukan sebelum fajar tiba. Beberapa hadist menjelaskan jika membaca niat dan doa puasa bisa dilakukan pada waktu malam hari sebelum tidur.

Adapun bacaan niat puasa pada waktu bulan Ramadhan adalah sebagai berikut ini.

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta’âla.

Artinya: “Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta’ala.”

Pada dasarnya, niat puasa disesuaikan dengan puasa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, niat puasa wajib bulan Ramadhan berbeda dengan niat puasa sunnah dan niat membayar puasa wajib.

3. Menahan dan Mengontrol Diri

Ketika seorang umat muslim sedang menjalankan Ibadah puasa, maka mereka harus bisa menahan dan mengontrol diri atas segala hawa nafsu, seperti hawa nafsu akan makan, minum, kegiatan seksual dan berbagai macam hal lain yang bisa memiliki potensi membatalkan puasa.

Hal tersebut seperti yang Allah SWT sampaikan dalam Quran surat Al Baqarah ayat 188.

Artinya: “Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa”.

Rukun Puasa

Syarat Wajib Puasa

Rukun Puasa
pixabay.com

Setelah mengetahui rukun puasa menurut agama Islam. Berikutnya kita akan belajar bersama tentang syarat wajib puasa dalam agama Islam. Berikut ini adalah beberapa syarat wajib puasa yang bisa Anda baca lebih lengkap lagi.

1. Beragama Islam

Syarat wajib ibadah puasa dalam agama Islam tentunya mereka yang akan menjalankan ibadah puasa harus memeluk atau beragama Islam. Jumhur ulama menyepakati jika syarat wajib puasa yang paling pertama adalah orang yang diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa hanyalah mereka yang sudah memeluk agama Islam.

Sedangkan, bagi mereka yang tidak memeluk agama Islam tidak diwajibkan untuk menjalankan puasa. Hal ini karena khitab perintah puasa didahului dengan sebutan: “wahai orang-orang beriman.” Itu artinya mereka yang tidak beriman tidak diajak dalam pembicaraan hal tersebut, sehingga mereka memang tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa.

2. Baligh

Syarat wajib puasa yang berikutnya adalah sudah baligh. Bagi mereka yang belum masuk ke dalam usia baligh seperti anak kecil tidak wajibkan untuk melakukan ibadah puasa pada bulan Ramadhan.

Madzhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah membolehkan jika anak sudah usia 10 tahun dan tidak mau untuk melakukan ibadah puasa pada bulan Ramadhan, maka boleh diberi hukuman dengan pukulan.

Sabda Nabi SAW:

“Ada tiga kelompok yang dibebaskan dari hukum, yaitu: (1) Orang yang tidur sehingga ia bangun. (2) Anak-anak sampai ia baligh. (3) Orang gila sampai ia sembuh”. (Hadis Shahih, riwayat Abu Dawud: 3822, al-Tirmidzi: 1343, al-Nasa’i: 3378, Ibn Majah: 2031, dan Ahmad: 910. Teks hadis riwayat al-Nasa’i).

3. Berakal atau Tidak Gila

Syarat yang berikutnya adalah berakal atau tidak gila. Itu artinya, bagi orang gila sebagai orang tak berakal tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Seseorang dalam kondisi gila, jika tak berpuasa, maka tidak ada tuntutan untuk menggantikan puasa yang telah ditinggalkannya walaupun ketika ia telah sembuh selama masih hidup di dunia ini.

Nantinya ketika di akhirat, tidak ada dosa yang harus dipertanggung jawabkan karena telah meninggalkan kewajiban berpuasa.

4. Sehat

Syarat wajib puasa berikutnya adalah dalam kondisi sehat. Seseorang yang sedang dalam kondisi sakit tidak diwajibkan untuk berpuasa Ramadhan. Meski begitu, mereka tetap wajib menggantikannya di lain hari ketika kesehatan yang dimilikinya sudah pulih kembali.

Allah SWT berfirman:

Latin: Wa man kaana mariidhan auw ‘alaa safarin fa’iddatun min ayyaamin ukhar.

Artinya:

“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah : 185).

5. Mampu

Orang yang menjalankan ibadah puasa harus dalam kondisi mampu melaksanakannya. Hal tersebut juga menjadi salah satu syarat wajib puasa. Bagi mereka yang sudah lemah dan tidak memungkinkan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan, maka diperbolehkan untuk meninggalkannya. Namun, tetap diwajibkan untuk membayarkan fidyah.

Allah SWT berfirman :

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya,…” (QS. Al-Baqarah : 184)

6. Tidak Sedang dalam Perjalanan

Orang yang sedang dalam perjalanan jauh diperbolehkan untuk tidak menjalankan ibadah puasa. Namun, wajib untuk menggantikan ibadah puasa tersebut dilain hari sesuai dengan jumlah puasa yang ditinggalkannya.

Allah SWT berfirman :

“…Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain….” (QS. Al-Baqarah : 185).

Dalam hadis Rasulullah SAW disebutkan :

“Bahwa Hamzah Al-Aslami berkata, ”Ya Rasulullah, Aku kuat tetap berpuasa dalam perjalanan, apakah aku berdosa?”. Rasulullah SAW menjawab, ”Itu adalah keringanan dari Allah, siapa yang berbuka maka baik. Dan siapa yang lebih suka berpuasa maka tidak ada dosa”. (HR. Muslim dan An-Nasai).

7. Suci dari Haid dan Nifas

Para ulama telah berjima’ jika para wanita yang sedang dalam kondisi mendapat darah haid dan nifas tidak diwajibkan untuk menjalankan puasa. Bahkan, jika masih dikerjakan dengan niat berpuasa, maka hukumnya tetap menjadi haram.

Hal tersebut didasarkan atas hadits Aisyah radhiyallahuanha berikut ini:

“Kami (wanita yang haidh atau nifas) diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintah untuk mengqadha; shalat.” (HR. Muslim).

Itulah beberapa syarat wajib puasa yang bisa Anda baca selengkapnya.

Syarat Sah Puasa

Rukun Puasa
pixabay.com

Setelah tahu syarat wajib puasa, berikutnya kita akan belajar bersama tentang syarat sah puasa. Maksud dari syarat sah di sini adalah semua hal yang membuat ibadah puasa tersebut menjadi sah hukumnya.

Itu artinya, jika salah satu syarat sah tersebut tidak ada, maka ibadah puasa yang dilakukan tetap dianggap tidak sah. Secara mudahnya, syarat sah puasa adalah syarat yang harus dipenuhi agar puasa yang dilakukan oleh seseroang menjadi sah hukumnya di hadapan Allah SWT.

1. Islam

Syarat sah puasa yang pertama adalah beragama Islam. Itu artinya, jika tidak beragama Islam, maka puasanya dianggap tidak sah. Perlu diketahui juga jika beragama Islam juga menjadi syarat wajib berpuasa. Hal ini juga karena puasa adalah suatu ibadah yang masuk ke dalam rukun Islam.

2. Niat

Jika seseorang yang sedang menjalankan puasa, tetapi lupa atau tidak berniat, maka puasa yang sedang dijalankannya dianggap tidak sah.

Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka tidak ada puasa untuknya.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).

Selain itu, para ulama selain Asy-Syafi’iyah, seperti Al- Hanafiah, Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah juga meletakkan niat sebagai salah satu syarat puasa.

3. Berakal

Berakal juga menjadi syarat sah puasa yang dapat berlaku ketika seorang muslim sudah dapat membedakan baik dan buruk (tamyiz). Bahkan, jika belum baligh tetapi sudah tamyiz, maka anak tersebut sah untuk bisa melakukan ibadah puasa. Akan tetapi, ibadah puasa menjadi tidak sah jika seorang muslim belum tamyiz atau mengalami kondisi gangguan jiwa.

4. Masuk Waktu Puasa

Syarat sah puasa yang berikutnya adalah sudah memasuki waktu untuk menjalankan ibadah puasa. Puasa wajib akan sah jika sudah masuk ke dalam tanggal 1 Ramadhan. Untuk bisa mengetahui awal bulan Ramadhan dapat dilakukan dengan cara melihat hilal secara langsung serta dari saksi yang dapat dipercaya.

Akan tetapi, jika hilal tidak terlihat, maka tindakan yang diambil adalah dengan menghitung bulan Syaban menjadi 30 hari dalam menentukan bulan Ramadhan.

5. Suci dari Haid dan Nifas

Suci dari haid dan nifas tak hanya menjadi sayrat wajib puasa. Namun, juga menjadi syarat sah dalam berpuasa. Hadits Aisyah ra menjelaskan tentang tidak berpuasanya seorang wanita yang sedang hidh adalah sebagai berikut ini.

“Kami (wanita yang haidh atau nifas) diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha sholat.” (HR. Muslim).

Selain itu, para ulama juga sepakat jika seorang wanita yang sedang nifasterkait dengan hukum yang berlaku pada wanita yang haidh.

Rukun Puasa

Nah itulah rangkuman singkat seputar ibadah puasa. Mulai dari pengertian puasa, rukun puasa, syarat wajib hingga syarat puasa sudah dijelaskan di atas. Tentunya penjelasan di atas bisa berguna sekali bagi Anda untuk lebih paham dan mengerti seputar ibadah puasa.

Jika ingin mencari lebih banyak informasi tentang puasa melalui buku, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Hendrik

BACA JUGA:

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Yufi

Saya biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Tema yang saya sukai adalah tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Instagram saya Yufi Cantika