in ,

Review dan Sinopsis Novel Hold Me, Never Let Go Karya Tahuisiy

Orang yang tepat di waktu yang salah. Barangkali, kalimat dan keadaan ini sudah familiar didengar dan ditemukan di masyarakat. Apakah kamu salah satu yang mengalaminya, Grameds?

Biasanya, kalimat ini muncul ketika kamu sudah menemukan seseorang yang kamu pikir akan menjadi pasanganmu selamanya atau “the one”, tapi keadaan memaksamu berpisah dengannya. Semesta–dengan cara kerjanya yang misterius itu–seolah tak mendukung hubunganmu dengan dia, yang kamu pikir sudah cocok dari segala hal. Sekuat apapun kamu mencoba mempertahankan hubungan dengan dia, memang jalannya kalian akan berpisah. Akhirnya, dia pun jadi seseorang yang akan selalu meninggalkan bekas di hatimu.

Novel yang akan dibahas pada artikel kali ini, Hold Me, Never Let Go akan menyajikan kisah romansa yang bittersweet. Ditulis oleh Tahuisiy yang diterbitkan oleh Akad x Skuad pada 11 April 2025, novel yang terdiri atas 368 halaman ini menyajikan cerita tentang right person, wrong time yang mungkin mirip dengan kisahmu.

Kisah dalam novel ini menyoroti seorang wanita muda bernama Anina Biru Larasati, yang berusaha menghadapi trauma masa lalu dari perceraian kedua orang tuanya. Ia bisa menghadapi trauma itu berkat menjalin hubungan dengan Handi Prabu yang menjadi pelipur lara baginya. Meskipun begitu, mereka berdua sama-sama masih dihantui masalah pribadi yang belum selesai, sehingga membuat hubungan mereka berdua menjadi rumit.

Apakah Nina dan Handi mampu menyelesaikan masalah mereka bersama-sama? Atau mereka harus merelakan hubungan demi menghadapi masalahnya sendiri? Yuk, simak artikelnya sampai habis!

Sinopsis Novel Hold Me, Never Let Go

“Right person, wrong time” seolah menjadi kalimat yang paling tepat menggambarkan kisah Nina dan Handi Prabu. Berangkat dari dua orang yang dekat sebagai sahabat, benih cinta kemudian tumbuh di antara mereka, hingga pada akhirnya, keadaan memaksa mereka kembali menjadi dua orang asing dengan masa lalu yang belum benar-benar usai.

Menariknya, meski hubungan mereka sudah berakhir, Handi tak pernah benar-benar pergi. Ia tetap menjadi tempat Nina pulang, teman berbagi cerita, pengantar pulang sekolah, dan sosok yang tak pernah lelah menunjukkan perhatian. Bagi Nina, Handi adalah tipe cowok green flag yang langka, kocak ala Komeng, kadang asbun, tapi selalu tulus dan penuh usaha.

Di balik canda dan tawa yang mereka bagi, ada luka yang tak terlihat oleh dunia. Baik Nina maupun Handi, adalah dua remaja yang diam-diam sedang bertarung dengan trauma keluarga mereka masing-masing.

Bagi Handi, cinta bukan sekadar soal memiliki. Cinta adalah ruang aman untuk saling menyembuhkan. Karena itu, ia percaya bahwa proses penyembuhan tidak bisa dijalani sendiri. Jika ia berusaha untuk sembuh, maka Nina pun harus ikut berjalan menuju pulih.

Tapi apakah cinta yang pernah mereka bangun cukup kuat untuk melewati luka-luka itu? Atau mereka hanyalah dua jiwa yang pernah saling mengisi, lalu perlahan menghilang dari hidup satu sama lain, menyisakan kenangan yang menggantung tanpa akhir?

 

Kelebihan dan Kekurangan Novel Hold Me, Never Let Go

Pros & Cons

Pros
  • Relatable dengan pembaca.
  • Alur cerita yang ringan dan mengalir.
  • Penggunaan gaya bahasa yang kekinian.
  • Mengangkat isu emosional yang serius.
  • Penggambaran karakter yang realistis.
  • Mengandung pesan moral yang berharga.
Cons
  • Plot yang sedikit klise. 

 

Kelebihan Novel Hold Me, Never Let Go

Salah satu kelebihan utama dari novel Hold Me, Never Let Go karya Tahuisiy adalah kemampuannya menghadirkan cerita yang sangat relatable bagi pembaca, khususnya kalangan remaja. Dari sinopsisnya saja, pembaca sudah bisa merasa terhubung secara emosional karena kisah yang ditawarkan begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Tema tentang perasaan yang tertunda, cinta pertama, serta pertemanan yang perlahan berubah menjadi cinta, adalah pengalaman yang bisa dialami siapa saja. Ditambah lagi, alur ceritanya yang ringan dan mengalir membuat novel ini terasa nyaman untuk diikuti. Pembaca tidak perlu berpikir secara keras untuk menikmati kisah dalam novel ini.

Gaya bahasa yang digunakan pun menjadi daya tarik tersendiri. Tahuisiy menyajikan narasi dengan bahasa santai khas anak muda masa kini. Hal ini berhasil menambah kedalaman emosional pada setiap dialog dan monolog tokohnya. Meskipun gaya bahasanya terasa ringan, Hold Me, Never Let Go tidak sekadar menyajikan kisah cinta biasa saja. Novel ini juga menyentuh isu-isu emosional yang cukup dalam, terutama soal trauma masa kecil dan luka batin yang terbawa hingga remaja. Tokoh utama, Anina Biru Larasati, digambarkan sebagai remaja dengan luka dari masa lalu yang kompleks akibat perceraian orang tuanya dan pengalaman buruk di masa sekolah. Di sisi lain, hadirnya Handi Prabu sebagai karakter laki-laki yang suportif berhasil menambah dimensi emosional dalam cerita ini. Ia bukan saja menjadi sosok yang mencintai, tapi juga seseorang yang berusaha membantu Anina pulih dari traumanya.

Penggambaran karakter yang realistis juga menjadi kekuatan tersendiri dalam novel ini. Mereka tidak sempurna, tetapi justru itulah yang membuat mereka terasa nyata. Setiap emosi, keraguan, dan konflik ditulis dengan jujur dan menyentuh. Melalui hubungan Nina dan Handi, pembaca diajak untuk memahami bahwa cinta bukan hanya sekedar tentang memiliki saja, tetapi juga tentang tumbuh dan saling menyembuhkan. Di balik cerita yang ringan, tersimpan pesan moral yang cukup banyak dari novel ini.

 

Kekurangan Novel Hold Me, Never Let Go

Salah satu hal yang mungkin dirasakan sebagian pembaca adalah alurnya yang terbilang cukup klise. Kisah tentang sahabat jadi cinta, kemudian terpisah karena luka masa lalu, rasanya sudah cukup banyak ditemui dalam berbagai novel remaja atau young-adult lainnya.

Meskipun dikemas secara emosional dan menyentuh, struktur ceritanya masih mengikuti pola yang umum, sehingga bisa terasa kurang mengejutkan atau terlalu mudah ditebak. Hal ini berisiko membuat sebagian pembaca merasa cepat bosan atau berpikir bahwa ceritanya hanya “itu-itu saja.” Bagi pembaca yang menginginkan konflik yang lebih kompleks atau plot-twist yang tak terduga, novel ini mungkin terasa datar di beberapa bagian ceritanya.

 

Pesan Moral Novel Hold Me, Never Let Go

Melalui perjalanan emosional antara Nina dan Handi, pembaca diajak untuk merenungkan kenyataan pahit bahwa cinta, sekuat dan setulus apa pun, tidak akan selalu mampu menyatukan dua pribadi yang masih diselimuti dengan luka, terutama luka lama. Terkadang, perasaan yang paling dalam pun bisa kalah oleh waktu yang tidak tepat dan luka masa lalu yang belum selesai. Justru orang yang paling kita butuhkan dan yang paling mampu memahami serta menerima sisi paling rapuh dari diri kita, terkadang bisa datang ketika kita sedang tidak siap untuk membuka diri sepenuhnya.

Novel ini berhasil menyentuh sisi paling manusiawi dari hubungan: bahwa cinta bukan hanya tentang memiliki, tetapi tentang proses tumbuh bersama, menyembuhkan luka satu sama lain, dan belajar menerima ketidaksempurnaan masing-masing. Penyembuhan, dalam kisah ini, digambarkan sebagai perjalanan panjang yang penuh air mata, kesunyian, dan keberanian untuk terus melangkah, meski masa lalu terus membayangi.

Anina dan Handi menunjukkan bahwa sebelum bisa benar-benar mencintai orang lain, seseorang harus lebih dulu belajar mencintai dirinya sendiri—memaafkan, merelakan, dan merangkai ulang kepercayaan yang pernah hancur.

 

Kira-kira gimana nih Grameds, novel Hold Me, Never Let Go karya Tahuisiy sangat menarik kan? Bagi kamu yang pernah berada dalam situasi right person tapi wrong time, coba baca novel ini, deh. Selain relate, kamu juga bisa dapat insight untuk perjalanan cinta kamu ke depannya. Jadi, yuk langsung saja dapatkan novel Hold Me, Never Let Go ini hanya di Gramedia.com ya!

Selain novel ini, masih banyak juga buku genre lain dan novel-novel romansa yang seru untuk dibaca, tersedia di Gramedia.com. Beberapa rekomendasinya sudah Gramin tulis di bawah ini.

 

Rekomendasi Buku

1. Pacar Eksperimental (Kismat Connection)

Kismat Connection

kis·mat: (n) sebuah kekuatan yang menurut beberapa orang mengendalikan apa yang terjadi di masa depan dan berada di luar kendali manusia. Tahun terakhir SMA Madhuri Iyer diramalkan akan hancur-hancuran menurut ibunya yang pintar membaca bagan astrologi. Di sisi lain, ia dikutuk akan bahagia selamanya dengan pacar pertamanya. Madhuri yang membenci ramalan ingin membuktikan diri bahwa Semesta bukanlah penentu nasibnya. Maka ia memulai hubungan eksperimental dengan satu-satunya cowok yang tidak akan pernah membuatnya jatuh cinta: teman masa kecilnya, Arjun Mehta. Sayangnya ia tidak memperhitungkan Arjun yang diam-diam menyimpan perasaan untuknya. Lambat laun, perasaan Madhuri sendiri berubah. Namun jika ia mengakui perasaannya, bukankah itu berarti ia tunduk pada takdir Semesta?

”BINTANG-BINTANG jelas berpihak padamu.” Seulas senyum melengkungkan bibir Arjun Mehta, mata hitam mengilatnya bekerlip menatap perempuan paruh baya yang duduk bersila di depannya. Beberapa luka goresan baru muncul di kulitnya, akibat alas koyak-koyak yang mereka duduki. Setiap tahun bagan astrologinya dibacakan, yang berarti mengeluarkan karpet oranye neon itu terlebih dahulu. Ia menyebut karpet itu jimat keberuntungannya. ”Kau yakin, Bibi Iyer?” tanya Arjun, memajukan tubuh dengan tertarik. Bibi Iyer sebenarnya bukan bibinya, melainkan tetangga yang sudah seperti keluarga. Seperti kebanyakan anak India, Arjun dibesarkan dengan adab memanggil orang orang tua di komunitasnya dengan sebutan bibi atau paman. Panggilan tersebut lazim digunakan sebagai tanda penghormatan, tetapi Arjun memiliki pandangan berbeda. Bibi Iyer berperan besar dalam hidupnya bagaikan ibunya sendiri, dan memanggil perempuan itu dengan sebutan bibi membuat hubungan mereka terasa lebih konkret, meskipun tanpa pertalian darah sungguhan.

 

2. Kekal: 365 Hari di Baghana

Kekal: 365 Hari di Baghana

Bagaimana jika ambisi harus berhadapan dengan nurani, mana yang akan keluar sebagai pemenang? Demi menghindar dari omelan Ibu yang menuntut menantu secepatnya, Dewan Raja Kusuma-seorang pengusaha menerima tantangan ayahnya untuk menjalankan sebuah proyek pembangunan pabrik kertas dí Desa Baghana–desa yang asri. Bagi Dewan, tak sulit, tetapi Dewan harus menghadapi perlawanan warga Desa Baghana dan seorang gadis paling vokal bernama Madahera.

Bagi Madahera, mengusir pengusaha pabrik kertas berkacamata merupakan perjuangan mempertahankan desa yang asri. Namun, bagaimana jika Dewan dan Madahera justru terjebak konflik yang bukan hanya memperebutkan sebuah tanah, melainkan juga tentang hati yang perlahan terlena kebersamaan? Bagaimana juga jika tujuan Dewan seketika berubah usai mengetahui kehidupan Madahera yang terancam? Mampukah Dewan mempertahankan ambisinya?

Kekal, 365 Hari di Baghana bukan sekadar kisah romansa, tetapi juga tentang keberanian melawan ketidakadilan, keteguhan meraih mimpi dan harapan.

 

3. Accidently Fell In Love

Accidentally Fell in Love

“Becca, lo beli latte tiap hari beneran diminum, atau ajang modus biar bisa ketemu gue?”

Becca, gadis ceria penuh mimpi besar: membangun Lauk Lokal Fit-bisnis katering masakan nusantaranya, jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Jec-barista blasteran bermata biru yang menyelamatkan Becca dari insiden memalukan. Dia rela menjadi cegil-cewek gila supaya bisa dekat dengan Jec, hingga melakukan banyak strategi PDKT, termasuk membeli kopi setiap hari demi bisa bertemu Jec meski perutnya protes karena Becca memiliki maag kronis.

Namun, hidup terkadang memang sepahit kopi hitam, kedekatannya dengan Jec ternyata berimbas pada bisnis yang sedang Becca bangun. Sebab, Jec yang selama ini Becca kenal memiliki banyak rahasia tersembunyi yang bisa memukul telak Becca untuk mundur. Lantas, mampukah Becca menghadapi badai yang datang atau memutuskan menyerah mempertahankan Lauk Lokal Fit… juga Jec?