in

Review dan Sinopsis Buku Memorial Perfume Shop Karya Jin Seolla

 memorial perfume shop – Buku ini merupakan terjemahan dari novel populer asal Korea yang menghadirkan kisah tentang sebuah toko parfum ajaib, tempat misterius yang hanya bisa ditemukan oleh orang-orang terpilih. Dengan ketebalan 234 halaman, karya memikat ini diterbitkan oleh Pastel Books pada 10 Februari 2025.

Di Memorial Perfume Shop, setiap kenangan dapat diracik menjadi parfum. Namun pintu toko ini tidak terbuka untuk semua orang. Hanya jiwa-jiwa yang memendam kerinduan terdalam yang mampu melangkah masuk, membawa sepenggal pengalaman hidup untuk diolah menjadi aroma yang tak terlupakan.

Bayangkan betapa uniknya pekerjaan Joyful, sang peracik parfum yang setiap hari menyentuh kenangan orang lain, baik yang manis, getir, bahkan yang paling menyakitkan. Di sanalah letak keindahan sekaligus tantangan: memahami emosi yang tersembunyi, lalu mengubahnya menjadi wangi yang hidup.

Kalau kamu berada di posisi Joyful, kira-kira sanggupkah kamu menjalani pekerjaan seperti itu? Atau justru ada satu kenangan yang ingin kamu ubah menjadi parfum, agar aromanya bisa kamu hirup kapan pun kamu merindukannya?

Memorial Perfume Shop

Sejarah Kemunculan & Perkembangan Parfum

Sejak dulu, parfum selalu menyimpan aura yang sulit dijelaskan sedikit misteri, sentuhan fantasi, dan banyak imajinasi. Bagi banyak orang, harumnya parfum bukan sekadar wangi, tetapi cara untuk meninggalkan kesan yang memikat dan tak mudah dilupakan. Setiap semprotan seolah menciptakan aura yang membungkus siapa pun yang memakainya.

Jejak Wangi dari Peradaban Kuno

Asal-usul parfum menelusuri perjalanan panjang sejak ribuan tahun lalu. Beberapa tonggak awalnya:

  • Peradaban Mesopotamia dan Mesir Kuno menjadi tempat pertama wewangian diramu, biasanya untuk ritual atau tujuan spiritual.

  • Bangsa Romawi dan Persia kemudian menyempurnakan teknik dan memperluas penggunaan parfum dalam kehidupan sehari-hari.

  • Tapputi, sosok perempuan yang tercatat sebagai peracik parfum tertua dalam sejarah, namanya ditemukan pada prasasti kuno Mesopotamia sekitar 2.000 tahun SM.

Aqua Admirabilis: Lahirnya Parfum Ikonik Eropa

Memasuki abad ke-18, seorang tukang cukur Italia yang tinggal di Köln, Jerman, menciptakan racikan wewangian segar yang dinamai Aqua Admirabilis atau “Air yang Mengagumkan”.
Wangi ini mendapat banyak pujian, bahkan Napoleon disebut sebagai salah satu penggemarnya.

Produk tersebut kemudian dipasarkan dengan nama 4711. Hingga kini, 4711 masih terus diproduksi dan menjadi salah satu parfum tertua yang tetap bertahan dalam sejarah.

Revolusi Parfum Modern

Abad ke-19 menandai perubahan besar dalam dunia parfum.

Beberapa faktor kuncinya:

  • Pergeseran selera masyarakat terhadap wangi yang lebih kompleks.

  • Kemajuan teknologi kimia yang memungkinkan eksperimen baru.

  • Racikan parfum tidak lagi mengandalkan satu jenis bunga saja, melainkan perpaduan berbagai bahan alami dan sintetis yang dikenal sebagai notes atau overtones.

Salah satu tonggak terpenting adalah hadirnya Chanel No. 5, parfum ikonik yang memadukan prinsip kimia modern dan bahan sintetis. Inilah yang membuka jalan bagi era wewangian modern seperti yang kita kenal sekarang.

Profil Jin Seolla – Penulis Buku Memorial Perfume Shop

Jin Seolla adalah seorang penulis berkebangsaan Korea Selatan. Dia suka membaca pesan-pesan yang tersirat dalam setiap kata-kata serta merasa hidup di dunia di mana berbagai genre saling berkelindan. Jin Seolla juga memiliki hobi untuk menulis cerita yang menggerakan hati. Novel Memorial Perfume Shop karyanya ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Vietnam dan Indonesia Selain itu, dia juga menerbitkan melodrama penuh ketegangan “The Season When Memories Sleep.”

Sinopsis Buku Memorial Perfume Shop

“Tidak ada satu pun kehidupan yang tidak memancarkan cahaya.”

Di Memorial Perfume Shop, setiap aroma lahir dari kenangan yang manis, yang getir, hingga yang ingin dilupakan. Toko parfum ajaib ini hanya muncul bagi mereka yang dipanggil oleh kerinduan terdalam, tempat jiwa-jiwa terluka datang mencari kelegaan.

Di balik meja peracikan, ada Jin Doo Ri sang manajer berhati lembut dan Joyful, peracik parfum jenius yang mampu menangkap emosi paling halus. Dari orang tua yang kehilangan anak hingga seseorang yang patah hati, mereka meramu duka menjadi wangi yang menguatkan, membantu setiap pengunjung melangkah kembali tanpa beban masa lalu.

Namun keajaiban yang mereka ciptakan menyimpan pertanyaan yang tak pernah terjawab: ketika mereka begitu sibuk menyembuhkan luka orang lain, siapa yang akan menyembuhkan luka mereka sendiri? Dan mungkinkah suatu hari nanti, mereka menemukan aroma yang mampu memulihkan hati mereka masing-masing?

Kelebihan dan Kekurangan Buku Memorial Perfume Shop

Pros & Cons

Pros
  • Format cerita yang pendek.
  • Mengangkat kisah bertema keluarga dan duka.
  • Tokoh yang menarik.
  • Penjelasan yang mendetail.
  • Cerita yang heartwarming dan menyentuh hati.
Cons
  • Seperti buku anak-anak.
  • Terjemahan yang kurang pas.

Kelebihan Buku Memorial Perfume Shop

Buku Memorial Perfume Shop karya Jin Seolla memiliki banyak kelebihan yang berhasil membawa status buku ini menjadi buku best seller dunia. 

  • Format cerita pendek yang saling berkaitan

Sembilan cerita pendek ini adalah fantasi surealis yang berlatar di sebuah toko parfum bernama Memorial, sebuah tempat yang terhubung dengan dunia nyata. Toko ini hanya dapat diakses oleh mereka yang sedang berjuang, dan mereka yang masih merawat orang-orang terkasih mereka yang telah meninggal.

Para pencipta toko ini menciptakan parfum berdasarkan aroma orang yang telah meninggal, yang bertujuan untuk menyembuhkan dan menguak isi hati, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. sembilan cerita pendek yang semuanya saling berkaitan.

  • Mengangkat kisah bertema keluarga & duka

Bukan hanya kisah fantasi, buku ini bercerita tentang kedua orang tua yang sangat merindukan anaknya yang telah meninggal, karena memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Lewat topik yang duka yang diangkat oleh buku ini, pembaca dibawa kedalam perjalanan emosional yang mendalam.

  • Tokoh yang menarik

Karakter-karakter dalam buku ini digambarkan dengan latar belakang yang memikat. Sosok Madam Jin dan Joyful, misalnya, tidak hanya sekadar penjaga toko parfum, tetapi juga pribadi yang menyimpan sejarah hidup masing-masing.

Latar belakang mereka yang kompleks memberikan kedalaman pada cerita, menambah rasa penasaran pembaca untuk mengenal mereka lebih jauh. Kehadiran anjing kecil bernama Woo Yoo juga memberi nuansa manis dan menghangatkan hati, seakan menjadi penyeimbang dari kisah-kisah duka yang ada di dalam buku ini.

  • Penjelasan yang mendetail

Karena berfokus pada dunia parfum, proses pembuatan parfum oleh Joyful digambarkan dengan sangat rinci. Lewat buku ini pembaca diajak untuk memahami tahapan pembuatan parfum secara mendetail. Setiap detail ini menambah daya hidup pada cerita dan membuat pengalaman membaca terasa lebih imersif.

Selain itu, penokohan Madam Jin dan Joyful ditampilkan secara seimbang. Mereka bukan sekadar sosok penjaga toko, melainkan jiwa-jiwa yang diberi kesempatan kedua untuk hidup di antara batas kehidupan dan kematian. Setelah mengetahui perjalanan berat yang pernah mereka jalani, pembaca seolah ikut merasa lega karena mereka dipertemukan dengan Choco dan Woo Yoo, dua sosok yang menambah warna dalam kisah ini.

  • Cerita yang heartwarming dan menyentuh hati

Setiap cerita membuat pembaca merasakan hangatnya cinta, pedihnya kehilangan, sekaligus keindahan dalam merelakan. Buku ini mengingatkan betapa beratnya kerinduan yang tak terucapkan, serta bagaimana manusia sering kali harus belajar ikhlas untuk bisa melanjutkan hidup. Banyak pesan moral yang bisa dipetik, mulai dari pentingnya menghargai momen sederhana bersama orang terkasih, hingga keberanian untuk berdamai dengan masa lalu.

Membaca buku ini bagaikan sebuah perjalanan emosional, kadang membuat tersenyum, kadang membuat hati perih, dan tidak jarang meneteskan air mata. It is the kind of book that is short yet intense, ringan namun membekas, sehingga layak direkomendasikan kepada siapa pun yang ingin membaca kisah menyentuh hati.

Kekurangan Buku Memorial Perfume Shop

  • Seperti buku anak-anak

Meski buku ini dipasarkan untuk pembaca young adult, beberapa bagian terasa ditulis dengan gaya yang mirip buku anak-anak. Ada kalimat-kalimat yang terlalu sederhana sehingga membuat nuansa ceritanya kurang mendalam.

Di sisi lain, penulis berusaha menghadirkan gaya puitis, tetapi hasilnya kadang terasa setengah hati, seolah belum benar-benar matang. Hal ini membuat sebagian pembaca merasa kurang nyaman karena ekspektasi mereka adalah membaca buku dengan gaya bahasa yang lebih dewasa, sesuai dengan tema besar tentang kehilangan dan kerinduan yang diangkat.

  • Terjemahan kurang pas

Selain gaya bahasa, terjemahan buku ini juga memunculkan perdebatan. Tidak jelas apakah nuansa canggung yang dirasakan pembaca berasal dari gaya asli penulis atau karena keterbatasan penerjemah dalam memilih kosakata.

Beberapa pilihan kata terasa janggal, misalnya penggunaan kata “Mas” sebagai pengganti oppa. Pilihan ini membuat suasana yang coba dibangun terasa aneh, apalagi jika di bagian lain penerjemah masih menggunakan kata oppa. Ketidakkonsistenan ini dapat mengganggu alur membaca dan sedikit mengurangi kekuatan emosional yang seharusnya lebih mengalir.

Pesan Moral Buku Memorial Perfume Shop

Setiap peristiwa terasa begitu tidak realistis, namun menawarkan perspektif positif tentang kehidupan, terutama dalam hal hubungan dengan orang-orang di sekitar. Selagi kita masih hidup, kita harus saling berbaik hati. Lakukan apa pun yang ingin kau lakukan, karena jika seseorang meninggal, kau mungkin akan menyesalinya nanti.

Memorial Perfume Shop karya Jin Seolla mampu memberikan memori dan kehangatan bagi mereka yang membacanya, sama seperti parfum yang dijual yang memuat memori para pembelinya. Bagi Grameds yang mau melihat-lihat Memorial Perfume yang ditawarkan, kamu bisa langsung pesan buku ini tanpa ribet hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Rekomendasi Buku

Dallergut : Toko Penjual Mimpi

Dallergut : Toko Penjual Mimpi

Ada sebuah desa yang hanya bisa kamu kunjungi dalam tidurmu. Tempat paling populer di desa ini adalah Dallergut: Toko Penjual Mimpi yang mengumpulkan dan menjual segala macam mimpi. Toko ini selalu ramai oleh pelanggan manusia dan hewan yang ingin tidur panjang atau tidur siang. Setiap lantainya dilengkapi dengan mimpi-mimpi dari berbagai macam genre istimewa, termasuk mimpi tentang masa kecil, perjalanan menyenangkan, melahap makanan lezat, hingga mimpi buruk dan mimpi misterius.

Di toko ini ada Dallergut, si pemilik toko; Penny, karyawan baru yang ceroboh dan penuh rasa ingin tahu; Aganap Coco, produser mimpi legendaris; dan Vigo Myers, manajer lantai dua. Penny ditugaskan untuk bekerja di lantai satu dengan karyawan veteran, Bibi Weather. Namun, pada hari pertama dia bekerja, mimpi yang paling mahal dicuri.

The Book Censor’s Library

The Book Censor's Library

Seorang penyensor buku pemula berusaha memenuhi tugasnya untuk menemukan berbagai pelanggaran yang membuat buku-buku menjadi tidak layak untuk diterbitkan. Tiga tabu utama yang dilarang untuk disinggung dalam sebuah buku, yaitu yang berkaitan dengan Tuhan, pemerintah, dan seks. Buku-buku yang diperbolehkan beredar adalah yang mengumbar janji manis tentang meraih kesuksesan, kekayaan, cinta, dan kebahagian tanpa usaha nyata.

Namun, sebuah buku membuat hidupnya tidak pernah sama lagi. Penyensor buku pemula itu menghafal seluruh kalimat dalam buku tersebut seolah-olah telah membacanya seumur hidup. Ketika dirinya tidak mampu lagi menentukan garis pemisah antara imajinasi dan kenyataan, penyensor buku pemula berusaha untuk tetap berpegang teguh pada Sistem agar tidak membahayakan keluarganya meski jiwanya terasa kosong. Sebagai penjaga permukaan dunia, dia telah tenggelam dalam labirin makna.

The Alley of Fantasy Bookshops

The Alley of Fantasy Bookshops

Dulu, gang ini ramai oleh pencinta buku. Kini, yang tersisa hanya satu toko—Toko Buku Kuburan.

“Tunggu… buku-buku ini bisa bicara?”

“Tentu. Ini kuburan bagi mereka yang tak pernah dibaca.”

“Kenapa cerewet sekali?”

“Karena mereka punya banyak unek-unek.

Sejak lahir sebagai buku, mereka belum pernah dibaca sampai selesai. Bagaimana unek-uneknya tidak banyak? Buku tanpa pembaca itu sama dengan pengoceh yang dibungkam.”

Written by Vania Andini