Agama Islam

Mengenal Sosok Utsman Bin Affan Sebagai Khalifah dan Sahabat Nabi

Utsman Bin Affan
Written by Yufi Cantika

Utsman Bin Affan – Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia yang paling dicintai oleh seluruh umatnya namun tidak hanya dikalangan umatnya saja keluarga dan para sahabatnya pun sangat mencintai beliau. Sebagai sahabat yang hidup sezaman dengan nabi dan menjalani hari-hari bersama nabi tentunya sifat dan karakter seorang sahabat nabi pun tidaklah jauh berbeda dengan akhlak mulia nabi itu sendiri.

Dari beberapa sahabat nabi yang kita kenal salah satunya yang pernah menjadi khalifah menggantikan kepemimpinan setelah kepergian nabi adalah Utsman Bin Affan. Beliau adalah sosok khalifah ketiga setelah Abu Bakar dan Umar Bin Khattab yang naik meneruskan pemerintahan adil dan sejahtera.

Meneladani sosoknya pastilah sangat baik karena beliau juga dikenal mempunyai suri tauladan yang baik dan patut dicontoh bagi generasi berikutnya terutama umat muslim di seluruh dunia.

Untuk itu baik untuk kita meneladani kisahnya pada pembahasan kali ini yang akan merangkum perjalanan hidupnya sebagai sosok khalifah dan sahabat nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya pembahasan terkait Utsman Bin Affan dapat disimak di bawah ini!

Riwayat Hidup Utsman Bin Affan

‘Utsman bin’ Affan 17 juni 579 M adalah Khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 M hingga 656 M dan merupakan Khulafaur  Rasyidin yang paling lama memerintah. Seperti dua pendahulunya, ‘Utsman adalah salah satu sahabat utama Nabi Muhammad. Perkawinannya yang berturut-turut dengan kedua putri Nabi Muhammad dan Khadijah membuatnya mendapat julukan Dzun Nurain (pemegang dua pelita).

Selama masa pemerintahannya, pemerintah Muslim memperluas wilayahnya ke Fars (sekarang Iran) pada tahun 650 dan sebagian Khorāsān (sekarang Afghanistan) pada tahun 651. Penaklukan Armenia telah dimulai pada tahun 640-an. Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab.

Utsman lahir dari seorang ayah bernama Affan bin Abi al-‘As, dari suku Umayyah, dan dari seorang ibu bernama Arwa bint Kurayz, dari Abd Shams, suku Quraisy yang kaya dan dihormati di Makkah. Utsman memiliki seorang adik perempuan, Aminah. Utsman lahir di Ta’if.

Dia terdaftar sebagai salah satu dari 22 orang Mekkah yang bisa menulis. Ayahnya, Affan, meninggal di usia muda saat bepergian ke luar negeri, meninggalkan warisan penting bagi Utsman. Dia menjadi pedagang seperti ayahnya, dan bisnisnya berkembang pesat, menjadikannya salah satu orang terkaya di kalangan suku Quraisy.

Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi dan juga Khalifah ketiga dari Rashidun Khulafaur. Ia dikenal sebagai seorang pengusaha kaya dan handal di bidang ekonomi namun sangat dermawan. Dia sangat membantu ekonomi umat Islam di masa-masa awal dakwah Islam. Ia dijuluki Dzun Nurain yang berarti satu dengan dua lampu. Julukan ini didapat karena Utsman menikah dengan putri kedua dan ketiga Rasulullah ﷺ Ruqayyah dan Ummu Kulthum.

Utsman bin Affan lahir pada tahun 574 M dari Bani Umayyah. Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan pertama yang masuk Islam). Rasulullah ﷺ sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai muslim yang paling jujur ​​dan rendah hati. Imam Muslim menceritakan bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Abu Bakar masuk tapi kamu biasa saja dan tidak memperhatikannya, lalu Umar juga datang kepadamu biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Tapi ketika Utsman masuk, kamu terus memperbaiki bajumu, ada apa?” Utusan Allah menjawab: “Apakah saya tidak malu pada mereka yang bahkan para malaikat pun jadi malu padanya?”

Pada saat Perang Dzatirriqa yang berkecamuk dan Perang Ghatfahan, di mana Rasulullah ﷺ mengobarkan panji perang, Utsman diyakini sebagai walikota Madinah. Selama Perang Tabuk, Utsman menyumbangkan 950 unta dan 70 kuda, ditambah sumbangan pribadi sebesar 1.000 dirham untuk Perang Tabuk, yang nilainya sepertiga dari biaya perang. Utsman bin Affan juga menunjukkan kedermawanannya dengan membeli mata air bernama Rumah dari seorang laki-laki suku Ghifar seharga 35.000 dirham.

Ia mendedikasikan sumber daya air untuk kepentingan masyarakat. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga menyumbangkan gandum yang diangkut dengan 1000 ekor unta untuk membantu yang membutuhkan pada musim kemarau.

Dia adalah raja pertama yang memperluas Masjid al-Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah karena semakin banyak umat Islam yang mempraktikkan rukun Islam kelima (haji). Dia menciptakan ide kebijakan keamanan untuk rakyatnya; pembangunan gedung khusus untuk pengadilan dan putusan perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid; mengembangkan pertanian, menaklukkan beberapa daerah kecil di sekitar perbatasan seperti Suriah, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rhodes, dan membentuk angkatan laut yang kuat.

Karya terbesarnya adalah ketika ia memberlakukan kebijakan pengumpulan Alquran dalam sebuah mushaf. Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur daerah yang tidak layak atau tidak kompeten dan menggantinya dengan yang lebih amanah.
Utsman Bin Affan

Awal Mula Masuk Islam

Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dan mendakwahkan Islam, Abu Bakar menjadi orang pertama yang masuk Islam. Setelah melakukan perjalanan bisnis ke Syiria pada tahun 611 M, Abu Bakar mendatangi Utsman bin Affan untuk mengajaknya masuk Islam. Utsman pun memutuskan untuk masuk Islam dan kemudian dibawa oleh Abu Bakar menemui Nabi Muhammad untuk menyatakan keimanannya.

Dengan cara ini, Utsman menjadi salah satu orang pertama yang masuk Islam, setelah Ali, Umar, Abu Bakar dan beberapa lainnya. Sejak saat itu, ia tetap setia kepada Nabi Muhammad SAW dan menjadi salah satu sahabat utama Nabi. Setelah menerima ajakan hijrah ke Madinah, Utsman menjadi salah satu orang yang berangkat dan mendampingi Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam hingga akhir hayat Nabi.

Utsman menerima Islam dengan mudah, karena dia mendapat penglihatan seperti mimpi ketika dia kembali dari Suriah. Saat ia berjuang untuk tertidur, Utsman mendengar suara memanggil: “Wahai orang yang sedang tertidur, bangunlah karena Muhammad telah muncul di Makkah,” katanya.

Sampai dia kembali, dia belum pernah mendengar tentang agama baru itu. Utsman menghubungi Abu Bakar, yang memberitahunya bahwa dia telah bersumpah setia kepada Nabi Muhammad dan telah menerima agama baru itu. Kemudian dia membawa Utsman menemui Nabi Muhammad.

Utsman mendengarkan kisah pengalaman Nabi Muhammad dan keadaan di mana kenabiannya diturunkan. Dia segera menerima Islam dan kemudian bergerak dengan sangat mudah di lingkaran sahabat Nabi Muhammad.

Ketika pesan Nabi Muhammad mencapai publik, hal itu membuat Makkah kacau balau. Banyak pemimpin takut kehilangan uang. Pesannya yang hanya untuk Tuhan berarti bahwa masuknya peziarah ke Ka’bah untuk menyembah banyak berhala sekarang akan melambat atau bahkan berhenti.

Tantangan setelah bergabung dengan Islam

Ketika barisan pengikut Nabi Muhammad mulai tumbuh, kaum Quraisy memulai kampanye penganiayaan dan pelecehan terhadap Muslim baru. Kaum Quraisy siap berjuang untuk melindungi berhala mereka dan juga untuk melindungi cara hidup ekonomi dan sosial mereka. Kampanye dengan cepat meningkat menjadi kekerasan dan pelecehan dan bahkan anggota keluarga mereka tidak aman.

Penerimaan Utsman terhadap Islam menyebabkan reaksi balik di keluarganya sendiri. Ayah Utsman sudah meninggal tetapi pamannya berusaha menahan Utsman. Dia mengikat tangan dan kakinya dan menguncinya di lemari.

Ibu dan pamannya ingin dia berhenti memeluk Islam, tapi dia menolak. Utsman juga menghadapi pilihan sulit dalam pernikahannya. Istri-istrinya menolak untuk menerima Islam dan meskipun dia berusaha meyakinkan mereka tentang keindahan Islam, dia akhirnya harus menceraikannya.

Menjadi Khalifah

Ketika Nabi Muhammad SAW wafat pada tahun 632, Abu Bakar menjadi khalifah yang berkuasa atas umat Islam. Pada masa ini, Utsman bin Affan dan kawan-kawan lainnya menjadi penasehat utama pemerintahan Abu Bakar. Setelah kematian Abu Bakar pada tahun 634, Umar bin Khattab menggantikannya hingga kematiannya pada tahun 644.

Setelah Umar menjabat sebagai Khulafaur Rasyidin kedua, Utsman tetap tinggal di Madinah untuk menjalankan bisnisnya dan ikut serta dalam pemerintahan. Berbagai peristiwa ia alami, hingga Umar bin Khattab meninggal dunia karena dibunuh oleh Abu Lu’luah.

Setelah itu, dilakukan diskusi untuk memilih khalifah berikutnya. Ada enam kaliper calon yang diajukan, yakni Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Namun, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri, meninggalkan Utsman dan Ali sendirian.

Setelah dilakukan jajak pendapat, mayoritas menginginkan Usman menggantikan Umar sebagai raja ketiga. Maka pada bulan Muharram 23 H atau 644 M, Utsman bin Affan menjadi khalifah pada usia 70 tahun.

Masa Pemerintahan Utsman Bin Affan

Salah satu hal yang dilakukan Utsman bin Affan selama menjadi khalifah adalah memperluas wilayahnya dan mendirikan armada angkatan laut. Pemerintahannya berhasil menguasai Barqah, Tripoli Barat, bagian selatan negeri Nubah di Afrika, Armenia, Tabaristan, Amu Darya, Balkha, Harah, Kabul, Haznah di Turkistan di Asia dan Siprus di Eropa. Utsman juga membagi kerajaan Muslim menjadi sepuluh provinsi dengan masing-masing seorang emir atau gubernur.

Di bawah pemerintahannya, umat Islam mengalami masa kemakmuran dan kemakmuran terbesar. Konon, orang bisa pergi haji lebih dari satu kali. Utsman juga membangun polisi dan pengadilan yang selalu berdiri di bekas masjid. Pencapaian Utsman yang paling gemilang adalah kompilasi Alquran yang kemudian diperbanyak dan dikirim ke Mekkah, Suriah, Basrah, Kufah, dan Madinah.

Akhir Masa Pemerintahan

Utsman bin Affan memerintah selama dua periode, masing-masing berlangsung selama enam tahun. Namun, pada pemerintahan keduanya, terjadi perpecahan dan pemberontakan karena posisi strategis dalam pemerintahan diberikan kepada keluarganya oleh Bani Umayyah. Pada tahun 35 H atau 655 M, sekitar 1.500 orang datang ke Madinah untuk memprotes kebijakan Utsman.

Namun karena tidak mendapat tanggapan, protes tersebut berubah menjadi pemberontakan yang menggulingkan rezimnya. Utsman dikepung oleh pasukan ini, tetapi menolak untuk berperang karena dia tidak menginginkan pertumpahan darah di antara saudara-saudara Muslimnya. Khalifah Utsman bin Affan meninggal pada tahun 656 setelah seorang pemberontak bernama Al-Gafiqi berhasil masuk melalui atap dan menemukan kamarnya. Penyebab kematian Utsman bin Affan adalah pukulan di kepala.
Utsman Bin Affan

Keteladanan Utsman bin Affan

Berikut 5 contoh keteladanan dari seorang Utsman bin Affan:

1. Peduli agama dan umat

Utsman bin Affan disebut-sebut sebagai khalifah ketiga setelah wafatnya ‘Umar bin Khattab. Terpilihnya Utsman bin Affan karena sikap dan perilakunya yang mulia dan ikhlas dalam usahanya mengembangkan Islam.

Setelah menjadi Khalifah, banyak yang dilakukan untuk memajukan Islam. Salah satu jasanya adalah mendirikan kelompok penerbit Al-Quran yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Hal ini karena ketertarikannya kepada umat Islam tentang cara membaca Al-Qur’an karena teks-teks yang ada tidak memiliki urutan dan ada perselisihan tentang cara membacanya.

Langkah pertama adalah mengumpulkan mushaf Al Quran yang ada di masyarakat. Karena mushaf Alquran di kalangan masyarakat bisa saja tidak sesuai dengan kebenarannya. Tugas selanjutnya adalah menyalin dan menyusun mushaf Al-Qur’an yang ada kaitannya dengan mushaf-mushaf yang disimpan oleh Hafsah binti Umar yang masih terpelihara dengan baik dan benar. Al-Qur’an yang direkam atau diterbitkan kemudian disebut “Mushaf Al-Imam” atau Mushaf Utsmaniyah untuk dijadikan pedoman dalam membaca Al-Qur’an yang benar.

2. Kedermawanannya

Utsman bin Affan dikenal sebagai sosok yang dermawan. Pada masa Khalifah Abu Bakar, kota Makkah dilanda kelaparan akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Ketika datang dari negeri Syam Utsman datang kafilah dagang dengan 1000 unta membawa makanan. Sebelum memasuki kota, rombongan Utsman dihentikan oleh para pedagang Mekkah untuk membeli semua barang bawaan Utsman dengan imbalan keuntungan yang banyak. Namun Utsman tidak tergiur sama sekali karena ia berniat memberikan semua barang yang dibawanya kepada fakir miskin.

3. Keberanian

Khalifah Utsman bin Affan tidak kenal takut di hadapan 120.000 tentara Romawi di Afrika Utara yang diperlengkapi sepenuhnya untuk perang. Ketika wilayah Islam meluas dan banyak wilayah dikelilingi oleh lautan, untuk melindungi wilayah Muslim dari serangan musuh, Khalifah Utsman mendirikan armada dan pasukan angkatan laut.Islam selalu menang dalam pertempuran laut.

4. Sederhana dan Rendah Hati

Utsman bin Affan tergolong orang kaya, namun ia tidak hidup dalam kemewahan. Perilakunya dalam hidup sederhana dan tidak mencolok, seperti berpakaian, makan, dan hidup.

Syurahbil bin Muslimin melaporkan bahwa “Utsman biasa makan enak seperti yang biasanya disajikan oleh para penguasa, tetapi di rumah dia biasa makan roti dengan cuka atau minyak.”

5. Teguh dalam iman

Setelah mendengar Utsman bin Affan masuk Islam, pamannya Al Hakam bin Abil Ash sangat marah. Utsman diikat dan dipukul berkali-kali untuk kembali ke agama leluhurnya. Namun Utsman tetap teguh pada keyakinannya dan tidak akan meninggalkan agama yang diajarkan Nabi bagaimanapun caranya. Tahun

Ketika pamannya menemukan keyakinan Utsman yang tak tergoyahkan dan tidak mampu memaksanya kembali ke keyakinan leluhurnya, Al Hakam akhirnya membebaskan Utsman bin Affan
Utsman Bin Affan

Kesimpulan

Sekian pembahasan singkat mengenai riwayat hidup Utsman Bin Affan Tidak hanya membahas mengenai riwayat hidup Utsman Bin Affan saja tapi lebih jauh membahas mengenai perjalanan karir dan meneladani sifat-sifatnya yang layak dijadikan contoh.

Mengenal sosok Utsman Bin Affan memberikan kita gambaran bahwa ada sosok manusia yang begitu baik budi pekertinya setelah kepergian nabi Muhammad SAW yang memberikan kesempatan bagi kita untuk menjadi bagian orang baik tersebut dan memberi pelajaran hidup yang baik bagi generasi selanjutnya.

Demikian ulasan mengenai Utsman Bin Affan . Buat Grameds yang mau lebih mengenal sosok Utsman Bin Affan serta ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan sejarah islam lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Pandu Akram
Artikel terkait:

Meneladani Kebijaksanaan dari Kisah dan Keteladanan Nabi Sulaiman AS

Kisah dan Keteladanan Nabi Ishaq AS yang Patut Dijadikan Pelajaran!

10 Keteladanan Nabi Muhammad SAW yang Baik Untuk Dicontoh!

Meneladani Kisah Keberanian Nabi Daud AS

Kisah Abu Bakar As Siddiq Bersama Rasulullah SAW Dalam Menyebarkan Agama Islam

 

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika