Agama Islam

Kisah dan Keteladanan Nabi Ishaq AS yang Patut Dijadikan Pelajaran!

Written by Yufi Cantika

Keteladanan Nabi Ishaq – Sebagai seorang umat yang beragama islam secara umum pastinya akan tahu mengenai kisah-kisah nabi yang selalu diceritakan ketika mendengar ceramah agama baik itu di masjid, sekolah, ataupun tempat lainnya yang sedang mengadakan acara keagamaan.

Seperti yang diketahui kisah-kisah nabi adalah kisah nyata yang pernah terjadi berabad-abad silam sebagai bagian dari sejarah perkembangan agama islam hingga saat ini. Iman kepada para nabi dan rasul adalah rukun iman yang keempat. Bagi umat Islam, rukun iman adalah hal yang harus diamalkan. Sebelum menumbuhkan iman kepada para nabi dan rasul, seseorang harus terlebih dahulu memahami dan mempelajari kisah, mukjizat, sejarah, dan perjalanan seluruh ke-25 nabi dan rasul.

Hikmah yang didapat dari mengimani Nabi dan Rasul adalah kita dapat memotivasi diri untuk lebih giat beribadah kepada Allah Ta’ala, menjauhi segala larangan Allah Ta’ala, mengikuti dan meneladani sikap para nabi dan rasul. serta memiliki perilaku yang baik sesuai perintah Tuhan.

Nabi dan rasul yang berakhlak baik dengan iman yang jujur ​​dan benar. Tidak terkecuali bagi Nabi Ishaq A.S yang beliau juga merupakan saudara dari Nabi Ismail AS dan anak Nabi Ibrahim AS yang juga merupakan utusan Allah SWT untuk menyebarkan kebaikan serta menyampaikan perintah Allah SWT bahwa tiada tuhan selain Dia. Meski diterpa berbagai rintangan saat menjalankan tugas menyampaikan ajaran Islam, beliau tetap sabar dan bertekad untuk mampu melewatinya.

Oleh karena itu, sangat baik bagi kita umat islam meneladani sifat-sifat dari nabi Ishaq A.S tersebut sebagai panduan kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini agar kita senantiasa melakukan kebaikan dan percaya dengan kuasa Tuhan.

Untuk itu sebagai panduan dalam menjalani kehidupan tersebut kita juga harus mengetahui apa saja suri tauladan yang pernah dilakukan oleh nabi Ishaq A.S tersebut dan pada pembahasan kali ini kami telah merangkum keteladanan nabi Ishaq A.S untuk sobat Grameds pelajari dan praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya pembahasan tersebut telah kami sajikan di bawah ini!

Keteladanan Nabi Ishaq

Riwayat Nabi Ishaq AS

Sebagai salah satu bagian dari sejarah perkembangan umat islam, menelisik mengenai riwayat dari seorang tokoh khususnya tokoh tersebut adalah seorang nabi ada baiknya juga kita menyimak bagaimana riwayat sosok tersebut secara ringkas untuk mengetahui bagaimana perannya semasa hidup dalam memperjuangkan perintah Tuhan. Pada pembahasan kali ini tokoh yang dimaksud tersebut adalah nabi Ishaq AS, riwayat masa hidup beliau telah kami sajikan di bawah ini.

1. Kelahiran Nabi Ishaq

Dalam surah As-Saffat ayat 112 hingga 113, Allah SWT berfirman:

وَبَشَّرْنٰهُ بِاِسْحٰقَ نَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَوَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَّظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ مُبِيْنٌ ࣖ –

Artinya: “Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri,”.

Dikisahkan bahwa suatu ketika Allah SWT mengutus malaikat untuk menemui Nabi Ibrahim As. Mereka memberikan dua kabar kepada sang nabi yang terkenal dengan sebutan Abul Anbiya atau bapak dari pada nabi tersebut. Kabar pertama yang disampaikan adalah turunnya azab Allah SWT kepada kaum sodom yang telah mengingkari perintah-Nya.

Dalam surah Hud ayat 69 dan 70 disebutkan: “Dan para utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia (Ibrahim) menjawab, “Selamat (atas kamu).” Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang”.

Kemudian, “Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, “Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Luth”.

Kabar lain berkaitan dengan kehamilan Siti Sarah. Sebagai istri Nabi Ibrahim, Sarah tidak pernah dikaruniai anak. Padahal, usianya saat itu sudah sekitar 90 tahun. Nabi Ibrahim sendiri berusia hampir 120 tahun. Mendengar kabar tersebut, keduanya cukup terkejut. Karena melihat usia tua, Allah SWT benar-benar memberikan anugerah-Nya berupa anak-anak. Ditambah istrinya, Siti Sarah, yang terpancing untuk bertanya ketika mendengar kabar tersebut.

Dalam Surah Hud ayat 71-71 tertulis: “Dan istrinya berdiri dan tersenyum. Demikianlah Kami mengumumkan kepadanya kelahiran Ishak dan setelah kelahiran Ishaq makan akan lahir Yakub. melahirkan anak-anak dan suami saya sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang luar biasa.” Setelah menerima “tamu”, keduanya kembali menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Atas izin Allah SWT, Siti Sarah kemudian hamil saat dia menjadi tua. Kemudian Ishaq kecil lahir sebagai putra kedua setelah Nabi Ibrahim Ismail dengan ibu yang lain, Ismail sendiri berusia sekitar 14 tahun saat itu.

Nama Ishaq berasal dari kata Ibrani Yiṣḥāq, yang berarti tertawa/tersenyum. Kata itu datang dari ibunya Sarah, yang tersenyum tidak percaya setelah menerima kabar baik dari malaikat. Dia adalah karakter dalam Alquran, Alkitab, dan Tanakh. Dia adalah putra Nabi IbrahIm dengan Siti Sarah dan menjadi ayah dari Nabi Yakub.

Ishaq adalah putra kedua Ibrahim. Ibunya adalah Siti Sarah, yang merupakan istri pertama Ibrahim. Ishaq memiliki saudara tiri, Ismail, putra Ibrahim dan Hajar, dan saudara tiri lainnya,  putra Ibrahim dan Ketura.

Ishak dianggap sebagai nabi dalam Islam. Meskipun namanya disebutkan cukup banyak  dibandingkan dengan nabi-nabi lain, kisahnya  dalam Al-Qur’an, menurut beberapa ulama, hanyalah berita tentang kelahiran atau pembunuhannya. Sisa hidupnya umumnya diproses oleh sumber-sumber Yahudi dan Kristen.  Al-Qur’an tidak menceritakan tentang dakwah Ishak kepada orang-orang tertentu, tetapi menyebutkan bahwa dia selalu mengingatkan orang tentang akhirat.

Namanya sering dikaitkan dalam Al-Qur’an dengan Ibrahim dan Ya’qub dan beberapa nabi lainnya, menegaskan statusnya sebagai seorang nabi, seorang tokoh yang saleh dan religius serta diberikan petunjuk oleh Tuhan untuk memberikan wahyu dan bimbingan. Ishaq juga dikatakan memiliki kekuatan yang besar dan ilmu yang tinggi. Disebutkan juga bahwa Allah memberikan kepada keturunannya sebuah kitab dan seorang nabi. Muslim juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu-wahyu Allah, serta yang diturunkan kepada Muhammad dan para nabi lainnya, termasuk Ishak, dan juga diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan menaati Allah.

2. Wafatnya Nabi Ishaq

Seperti para nabi dan rasul Allah lainnya, Nabi Ishak juga wafat. Usia kematiannya adalah 180 tahun,  membuatnya  sangat tua.

Sebelum kematian nabi Ishak, ada perselisihan antara hamba-hambanya. Meski meninggal, masih banyak sisa-sisa keteladanan Nabi Ishaq berupa pelajaran hidup bagi umatnya.

Nabi Ishaq tidak pernah putus asa menyebarkan ajaran agama Allah sehingga mereka bisa menjadikan agama ini sebagai jalan hidup.

Karena tekadnya untuk menegakkan keadilan dan mendakwahkan ajaran agama Allah, ia dapat lolos dari siksaan api neraka yang mengerikan.

Nabi Ishaq akhirnya dimakamkan di tanah Palestina, tepatnya  di gua  Makhpela. Ia dimakamkan bersama  kedua orang tuanya yaitu Sayyidina Sarah dan Nabi Ibrahim.

Nabi Ishaq menerima banyak  nikmat dan karunia dari Allah SWT selama hidupnya. Hal ini tentu  sebanding dengan perjuangannya menyebarkan kebenaran di dunia.

Sebagai umat Islam yang baik, kita harus bisa mengamalkan keteladanan Nabi Ishaq dalam kehidupan sehari-hari, agar kita selalu bisa berbagi keridhaan Allah.

Keteladanan Nabi Ishaq

Meneladani Kisah Nabi Ishaq AS

1. Nabi Ishaq sangat mencintai orang tua, istri, anak-anak dan umatnya. Hal ini membuatnya terus menyebarkan kebaikan bagi rakyatnya.

Ada suatu masa ketika Sarah, ibu dari nabi Ishak, meninggal lebih dulu. Ketika Nabi Ibrahim adalah ayah dari Nabi Ishaq, kondisinya mulai menua dan Nabi Ishaq sendiri tidak menikah saat itu.

Akhirnya, pelayan Nabi Ibrahim diberitahu untuk mencarikan calon istri bagi Nabi Ishaq. Kemudian pelayan ini mencari sampai ke Irak untuk mencari istri yang cocok untuk Nabi Ishaq.

Pelayan itu akhirnya mempertemukan Nabi Ishaq dengan seorang wanita bernama Ribka/Rifqah. Akhirnya mereka berdua menikah ketika Nabi Ishaq menginjak usia 40 tahun.

Pada usia 40 tahun, Nabi Ishaq memutuskan untuk menikah dan memulai keluarganya sendiri. Nabi Ishaq dikabarkan pernah menikahi seorang wanita bernama Rafqah binti Batuil. Namun, ternyata cobaan dihadapi ayah dan ibunya. Nabi Ishaq juga mengalaminya. Istrinya Rafqah juga dikatakan sebagai seorang wanita mandul.

Nabi Ishak terus berdoa kepada Allah. Ia lahir berkat keajaiban dari-Nya. Jadi bukan tidak mungkin Tuhan mengirimkan kembali keajaiban. Nabi Ishaq dan istrinya terus berdoa dengan penuh harapan dan keyakinan.

Setelah penantian yang lama datanglah buah dari kesabaran tersebut, Rafqah hamil dan ternyata Tuhan telah memberikan anak kembar. Anak itu bernama Iis atau Esau dan Yakub. Betapa bahagianya Nabi Ishaq di usia senjanya ketika Allah SWT menganugerahkannya anak kembar.

Kemudian salah satu putranya kemudian menjadi rasul. Dia adalah Nabi Yaqub dan kemudian menjadi ayah dari Nabi Yusuf, Benyamin dan saudara-saudaranya. Dan putranya yaitu Ya’qub bin Ishaq yang merupakan cikal bakal terbentuknya Bani Israil atau bangsa Israil. Nabi Yakub adalah putra Nabi Ishak dan nama ibunya adalah Rafiqah. Dia juga  cucu  Nabi Ibrahim. Nabi Yakub memiliki saudara kembar  bernama Esau/Isu. Kedua orang tua Nabi Yakub berharap agar anak kembarnya  menjadi anak yang sholeh dan mengikuti jejak kakeknya, yaitu Nabi Ibrahim.

Agar hal ini terjadi, nabi Ishak memberi kedua putranya serangkaian pelajaran agama dan sering memberi mereka nasihat dan nasihat. Satu hal yang selalu diajarkan  Nabi Ishak adalah bahwa kedua anaknya harus menghindari rasa iri dan dengki, maksiat dan permusuhan.

Nabi Ishak selalu menekankan agar kedua putranya selalu mencintai kedamaian dan pekerjaan, sehingga kedua putranya selalu beriman kepada Allah.

Seperti itulah wujud cinta yang ditunjukkan oleh nabi Ishaq AS untuk orang tua, anak dan keluarganya beliau sangat menyayangi mereka sampai beliau menjelang wafat sekalipun. Bahkan beliau (Nabi Ishaq) menuruti kemauan ayahnya untuk mencarikan jodoh untuknya dan bersedia meminang gadis pilihan ayahnya tersebut yang diberikan oleh pelayannya.

2. Kesabaran Membawa Berkah

Setelah pernikahan mereka, Nabi Ishak dan istrinya menunggu kelahiran anak mereka. Namun belakangan terungkap bahwa Ribka yang menjadi istri Nabi Ishaq ternyata mandul, sehingga mereka  kesulitan mengandung anak.

Itulah sebabnya Nabi Ishaq dan istrinya  berusaha  berdoa  kepada Allah SWT agar diberikan keturunan. Nabi Ishaq selalu berdoa dengan keikhlasan dan keyakinan untuk memiliki anak.

Karena kegigihan Nabi Ishaq dan istrinya serta  izin  Allah SWT,  doa mereka akhirnya terkabul dan Ribka mengandung anak kembar. Saat itu Nabi Ishaq diketahui  berusia 60 tahun.

Anak pertama bernama Esau, dan anak kedua bernama Yakub. Kisah kelahiran Nabi Yakub tercatat dalam Al-Qur’an, yaitu dalam Surat Al-Anbiya ayat 72 yang artinya:

“Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Yakub, sebagai suatu anugerah (dari Kami). dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh.”

Seiring berjalannya waktu, Anak-anak nabi Ishaq mulai tumbuh yakni Esau dan Yakub  namun diantara mereka memiliki kepribadian dan minat yang sama sekali berbeda. Esau ingin menyempurnakan keterampilan berburunya untuk menjadi  pemburu yang handal.

Sementara Yakub memiliki sifat  lembut. Dia lebih suka tinggal di rumah dan membantu  orang tuanya. Yakub juga diberitahu bahwa dia suka mendirikan kemah di sekitar rumahnya.

Sifat Esau ternyata diturunkan dari ayahnya dan sangat mirip dengan ayahnya. Pada saat yang sama, sifat lembut Nabi Yakub diwarisi dari ibunya.

Ketika Esau dan Yakub mencapai usia 15 tahun, Nabi Ibrahim, yang adalah kakek mereka, ditakdirkan untuk wafat. Nabi Ibrahim diketahui meninggal  pada usia 175 tahun. Jenazahnya dimakamkan di dekat  makam istrinya Siti Sarah.

3. Janganlah Saling Dendam Antara Saudara

Setelah tua, penglihatan Nabi Ishaq mulai menurun. Nabi Ishaq takut dia akan mati kapan saja, jadi dia menyuruh anaknya Esau untuk berburu dan menyiapkan makanan favoritnya agar Ishak dapat berdoa memohon keberkahan untuk putranya yang lebih tua tersebut.

Lalu istrinya Ribka, mengetahui niat Ishaq, dan menyuruh Ya’qub untuk menghidangkan Ishaq makanan sebelum Esau pulang dari berburu. Kemudian Ribka mengenakan pakaian Esau kepada Yakub dan kulit domba pada lengan dan leher Yakub, karena Esau adalah seorang pemburu yang tajam. Ketika Yakub menawarkan makanan, dan ketika Nabi Ishaq menyentuh tubuh Yakub, dan berkata: Jika itu adalah suara, itu adalah suara Yakub; jika itu adalah tangan, itu adalah tangan Esau.

Setelah makan hidangan tersebut, Ishaq berdoa untuk Ya’qub, yang dia kira adalah anak sulungnya yaitu Esau, bahwa dia akan diberkati dengan kebaikan, banyak makanan, dan bahwa dia akan menjadi tuan saudaranya serta keturunannya.

Setelah Yakub pergi, Esau mendatangi Ishak dan menawarkan kepadanya makanan yang diminta ayahnya. Tapi Ishaq mengatakan dia makan dan berdoa untuknya. Ishaq dan Esau kemudian tahu bahwa Ya’qub-lah yang datang. Esau menangisi ayahnya, tetapi Ishaq mengatakan bahwa doanya tidak dapat diubah. Esau kemudian berjanji untuk membunuh Ya’qub ketika Ishak meninggal.

Mengetahui ancaman Esau, Ribka menyuruh Yakub pergi ke rumah Laban, saudara Ribka,  di Mesopotamia. Sebelum berangkat, Ishaq mendoakan Ya’qub dan melarang Ya’qub menikahi wanita Palestina karena  kebanyakan orang di wilayah itu tidak beriman, maka Ishaq menyuruh Ya’qub mencarikan istri di Mesopotamia dari keluarga besar Ibrahim  di Mesopotamia.

Setelah itu, Ya’qub  meninggalkan Palestina. Esau mendengar bahwa ayahnya tidak menyukai wanita Palestina, meskipun dia  sudah menikah dengan dua wanita Palestina, jadi dia mencari istri lain. Istri ketiganya adalah Mahalat, putri Ismail .

Keteladanan Nabi Ishaq

Kesimpulan

Sekian pembahasan singkat mengenai keteladanan dari kisah nabi Ishaq A.S. Tidak sekedar membahas riwayat dari nabi Ishaq A.S saja, tetapi juga membahas mengenai teladan apa saja yang bisa kita ambil dari kisah dan sifat seorang Nabi Ishaq AS. Dari kisah nabi Ishaq AS yang telah disebutkan diatas bahwa banyak sekali suri tauladan yang dapat kita pelajari serta hikmah yang dapat kita petik untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Membaca serta meneladani kisah dan sifat Nabi Ishaq A.S memberikan pelajaran bagi kita untuk selalu taat dan bersabar akan setiap ujian yang diberikan oleh Allah SWT.

Demikian ulasan mengenai keteladanan dari kisah nabi Ishaq A.S.. Buat Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang kisah keteladanan nabi Ishaq AS dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan agama lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu.

Penulis: Pandu Akram

Artikel terkait:

Sekaten adalah Upacara Peringatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Mukjizat Nabi Saleh serta Kisah bersama Kaum Tsamud

Perbedaan Kitab dan Suhuf Beserta Para Nabi Penerimanya

Doa-Doa Nabi Sulaiman AS dan Hikmahnya

Perbedaan Nabi dan Rasul Beserta Peranannya

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika