Scrum Adalah – Apabila Grameds tertarik untuk bekerja di bidang teknologi, ada banyak hal yang harus dipelajari, salah satunya adalah scrum. Banyak orang yang tidak mengetahui apa itu scrum. Hal tersebut wajar saja, sebab memang setiap bidang kehidupan itu memiliki istilah yang berbeda-beda tak terkecuali di industri teknologi yang kian canggih ini. Saat mempelajari definisi dari scrum ini, nantinya Grameds pasti akan menemukan beberapa istilah asing yang mungkin saja baru pertama kali diketahui. Mulai dari AGILE, stands-up, planning poker, dan masih banyak lainnya.
Singkatnya, scrum ini adalah sebuah metode untuk meminimalisir adanya kesulitan terutama ketika tengah mengerjakan sebuah proyek yang berhubungan dengan teknologi. Berhubung scrum adalah sebuah metode, maka tentu saja terdapat tahapan-tahapan dalam proses kerjanya. Lantas, apa sih scrum itu? Apa saja kelebihan dan nilai utama dalam penerapan metode scrum? Bagaimana tahapan-tahapan dalam proses kerja dari metode ini? Nah, supaya Grameds memahami hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!
Daftar Isi
Apa Itu Scrum?
Pada dasarnya, scrum adalah sebuah metode yang digunakan untuk meminimalisir masalah yang muncul dalam sebuah proyek. Keberadaan scrum ini tidak akan lepas dari metode AGILE, meskipun keduanya merupakan dua metode yang berbeda. Sedikit trivia saja nih, metode AGILE cenderung mengacu pada seperangkat metode dan praktik yang berdasarkan pada nilai dalam AGILE Manifesto. Dalam AGILE Manifesto termuat 12 prinsip yakni berupa: a) kepuasan pelanggan; b) siap menerima perubahan; c) membuat produk secara sinambung; d) koordinasi harian; e) motivasi tinggi; f) komunikasi langsung; g) produk adalah indikator kemajuan; h) perkembangan berkelanjutan; i) perhatian pada teknis; j) kesederhanaan; k) kemandirian; dan l) evaluasi.
Nah, metode scrum ini nantinya akan berupa kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan pengembangan dalam metode AGILE. Perbedaan yang mencolok antara metode scrum dengan metode AGILE adalah definisi utamanya. AGILE menjadi filosofi yang digunakan pada prinsip inti. Sedangkan scrum adalah metodologi dari AGILE yang secara khusus digunakan untuk memfasilitasi sebuah proyek. Singkatnya, AGILE ini berupa framework yang terdiri atas kumpulan-kumpulan metode dalam suatu pengembangan produk (software atau proyek), sementara scrum adalah salah satu metode yang termuat dalam AGILE tersebut.
Keberadaan scrum pertama kali dikembangkan oleh Jeff Sutherland pada tahun 1993 yang kala itu tengah melakukan metode pengembangan dan pengelolaan dengan mengikuti prinsip AGILE di perusahaan Easel Corporation. Setelah itu, pengembangan metode scrum kemudian dilanjutkan oleh Schwaber dan Beedle. Nantinya, scrum akan memiliki proses yang kompleks sebab termuat banyak faktor yang turut mempengaruhi hasil akhirnya. Saat ini, scrum sudah banyak diterapkan dalam upaya pengembangan software.
Scrum juga bukan satu-satunya metode yang terdapat dalam AGILE, sebab sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa keberadaannya merupakan salah satu dari metode dalam AGILE. Metode lain yang termuat dalam AGILE adalah Extreme Programming (XP) terutama dalam rekayasa perangkat lunak. Yap, masing-masing metode itu pasti akan memiliki fokus atau penekanan yang berbeda dan tentunya dapat dikombinasikan satu sama lain supaya menghasilkan proses yang maksimal.
Metode scrum ini terdiri atas adanya scrum team dengan peran masing-masing, acara (event), artefak, dan “aturan main”. Jantung dari proses scrum adalah sprint, yakni batasan waktu yang diberikan untuk dapat menyelesaikan masalah. Pada praktiknya, sprint alias batasan waktu ini telah ditetapkan oleh Paperlust yakni akan berjalan selama 2 minggu untuk setiap 1 sprint. Selain itu, tahapan dalam sprint akan beragam, di antaranya: Sprint Planning, Daily Meeting and Report, Sprint Review, dan Weekly Meeting. Dalam scrum team itu akan terdapat product owner sebagai penanggung jawab, scrum master sebagai “mandor”, dan development team yang beranggotakan designer, programmer dengan masing-masing tugasnya.
Proses implementasinya pun dapat dijelaskan secara singkat, selama memiliki key practice, yakni:
- Scrum memungkinkan adanya pengerjaan dan pengumpulan kebutuhan, perancangan arsitektur, hingga pertemuan antarmuka dalam team.
- Fokus pada sprint alias batasan waktunya, kemudian pengkajian hasil dan jadwal pengerjaan.
- Fokus pada jadwal yang telah disepakati sebelumnya.
- Bekerja sesuai dengan sprint alias batasan waktunya. Hal ini harus dilakukan secara konsisten dan terstruktur.
- Semua pekerjaan akan ditandai sebagai product backlog.
- Product backlog dasar akan melakukan sprint sehingga tim harus dapat memutuskan skala prioritas terhadap daftar product backlog tersebut.
- Melakukan pertemuan setiap hari.
- Scrum master bertanggung jawab sebagai “mandor” yakni dengan menerima dan mengevaluasi hasil sprint yang ada.
3 Peran Dalam Tim Scrum
Sebelumnya, telah dijelaskan secara singkat mengenai siapa saja yang masuk dalam tim scrum. Mulai dari product owner sebagai penanggung jawab, scrum master sebagai “mandor”, dan development team yang beranggotakan designer, programmer dengan masing-masing tugasnya. Nah, berikut adalah penjelasan rincinya.
1. Product Owner (Pemilik Produk)
Peran product owner ini menjadi sosok penting dari berjalannya sebuah proyek. Mereka akan bertanggung jawab sebagai pemilik produk dengan visi khusus. Tugas utamanya adalah sebagai stakeholder atau pemegang saham. Selain itu, product owner juga akan menjelaskan Product Backlog kepada Development Team.
2. Master Scrum
Singkatnya, master scrum ini adalah “mandor” dari pelaksanaan metode scrub. Sebab, seorang master scrum pasti akan memastikan bagaimana prosedur dapat diikuti, memberikan arahan sesuai dengan metodenya, memastikan hal-hal berjalan lancar, hingga mengatasi hambatan dalam proyeknya.
3. Development Team
Dalam development team akan memegang peran terakhir dari kinerja metode scrum. Yap, tim pengembangan ini akan terdiri dari mereka yang telah profesional dalam bidangnya. Mulai dari computer engineer, penulis, designer, data analyst, programmer, dan masih banyak lainnya.
Development Team tidak hanya akan menunggu pesanan dari product owner saja, tetapi juga akan berkolaborasi untuk menyusun rencana demi mencapai tujuan akhir proyek.
Kelebihan dari Penerapan Metode Scrum
Dewasa ini, metode scrum sudah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan pengembang software. Hal tersebut karena melalui metode ini, tidak hanya proyeknya saja yang berjalan optimal tetapi juga pada kinerja tim. Nah, berikut ini adalah beberapa kelebihan yang dimiliki dari penerapan metode scrum.
- Tidak memerlukan dokumentasi dalam jumlah besar, cukup dengan membagikan tugas atau menanyakan bagaimana progres pada setiap anggota tim.
- Anggota tim dapat bekerja sama sebagai satu kesatuan.
- Memiliki komunikasi dan interaksi yang kuat antar anggota tim.
- Terdapat ritme yang dilakukan secara berulang, biasanya maksimal dalam 30 hari.
- Membuat masing-masing anggota tim akan merasa percaya satu sama lain karena tugas dilaksanakan oleh seseorang yang ahli di bidangnya.
Prinsip-Prinsip Scrum Bagi Keberhasilan Proyek
Berjalannya metode scrum ini tentu saja harus mengacu pada prinsip-prinsip yang ada demi keberhasilan suatu proyek (biasanya software) yang tengah dikembangkan, yakni:
-
Transparansi
Ketika hendak menerapkan metode scrum ini, pastilah anggota tim akan bekerja di lingkungan bersama. Setiap orangnya tentunya akan mendapatkan dan menyadari tantangan atau permasalahan yang dialami oleh orang lain, sehingga terjadilah interaksi sosial berupa percakapan tatap muka. Nah, melalui percakapan tatap muka itu, nantinya akan meminimalisir adanya miskomunikasi dan kemacetan informasi.
-
Refleksi
Prinsip yang satu ini akan berjalan ketika setiap anggota tim bersedia untuk meninjau progres mereka demi keberhasilan proyek. Biasanya, manajer proyek akan melakukan pertemuan untuk meninjau akan perencanaan jadwal di masa depan sehingga segalanya akan berproses lebih efisien dan sesuai pada anggaran.
-
Adaptasi
Terkait pada prinsip ini, setiap anggota tim harus dapat mengutamakan kembali tugas masing-masing berdasarkan pada adanya perubahan kebutuhan pengguna. Mereka harus dapat beradaptasi dengan lingkungan (biasanya berupa perubahan kebutuhan) untuk memutuskan tugas mana yang diselesaikan terlebih dahulu.
5 Nilai Dalam Metode Scrum (Scrum Values)
Scrum Values alias nilai-nilai yang termuat dalam metode scrum ini menjadi hal-hal penting untuk menunjang seberapa berhasilnya pelaksanaan dari metode ini. Sekilas hampir sama dengan prinsip-prinsip scrum sebelumnya, hanya saja dalam scrum values ini lebih detail.
1. Komitmen (Commitment)
Yakni masing-masing anggota dalam tim scrum diharapkan untuk memiliki komitmen dengan pekerjaannya secara fokus sampai selesai. Hal tersebut karena dalam tim scrum ini tidak ada instruksi khusus untuk melakukan tugas tertentu, melainkan masing-masing anggota harus berinisiatif mengambil tugasnya guna mewujudkan sprint goal.
2. Keberanian (Courage)
Dalam hal ini, masing-masing anggota tim akan didorong untuk lebih berani dalam berbagai hal. Mulai dari mengungkapkan gagasannya, menyampaikan permasalahan yang dialami, meminta bantuan, hingga menawarkan bantuan kepada anggota lain. Nilai ini hampir sejalan dengan prinsip transparansi, yakni setiap orangnya akan menyadari tantangan atau permasalahan yang dialami oleh orang lain, sehingga terjadilah interaksi sosial berupa percakapan tatap muka. Apabila terdapat masalah dalam tim, anggota tim akan bersama-sama mencari penyelesaiannya supaya tidak terjadi miskomunikasi.
3. Fokus (Focus)
Pelaksanaan metode scrum memanglah sederhana sehingga membuat setiap sprint alias batasan waktunya memiliki fokus tujuan tertentu. Dengan adanya fokus tujuan ini, anggota tim tentu tidak akan merasa kewalahan dalam bekerja karena mereka dapat memilih pekerjaan yang sekiranya mampu dilakukan demi mencapai sprint goal.
4. Keterbukaan (Openness)
Berhubung pelaksanaan metode ini harus dilakukan secara transparan, maka setiap anggota pun memerlukan feedback antar satu sama lain. Pemberian dan penerimaan feedback ini harus didasari sifat keterbukaan satu sama lain. Meskipun dalam proses tidak mudah sebab memerlukan kepercayaan terhadap satu sama lain. Itulah mengapa, perlu dilakukan pendekatan-pendekatan yang dapat membuat tim merasa terbuka satu sama lain.
5. Rasa Hormat (Respect)
Nilai respect ini berbeda ya dengan judgemental. Ketika ada salah satu atau beberapa anggota tim yang ternyata tidak dapat menyelesaikan task yang dipilihnya ketika melakukan sprint planning, kita tidak boleh langsung men-judge mereka tidak becus. Harus tetap saling menghormati dengan mencari bersama-sama, masalah apa sih yang ditemuinya sehingga task tidak dapat selesai. Itulah mengapa dalam tahapnya pun terdapat sprint review.
Tahapan Metodenya
Dilansir dari populix, pelaksanaan dari metode scrum ini harus dimulai dengan beberapa tahap hingga mencapai sprint retrospective. Nah, berikut tahapan metodenya.
1. Product Backlog
Tahapan yang pertama ini menjadi tanggung jawab penuh dari seorang product owner selaku manajer tim. Product backlog nantinya akan berisikan daftar mengenai hal-hal apa saja yang harus tim lakukan sesuai dengan skala prioritas. Biasanya, product backlog akan terus ditata ulang menyesuaikan pada kondisi pasar.
2. Sprint Planning
Sesuai dengan namanya, maka dalam tahapan ini akan berisikan rencana produk atau proyek yang sudah termuat dalam product backlog beserta dengan sprint atau batasan waktunya. Itu semua akan disusun kembali menjadi sebuah sprint backlog.
3. Sprint
Dalam tahapan sebelumnya, sprint alias batas waktu pengerjaan proyek akan ditentukan dalam sprint planning. Nah, selanjutnya adalah melakukan kegiatan daily scrum. Dalam daily scrum nantinya anggota tim akan berkumpul dan bekerja bersama sembari memastikan bagaimana perkembangan produk dapat berjalan. Tahapan ini juga memerlukan peran scrum master.
4. Sprint Review
Yakni tahapan sprint terakhir. Dalam prosesnya, suatu produk atau proyek yang tengah dikerjakan harus sudah selesai dan siap digunakan. Setelah itu, produk akan dilakukan review.
5. Retrospective Process
Berhubung metode scrum ini dilakukan secara berulang, maka proses tahapannya pun harus dilakukan kembali dari tahap awal hingga akhir yakni sprint review.
Manfaat Scrum Bagi Perusahaan
Alasan utama mengapa metode scrum ini masih banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan teknologi adalah karena manfaat yang diterimanya cukup ampuh. Berikut ini beberapa manfaat dari penerapan metode scrum.
- Menjaga moral kerja anggota tim supaya lebih baik.
- Angka kepuasan konsumen (sebagai pengguna) menjadi lebih tinggi.
- Produknya rilis lebih cepat.
- Pengeluaran biaya operasional menjadi lebih murah.
- Kualitas produk tidak main-main.
- Kemampuan untuk beradaptasi apabila terdapat perubahan, baik dalam proyek saat ini maupun proyek selanjutnya.
- Produktivitas anggota tim menjadi lebih tinggi.
Nah, itulah ulasan mengenai apa itu scrum beserta kelebihan, nilai utama, prinsip, tahapan proses, hingga manfaatnya bagi perusahaan atau tim yang menerapkannya. Apakah Grameds tertarik untuk menerapkan metode ini untuk mengembangkan suatu produk atau proyek?
Sumber:
Ningrum, S. K. (2020). Implementasi Scrum pada Manajemen Proyek Pengembangan Perangkat Lunak Pemesan Undangan (Studi Kasus: Paperlust) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).
Baca Juga!
- Kualifikasi, Gaji, Tugas, dan Cara Menjadi Seorang Programmer
- Konsep, Ciri, Jenis, dan Contoh Software Pada Komputer
- Sejarah dan Fungsi dari Algoritma
- Apa Itu Data Science?
- Memahami Definisi MockUp dan Contohnya
- 8 Fakta Tentang Dolby Atmos
- Manfaat dan Jenis Topologi Jaringan Komputer
- Apa Itu Virtex?
- Perbedaan HTTP dan HTTPS
- Mengenal Apa Itu Microsoft Access
- Pengertian Bandwidth dan Cara Mengoptimalkannya
- Cara Kerja IP Address
- Kelebihan dan Kekurangan Dari Proxy