Bahasa Jawa

Pengertian Krama Inggil dan Ragam Bahasa Jawa Krama Inggil

Krama Inggil adalah
Written by Khansa

Pengertian Krama Inggil – Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan dalam berbagai macam hal. Salah satunya adalah dari segi bahasa. Selain memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia yang juga digunakan sebagai bahasa pemersatu, setiap daerah yang ada di Indonesia juga memiliki bahasa daerah. Bisa dibayangkan dari sekian banyaknya daerah yang ada di Indonesia memiliki identitas bahasa daerah yang berbeda-beda.

Sebagai contohnya adalah bahasa Jawa yang menjadi salah satu bahasa daerah yang cukup banyak dikenal oleh hampir setiap penjuru Indonesia. Dalam bahasa Jawa dibagi menjadi beberapa tingkatan.

Setiap tingkatan dalam bahasa Jawa memiliki fungsinya masing-masing. Misalnya seperti bahasa Jawa krama inggil yang ternyata memiliki kedudukan paling tinggi di dalam krama.

Bagi orang Jawa jenis-jenis krama seperti krama inggil bukanlah hal baru. Namun, seiring berjalannya waktu mungkin anak zaman sekarang kurang mengerti pentingnya krama inggil dalam berbicara dengan orang yang kedudukannya lebih tinggi.

Agar Anda juga makin paham pentingnya krama inggil, maka penjelasan yang ada di bawah ini bisa membantu Anda.

Pengertian Bahasa Jawa

Krama Inggil adalah

kompasiana.com

Sebelum membahas mengenai krama inggil, kita akan belajar bersama tentang pengertian bahasa Jawa. Secara singkat pengertian bahasa Jawa memang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun, dalam poin ini akan dijelaskan secara lebih luas lagi pengertian dari bahasa Jawa.

Bahasa Jawa merupakan bahasa dengan penutur terbanyak di indonesia. Di mana keberadaan dari bahasa Jawa akan digunakan oleh suku Jawa. Sedangkan suku Jawa yang menggunakan bahasa Jawa adalah seperti wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

Meski begitu, tak jarang wilayah pesisir Karawang, Subang, Cirebon, Indramayu dan Banten sebagian penduduknya menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi. Ketika Anda berada di lingkungan yang mayoritasnya adalah pengguna bahasa Jawa, tentunya belajar bahasa Jawa menjadi salah satu hal penting yang harus dilakukan. Baik itu untuk kepentingan pekerjaan maupun untuk kepentingan lainnya.

Setidaknya dengan mengenal sedikit tentang dasar bahasa Jawa, diharapkan Anda akan lebih mudah dalam proses bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Atau setidaknya ada kata yang bisa Anda mengerti ketika mendengar orang lain berbicara menggunakan bahasa Jawa.

Seperti yang dijelaskan dalam bahasa Jawa dibagi menjadi beberapa tingkatan. Ada bahasa Jawa ngoko dan bahasa Jawa krama. Bahasa Jawa ngoko akan digunakan untuk berbicara dengan orang lain yang kedudukannya atau usianya sama dengan kita.

Sedangkan untuk bahasa Jawa krama digunakan untuk berbicara dengan orang yang posisinya lebih tinggi dari kita misalnya seperti orang tua.

Sampai saat ini, perbedaan penggunaan bahasa Jawa masih tetap dilestarikan oleh orang suku Jawa. Sebab, dengan begitu bahasa Jawa akan tetap terjaga dan akan tergerus oleh waktu maupun era globalisasi yang cukup pesat.

Krama Inggil adalah

Pengertian Krama

Setelah mengerti apa itu bahasa Jawa. Berikutnya, kita akan mempelajari apa itu bahasa Jawa krama. Bahasa Jawa krama adalah salah satu tingkatan tertinggi dalam bahasa Jawa. Itu artinya, bahasa Jawa krama memiliki tingkatan kesopanan paling tinggi dibandingkan dengan jenis bahasa Jawa lainnya.

Bahasa Jawa krama kerap digunakan ketika seseorang berbicara dengan orang yang posisinya lebih tinggi atau lebih tua usianya dibandingkan dengan dirinya. Dibandingkan dengan bahasa ngoko yang ada di bahasa Jawa, bahasa Jawa krama memiliki kedudukan yang lebih tinggi.

Perlu diketahui jika dalam bahasa Jawa krama masih dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu krama lugu dan krama inggil. Di mana kedua tingkatan bahasa Jawa krama tersebut memiliki perbedaan yang cukup menonjol.

Baik itu dalam segi pengucapan, penggunaan, serta tatanan bahasa yang dipilih sangat berbeda sekali. Selain itu, kedua jenis bahasa Jawa krama tersebut memiliki tingkat kehalusan bahasa yang cukup berbeda.

Adanya perbedaan tersebut menjadikan penempatannya juga harus tepat dan tak boleh terbalik. Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita khususnya suku Jawa untuk mempelajari bagaimana penggunaan bahasa Jawa krama dengan baik dan benar agar bisa berkomunikasi dengan lebih tepat sesuai dengan ketetapan maupun tatanan yang berlaku.

Pengertian Bahasa Jawa Krama Inggil

Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika bahasa Jawa krama masih dibagi menjadi beberapa jenis. Salah satunya adalah bahasa Jawa krama inggil. Nah, dalam poin ini kita akan belajar bersama tentang pengertian krama inggil secara lebih luas.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia atau KBBI, bahasa Jawa krama inggil merupakan tingkatan tertinggi dalam sistem komunikasi di wilayah Jawa. Di mana di dalam bahasa Jawa krama inggil terdapat ragam hormat yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkatan lainnya apalagi ketika digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tua.

Krama Inggil adalah

Bahasa Jawa krama inggil atau biasa juga disebut dengan krama halus adalah salah satu bagian dari bahasa Jawa yang mana nantinya akan digunakan oleh orang Jawa sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua atau lebih tinggi derajatnya dari orang yang berbicara serta serta ketika mereka sedang berbicara dengan Tuhan.

Dalam bahasa bahasa Jawa krama inggil akan terbentuk suatu bahasa Jawa dengan tingkat kesopanan yang lebih tinggi dan juga bisa dipakai untuk berkomunikasi sehari-hari. Secara khusus, penggunaan bahasa Jawa krama inggil digunakan untuk orang yang lebih tua.

Hal tersebut juga menjadikan bahasa Jawa krama inggil berbeda dengan bahasa Jawa ngoko ketika digunakan. Selain itu, bahasa Jawa krama inggil bisa dibilang sebagai bahasa yang digunakan untuk menghormati yang juga akan mengatur tingkah laku, mimik wajah, cara duduk, dan lain sebagainya.

Bahasa Jawa krama inggil secara umum akan diajarkan kepada suku Jawa ketika berada di masa belia hingga menjadikan penggunaan tingkatan bahasa tersebut sebuah kebiasaan. Dalam penggunaannya, bahasa Jawa krama inggil juga sangat fleksibel bisa tergantung dengan kondisi dan situasi yang ada.

Penerapan Bahasa Jawa Krama Inggil

Penggunaan atau penerapan bahasa Jawa krama inggil akan dilakukan oleh si pembicara kepada orang yang lebih tinggi derajatnya, usianya atau kepada Tuhan. Selain itu, penggunaan bahasa Jawa krama inggil juga bisa digunakan kepada orang yang memang belum begitu dikenal.

Lalu, dalam penggunaanya bahasa Jawa krama inggil tidak memiliki kesamaan dengan tingkatan lain seperti krama lugu maupun ngoko.

Ragam Bahasa Jawa Krama Inggil

Dalam bahasa Jawa krama inggil masih dibagi menjadi beberapa jenis. Di mana setiap jenis bahasa Jawa krama inggil nantinya akan didasarkan pada unggah-ungguh bahasa dalam sistem Bahasa Jawa. Nah di bawah ini adalah tiga jenis bahasa Jawa krama inggil.

1. Bahasa Jawa Krama Lugu

Berdasarkan dari sistem unggah-ungguh basa atau tutur kata di Jawa, bahasa Jawa krama lugu masuk ke dalam salah satu jenis bahasa Jawa krama inggil dengan tingkatan kehalusan yang lebih rendah. Meski begitu, kedudukan dari bahasa Jawa krama lugu tidak lebih rendah dari bahasa Jawa ngoko dan tentunya masih bisa menunjukkan tingkat kesopanan ketika diutarakan pada lawan bicara yang ada.

Sebagai contohnya adalah pada kalimat “Mas Agus, wau nembe digoleki ibuk’e”. Di mana kalimat tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah “Kak Agus, tadi habis dicari ibu”. Kata golek atau cari merupakan kosakata bahasa Jawa ngoko yang biasanya digunakan untuk percakapan dengan teman sebaya.

Namun, dalam contoh kalimat tersebut menunjukkan jika pembicara menggunakannya untuk sang kakak. Di mana pada tingkatan umumnya dia lebih tua dibandingkan dengan sang pembicara.

Hal tersebut juga menjadikan bahasa Jawa krama lugu masih dinilai memiliki tingkat kesopanan meski pada dasarnya hanya pada tingkat rendah. Dari contoh tersebut juga menunjukkan jika pembicara menggunakan kalimat bahasa Jawa krama lugu kepada sang kakak agar bisa menunjukkan sisi keakraban namun tetap mempertahankan sisi hormatnya.

Krama Inggil adalah

2. Bahasa Jawa Krama Andhap

Berikutnya, ada jenis bahasa Jawa krama andhap yang juga masih menunjukkan rasa kesopanan kepada lawan bicara. Meski begitu, cara merendahkan bahasa ke diri sendiri. Hal ini juga menjadikan bahasa Jawa krama andhap lebih rumit jika hanya dipahami secara teori. Namun dalam prakteknya mungkin akan merasakan kemudahan karena tidak jauh berbeda dengan jenis lainnya.

Sebagai contohnya adalah pada kalimat “Kula gadhah niki mawon, monggo njenengan dhahar”. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia “Saya hanya memiliki ini saja, silakan Anda makan”. Sekolah bahasa Jawa krama andhap tersebut terlihat menggunakan susunan bahasa krama. Namun, coba pahami lebih teliti lagi, sebenarnya pembicara sedang berusaha untuk merendahkan bahasanya tanpa menggunakan kata panjenengan.

3. Bahasa Jawa Krama Alus

Dalam tingkatan ini, keberadaan tingkatan bahasa ngoko atau madya tidak akan digunakan seperti dua bentuk sebelumnya. Hanya menggunakan bahasa krama saja yang dipakai untuk menunjukkan tingkat kesopanan paling tinggi serta paling sulit. Tak heran jika berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa krama alus akan amat terasa sulit diimbangi oleh lawan bicara.

Bahkan, tak jarang jika orang Jawa sendiri terkadang masih begitu sulit memberikan tanggapan atau jawaban jika lawan bicaranya menggunakan bahasa Jawa krama alus. Kebanyakan para orang tua atau orang-orang yang berpengaruh akan terasa lancar ketika mengucapkan kalimat dengan bahasa Jawa krama alus.

Sebagai contohnya adalah seperti kalimat Niki, kula dikengken ibu ngaturaken gendhis abrit kaliyan toya pethak kagem njenengan. Tirosipun bade didamel juruh”. Di mana jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah “Ini, saya sedang disuruh ibu untuk memberikan gula merah dan air putih kepada Anda, katanya mau dibuat sirup”.

Dari kalimat di atas bisa dibilang penggunaan bahasanya sangat menunjukkan tingkat kesopanan.

 

Kosa Kata Dalam Bahasa Jawa Krama Inggil

Seperti yang dijelaskan jika penggunaan bahasa Jawa krama inggil akan menunjukkan sisi kesopanan terhadap lawan bicaranya. Oleh karena itu, dalam mempelajari bahasa Jawa krama inggil juga harus mengetahui beberapa kosakata penting.

Nah, di bawah ini ada beberapa contoh kosa kata bahasa Jawa krama inggil yang bisa Anda jadikan acuan. Namun, sebelum itu sebagai catatan dalam contoh tersebut ada dua versi yaitu untuk kata dalam bahasa Jawa ngoko akan berada di dalam kurung bagian depan. Sedangkan untuk bahasa Jawa krama inggil akan berada di belakangnya. Jika ada satu kata yang disebutkan, maka kata tersebut masuk ke dalam bentuk halusnya.

Nah agar lebih paham lagi, berikut adalah beberapa kosa kata yang ada di dalam bahasa Jawa krama inggil.

1. Kata Ganti Orang

Dalam bahasa Jawa penggunakan kata ganti orang seperti kata “kita” tidak akan memiliki kata ganti orang, sehingga akan digabungkan dengan kata “semua”. Sedangkan untuk jenis kata ganti orang lainnya masih sama. Misalnya aku aku (kula), kamu (kowe-njenengan), mereka (piyambak pun) serta kalian (panjenengan sedanten).

2. Kata Kerja

Berikutnya, ada kata kerja dalam bahasa Jawa yang ternyata memiliki banyak variasi. Meski banyak variasi pastikan Anda tidak salah dalam menggunakannya karena hanya digunakan untuk orang tua maupun orang yang belum dikenal. Sebagai contohnya adalah dari kata makan (mangan-dhahar), minum (ngombe-ngunjuk), menulis (nulis-nyerat) dan masih banyak lagi.

3. Kata Benda

Dalam bahasa Jawa, kata benda juga memiliki penyebutan tersendiri di bahasa Jawa krama inggil sebagai contohnya adalah pada kata gula (gulo-gendhis), garam (uyah–sarem), orang (uwong-tiyang), air (banyu-toya), baju (klambi-rasukan atau ageman), rumah (omah-griya), dan lain sebagainya.

4. Kata Jumlah

Dalam bahasa Jawa krama inggil untuk mengucapkan angka juga memiliki cara tersendiri bahkan ada juga yang disisipkan imbuhan. Sebagai contohnya adalah pada kata satu (siji–setunggal), sepuluh (sedasa), dua puluh (rongpuluh-kaleh dasa), dua puluh lima (selawe-selangkung), seribu (sewu-setunggal ewu) dan lainnya.

Bahasa Jawa Krama Inggil Biasa Dengan Bahasa Krama Kedhaton

Selain bahasa Jawa krama inggil seperti yang dijelaskan di atas. Ternyata masih ada satu lagi tingkatan lebih tinggi dalam bahasa Jawa dan yang menggunakannya hanyalah kalangan keraton. Misalnya seperti abdi dalem, raja, ratu serta anggota lainnya dan masih memiliki kaitan dengan kerajaan.

Bahasa Kedhaton sendiri sudah lama ada dan digunakan oleh Kalangan Keraton Surakarta Hadiningrat sejak tahun 1910. Di mana hal tersebut diketahui berdasarkan manuskrip berangka tahun sama dan ditulis oleh pujangga besar mereka, R.Ng. Ranggawarsita.

Hingga saat ini, penggunaan Bahasa Kedhaton juga masih kerap digunakan dalam kalangan Keraton Surakarta Hadiningrat. Meski begitu, penggunaan bahasa Kedhaton untuk saat ini hanya digunakan pada saat-saat tertentu saja. Misalnya seperti pada saat upacara adat atau ketikan menyambut tamu tertentu.

Karena memiliki tingkatan yang terlalu tinggi hingga menjadikan banyak masyarakat kurang begitu paham terkait dengan bahasa Kedhaton.

Fakta Unik Bahasa Jawa

Setelah mengetahui beberapa hal yang berhubungan dengan bahasa krama Inggil. Berikutnya kita akan mempelajari fakta unik dari bahasa Jawa. Siapa sangka jika bahasa Jawa juga memiliki fakta unik di dalamnya.

Nah, untuk lebih tahu fakta unik bahasa Jawa, berikut adalah penjelasannya.

1. Bahasa Jawa Memiliki Banyak Penutur

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya jika bahasa Jawa memiliki banyak penutur di Indonesia. Secara umum, bahasa Jawa digunakan pada daerah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu, penggunaan bahasa Jawa juga ada di sekitar kawasan Pantai utara, seperti Karawang, Cirebon, Indramayu dan Subang.

Selain di Indonesia, penggunaan bahasa Jawa juga ada di negara Suriname, Aruba, Curacao dan Kaledonia Baru. Meskipun, jumlah penggunanya mungkin tak sebanyak negara Suriname yang pada dasarnya mayoritas penduduknya berasal dari suku Jawa.

2. Adanya Dialek atau Logat yang Berbeda

Sama dengan bahasa Sunda, penggunaan bahasa Jawa juga memiliki logat yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Logat orang yang tinggal di daerah pesisir utara akan menggunakan logat yang berbeda dengan penuturan yang digunakan oleh wilayah Solo atau Yogyakarta yang dikenal lembut.

3. Dibagi Menjadi Beberapa Strata

Dalam masyarakat Jawa, ada beberapa pilihan jenis bahasa Jawa yang akan digunakan. Selain itu, jenis bahasa Jawa juga memiliki tingkatan yang berbeda. Mulai dari tingkatan kasar hingga tingkatan bahasa yang digunakan sangat halus juga ada di dalam bahasa Jawa.

Adanya tingkatan dalam bahasa Jawa juga bisa menentukan kesan hormat dan kesopanan dari mereka yang menggunakan. Ada tiga jenis bahasa Jawa yaiku ngoko, madya dan krama. Dalam bahasa Jawa krama juga masih dibagi menjadi beberapa jenis lagi. Mulai dari bahasa Jawa krama inggil, bahasa Jawa krama desa, bahasa Jawa krama keraton dan bahasa Jawa kasar.

Nah itulah ulasan mengenai bahasa Jawa krama inggil yang bisa Anda baca selengkapnya di atas. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat sekaligus bisa menambah wawasan kamu.

Jika ingin mencari buku tentang bahasa Jawa, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Hendrik Nuryanto

BACA JUGA:

  1. Kata Bahasa Jawa yang Sering Dipakai Sehari-Hari 
  2. 4 Contoh Pidato Bahasa Jawa Singkat dalam Berbagai Tema 
  3. Sifat & Kebiasaan Orang Jawa 
  4. Contoh Geguritan Bahasa Jawa dengan Beragam Tema 
  5. Pengertian, Jenis, dan Contoh Geguritan Jawa

About the author

Khansa

Khansa adalah seorang Content Writer yang telah berkarir sejak tahun 2021 dan dunia kepenulisan selalu menarik baginya. Dengan menulis Khansa dapat membuka wawasan dan pandangan baru tentang topik-topik menarik, terutama dunia kuliner.

Kontak media sosial Linkedin saya Khansa Amira