Nasionalisme adalah – Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme adalah suatu paham kebangsaan yang kemudian mengandung makna kesadaran serta semangat cinta Tanah Air. Kata ini sendiri mengandung arti memiliki serta rasa kebanggan sebagai bangsa serta memelihara kehormatan bangsa.
Berdasarkan buku Pendidikan Kewarganegaraan terbitan Penerbit Erlangga, rasa nasionalisme kemudian identik dengan memiliki rasa solidaritas pada musibah dan kekurang beruntungan yang dialami oleh saudara setanah air.
Untuk itu, nasionalisme dalam arti luas kemudian menjadi alat perjuangan secara bersama-sama merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonial. Semangat ini juga dipakai sebagai metode perlawanan serta alat identifikasi untuk mengetahui siapa kawan dan siapa yang lawan.
Simak lebih lengkapnya mengenai bentuk, tujuan, ciri dan perkembangan nasionalisme di Indonesia.
Nasionalisme adalah Paham Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Nasionalisme adalah suatu paham yang akan menciptakan serta mempertahankan suatu kedaulatan negara. Dalam bahasa Inggris disebut juga sebagai nation dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama dengan sekelompok manusia.
Kelompok manusia ini memiliki tujuan dan cita-cita yang sama dalam mewujudkan suatu kepentingan nasional, serta rasa ingin mempertahankan suatu negara, baik dari segi internal maupun eksternal.
Para nasionalis kemudian menganggap negara berdasarkan kepada beberapa political legitimacy atau “kebenaran politik”. Bersumber dari teori romantisme diantaranya ialah “identitas budaya”, debat liberalisme yang kemudian menganggap kebenaran politik yang bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan di antara kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme ini kemudian tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini sendiri terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu. Saat itu, naluri mempertahankan diri kemudian akan sangat berperan dalam mendorong mereka mempertahankan negaranya.
Nasionalisme Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian menurut para ahli yang perlu kamu ketahui.
1. Hans Kohn
Menurut Hans adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional dalam berbangsa dan bernegara sendiri.
2. Benedict Anderson
Menurut Benedict adalah sebagai suatu komunitas politik yang dibayangkan serta diimajinasikan sebagai sesuatu yang terbatas dan berdaulat.
3. Otto Bauer
Menurut Otto adalah suatu persatuan karakter atau perangai yang kemudian akan timbul karena adanya suatu perasaan yang senasib.
4. L. Stoddard
Menurut Stoddard adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat, di mana mereka kemudian menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara Bersama-sama di dalam suatu bangsa.
5. Dr. Hertz
Menurut Hertz adalah hasrat mencapai kesatuan, hasrat untuk merdeka, serta hasrat untuk mencapai keaslian dan hasrat untuk memiliki cita-cita bersama.
6. Smith
Menurut Smith adalah suatu gerakan ideologis yang digunakan untuk memelihara dan meraih otonomi, kohesi, serta individualitas.
7. Abbe Baurel
Menurut Abbe adalah rasa cinta kepada daerah dan bahasa oleh sekelompok orang atau perseorangan.
8. Hitler
Menurut Hitler adalah suatu sikap dan semangat rela berkorban untuk dapat melawan bangsa lain demi bangsa sendiri
9. Ernest Renan
Menurut Ernest Renan ialah suatu keinginan untuk dapat bersatu dan bernegara. Dalam hal ini, nasionalisme sebagai suatu keinginan besar untuk dapat mewujudkan persatuan dalam suatu negara.
10. Ernest Gellenervia
Menurut Gellenervia adalah keseimbangan antara rasa nasional terhadap bangsa dengan kekuatan berpolitik.
Bentuk Nasionalisme
Tahukah kamu terdapat beberapa tujuan nasionalisme di antaranya adalah menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional serta melawan musuh dari luar sehingga kemudian munculah semangat rela berkorban.
Bentuk lainnya di antaranya adalah Menumbuhkan rasa cinta terhadap Tanah Air, Menciptakan hubungan yang rukun serta harmonis, serta mempertahankan persaudaraan yang utuh. Nasionalisme juga dapat diwujudkan dengan menghilangkan ekstremisme dari suatu warga negara.
1. Nasionalisme Kewarganegaraan
Kewarganegaraan atau nasionalisme sipil merupakan sejenis nasionalisme di mana negara kemudian memperoleh suatu kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, “kehendak rakyat”, “perwakilan politik”. Teori ini mulanya dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan.
2. Nasionalisme Romantik
Romantik atau juga disebut dengan nasionalisme organik, dan nasionalisme identitas sebagai lanjutan dari nasionalisme etnis di mana suatu negara kemudian memperoleh kebenaran politik secara semula sehingga hasil dari suatu bangsa atau ras menurut semangat romantisme.
3. Nasionalisme Budaya
Budaya merupakan sejenis nasionalisme di mana suatu negara kemudian memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperti ras warna kulit, dan lain sebagainya.
Contohnya adalah rakyat Tionghoa yang kemudian menganggap suatu negara berdasarkan kepada budaya. Unsur ras di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok.
Kesediaan dinasti Qing kemudian menggunakan adat istiadat Tionghoa yang membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Bahkan ada banyak rakyat Taiwan yang menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak Republik Rakyat Tiongkok (RRT) karena pemerintahan RRT memiliki paham komunisme.
4. Nasionalisme Kenegaraan
Kenegaraan sebagai suatu variasi nasionalisme kewarganegaraan, yang tak dapat dipisahkan dari nasionalisme etnis. Perasaan ini sendiri sangat kuat sehingga kemudian diberi keutamaan lebih dalam hal hak kebebasan dan universal.
Kejayaan suatu negeri sendiri senantiasa bersifat kontras dan berkonflik dengan prinsip suatu masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah ‘national state‘ sebagai suatu argument, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri.
Contohnya ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil ialah Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap ‘Jacobin’ terhadap golongan pemusat negeri Prancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia, terus menentang demi mewujudkan hak kesetaraan atau equal rights serta lebih otonomi untuk suatu golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika.
5. Nasionalisme Agama
Agama merupakan nasionalisme di mana negara akan memperoleh suatu legitimasi politik dari suatu persamaan agama. Walaupun demikian lazimnya nasionalisme etnis kemudian akan dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.
Misalnya, di negara Irlandia semangat nasionalisme kemudian bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP kemudian bersumber dari agama Hindu.
Namun, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama kemudian hanya menjadi suatu simbol dan bukanlah motivasi utama suatu kelompok.
Tujuan dan Ciri-Ciri Nasionalisme
Contoh Nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari di antaranya bisa dilihat dari menjaga ketertiban masyarakat dengan mematuhi aturan yang berlaku.
Selain itu juga mematuhi dan mentaati hukum negara, melestarikan budaya, dan bersedia mempertahankan serta memajukan negara, menggunakan produk dalam negeri, menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan serta kesatuan bangsa, turut serta dalam upaya pembelaan negara.
Nasionalisme juga berfungsi untuk memahami tujuan dan karakteristiknya. Berikut ini penjelasan mengenai tujuan dan ciri-ciri nasionalisme, di antaranya:
Berikut di bawah ini adalah beberapa Tujuan dari Nasionalisme yang perlu diketahui:
- Berfungsi untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap suatu bangsa, negara, dan tanah air.
- Berfungsi Mmmbangun sebuah hubungan yang harmonis serta rukun antara suatu masyarakat dan individu lainnya.
- Berfungsi untuk membangun dan mempererat tali persaudaraan di antara sesama warga masyarakat dalam suatu negara.
- Berfungsi sebagai upaya dalam menghilangkan dan menghapuskan ekstrimisme atau tuntutan yang berlebihan dari suatu warga negara atau masyarakat kepada pemerintah.
- Berfungsi sebagai usaha dalam menumbuhkan sebuah semangat untuk bisa secara rela berkorban demi bangsa, negara, dan tanah air.
- Berfungsi untuk menjaga sebuah bangsa, negara, serta tanah air dari serangan para musuh yang kemudian mengancam negara, baik itu dari luar negeri maupun dalam negeri.
Berikut di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri nasionalisme:
- Terdapatnya sebuah persatuan dan kesatuan sebuah bangsa.
- Terdapatnya sebuah organisasi yang memiliki bentuk modern dan memiliki sifat nasional.
- Terdapatnya sebuah perjuangan yang kemudian dilakukan dan memiliki sifat nasional.
- Bertujuan memerdekakan dan mendirikan sebuah negara yang merdeka serta menjadikan kekuasaan berada di tangan para rakyat.
- Nasionalisme umumnya lebih mementingkan pikiran sehingga Pendidikan kemudian berperan penting dalam suatu upaya mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perkembangan Nasionalisme Indonesia
Secara garis besar, nasionalisme Indonesia dimulai dari masa-masa perjuangan Kartini yang menghendaki emansipasi di kalangan perempuan. Sementara itu, walaupun Kartini sering dikategorikan sebagai pejuang wanita, namun Kartini masuk dalam fase paling awal pembentukan nasionalisme Indonesia.
Kemudian tahap berikutnya ialah proses terbentuknya organisasi-organisasi kebangsaan yang menandai bangkitnya kesadaran sebagai bangsa Indonesia. Berikut di bawah ini adalah fase nasionalisme di Indonesia.
1. Fase Pertama
Gerakan kebangkitan nasionalisme Indonesia pada suatu dinamika sejarah diawali oleh masa Boedi Oetomo pada tahun 1908, yang dimotori oleh para mahasiswa sekolahan anak para priyayi Jawa, kedokteran Stovia, serta sekolah yang kemudian disediakan Belanda di Jakarta.
2. Fase Kedua
Fase kedua adalah pada proses kebangkitan nasionalisme yang terjadi di tahun 1928, yaitu 20 tahun setelah proses kebangkitan nasional terjadi.
Pada fase ini kemudian terdapat suatu kesadaran menyatukan negara, bangsa serta bahasa ke dalam satu negara yang telah disadari oleh para pemuda dan sudah terkotak-kotak dengan suatu organisasi kedaerahan seperti Jong Celebes, Jong Sumatera, Jong Java, dan lain sebagainya.
Hal ini kemudian diwujudkan secara nyata dengan menyelenggarakan Sumpah Pemuda pada 1928.
3. Fase Ketiga
Fase berikutnya atau disebut juga dengan masa “Revolusi Fisik Kemerdekaan”. Peranan nyata pemuda pada masa revolusi fisik kemerdekaan terjadi saat mereka menyandera Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka dengan sangat bersemangat mewujudkan nation state yang berdaulat dalam kerangka kemerdekaan.
3. Fase Keempat
Fase berikutnya kemudian perkembangan nasionalisme di tahun 1966, yang menandai tatanan baru dalam suatu pemerintahan Indonesia. Selama 20 tahun setelah kemerdekaan kemudian terjadi huru-hara pemberontakan Gestapu dan eksesnya.
Tampaknya tanpa peran mahasiswa dan organisasi pemuda serta organisasi sosial kemasyarakatan di tahun 1966, Soeharto serta para tentara kemudian sulit memperoleh kekuasaan dari penguasa orde-lama Soekarno.
Sayangnya para penguasa Orde Baru kemudian mencampakkan para pemuda dan mahasiswa yang telah menjadi motor utama pendorong terbentuknya NKRI tersebut, bahkan sejak akhir tahun 1970-an para mahasiswa malah dibatasi geraknya dalam berpolitik serta dibatasi dalam ruang-ruang kuliah di kampusnya.
5. Fase Kelima
Pergolakan masa Orde Baru kemudian melahirkan fase kelima, yang disebut juga sebagai “Masa Reformasi”.
Nasionalisme kemudian tidak selesai hanya pada masa pemerintahan Soeharto, tetapi terus bergulir ketika reformasi menjadi sumber inspirasi perjuangan suatu bangsa meskipun melalui suatu perjalanan sejarah yang cukup panjang.
Buku-Buku Terkait Nasionalisme
1. K.H Ahmad Dahlan: Nasionalisme & Kepemimpinan
K.H. Ahmad Dahlan termasuk salah satu ulama besar yang menjadi pelopor pembaharuan Islam di Indonesia prakemerdekaan. la bergerak tidak hanya untuk melepaskan umat Islam dari kebodohan, kemiskinan, dan penderitaan akibat kolonialisme Belanda.
Lebih dari itu, K.H. Ahmad Dahlan bersama Muhammadiyah ingin mengubah kondisi keterpurukan Islam dengan seperangkat konsep modernisasi dan pembaharuan. Dengan semangat yang digali dari surah al-Maa’uun dan al-‘Ashr, K.H. Ahmad Dahlan menerapkan rahmatan lil’alamin dalam Islam dalam berbagai gerakan sosial untuk membantu masyarakat.
Buku ini merangkum segala kiprah K.H. Ahmad Dahlan bersama Muhammadiyah, termasuk pemikiran, gerakan, dan biografinya. Buku ini menjelaskan secara singkat, padat dan gamblang. Tentu saja, dengan sajian bahasa yang mengalir dan enak dibaca.
2. Nasionalisme, Islamisme, Marxisme
Nasionalisme adalah suatu iktikad, suatu keinsafan rakyat, bahwa rakyat adalah satu golongan, satu bangsa! Rasa nasionalistis itu menimbulkan suatu rasa percaya akan diri sendiri. Dan rasa percaya akan diri sendiri inilah yang menimbulkan ketetapan hati pada kaum revolusioner-nasionalis dalam perjuangannya menuju Indonesia Merdeka.
Islam yang sejati tidaklah antinasionalis. Islam yang sejati tidaklah bersifat antisosialis. Islam yang sejati mengandung tabiat-tabiat yang sosialis dan nasionalis sekaligus! Lihatlah Sayyid Jamaluddin Al-Afghani di mana-mana telah mengkhotbahkan nasionalisme dan patriotisme, menanam benih nasionalisme itu hingga ia menjadi “bapak nasionalisme Mesir”.
Marxisme yang modern, tidaklah menolak bekerja sama dengan kaum Nasionalis dan Islamis. Taktik Marxisme yang baru malahan menyokong pergerakan-pergerakan Nasionalis dan Islamis yang sungguh-sungguh. Marxis yang masih saja bermusuhan dengan pergerakan-pergerakan Nasionalis dan Islamis tidaklah mengikuti aliran zaman.
3. Nasionalisme: Supremasi Perpolitikan Negara
Bukan hal mudah untuk menyatukan visi dan tujuan dari banyak orang untuk membangun sebuah komunitas.
Negara adalah bentuk komunitas besar yang terdiri dari banyak orang dari berbagai macam latar belakang. Seperti halnya komunitas atau bentuk organisasi lain, untuk menegakkan negara, dibutuhkan kerja sama dan kesatuan para anggotanya.
Tanpa adanya persatuan dalam sebuah negara, akan sangat sulit mempertahankan kedaulatan negara tersebut. Salah satu yang paling gencar dibicarakan dan diajukan sebagai “perekat” antar-penduduk dalam sebuah negara adalah nasionalisme.
4. Membangun Nasionalisme Melalui Bahasa dan Budaya
Membangun Nasionalisme Bahasa dan Budaya adalah sebuah buku penuh data lapangan dan analisis mendalam atas khazanah kekayaan bangsa.
Ikatan kebangsaan sesungguhnya tersusun dari ikatan primordialisme berbagai kelompok etnik, bahasa, budaya dan agama yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara tergambar jelas pada kasus masyarakat Aceh, Dayak di Kalimantan Barat, Tetun dan Malaka di Nusa Tenggara Timur, dan relasi etnik di wilayah Papua dan Papua Nugini.
5. Nasionalisme Pertambangan Di Indonesia
Pertambangan merupakan masalah krusial dalam konstelasi sosial politik di Indonesia pasca Orde Baru. Hal ini terkait dengan banyaknya kepentingan maupun aktor yang berkecimpung dalam sektor pertambangan. Masifnya kepentingan dan aktor tersebut juga merupakan bagian dari implikasi penting dari kebijakan desentralisasi kekuasaan dari pusat kepada daerah.
Kekuasaan yang semula bersifat monolitis kemudian berkembang menjadi pluralis dengan terbentuknya sentrum- sentrum kekuasaan baru di aras lokal. Namun demikian, premis normatif desentralisasi yang mengatakan bahwa transfer kewenangan akan menumbuhkembangkan demokrasi lokal dalam ruang masyarakat, ternyata hanyalah isapan jempol belaka.
Konteks raja-raja kecil di daerah secara langsung memperkuat stigma tersebut dengan munculnya rezim penguasa daerah dalam bentuk populis, teknokratis, maupun juga dinasti. Desentralisasi pula menarik perhatian aktor global untuk turut menanamkan pengaruh maupun kepentingan dalam ruang lokal.
Masuknya aktor global inilah yang kemudian menambah dinamika kontestasi kekuasaan menjadi pelik antara aktor global, lokal, maupun nasional dalam desentralisasi daerah. Aktor lokal berusaha menunjukkan kepada aktor nasional bahwa desentralisasi bisa menjadikan daerah mandiri.
Siapapun yang menjadi pembuat kebijakan atau praktisi pertambangan sektor mineral dan batubara wajib membaca buku ini.
Kini kita telah mengetahui bahwa nasionalisme adalah sebuah paham cinta tanah air dan menjadi perekat bangsa. Grameds bisa mendapatkan semua buku tentang nasionalisme di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Sofyan
Baca juga: