Music Sosial Budaya

Lagu Daerah dan Alat Musik Tradisional Jawa Barat

Written by Rifda A

Halo sobat grameds, Mungkin ketika mendengar nama provinsi Jawa Barat,  yang terlintas di  benak Anda tentu saja ibu kotanya yang terkenal, Bandung. Kota ini memiliki sejarah  panjang dalam perkembangan Indonesia. Tak heran jika ada beberapa julukan yang disematkan untuk kota ini seperti Bandung Lautan Api, Paris Van Java, Kota Kembang dan masih banyak lagi.

Selain itu semua, provinsi ini terkenal dengan panoramanya yang indah dan kaya akan kearifan lokal. Ada permainan daerah, lagu, tarian, alat musik tradisional, makanan khas daerah, dan lainnya.

Lagu daerah adalah musik khas pada suatu daerah. Ciri-ciri lagu daerah sering menggunakan lirik dan instrumen lokal seperti gamelan, angklung atau kendang.

Inspirasi lagu tersebut seringkali menceritakan tentang sejarah, pemandangan alam, makanan khas atau kebiasaan penduduk daerah tersebut.

Indonesia sendiri memiliki banyak sekali lagu daerah, tentunya ini harus dilestarikan agar budaya bangsa tetap hidup dari generasi ke generasi. Kali ini kita akan membahas dan membedah beberapa makna lagu daerah populer Jawa Barat dan alat musik Tradisional khas Jawa Barat.

Lagu Daerah dari Jawa Barat

Jika kita membicarakan provinsi Jawa Barat, tentunya ingatan kita tidak akan lepas dari nama-nama yang tidak asing yaitu “Bandung”, “Sunda” atau “Peuyeum”. Semua keistimewaan provinsi Jawa Barat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menemukan kekayaan seni di Pulau Jawa bagian Barat.

Ciri khas yang dimiliki provinsi Jawa Barat yaitu lagu daerahnya. Jawa Barat mempunyai banyak lagu daerah yang sangat unik untuk dinyanyikan. Apa sajakah lagu daerah dari jawa barat? Mari simak kumpulan lagu daerah dari Jawa Barat berikut ini beserta maknanya.

1. Bubuy Bulan

Bubuy Bulan adalah lagu daerah Jawa Barat yang diciptakan oleh Benny Corda dalam bahasa Sunda. Lagu ini sangat familiar bagi masyarakat sunda, lagu ini sering diajarkan dari SD sampai SMA.

Lirik lagu daerah “Bubuy Bulan”

Bubuy bulan

Bubuy bulan sangray béntang

Panon poé

Panon poé disasaté

Unggal bulan

Unggal bulan abdi téang

Unggal poé

Unggal poé ogé hadé

Situ Ciburuy

laukna hésé dipancing

Nyérédét haté

Ningali ngeplak caina

Duh éta saha

Nu ngalangkung unggal énjing

Nyérédét haté

Ningali sorot socana

Terjemahan:

Memepes bulan

memepes bulan menyangrai bintang

Matahari

matahari di sate

Setiap bulan

setiap bulan aku nanti

Setiap hari

setiap hari juga baik

Danau Ciburuy

ikannya susah dipancing

Bergetar hati

melihat airnya jernih

Duh itu siapa

yang berjalan setiap pagi

Bergetar hati

melihat sorot matanya

Bubuy Bulan adalah lagu cinta yang bercerita tentang kerinduan seseorang yang jauh dari kekasihnya. Ia masih berharap kekasihnya bisa sering pulang menjenguknya untuk memuaskan mengobati rindunya.

Namun keinginannya meningkat ketika ia sering melihat seseorang melewati rumahnya setiap pagi, dan orang ini sepertinya mengingatkannya pada kekasihnya karena mereka memiliki ciri-ciri mata yang mirip.

2. Tokecang

Tokécang adalah salah satu lagu daerah Jawa Barat yang juga populer di kalangan masyarakat Sunda bahkan terkenal di luar masyarakat Sunda. Lagu tersebut juga dikoreografikan dengan musik pop beberapa kali agar lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

Tokecang juga merupakan salah satu lagu daerah paling terkenal di Indonesia, bahkan pernah digunakan sebagai soundtrack sinetron anak-anak di TV. Banyak orang menyukai lagu ini, dari anak-anak hingga orang dewasa, karena liriknya yang ceria, cepat, dan jenaka.

Dalam tradisinya, tokecang termasuk dalam genre lagu lakon, biasanya dinyanyikan oleh anak-anak secara berpasangan, berhadap-hadapan dan bergandengan tangan. Saat lagu dinyanyikan, pasangan itu berbalik dan memutar tangan mereka sehingga mereka saling membelakangi.

Biasanya permainan ini dilakukan sambil menunggu sesuatu, baik berupa benda maupun orang. Tujuannya untuk mengurangi kebosanan saat menunggu terlalu lama, sehingga mengisi waktu luang.

Lirik lagu daerah “Tokecang”

Tokecang tokecang bala gendir tosblong

Angeun kacang sapependil kosong

Aya listrik di masigit meuni caang katingalna

Aya istri jangkung alit karangan dina pipina

Tokecang tokecang bala gendir tosblong

Angeun kacang angeun kacang sapependil kosong

3. Manuk Dadali

Manuk Dadali masih tergolong lagu daerah yang berasal dari Jawa Barat,  yang diciptakan oleh Sambas Mangundikarta. Manuk Dadali artinya Burung Garuda, yang jelas lagu ini bersifat nasionalis dan menggambarkan kekuatan burung Garuda sebagai lambang  kejayaan Indonesia.

Lirik lagu “Manuk Dadali”

Mesat ngapung luhur jauh di awang-awang

Meberkeun jangjangna bangun taya karingrang

Sukuna ranggaos reujeung pamatukna ngeluk

Ngapak mega bari hiberna tarik nyuruwuk

Saha anu bisa nyusul kana tandangna

Gandang jeung pertentang taya bandingannana

Dipikagimir dipikaserab ku sasama

Taya karempan kasieun

Manuk Dadali manuk panggagahna

Perlambang sakti Indonesia Jaya

Manuk Dadali pangkakon carana

Resep ngahiji rukun sakabehna

Hirup sauyunan tara pahiri-hiri

Silih pikanyaah teu inggis bela pati

Manuk dadali ngandung siloka sinatria

Keur sakumna Bangsa di Nagara Indonesia

4. Cing Cangkeling

Cing Cangkeling adalah jenis lagu permainan Sunda yang sering dibawakan oleh anak-anak untuk berhitung sebelum bermain kucing-kucingan atau berlari. Sepintas, lagu ini sepertinya tidak ada artinya. Namun ternyata lirik lagu ini membawa makna yang cukup dalam.

Lirik lagu “Cing Cangkeling”

Kleung dengklek buah kopi raranggeuyan

Keun anu dewek ulah pati diheureuyan

Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten

Blos kakolong bapak satar buleneng

Kleung dengklek buah kopi raranggeuyan

Keun anu dewek ulah pati diheureuyan

Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten

Blos kakolong bapak satar buleneng

Pat lapat pat lapat katingalan masih tebih kene pisan

Layarna bodas jeung celak kasurung kaombak ombak

Lagu ini seperti menggambarkan perasaan atau isi hati manusia dibandingkan dengan  burung yang terbang kesana kemari. Seperti  burung, hati manusia juga penuh dengan getaran dan gerakan.

Hati yang baik adalah hati yang tenang dan teguh yang tidak mudah goyah atau goyang. Dengan hati yang demikian, tentu akan menumbuhkan kedamaian dan mengarahkan pemilik hati ke jalan yang benar.

5. Sapu Nyere Pegat Simpay

Sapu Nyere Pegat Simpay termasuk dalam genre Lagu Wajib atau Lagu Daerah Jawa Barat yang ciptakan oleh Sambas Mangundikarta, seorang penyiar dan pemusik asal Bandung. Kami tidak memiliki banyak informasi tentang lagu ini, selain lirik dan terjemahan di bawah ini.

Lirik lagu “Sapu Nyere Pegat Simpay”

Ririungan urang karumpul,

Meungpeung deukeut hayu urang sosonoan,

Macangkrama bari ngawadul,

Urang silih tempas, silih aledan…

Moal lila jeung babaturan,

Hiji wanci anu geus ditangtukeun,

Bakal pisah bakal pajauh,

Bakal mopohokeun katineung urang…

Sapu nyere pegat simpay, bakal kasorang, (Paribasa)

Takdir ti Gusti Hyang Widi, pasti kalakon…

Urang rek papisah,

Urang rek pajauh,

Meungpeung deukut,

Hayu urang sosonoan..

Terjemahan:

Mendekatlah, mari kita berkumpul,

Selagi masih dekat, mari kita berbagi suka cita,

Bercengkerama sambil bercerita,

Kita saling menyapa, duduk bersama dalam kedamaian…

Kita tak akan selalu bersama (wahai sahabat)

Di suatu waktu yang sudah ditangguhkan,

Kita akan berpisah, kita akan saling bejauhan,

Kita akan melupakan kenangan kita selama ini…

Terurailah simpul ikatan sapu lidi, Akan Terjadi…(Peribahasa)

Takdir Tuhan Sang Pemberi Izin, pasti terjadi…

Kita akan berpisah,

Kita akan berjauhan,

Selagi deket mari ciptakan kerinduan dan suka cita….

6. Peuyeum Bandung

Peuyeum Bandung adalah judul lagu yang menceritakan tentang popularitas Peuyeum sebagai makanan khas Bandung yang terkenal dengan kenikmatannya. Lagu ini diciptakan oleh Sambas Mangundikarta dan dipopulerkan oleh Nining Maida, penyanyi pop Sunda pada tahun 1980-an, lagu ini menarik banyak wisatawan. Dalam bahasa Indonesia, peuyeum sering disebut sampe atau tapai (tape).

Lirik lagu “Peuyeum Bandung”

Dimana-mana

Di kampung di kota

Tos kakoncara

Ku nikmat rasana

Sampeu asalna

Teu direka-reka

Naon namina

Duh matak kabita

Peuyeum Bandung kamashur

Pangaosna teu luhur

Ku sadaya kagaleuh

Sepuh jeung murangkalih

Mangga cobian

Bilih panasaran

Peuyeum ti Bandung

Henteu sambarangan

Terjemahan:

Di mana-mana

Di kampung di kota

Sudah terkenal

Oleh nikmat rasanya

Asalnya dari Singkong

Tak direka-reka

Apa namanya

Duh aku menginginkan

Tape Bandung yang terkenal

Harganya tak mahal

Oleh semua kagaleh

Orangtua maupun bocah

Silakan dicoba

Kalau-kalau panasaran

Tape dari Bandung

Tidak sembarangan

7. Sabilulungan

Dalam bahasa Indonesia, Sabilulungan berarti “Kesatuan”. Sesuai dengan judulnya, lagu tersebut bercerita tentang solidaritas, gotong royong, dan ajakan kepada siapa saja untuk tetap bersatu.

Lagu Sabilulungan sendiri ditulis oleh seniman Sunda Koko Koswara, atau lebih dikenal dengan Mang Koko. Melalui lirik lagu tersebut menyiratkan bahwa persatuan dan kesatuan yang telah menjadi lambang negara Indonesia adalah sesuatu yang harus dilindungi dan dilestarikan.

Lirik lagu “Sabilulungan”

Sabilulungan…dasar gotong royong

Sabilulungan…sifat silih rojong

Sabilulungan…genteng ulah potong

Sabilulungan..persatuan tembong

Tohaga rohaka

Teguh rengkuh perbawa sabilulungan

Satia…sajiwa

Segut singkil ngabasmi pasalingsingan

Sabilulungan… hirup sauyunan

Sabilulungan…silih pikaheman

Sabilulungan..nulung tinulungan

Sabilulungan..kukuh persatuan

Santosa samapta

Teuneung ludeung ngajaring kawibawaan

Saihwan sapaham

Nagri nanjung berekah sabilulungan

Sabilulungan…dasar gotong royong

Sabilulungan…sifat silih rojong

Sabilulungan…genteng ulah potong

Sabilulungan..persatuan tembong

8. Warung Pojok

Warung Pojok adalah lagu daerah Jawa Barat yang ciptakan oleh konduktor Tarling dari Cirebon,  yaitu H. Abdul Adjib. Lagu ini sangat populer di kalangan lagu daerah yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi pecinta musik daerah khususnya di Jawa Barat. Saking familiarnya, lagu ini juga banyak diajarkan di sekolah-sekolah pada mata pelajaran seni budaya.

Lirik lagu “Warung Pojok”

Akeh wong padha kedanan masakan

Akeh wong padha kelingan pelayan

Ora klalen kesopanan ning sekabeh lelangganan

Yen balik tas jalan-jalan mingguan

Mumpung bae tas gajian kaulan

Warung Pojok go ampiran etung-etung ke kenalan

Tobat dhendhenge emi rebuse,

Sega gorenge dhaginge gedhe gedhe

Adhuh kopie, tobat bukete

Adhuh manise persis kaya pelayane

Pura-pura mata mlirik meng dhuwur

Padhahal ati ketarik lan ngawur

Nginum kopi mencok nyembur

Kesebab nyasar meng cungur

Tobat dhendhenge emi rebuse

Sega gorenge dhaginge gedhe gedhe

Adhuh kopie tobat bukete

Adhuh manise persis kaya pelayane

  1. Abdul Adjib sendiri sebagai pencipta lagu ini merupakan salah satu artis yang paling berpengaruh. Lagu-lagunya sangat digemari oleh masyarakat khususnya para pecinta lagu. Bahkan, salah satu karya terbaiknya telah diaransemen oleh master musik besar seperti Atot Arosoma, Benny Corda dan Mus Mualim.

Atas karya-karyanya yang luar biasa, H. Abdul Adjib juga menerima penghargaan di bidang seni dari Gubernur Jawa Barat saat itu pada tahun 2004.

Alat Musik Tradisional Jawa Barat

Kali ini akan membahas beberapa alat musik tradisional Jawa Barat. Dapat dikatakan bahwa alat musik tradisional berasal dari Jawa Barat ini sangatlah banyak dan beragam. Apa sajakah alat musik tradisional Jawa Barat yang sangat populer? Simak daftar alat musik tradisional di bawah ini.

1. Angklung

Angklung adalah salah satu alat musik multinasional atau dua nada yang secara tradisional berkembang di wilayah Sunda. Lokasi tepatnya di sisi barat pulau jawa atau Jawa Barat

Alat musik ini terbuat dari bambu, dimainkan dengan cara digoyang-goyangkan. Bunyi yang dihasilkan oleh angklung ini dilakukan dengan menggerakan badan pada tabung bambu dan menghasilkan bunyi getar berupa timbre dari 2 (dua), 3 (tiga) hingga 4 (empat) pada masing-masing ukuran, baik kecil maupun besar.

2. Arumba

Arumba adalah alat musik bambu yang mirip dengan angklung. Istilah arumba berasal dari singkatan, khususnya alunan dari rumpun bambu.

Awalnya, arumba menggunakan tangga nada pentatonik. Namun seiring berjalannya waktu, instrumen ini menggunakan tangga nada diatonis.

3. Kecapi

Kecapi adalah alat musik gesek yang berasal dari Indonesia, erat kaitannya dengan alat musik gesek lainnya di Asia Timur, serta Asia Tenggara, seperti Vietnam, Jepang, Thailand, Korea, dan Burma, dan China.

Di wilayah Indonesia, alat musik ini telah menyebar ke berbagai penjuru Nusantara, antara lain Jawa, Sunda, Bugis, Batak, Dayak, Timor, Toraja dan lain-lain.

Kecapi memiliki nama dan bentuk yang berbeda-beda di setiap daerah, seperti Kacaping, kecapi, kutiyapi, kasapi, dll.

Namun kecapi sunda memiliki bentuk dan teknik memainkan yang sudah maju dan berkembang dibandingkan dengan alat musik petik sejenis yang ada di wilayah Indonesia.

4.Toleat

Toleat adalah sejenis alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup. Toleat berasal dari Subang dan sering dimainkan oleh para penggembala di pantai utara. Mereka akan memainkan alat musik ini sambil menunggu gembala. Awal mula alat musik ini dibuat dari bahan  jerami. Namun seiring berjalannya waktu, alat musik  ini dibuat dari bambu tamiang. Sebab, pengrajin menemukan bahan itu lebih tahan lama, berkualitas tinggi.

Toleat memiliki delapan lubang nada dengan nada bass. Alhasil, bisa menghasilkan suara unik yang mirip dengan saksofon. Bentuk alat musik ini menyerupai seruling. Namun, toleat memiliki kayu berenuk rit. Alat musik toleat dapat dipadukan dengan banyak alat musik lainnya dan dapat menciptakan kreasi musik yang unik. Alat musik ini sering dikaitkan dengan gendang atau kecapi. Bahkan saat ini, toleat sudah mulai berkolaborasi dengan instrumen modern seperti keyboard.

5. Rebab

Rebab adalah alat musik tradisional Jawa Barat yang dikenal sejak abad ke-8. Alat musik ini  dibawa oleh para pedagang dari Timur Tengah ke Indonesia. Rebab tidak hanya ditemukan di Jawa Barat, karena Rebab juga merupakan alat musik tradisional Jambi serta Jakarta yang difungsikan untuk mengiringi topeng Betawi.

Arti nama rebab berasal dari kata Rabab yang berasal dari Bahasa Persia dan memiliki makna sedih. Pengertian tersebut sesuai dengan jenis lagu yang sering dimainkan menggunakan rebab, yaitu lagu sedih atau ngalengis. Alat musik rebab juga biasa disebut sebagai lengek, yang artinya gesek atau keset. Sedangkan orang yang memainkan rebab disebut sebagai “ngalengek”, yang artinya memainkan rebab.

Di masa lalu, Rebab terbuat dari tembaga dan memiliki tiga senar atau dawai. Namun, seiring berjalannya waktu, biola dibuat dari kayu berbentuk panah. Alat musik itu sendiri dimainkan dengan slide seperti biola, tetapi tidak dinaikkan ke bahu.

6. Suling Bambu

Dalam tradisi Sunda, suling biasanya terbuat dari bambu jenis asam jawa dan memiliki  panjang 52 cm dan diameter 15-18 mm. Dalam batang bambu, beberapa lubang akan dibor. Sebuah lubang diikat dengan rotan tipis dan digunakan sebagai sumber suara. Kemudian 6-9 lubang lainnya bertindak sebagai kontrol nada.

Dalam seni musik Sunda, digunakan dua jenis suling. Yang pertama adalah seruling dengan enam lubang atau tepian genap. Seringkali suling ini akan digunakan untuk mengiringi lagu Sunda Cianjuran atau Gamelan Degung Kreasi. Jenis kedua adalah suling dengan empat lubang. Biasanya suling ini digunakan dalam lagu Sunda klasik Cianjuran dan Gamelan.

Baca juga artikel terkait:

13 Lagu Daerah Jawa Barat Beserta dengan Lirik dan Maknanya

14 Lagu Daerah Sumatera Utara Terpopuler dan Lirik Lengkapnya

12 Lagu Daerah Jambi Terpopuler Lengkap dengan Lirik dan Maknanya

Mengenal Lagu Daerah Papua Beserta Wilayah dan Makanan Khasnya

Lirik Lagu-Lagu Daerah di Indonesia yang Pendek dan Mudah Dihafal

Penulis: Ziaggi Fadhil Zahran

About the author

Rifda A

Saya menyadari jika menulis ternyata bisa menjadi hobi yang menyenangkan sekaligus membawa hal positif dalam kehidupan ini. Dari berbagai macam tema yang suka, salah satunya adalah tema musik.