Bahasa Indonesia

50+ Contoh Kata Benda: Definisi, Sudut Pandang, dan Jenisnya!

Kata Benda
Written by Siti Badriyah

Kata Benda – Dalam hal berkomunikasi, pasti Grameds setuju jika keberadaan bahasa sangat memegang peranan penting terutama pada kehidupan sehari-hari. Yap, tanpa bahasa, manusia di seluruh bumi ini tentunya akan kesulitan untuk berkomunikasi maupun berinteraksi dengan manusia lain.

Tidak hanya untuk berkomunikasi, bahkan untuk mengungkapkan gagasannya saja sulit sehingga peradaban ini mustahil untuk dibangun. Bahkan sejumlah ahli bahasa mengungkapkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat di belahan bumi manapun dan berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Dalam perkembangannya, baik itu bahasa secara lisan maupun bahasa secara tulisan, keberadaan jenis-jenis kata juga semakin berkembang pula. Jenis-jenis kata itu tidak hanya sekadar kata verba (kata kerja) atau kata adjektiva (kata sifat) saja, tetapi ada banyak sekali.

Salah satu jenis kata yang sering ditemui dan diajarkan di bangku sekolah selain kata verba (kata kerja) atau kata adjektiva (kata sifat) adalah kata benda alias nomina. Contoh dari kata benda bahkan cukup mudah untuk disebutkan karena keberadaannya yang banyak. Lantas, apa sih kata benda itu? Apa saja jenis-jenis dari kata benda dalam Bahasa Indonesia ini? Nah, supaya Grameds memahami hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

Kata Benda

https://pixabay.com/

Apa Itu Kata Benda?

Kata benda alias nomina adalah salah satu jenis kata yang kerap ditemui pada karya sastra maupun tulisan resmi dalam Bahasa Indonesia. Sebenarnya, semua bahasa di dunia ini juga memiliki kata benda kok, hanya saja penyebutannya berbeda, sekalipun itu pada bahasa daerah. Sedikit trivia saja nih, bahkan pada bahasa tertentu, kata benda dapat dibagi lagi berdasarkan jenis kelaminnya.

Berdasarkan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, keberadaan kata benda alias nomina ini ternyata dapat dilihat dari 3 segi pandang berbeda, yakni menurut segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuknya. Apabila dari segi semantis, maka kata benda alias nomina ini dapat mengacu pada konsep, pengertian, benda, binatang, hingga manusia. Contohnya adalah dokter, tikus, toples, dan kebangsaan pun dapat menjadi contoh dari kata benda.

Selanjutnya dari segi sintaksisnya, maka kata benda alias nomina ini memenuhi ciri-ciri tertentu, yakni:

  • Dalam sebuah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba), maka kata benda (nomina) akan menduduki fungsi subjek, objek, maupun pelengkap. Contoh: Pemerintah akan memantapkan perkembangan. Kata “pemerintah” dan “perkembangan” adalah kata benda.
  • Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata “tidak”. Apabila hendak menggunakan kata pengingkar, maka gunakan kata “bukan”.
  • Nomina dapat diikuti kata sifat (adjektiva), baik yang secara langsung maupun diantarai oleh kata “yang”. Contoh: kata “pakaian” dan “kipas” dapat disebut sebagai kata benda, sebab dapat digabung dengan kata sifat menjadi “pakaian mewah” dan “kipas baru”; atau dapat diantarai dengan kata yang sehingga menjadi “pakaian yang mewah” dan “kipas yang baru”.

Terakhir, kata benda (nomina) jika dilihat dari segi bentuknya, maka akan memenuhi ciri-ciri sebagai berikut.

  • Hanya terdiri dari satu morfem saja.
  • Dapat diturunkan menjadi bentuk afiksasi (imbuhan), pengulangan, dan pemajemukan.

Sementara itu, ada banyak ahli bahasa yang berpendapat mengenai apa definisi dari kata benda, salah satunya adalah Muslich. Menurut Muslich (2007), mengungkapkan bahwa nomina ini adalah segala kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan “yang + kata sifat”. 

Singkatnya, kata benda yang disebut juga sebagai nomina ini adalah salah satu jenis kata dalam Bahasa Indonesia yang menerangkan nama benda atau segala hal yang memang bisa dibendakan.

Kata Benda

Mengenal Berbagai Sudut Pandang Mengenai Kata Benda

Kata Benda

https://www.pexels.com/id-id/

Masih berdasarkan pada buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, keberadaan kata benda alias nomina dapat dari dilihat tiga segi fiturnya, yakni dari segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Nah, berikut adalah uraiannya.

1. Nomina Dilihat Dari Segi Perilaku Semantisnya

a) Nomina yang Mengandung Fitur Semantik Universal

Sesuai dengan namanya, maka nomina ini pasti mengandung makna yang bersifat umum. Artinya, seluruh masyarakat sebagai pengguna bahasa sudah memahami makna dari kata tersebut. Contohnya pada kata “sapi”. Dalam Bahasa Indonesia, kata “sapi” memiliki makna berupa ‘hewan ternak berkaki empat, dengan mata berjumlah dua, warna tubuh yang memiliki corak hitam-putih, coklat, hingga coklat-putih, dan dapat menghasilkan susu’. 

Menurut Chaer (2012), nomina yang mengandung fitur semantik universal juga dapat berkaitan dengan bagaimana budaya dari pengguna bahasa. Contohnya adalah kata “budak”. Dalam budaya Bahasa Indonesia, kata tersebut memiliki makna sebagai ‘seseorang yang dipekerjakan untuk sesuatu hal dan tidak dibayar’. Sementara dalam budaya Bahasa Melayu, kata “budak” justru memberikan makna sebagai ‘anak-anak atau seseorang yang belum dewasa, baik laki-laki maupun perempuan’. Oleh karena itu, dalam fitur semantik universal ini akan selalu berkaitan dengan bagaimana makna kata dari pengguna bahasanya.

b) Nomina yang Mengandung Fitur Semantik Kodrati

Dalam hal ini, maka kata benda alias nomina akan berkaitan dengan kegiatan yang lumrah pada kata tersebut. Misalnya kata “semangka” yang merupakan kata benda, memiliki fitur semantik kodrati yang berupa ukuran, berat, warna, dan bentuknya yang bundar. Yap, tidak ada buah semangka yang bentuknya memanjang, meskipun jika dalam bentuk kotak itu ada. Maka dari itu, fitur semantik kodrati ini tidak akan mengalami penyimpangan dari sifat kodrati dari kata benda itu sendiri.

Kata Benda dari Segi Perilaku Semantik Contoh Kata Benda
Kata benda yang mengandung fitur semantik universal Balon
Kata benda yang mengandung fitur semantik kodrati Pensil

2. Nomina Dilihat Dari Segi Sintaksisnya

a) Nomina Sebagai Pembentuk Frasa

Sebagai inti frasa, maka nomina akan menduduki bagian utama, sedangkan pewatasnya berada di bagian depan atau belakang kata benda itu. Pewatasnya ini dapat berupa jenis kata lainnya, mulai dari kata numeralia, kata adjektiva, kata verba, dan lainnya. Contohnya pada kata benda “gedung”. Jika dirangkai dengan kata adjektiva “mewah”, maka dapat membentuk frasa nomina berupa ‘gedung mewah’. Nah, pada frasa nomina ‘gedung mewah’ ini, kata benda “gedung” akan berperan sebagai inti frasa, sementara kata sifat “mewah” akan berperan sebagai atributnya.

  • Nomina Diikuti Kata Benda

Pada pembentuk frasa ini, kata benda dapat diikuti oleh kata benda pula. Jadi, baik inti frasa maupun atributnya pun juga akan sama-sama berupa kata benda lias nomina. Contoh: burung merpati, alat keseimbangan, buku biru

  • Nomina Diikuti Kata Kerja

Pada pembentuk frasa ini, kata benda dapat diikuti oleh kata kerja (verba), sehingga inti frasa akan berupa kata benda, sementara atributnya akan berupa kata kerja. Contohnya: meja tulis, pola berpikir, tabungan berjangka, keluarga berencana.

  • Nomina Diikuti Kata Sifat

Pada pembentuk frasa ini, kata benda dapat diikuti oleh kata sifat (adjektiva), sehingga inti frasa akan berupa kata benda, sementara atributnya akan berupa kata sifat. Contohnya: katak dewasa, istilah baru, pendapat yang aneh, makan enak.

  • Nomina Didahului Kata Preposisi

Pada pembentuk frasa ini, kata benda dapat didahului oleh kata preposisi (kata depan). Contohnya: di kantor, dari kamar, pada masa itu, dan lainnya.

  • Nomina Didahului Kata Sifat

Pada pembentuk frasa ini, kata benda dapat didahului oleh kata sifat (adjektiva). Contohnya: biru langit, merah darah, hijau daun, dan lainnya.

b) Nomina Sebagai Pembentuk Klausa

Menurut Badru, dalam kerangka struktur klausa tataran sintaksis, kata benda justru dapat menempati tempat kosong. Artinya, dapat memenuhi fungsi sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, maupun keterangan.

  • Nomina Menempati Fungsi Subjek

Jika kata benda menempati fungsi subjek, maka letaknya pun biasanya berada di awal kalimat, baik itu berupa kata benda (nomina) maupun frasa nomina. Contoh: “Dengan demikian, lukisan dapat dipindahkan sesuai kehendak Ketua”.

Pada kata “lukisan” yang merupakan kata benda, dapat memenuhi fungsi sebagai subjek. Sementara kata “dengan demikian” justru bukan subjek, melainkan konjungsi antar kalimat. Meskipun letaknya di awal kalimat, konjungsi tersebut tidak dapat memenuhi fungsi subjek.

  • Nomina Menempati Fungsi Predikat

Contoh: Ibunya seorang apoteker.

Pada kalimat tersebut, frasa “seorang apoteker” merupakan frasa nomina yang sekaligus menduduki fungsi predikat.

  • Nomina Menempati Fungsi Objek

Contoh: Kelompok 5 membutuhkan uang.

Pada kalimat tersebut, kata “uang” yang merupakan kata benda, menduduki fungsi objek. Terlebih lagi, kata “membutuhkan” juga merupakan verba transitif yang berfungsi sebagai predikat.

  • Nomina Menempati Fungsi Pelengkap

Contoh: Tape adalah hasil peragian singkong.

Pada kalimat tersebut, frasa hasil peragian singkong merupakan frasa nomina yang bukan sebagai fungsi objek, melainkan sebagai fungsi pelengkap. Terlebih lagi, frasa tersebut tidak dapat dipasifkan.

  • Nomina Menempati Fungsi Keterangan

Contoh: Kami baru saja kembali dari Semarang.

Pada kalimat tersebut, frasa dari Semarang yang merupakan frasa nomina, menempati fungsi keterangan pelaku karena menerangkan pelaku pada fungsi subjek.

Kata Benda

Jenis-Jenis Kata Benda Dalam Bahasa Indonesia

Kata Benda

https://www.pexels.com/id-id/

1. Nomina Dasar

Pada dasarnya, nomina dasar adalah kata benda yang ciri bentuknya tidak memiliki afiks alias imbuhan. Dalam hal ini, nomina dasar dapat dibagi menjadi 2, yakni nomina dasar khusus dan nomina dasar umum.

a) Nomina Dasar Khusus

Yakni kata benda yang terdiri dari satu morfem dengan ciri makna tertentu. Ciri makna ini mengacu pada nama tempat, nama geografis, nama diri orang, dan nama hari. Menurut buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, ada beberapa subkategori dari nomina dasar khusus, yakni:

  • Nomina yang diwakili oleh atas, dalam, bawah, dan muka, akan mengacu pada tempat seperti di atas, di bawah, dan di dalam. Keberadaan frasa preposisional ini juga dapat digabungkan dengan kata benda lainnya, sehingga menjadi di bawah meja, di atas atap, di dalam kamar, dan lainnya.
  • Nomina yang diwakili oleh Semarang dan Bekasi, berarti mengacu pada nama geografis.
  • Nomina yang diwakili oleh butir dan batang, berarti menyatakan penggolongan kata yang didasarkan pada bentuk rupa acuannya secara idiomatis.
  • Nomina yang diwakili oleh Sabda dan Meta, berarti mengacu pada nama diri orang.
  • Nomina yang diwakili oleh paman dan kakak, berarti mengacu pada orang dengan hubungan kekerabatan.
  • Nomina yang diwakili oleh Rabu dan Sabtu, berarti mengacu pada nama hari.

b) Nomina Dasar Umum

Yakni kata benda yang hanya terdiri dari satu morfem saja dengan ciri makna yang secara umum. Ciri makna ini mengacu pada tempat, keterangan alat, keterangan waktu, hingga keterangan cara. Contoh: gambar, tahun, hukum, tongkat, dan lainnya.

No. Nomina Dasar Contoh
1. Nomina Dasar Khusus Selasa
2. Nomina Dasar Umum 6 Desember 2022

2. Nomina Turunan

Yakni kata benda yang diturunkan melalui adanya proses afiksasi (imbuhan), pengulangan, dan pemajemukan.

a) Proses Afiksasi (Imbuhan)

Afiksasi nomina menjadi proses pembentukan kata benda dengan menambahkan afiks (imbuhan) tertentu pada kata dasar. Dalam proses ini, justru dapat membentuk nomina turunan dari jenis kata yang berbeda. Nah, berikut adalah proses afiksasi pada nomina dan contoh kalimatnya.

No. Afiksasi Nomina Turunan Contoh
1. Afiksasi Nomina ke- Kursi dapat dipindahkan sesuai kehendak kita
2. Afiksasi Nomina pel-, per-, dan pe- pertapa – bertapa, pedagang – perdagangan, pejuang – perjuangan.
3. Afiksasi Nomina peng- pengirim – orang yang mengirim; periang – orang yang sifatnya riang; penghapus – alat untuk menghapus
4. Afiksasi Nomina -an asinan – sesuatu yang diasinkan.
5. Afiksasi Nomina peng-an hijau – penghijauan.
6. Afiksasi Nomina ke-an malas – kemalasan.
7. Afiksasi Nomina -el, -er, -em, dan -in- sabut – serabut, kuning – kemuning, gigi – geligi.
8. Afiksasi Nomina per-an berjanji – perjanjian, berpindah – perpindahan
9. Afiksasi Nomina -wan/-wati Karyawan, wartawati.

b) Proses Pengulangan (Reduplikasi)

Yakni proses penurunan kata benda dengan cara pengulangan, baik secara utuh maupun sebagian. Dalam hal reduplikasi kata benda ini, dibagi menjadi 4 jenis yakni pengulangan utuh, pengulangan salin suara, pengulangan sebagian, dan pengulangan yang disertai afiksasi.

No. Pengulangan Nomina Turunan Contoh
1. Pengulangan Utuh gedung-gedung
2. Pengulangan Salin Suara gerak-gerik
3. Pengulangan Sebagian orang-orang muda
4. Pengulangan yang Disertai Afiks baju-bajuan
5. Pengulangan Dasar Berafiks Dedaunan

c) Pemajemukan

Yakni proses penggabungan bentuk kata benda satu dengan kata benda lainnya dan menghasilkan mata kata baru. Dalam pemajemukan kata benda ini, dapat dibagi berdasarkan bentuk morfologis dan hubungan komponennya.

  • Nomina Majemuk Dasar

Yakni nomina majemuk yang komponennya terdiri dari kata dasar. Contoh: tata tertib, uang muka, dan lainnya.

  • Nomina Majemuk Berafiks

Yakni nomina majemuk yang salah satu atau dua komponennya memiliki afiks alias imbuhan. Contoh: pedagang eceran, penyakit menular, dan lainnya.

  • Nomina Majemuk

Yakni gabungan antara bentuk bebas dan bentuk terikat. Dalam nomina ini, salah satunya adalah unsur terikat sehingga tidak dapat berdiri sendiri. Contoh: nonkomunis, prarencana, dan lainnya.

50+ Contoh Kata Benda Dalam Bahasa Indonesia

https://www.pexels.com/id-id/

  1. Biru
  2. Meja
  3. Kursi
  4. Kipas
  5. Jendela
  6. Pintu
  7. Lantai
  8. Tembok
  9. Merah
  10. Hijau
  11. Daun
  12. Tiang
  13. Pola
  14. Manusia
  15. Pendapat
  16. Hukum
  17. Maret
  18. Juni
  19. Juli
  20. Farida
  21. Adik
  22. Kakak
  23. Kapas
  24. Tisu
  25. Sisir
  26. Loket
  27. Pensil
  28. Penggaris
  29. Mangkok
  30. Piring
  31. Paku
  32. Palu
  33. Rafia
  34. Kabel
  35. Lampu
  36. Lemari
  37. Kardus
  38. Peniti
  39. Selimut
  40. Bantal
  41. Kaca
  42. Ventilasi
  43. Gunting
  44. Toples
  45. Tas
  46. Pagar
  47. Kayu
  48. Bambu
  49. Gerbang
  50. Aspal
  51. Pohon
  52. Kucing
  53. Burung
  54. Jambu
  55. Melati
  56. Sumpit
  57. Figura
  58. Masker
  59. Obat
  60. Dokter

Sumber:

Alwi, Hasan, dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

FAIZAH, N. (2014). KEMAMPUAN MENGGUNAKAN NOMINA PADA FUNGSI DAN PERAN KALIMAT DALAM KARANGAN SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 PURWOKERTO (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO). (https://repository.ump.ac.id/)

Baca Juga!

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah