Akuntansi

5 Jenis Laporan Keuangan dan Tujuan Pembuatannya

Jenis Laporan Keuangan
Written by Kamal

Jenis Laporan Keuangan – Apakah Grameds tahu bahwa di setiap perusahaan, baik yang berukuran kecil maupun besar pasti diharuskan menyusun sebuah laporan keuangan?

Yap, laporan keuangan ini menjadi dokumen penting untuk menunjukkan bagaimana kondisi finansial dari suatu perusahaan. Bahkan tak jarang, laporan keuangan ini akan menjadi informasi utama ketika proses evaluasi kerja para karyawannya.

Singkatnya, melalui laporan keuangan ini, kita akan dapat mengetahui berapa banyak sih laba dan kerugian yang diterima oleh perusahaan, baik itu yang bergerak di industri jasa maupun dagang. Laporan keuangan tentu saja harus disusun menurut fakta karena nantinya akan dapat digunakan sebagai pedoman untuk penghitungan di periode selanjutnya.

Sebuah laporan keuangan yang umumnya berisikan penghitungan laba rugi ini tidak hanya terdiri atas satu jenis itu saja, melainkan ada banyak. Yap, jenis-jenis laporan keuangan ini disusun bergantung pada kebutuhan perusahaan masing-masing.

Bahkan tak jarang, suatu divisi di perusahaan pun dapat membuat semua jenis-jenis laporan keuangan ini apabila memang dibutuhkan. Lantas, apa saja sih jenis-jenis laporan keuangan itu? Apa saja tujuan dari penyusunan laporan keuangan ini? Nah, supaya Grameds tidak merasa bingung akan pertanyaan-pertanyaan tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

Jenis Laporan Keuangan

https://www.freepik.com/

5 Jenis Laporan Keuangan Dalam Ilmu Ekonomi

Sebelum mengetahui apa saja jenis-jenis laporan keuangan itu, ada baiknya jika Grameds memahami kembali apa sih definisi dari laporan keuangan itu.

Menurut Kasmir (2013), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan bagaimana kondisi keuangan di suatu perusahaan yang terjadi saat ini maupun di periode yang akan datang. Laporan ini nantinya akan terdiri atas neraca dan suatu penghitungan laba-rugi, terutama dari hasil operasi perusahaan dengan laporan yang berkaitan pada perubahan ekuitas perusahaan.

Singkatnya, laporan keuangan ini adalah bentuk penyampaian informasi yang memuat ringkasan dari proses terjadinya transaksi keuangan di suatu perusahaan, baik pada periode saat ini maupun yang akan datang.

Umumnya, laporan keuangan akan disusun oleh divisi akuntansi untuk kemudian dipertanggungjawabkan kepada pihak manajemen dan perusahaan. Nah, laporan keuangan tersebut dibagi menjadi 5 jenis yakni laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Berikut penjelasannya!

1. Laporan Neraca

Jenis laporan keuangan yang pertama adalah neraca. Neraca merupakan laporan keuangan yang berisikan adanya jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu. Pada jumlah kekayaan (harta) akan disajikan di sisi aktiva, sedangkan jumlah kewajiban dan modal akan disajikan di sisi pasiva. Nah, jumlah aktiva dan pasiva ini haruslah sama alias balance sheet.

Tujuan penyusunan laporan neraca ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi finansial dari suatu perusahaan, terutama ketika dilakukannya akhir tahun alias buku ditutup. Terlebih lagi, penyusunan jenis laporan keuangan neraca ini didasarkan pada bentuk yang telah distandarisasi, terutama jika bertujuan untuk pihak luar perusahaan.

Untuk itu, perusahaan dapat memilih bentuk laporan neraca mana yang sekiranya cocok, dengan adanya 2 pilihan yakni bentuk skontro dan bentuk laporan.

Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan Neraca

a) Bentuk Skontro (T)

Yakni bentuk laporan neraca yang bentuknya seperti huruf “T”, sehingga kerap juga disebut sebagai T Form maupun horizontal. Bentuknya terbagi menjadi 2 posisi yakni sebelah kiri berisikan aktiva, sementara sebelah kanan berisikan kewajiban dan modal.

Jenis Laporan Keuanganb) Bentuk Laporan (L)

Yakni bentuk laporan neraca yang disebut juga dengan bentuk vertikal. Penyusunan laporan neraca ini dimulai dari arah atas ke bawah, tepatnya dari komponen aktiva lancar (seperti kas, bank, efek), komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang, dan komponen modal.

Jenis Laporan Keuangan

Komponen Bagian Pada Laporan Keuangan Neraca

Secara garis besar, sebuah laporan keuangan neraca harus memuat beberapa komponen berikut ini.

1) Aktiva Lancar

Berupa harta atau kekayaan yang dapat diuangkan ketika dibutuhkan dan paling lama satu tahun. Apabila perusahaan tengah membutuhkan uang untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo, atau pembelian suatu barang atau jasa, maka uang tersebut dapat diperoleh dari aktiva lancar.

  • Kas
  • Rekening pada bank (baik rekening giro maupun rekening tabungan)
  • Deposito berjangka
  • Surat-surat berharga
  • Piutang
  • Pinjaman yang diberikan
  • Persediaan
  • Biaya yang dibayarkan di muka
  • Pendapatan yang harus diterima
  • Aktiva lancar lainnya.
2) Aktiva Tetap

Berupa harta atau kekayaan perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Aktiva ini terbagi menjadi 2 macam, yakni yang berwujud dan yang tidak berwujud.

  • Aktiva Berwujud
  • Tanah
  • Mesin
  • Bangunan
  • Kendaraan
  • Akumulasi Penyusutan
  • Aktiva Tak Berwujud
  • Goodwill
  • Hak cipta
  • Lisensi
  • Merek dagang
3) Aktiva Lainnya

Berupa harta atau kekayaan yang tidak dapat digolongkan dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap.

  • Gedung yang tengah dalam proses pembangunan.
  • Tanah yang tengah dalam proses penyelesaian.
  • Piutang dalam jangka panjang.
  • Uang jaminan.
  • Uang muka investasi

2. Laporan Laba Rugi

Jenis laporan keuangan selanjutnya adalah Laporan Laba Rugi. Pada laporan laba rugi ini berisikan informasi tentang hasil usaha dari perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan ini nantinya akan menggambarkan berapa jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan tersebut memperoleh laba atau rugi.

Pada jenis laporan keuangan ini, jumlah pendapatan dan biaya akan terdapat selisih ketika dikurangkan. Nah, selisih itulah yang disebut sebagai laba atau rugi. Apabila jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, maka perusahaan dianggap tengah dalam kondisi laba alias untung. Namun, jika jumlah pendapatan justru lebih kecil dari jumlah biaya, maka perusahaan tengah dalam kondisi rugi.

Jenis Komponen Pendapatan yang Dilaporkan

  1. a) Yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan.
  2. b) Yang diperoleh dari luar usaha pokok perusahaan (usaha sampingan).

Jenis Komponen Pengeluaran yang Dilaporkan

  1. a) Yang dibebankan dari usaha pokok perusahaan.
  2. b) Yang dibebankan dari luar usaha pokok perusahaan (usaha sampingan).

Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan Laba Rugi

a) Single Step Model

Yakni bentuk penyajian laporan laba rugi yang tidak dikelompokkan atas pendapatan dan biaya ke dalam kelompok usaha. Hanya dipisahkan saja antara pendapatan-pendapatan dan laba, dengan biaya kerugian yang ada.

Jenis Laporan Keuangan

b) Multi Step Model

Yakni bentuk penyajian laporan keuangan laba rugi yang dilakukan dengan mengelompokkan beberapa pendapatan dan biaya yang telah disusun dalam urutan tertentu.

Komponen Pada Laporan Laba Rugi

Secara garis besar, sebuah laporan keuangan laba rugi harus memuat beberapa komponen berikut ini.

1) Penjualan (Pendapatan)

2) Harga pokok penjualan (HPP)

3) Laba kotor

4) Biaya Operasi:

  • Biaya umum
  • Biaya penjualan
  • Biaya sewa
  • Biaya administrasi
  • Biaya operasi lainnya

5) Laba kotor operasional

6) Penyusutan (depresiasi)

7) Pendapatan bersih operasi

8) Pendapatan lainnya

9) Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax)

10) Biaya Bunga:

  • Bunga wesel
  • Bunga bank
  • Bunga hipotek
  • Bunga obligasi
  • Bunga lainnya

11) Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax)

12) Pajak

13) Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax)

14) Laba per lembar saham (Earning per Share)

3. Laporan Perubahan Modal

Jenis laporan keuangan ketiga adalah Laporan Perubahan Modal. Laporan ini berisikan jumlah dan jenis modal yang dimiliki oleh perusahaan pada periode saat ini. Berhubung dalam satu tahun periode, pasti suatu perusahaan akan mengalami penambahan maupun pengurangan modal, maka laporan ini juga akan berisikan adanya penjelasan dari perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya hal tersebut.

Unsur-Unsur Pada Laporan Perubahan Modal

Pada jenis laporan keuangan ini, biasanya dihitung dengan modal awal + (laba bersih – prive).

a) Modal Awal

Yakni keseluruhan dana yang akan diinvestasikan untuk upaya kemajuan perusahaan. Modal ini dimulai dari awal perusahaan berdiri sampai waktu tertentu, terutama ketika belum terjadi adanya penambahan modal.

b) Laba/Rugi Bersih

Yakni selisih dari keseluruhan penghasilan dengan jumlah semua beban, sebagaimana yang telah dicatat di Laporan Laba Rugi.

c) Prive

Yakni penarikan sejumlah modal yang dilakukan oleh direktur atau pihak-pihak eksekutif yang menanamkan modalnya. Hal itu tentunya dapat dilakukan untuk keperluan pribadi maupun keperluan lain di luar kegiatan usaha utama perusahaan.

d) Penambahan Modal

Yakni selisih antara laba bersih dengan prive.

4. Laporan Arus Kas

Jenis laporan keuangan keempat adalah Laporan Arus Kas. Pada jenis laporan keuangan ini, menunjukkan adanya arus kas masuk dan kas keluar yang terjadi di perusahaan. Arus kas masuk dapat berupa pendapatan atau pinjaman yang dilakukan dari pihak lain, sementara arus kas keluar dapat berupa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan termasuk juga pembayaran biaya operasional perusahaan. Laporan arus kas ini disusun untuk periode tertentu.

Laporan arus kas ini biasanya disusun dengan membandingkan antara neraca di awal periode dengan neraca di akhir periode, tentunya dengan tetap menggunakan pos-pos kunci yang terdapat di laporan laba rugi.

Fungsi utama dari jenis laporan keuangan ini adalah sebagai alat verifikasi (cross-check) untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kas. Selain itu, laporan arus kas ini juga dapat dimanfaatkan untuk menilai logis tidaknya hubungan saldo kas di laporan neraca dengan posisi laba/rugi di laporan laba rugi.

Jenis-Jenis Penyajian Laporan Arus Kas

Menurut Hackel dan Livnat (1996), jenis laporan keuangan ini dapat dibagi menjadi 3 jenis, yakni:

a) Aktivitas Operasional (Operating)

Yakni jenis laporan arus kas yang mencakup seluruh transaksi dan kegiatan lain yang tidak termasuk pada kegiatan investasi maupun pembiayaan perusahaan. Singkatnya, arus kas yang berasal dari kegiatan operasional pasti akan meliputi kegiatan produksi, distribusi barang, dan penyediaan jasa.

b) Aktivitas Investasi (Investing)

Yakni jenis laporan arus kas yang meliputi adanya pembelian dan penagihan piutang, pengembalian persedian barang dagang, pembayaran pinjaman, hingga pengadaan dan penjualan harta kekayaan perusahaan yang berupa tanah, bangunan, mesin, peralatan, dan lainnya.

c) Aktivitas Pendanaan atau Pembiayaan (Financing)

Yakni jenis laporan arus kas yang mencakup adanya pemerolehan sumber daya dari para pemilik dan pemberian hasil atas investasi yang telah dilakukan. Selain itu, upaya peminjaman dan pembayaran kembali hutang oleh pemiliknya juga masuk dalam aktivitas financing ini.

Konsep Penyajian Laporan Arus Kas

Menurut Munawir (1998), ada 2 konsep penyajian dalam laporan arus kas ini, yakni sebagai berikut.

a) Clean Surplus Principle

Yakni konsep penyajian yang mana semua laba rugi insidentilnya, akan tampak pada laporan laba rugi dan laporan laba. Nantinya bisa saja terjadi deklarasi atas pembayaran dividen dan penyisihan laba.

b) Non Clean Surplus Principle

Yakni konsep penyajian laporan arus kas yang menentukan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan pada periode saat ini. Sementara itu, pada laporan laba rugi justru akan secara insidentil tampak pada laporan ditahan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Jenis laporan keuangan yang terakhir adalah Catatan Atas Laporan Keuangan. Pada jenis laporan keuangan ini, berisikan informasi mengenai penjelasan yang sekiranya dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada, sehingga akan jelas sebab-akibatnya. Tujuan penyusunan catatan atas laporan keuangan ini adalah supaya penggunanya dapat memahami data yang disajikan secara jelas.

Singkatnya, pada jenis laporan keuangan ini harus memuat penjelasan-penjelasan yang sekiranya diperlukan pada laporan keuangan lainnya. Hal tersebut supaya pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah tafsir.

Jenis Laporan Keuangan

Apa Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan?

Jenis Laporan Keuangan

https://www.freepik.com/

Laporan keuangan yang mana harus disusun oleh setiap perusahaan ini tentunya tidak sekadar laporan biasa saja, melainkan menjadi bentuk informasi yang memiliki beragam tujuan. Nah, berikut ini tujuan dari pembuatan sebuah laporan keuangan di perusahaan.

  1. Menjadi informasi  tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada periode saat ini.
  2. Menjadi informasi mengenai jenis dan jumlah kewajiban serta modal yang dimiliki perusahaan pada periode saat ini.
  3. Sebagai informasi keuangan perusahaan.
  4. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
  5. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta jumlah pendapatan perusahaan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
  6. Sebagai informasi tentang bagaimana kinerja manajemen perusahaan di suatu periode.

Sumber: 

https://eprints.perbanas.ac.id/1040/4/BAB%20II.pdf (diakses pada 2 Januari 2023)

http://eprints.binadarma.ac.id/4556/1/BAB%20II%20%20ANALISA%20%20LAPORAN%20KEUANGAN.pdf (diakses pada 2 Januari 2023)

Thahir, Fitria Fauziah. (2008). Evaluasi Atas Kinerja Keuangan Periode 2001-2007 Pada Perum Peruri Jakarta. Universitas Indonesia. Tesis.

Baca Juga!

About the author

Kamal

Perkenalkan nama saya Kamal dan saya sangat suka menulis tentang trivia. Terlebih, tema-tema tentang akuntansi. Selain akuntasi, saya juga suka menulis tentang ilmu pengetahuan dan juga ekonomi.