Induk Organisasi Sepak Bola Internasional – Tepat pada 18 Desember 2022 lalu, pertandingan Piala Dunia yang diadakan di Qatar, resmi berakhir. Apakah Grameds mengikuti euforia dari turnamen sepak bola internasional yang berlangsung sejak 20 November 2022 itu? Piala Dunia FIFA 2022 yang menjadikan Qatar sebagai tuan rumah ini dimenangkan oleh Argentina dengan skor akhir 4-2 melawan Perancis. Meskipun kualifikasi Piala Dunia FIFA ini pernah ditunda karena adanya pandemi wabah Covid-19 yang tersebar di seluruh dunia ini, tetapi nyatanya turnamen tersebut berhasil dilaksanakan juga.
FIFA (Federation Internationale de Football Association) menjadi induk organisasi sepak bola di tingkat internasional. Artinya, seluruh organisasi sepak bola di masing-masing negara itu akan tetap “tunduk” pada peraturan FIFA selaku induknya. Selain mengadakan turnamen Piala Dunia yang mengikutsertakan beberapa negara, FIFA juga turut menjadi organisasi non-pemerintahan alias NGO yang tentunya berdiri secara independen.
Lantas, bagaimana sih dinamika, struktur organisasi, beserta tujuan dan misi dari FIFA sebagai induk organisasi sepak bola di tingkat internasional? Bagaimana pula peran FIFA sebagai turnamen di dunia olahraga bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia? Nah, supaya Grameds paham akan hal-hal tersebut, yuk simak ulasannya berikut ini!
Daftar Isi
Apa Induk Organisasi Sepak Bola Di Tingkat Internasional?
Di Indonesia, organisasi sepak bola tertinggi dipegang oleh PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) yang tentunya menjadi federasi secara nasional. Lalu, apakah ada organisasi sepakbola di tingkat internasional? Jawabannya adalah tentu saja ada, yakni FIFA yang berperan sebagai induk organisasi sepak bola di tingkat internasional.
Selain berperan sebagai induk organisasi sepak bola di tingkat internasional, FIFA juga turut andil dalam perkembangan sepakbola modern di seluruh negara di dunia ini, yang mana dimulai di Inggris.
Pada awal perkembangan sepak bola modern, berdiri sebuah organisasi sebagai wadah segala aktivitas sepak bola bernama Football Association Freemason’s Tavern di London, Inggris. Organisasi ini diawali dengan adanya pertemuan 11 wakil beberapa negara dan kemudian membuat peraturan tunggal dalam permainan sepak bola.
Selanjutnya, berdiri lagi organisasi bernama International Football Association Board (IFAB) yang dibentuk oleh 4 asosiasi untuk mengatur peraturan sepak bola dunia.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya lahirlah induk organisasi sepak bola internasional yakni dengan nama FIFA (Federation International de Football Association) yang berdiri di Perancis, tepatnya pada 21 Mei 1904. Pertemuan awal untuk mendirikan FIFA ini dihadiri 7 negara saja yakni Belanda, Belgia, Denmark, Perancis, Spanyol, Swedia, dan Swiss. Pada kala itu, turnamen kejuaraan sepakbola yang diselenggarakan FIFA masih dalam lingkup olimpiade saja, kemudian keanggotaannya pun terus bertambah. Hingga akhirnya, FIFA ini dianggap sebagai induk organisasi sepakbola bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Berhubung FIFA ini berperan sebagai induk organisasi sepakbola internasional, maka mereka pun berhak menyelenggarakan turnamen-turnamen sepak bola internasional yang hanya boleh diikuti oleh negara anggota saja.
Selain itu, FIFA juga memiliki kewenangan penuh untuk membentuk peraturan dalam pertandingan sepakbola di seluruh negara ini. Hingga detik ini, organisasi FIFA sudah memiliki negara anggota sejumlah 211. Indonesia dengan organisasi nasionalnya PSSI pun turut menjadi salah satu anggota FIFA, sehingga tak jarang akan terjadi pertemuan antara pihak PSSI dengan FIFA untuk membahas hal-hal mengenai sepakbola.
Sedikit trivia saja nih, PSSI juga turut menjadi anggota dari AFC selaku organisasi sepakbola di benua Asia sekaligus anggota tetap dari AFF selaku organisasi sepakbola di wilayah Asia Tenggara. Itulah mengapa, pembentukan peraturan dan susunan organisasi di PSSI tetap harus mengikuti ketentuan dari FIFA. Singkatnya, PSSI tidak boleh sembarangan melakukan tindakan yang menyimpang dari aturan FIFA.
Mengenal FIFA Sebagai Induk Organisasi Sepak Bola Internasional
Sejarah Berdirinya FIFA
FIFA selain menjadi induk organisasi sepakbola internasional juga turut menjadi federasi sepakbola dunia yang tentunya berperan besar dalam perkembangan olahraga ini di seluruh dunia dari masa ke masa. FIFA (Federation International de Football Association) pertama kali berdiri di Perancis, tepatnya pada 21 Mei 1904.
Pertemuan awal untuk mendirikan FIFA ini dihadiri 7 negara saja yakni Belanda, Belgia (Louis Muchlinghaus dan Max Kahn), Perancis (Robert Guerin), Spanyol (Andre Espier), Swedia, Denmark, dan Swiss (Victor E. Schneider).
Robert Guerin asal Perancis ditunjuk sebagai residen pertama FIFA, tepatnya mulai Mei 1904-Juni 1906. Pada kala itu, turnamen kejuaraan sepakbola yang diselenggarakan FIFA masih dalam lingkup olimpiade saja, kemudian keanggotaannya pun terus bertambah.
Ketika FIFA baru berdiri, beberapa negara perwakilan negara Eropa tadi sudah mengajak Federasi Sepakbola Inggris (FA) untuk bergabung bersama, tetapi tawaran tersebut ditolak. Lalu, pada pertemuan pertama FIFA membuat statuta alias peraturan dasar bahwa para pemain sepakbola tidak diperbolehkan untuk membela dua negara dan klub di saat bersamaan hingga adanya pengakuan sanksi pemain oleh federasi negara lain. Statuta itu mulai diberlakukan pada 1 September 1904.
Di saat yang bersamaan, Federasi Sepakbola Jerman turut menyatakan bahwa mereka setuju dengan statuta tersebut dan bergabung bersama induk organisasi sepak bola internasional ini.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, statuta FIFA pertama kali disusun dengan poin-poin sebagai berikut:
- Timbal-balik pengakuan kepada asosiasi sepakbola negara-negara yang hadir ataupun yang diwakilkan.
- Pemain dilarang bermain di dua negara dan klub di saat bersamaan.
- Pelarangan pemain yang sudah terdaftar di suatu asosiasi negara, akan diumumkan FIFA.
- Peraturan pertandingan didasarkan pada Law of the Game of the Football Association Ltd.
Struktur Organisasi FIFA
Berhubung FIFA ini adalah induk organisasi sepak bola internasional, maka tentu saja dalam proses jalannya tetap membutuhkan struktur organisasi dengan kewajiban berbeda-beda. Nah, berikut ini adalah struktur yang ada di dalam organisasi FIFA.
1. Presiden
Pemegang kekuasaan tertinggi di FIFA adalah Presiden yang terpilih untuk menjabat selama 4 tahun lamanya. Proses pemilihan presiden FIFA dilakukan melalui pemilu oleh para anggota asosiasi yang hadir pada kongres dan tentunya presiden sebelumnya pun dapat menjabat kembali apabila memang terpilih.
Nantinya, presiden FIFA akan mewakili sekaligus memimpin kegiatan kongres, pertemuan eksekutif, dan pertemuan darurat komite-komite lainnya. Sama halnya dengan anggota eksekutif FIFA, presiden pun turut berhak memilih dalam setiap kegiatan pemilu.
Saat ini, posisi presiden FIFA dijabat oleh Gianni Infantino dari Swiss. Sebelum menjadi presiden, dirinya pernah menjabat sebagai sekretaris jenderal UEFA (Union of European Football Associations) sejak Oktober 2009.
2. Kongres
Kongres FIFA menjadi badan tertinggi di induk organisasi sepak bola internasional ini. Ketika kongres berlangsung, maka akan banyak pasal yang mengatur hal-hal apa saja yang harus didiskusikan dan keputusan apa yang akan diambil.
Kongres FIFA bertanggung jawab untuk mengembangkan permainan yang sifatnya dapat berubah dalam beberapa tahun terakhir ini. Setiap anggota pun akan memiliki satu suara di kongres ini.
Kongres FIFA menjadi pertemuan paling penting dan diadakan setiap 2 tahun sekali. Namun sejak 1998, diberlakukan peraturan bahwa kongres ini akan diadakan setiap tahun sebagai agenda pertemuan global yang menungkinkan ‘parlemen sepakbola’ untuk mempengaruhi keputusan mengenai sejumlah isu yang terus berkembang.
3. Dewan
Dewan FIFA ini terdiri atas 37 anggota yakni dengan 1 presiden yang dipilih oleh Kongres FIFA; 8 wakil presiden; dan 28 anggota yang dipilih setiap empat tahun. Pada Dewan FIFA ini, memiliki peraturan bahwa minimal harus ada satu perwakilan perempuan yang terpilih di setiap konfederasinya.
4. Komite Eksekutif
Komite Eksekutif FIFA bertugas untuk menentukan strategi dalam sebuah forum yang mana semua konfederasi dapat berperan langsung. Keputusan komite eksekutif ini akan dibantu oleh rekomendasi dari 22 komite spesial. Komite eksekutif ini akan berisikan Dewan, Sekretariat Umum, Penasehat Dewan, dan Independent Committees yang menjalankan tugasnya sesuatu statuta FIFA.
5. Keuangan
Sesuai dengan Statuta FIFA pasal 69 paragraf 2 yang menyatakan bahwa “pendapatan dan pengeluaran FIFA harus dikelola supaya dapat seimbang dalam periode keuangan”. Nah, sekitar 90% pendapatan keuangan FIFA ini diperoleh dari penjualan hak siar televisi, pemasaran, hotel, dan lisensi lain untuk turnamen Piala Dunia FIFA. Pendapatan tersebut juga akan digunakan untuk mendanai berbagai program penyelenggaraan turnamen internasional.
Visi & Misi FIFA
Seperti halnya dengan organisasi pada umumnya, FIFA selaku induk organisasi sepak bola internasional pun memiliki visi & misi yang telah tertera pada Statuta FIFA. Nah berikut ulasannya!
Visi FIFA
- Secara positif untuk mempromosikan permainan sepakbola dengan segala cara yang dianggapnya sesuai.
- Mendorong hubungan persahabatan di antara asosiasi nasional, konfederasi, pejabat, dan pemain dengan penyelenggaraan pertandingan sepak bola.
- Membimbing komunitas sepak bola dalam upaya pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah adanya pelanggaran terhadap Statuta FIFA.
- Mencegah metode atau praktik yang dianggap tidak tepat di dalam permainan dan untuk melindunginya dari penyalahgunaan.
- Mempromosikan penghapusan diskriminasi terhadap suatu negara atau individu karena alasan ras, agama atau politik di dalam olahraga.
- Menyediakan peraturan perundang-undangan sebagai acuan untuk menyelesaikan perbedaan yang mungkin timbul di antara asosiasi nasional.
Misi FIFA
- Mengembangkan sepak bola dimanapun dan untuk siapapun.
- Mengorganisir turnamen.
- Peduli kepada masyarakat dan lingkungan.
Kompetisi FIFA
Bagi masyarakat awam, kompetisi yang diselenggarakan FIFA adalah Piala Dunia saja. Padahal sebenarnya, FIFA sudah banyak mengadakan turnamen baik untuk laki-laki maupun perempuan. Untuk turnamen yang diadakan untuk laki-laki itu beragam, yakni:
- Piala Dunia, setiap 4 tahun sekali.
- Piala Konfederasi, setiap 4 tahun sekali sebagai turnamen awal Piala Dunia.
- Piala Dunia U-20, setiap 4 tahun sekali untuk pemain usia 20 tahun.
- Piala Dunia U-17, setiap 4 tahun sekali untuk pemain usia 17 tahun.
- Piala Dunia antar klub, setiap tahun dengan mempertemukan setiap juara dari regional masing-masing.
- Piala Dunia Sepakbola Pantai, setiap 2 tahun sekali.
- Piala Dunia Futsal, setiap 4 tahun sekali.
- Olimpiade, diadakan saat olimpiade berlangsung.
- Olimpiade Junior, diadakan saat Olimpiade Junior berlangsung.
- Piala Dunia Antar Klub Junior, setiap tahun.
Sementara itu, turnamen sepakbola untuk perempuan yang diadakan oleh FIFA pun juga beragam, yakni:
- Piala Dunia, setiap 4 tahun sekali.
- Piala Dunia U-20, setiap 4 tahun sekali untuk pemain usia 20 tahun.
- Piala Dunia U-17, setiap 4 tahun sekali untuk pemain usia 17 tahun.
- Olimpiade, diadakan saat olimpiade berlangsung.
- Olimpiade Junior, diadakan saat Olimpiade Junior berlangsung.
Kedudukan FIFA Sebagai Organisasi Internasional Menurut Hukum Internasional
Sebagai INGO
Perlu diketahui bahwa FIFA selain menjadi induk organisasi sepak bola internasional, juga turut menjadi INGO alias International Non Government Organization. Artinya, FIFA tidak menginginkan adanya keterlibatan langsung dari pemerintah untuk “mencampuri” struktur organisasi dan kegiatan mereka.
Yap, INGO ini sama saja dengan NGO yakni organisasi independen yang tidak memiliki keterkaitan dengan pemerintah di suatu negara. Namun pada level tertentu, INGO ini dapat diberikan status sebagai observer sekaligus diperbolehkan memberikan rekomendasi ketika sidang PBB, IPU (Inter-Parliamentary Union) dan IOC (International Olympic Committee) berlangsung.
Sebagai bagian dari INGO, maka tentu saja keanggotaan dan ruang lingkupnya lebih sempit daripada IGO (International Governmental Organization).
Namun perlu diingat kembali bahwa hal itu wajar-wajar saja karena FIFA memang hanya mengelola di bidang keolahragaan, yakni sepak bola. FIFA telah memiliki badan hukum di Swiss yang bertujuan untuk mengelola sepakbola secara profesional di dunia sekaligus kepentingan masyarakat dunia. FIFA juga menjadi organisasi non-profit sehingga tidak ada pemilik tunggalnya.
Contoh Pemberlakuan Statuta FIFA di Beberapa Negara Anggota
Perlu diketahui bahwa FIFA memiliki statuta bernama Lex Sportiva yang berkaitan dengan keberadaan federasi olahraga internasional dan memerankan peran penting bagi dunia sepakbola terutama di era globalisasi ini.
Statuta tersebut “seolah” telah menjadi bagian dari hukum internasional yang diberlakukan terhadap pemerintah setiap negara anggota, media, dan pihak ketiga lainnya. Dalam menjalankan statuta Lex Sportiva ini, FIFA tidak melihat status negara tersebut besar ataupun kecil.
Bahkan negara besar seperti Inggris pun juga pernah terkena ancaman hukuman dari FIFA terkait pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah negara Inggris. Berikut contoh beberapa negara yang pernah mendapatkan sanksi FIFA.
1. Indonesia
Pada tahun 2015 lalu, FIFA pernah membekukan PSSI yang mengakibatkan timnas Indonesia tidak dapat bermain di turnamen internasional.
Tidak hanya itu saja, bahkan timnas U-16 dan U-19 yang sudah berlatih untuk persiapan Piala AFF pun turut gagal bertanding karena sanksi tersebut. Kala itu, sanksi FIFA menjadi buntut akhir dari adanya konflik besar antara PSSI dengan Kemenpora.
2. Brunei Darussalam
Pada tahun 2009, FIFA pernah menjatuhkan sanksi kepada negara tetangga, Brunei Darussalam setelah adanya intervensi pemerintah.
Yap, pemerintah Brunei Darussalam melakukan intervensi sepihak dengan membubarkan BAFA (Federasi Sepakbola Brunei Darussalam) dan menggantinya dengan asosiasi baru bentukan pemerintah sendiri. Sanksi ini berupa dilarangnya tim sepakbola Brunei Darussalam untuk ikut serta pada ajang Liga Super Singapura.
3. Kuwait
Pada Oktober 2007 lalu, FIFA juga menjatuhkan sanksi kepada negara Kuwait karena adanya intervensi pemerintah ketika proses pemilu ketua umum dan dewan direksi. Kala itu, Federasi Sepakbola Kuwait (KFA) malah menggelar pemilihan untuk sejumlah posisi penting di FIFA.
Tentu saja, FIFA dan AFC menolak pemilihan tersebut karena jelas ada campur tangan dari badan pemerintah olahraga Kuwait. Ingat, bahwa FIFA adalah INGO yang menjadi organisasi independen tanpa campur tangan pemerintah. Akibatnya, semua anggota klub mendapatkan diskors dari berbagai kompetisi internasional.
Sumber:
https://repository.unpas.ac.id/11973/4/BAB%20II.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/14318/BAB%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y
Baca Juga!
- Definisi NGO Beserta Sejarah, Jenis, Peran, dan Contohnya di Indonesia
- Macam-Macam Strategi Permainan Sepak Bola Beserta Taktik dan Formasinya
- 5 Contoh Konflik Dalam Dunia Sepak Bola
- Memahami Sejarah Permainan Sepak Bola
- Pengertian dan Sejarah Offside Pada Sepak Bola
- Pendiri Permainan Sepak Bola di Indonesia dan Sejarahnya
- Mengenal Peraturan Dalam Permainan Sepak Bola, Apa Saja Ya?