Pkn

Contoh Sikap Toleransi Dalam Kehidupan Sehari-Hari

contoh sikap toleransi

Contoh Sikap Toleransi – Grameds pasti sudah tahu jika masyarakat Indonesia ini merupakan masyarakat multikultural yang mana tentu saja setiap individunya memiliki beragam jenis perbedaan, mulai dari agama, ras, suku, latar belakang pendidikan, latar belakang ekonomi, hingga pola pikir. Meskipun demikian, para pejuang bangsa telah mengetahui adanya keragaman tersebut sehingga semboyan bangsa Indonesia ini juga berkaitan dengan hal tersebut, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Apakah Grameds masih ingat apa makna dari semboyan tersebut?

Adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini secara langsung membentuk kesadaran kepada masyarakat bahwa bangsa Indonesia ini memiliki dinamika budaya yang beragam alias multikultural. Dari adanya keberagaman tersebut, tidak lantas membuat bangsa Indonesia ini terpecah belah, sebab sedari kecil kita juga pasti sudah mendapatkan pengajaran mengenai toleransi ‘kan?

Lalu bagaimana sih penerapan dan contoh sikap toleransi itu? Bagaimana pula upaya untuk mewujudkan toleransi dalam masyarakat multikulturalisme ini? Nah, supaya Grameds memahami akan hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini supaya tidak lupa untuk menerapkan dan mengetahui contoh sikap toleransi ya…

contoh sikap toleransi

https://www.pexels.com/

Contoh Sikap Toleransi Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Contoh Sikap Toleransi Beragama

  • Memperbolehkan teman atau individu lain beribadah sesuai dengan agama mereka.
  • Tidak memaksakan orang lain untuk berpindah keyakinan.
  • Tidak melakukan diskriminasi terutama pada agama minoritas.
  • Tidak mengganggu proses ibadah orang lain.
  • Tidak mencela dan merendahkan agama orang lain.
  • Tidak menjadikan agama orang lain sebagai bahan gurauan.
  • Tidak menjadi provokator ketika agama lain tengah merayakan hari besarnya.
  • Berteman dengan semua orang, tanpa memandang apa latar belakang agama mereka.
  • Menghormati adanya perayaan hari besar keagamaan dari umat lain.
  • Tetap menjaga silaturahmi dengan tetangga, teman, maupun rekan kerja yang berbeda agama.
  • Tetap menolong orang lain yang tengah tertimpa musibah walaupun latar belakang agama mereka berbeda dengan kita.
  • Tidak merusak tempat ibadah umat beragama lain.
  • Tidak mengganggu ketenangan ibadah yang dilakukan oleh umat beragama lain.
  • Tidak perlu menyombongkan agama sendiri di depan umat beragama lain, hargai adanya perbedaan yang ada.

Contoh Sikap Toleransi Antar Suku

  • Tidak melakukan tindakan diskriminasi pada orang lain yang memiliki latar belakang suku berbeda.
  • Tidak melakukan penjarahan pada kebudayaan suku lain.
  • Tetap saling membantu kepada semua orang yang membutuhkan tanpa melihat latar belakang suku.
  • Menghargai kebudayaan suku lain.
  • Tidak menjadikan kebudayaan suku lain sebagai bahan gurauan.
  • Memperlakukan semua orang dengan cara yang sama tanpa memandang latar belakang suku.
  • Belajar tradisi dan kebudayaan suku lain.

Contoh Sikap Toleransi di Lingkungan Sekolah dan Kerja

  • Tetap berteman dengan teman yang memiliki perbedaan agama dan suku.
  • Sebagai guru, tidak membeda-bedakan perlakuan kepada murid yang memiliki latar belakang agama dan suku berbeda.
  • Tetap membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan meskipun memiliki latar belakang agama dan suku berbeda.
  • Tidak membuat “geng” khusus untuk membeda-bedakan agama dan suku lain.
  • Tetap bersikap baik dan ramah kepada semua orang.

guys indonesia tuh bineka loh - contoh sikap toleransi

Memahami Kembali Pengertian Toleransi

contoh sikap toleransi

https://pixabay.com/

Apakah Grameds masih bingung akan apa itu toleransi? Sebenarnya, pengertian toleransi itu sederhana yakni berupa menghargai adanya perbedaan yang ada di dalam diri kita dengan orang lain. Dalam proses menghargainya, cukup tidak perlu mengolok-olok atau menjadikan perbedaan yang ada itu sebagai bahan gurauan, sebab itu nantinya akan membuat orang lain merasa sakit hati.

Istilah “toleransi” ini sebenarnya berasal dari bahasa asing, yakni Bahasa Inggris yang berupa “tolerance” dan bahasa Arab yang berupa “tasamuh”. Secara etimologi, toleransi berartikan sebuah kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada. Sementara secara istilah (terminologi), toleransi memiliki definisi berupa sikap menghargai, membiarkan, memperbolehkan adanya pandangan, pendapat, kepercayaan, dan kebiasaan yang berbeda dengannya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsep dari sikap toleransi ini mengarah pada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan. Perbedaan yang dimiliki oleh dirimu sendiri dan orang lain itu dapat beragam, mulai dari suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, agama, hingga pola pikir. Berhubung setiap individu itu memiliki suratan takdir sekaligus latar belakang kehidupan yang berbeda-beda, maka perbedaan pola pikir juga akan wajar saja termasuk dalam keragaman tersebut. Maka dari itu, jika tengah melakukan aktivitas rapat atau jajak pendapat terkait suatu permasalahan, jangan menyepelekan atau menertawakan pendapat orang lain sebab itu juga bagian dari sikap toleransi yang sebenarnya harus diterapkan sejak dini.

Sebenarnya, tak jarang sikap toleransi ini secara tidak sadar atau tanpa dilakukan akan dilakukan oleh individu, sebab berkaitan dengan watak dari orang perseorangan atau kelompok manusia. Meskipun begitu, sikap toleransi juga dapat dilakukan secara sadar terutama jika individu tersebut seberusaha mungkin untuk menghindarkan diri dari suatu perselisihan.

Sikap toleransi ternyata juga pernah dibahas oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) mengartikan toleransi sebagai sikap “saling menghormati, saling menerima, dan saling menghargai di tengah keragaman kebudayaan, kebebasan berekspresi, dan karakter manusia”. Berdasarkan hal tersebut, sikap toleransi ini setara dengan sikap positif dan menghargai orang lain dalam rangka menggunakan kebebasan asasi sebagai manusia.

Apakah Grameds tahu bahwa sikap toleransi ini memiliki dua model? Yap, model pertama adalah sikap pasif, yakni sikap menerima perbedaan sebagai sesuatu yang bersifat faktual. Sementara pada model kedua adalah toleransi aktif, yakni melibatkan diri dengan yang lain di tengah-tengah adanya perbedaan dan keragaman. Toleransi aktif ini biasanya telah diajarkan pada semua agama, sebab semua agama memang bertanggung jawab untuk mewujudkan keadilan dan kedamaian para umatnya.

Penerapan sikap toleransi ini akan selalu berkaitan dengan konteks agama dan sosial budaya yang mana dalam sikap dan perbuatannya sangat melarang adanya diskriminasi terhadap golongan-golongan yang berbeda, terutama umat minoritas. Sering terdapat pertanyaan tentang mengapa sih kita ini harus bersikap toleransi terutama mereka yang memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda? Jawabannya sederhana saja, yakni tidak adanya sikap toleransi justru akan membuat kerusuhan dan perdamaian sulit untuk diraih. Bayangkan saja, jika setiap pemeluk agama itu tidak saling bertoleransi, maka tentu saja dalam kehidupan nyata akan muncul diskriminasi yang dilakukan kepada kaum minoritas. Hasilnya dapat terjadi hal-hal buruk, antara lain adalah perang antar agama yang nantinya memicu antar negara dan benua di dunia ini. Padahal semua agama juga mengajarkan bahwa perang itu adalah sesuatu yang dosa, apalagi jika membunuh secara sadar.

Toleransi Beragama

Di negara kita yang memiliki beragam pemeluk agama, contoh sikap toleransi beragama tentu saja wajib untuk diajarkan dan dilakukan. Apalagi dalam Pancasila yang mana sebagai dasar negara kita ini, pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, jelas mengindikasikan bahwa negara ini adalah negara Ketuhanan. Maksudnya adalah negara Indonesia benar-benar menghendaki setiap warga negaranya untuk menganut satu agama atau kepercayaan. Berhubung di Indonesia ini ada 6 agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu, maka setiap warga Indonesia “diwajibkan” untuk menganut salah satu dari keenam agama tersebut.

Tidak hanya itu saja, pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat 2 berbunyi “Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya”. Dalam perundang-undangan tersebut jelas bahwa negara telah mengatur bahwa setiap warganya untuk memeluk agama dan menjamin perlindungan ketika melaksanakan prosesi peribadatan.

Toleransi Keberagaman Suku

Grameds pasti sudah tahu dong jika negara Indonesia ini memiliki ribuan suku bangsa, kira-kira berjumlah 1.340 (berdasarkan data tahun 2010) yang telah tersebar dari wilayah Sabang hingga Merauke. Keberagaman suku tersebut tidak lantas menjadikan negara ini hanya berpihak pada satu atau dua suku saja, melainkan semua suku yang ada.

Bahkan sikap toleransi sejatinya telah diajarkan sejak dini untuk menghargai adanya perbedaan kebudayaan dan adat-istiadat yang ada di setiap suku. Setiap suku tidak seharusnya merasa bahwa sukunya adalah yang paling unggul, sebab semua suku memiliki derajat yang sama di mata negara.

Toleransi Dalam Sosial Budaya

Selain memiliki ribuan suku bangsa, Indonesia juga terkenal akan keragaman sosial budayanya yang tentu saja wajib melaksanakan sikap toleransi ini. Keragaman sosial budaya ini dapat terlihat dari adanya perbedaan latar belakang ekonomi, latar belakang pendidikan, hingga latar belakang tradisi yang diterapkan di masing-masing wilayah. Lalu bagaimana cara menerapkan sikap toleransi dalam hal sosial budaya ini? Tentu saja ada banyak cara, mulai dari mencintai produk lokal buatan Indonesia hingga berusaha mempelajari keragaman dari budaya lain.

Apabila kamu enggan untuk mempelajari budaya lain, itu juga tidak apa-apa, asal tidak boleh mencemooh dan menggunakan budaya lain sebagai bahan gurauan. Sebab hal itu bukanlah cerminan dari sikap toleransi. Namun, ada baiknya apabila Grameds mau belajar akan bagaimana proses dan aturan dari budaya lain. Selain sebagai upaya toleransi, juga dapat menambah wawasan mengenai keragaman budaya yang ada di negara kita ini.

Toleransi Dalam Bhinneka Tunggal Ika

Sebagai semboyan bangsa Indonesia ini yang mana telah tertulis dalam lambang Garuda Indonesia, istilah Bhinneka Tunggal Ika tidak semata-mata sebagai semboyan saja tetapi juga mengindikasikan pada bukti nyata sikap toleransi yang wajib dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36A, yang mana makna dari semboyan tersebut adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Maksudnya, negara Indonesia ini jelas memiliki keberagaman suku, bahasa, agama, ras, dan budaya. Sehingga keberadaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika bertindak sebagai pemersatu keberagaman tersebut. Singkatnya, meskipun Indonesia memiliki masyarakat multikultural tetapi semuanya itu tetap dalam satu “bentuk” yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, semboyan ini juga menghubungkan sikap dan perilaku toleransi yang wajib diajarkan dan diterapkan sejak dini.

Upaya Mewujudkan Toleransi

Seluruh warga negara Indonesia sebenarnya berkewajiban untuk menciptakan kerukunan antar suku maupun antar agama, baik di tingkat daerah, provinsi, maupun pemerintah. Jadi, sikap dan perilaku toleransi ini bukan kewajiban pemerintah atau pemuka agama saja, tetapi semua warga negara. Mulai dari tanggung jawab yang berkaitan dengan ketentraman, keamanan, dan ketertiban masyarakat juga itu adalah tugas setiap warga negara. Dalam hal ini, untuk menciptakan kerukunan terutama pada umat beragama dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.

  • Saling tenggang rasa dan menghargai antar sesama, meskipun mereka memiliki latar belakang agama dan suku yang berbeda dengan diri kita.
  • Melaksanakan ibadah sesuai agama yang telah dianut.
  • Mematuhi peraturan yang berkaitan dengan keagamaan dan kebudayaan.

Sikap tenggang rasa, toleransi, dan menghargai antar sesama ini sebenarnya masuk dalam konsep trilogi kerukunan. Sebelumnya selalu ditekankan bahwa penerapan sikap toleransi dalam dunia nyata salah satunya adalah tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu. Hal tersebut karena berkaitan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) yang mana telah diberikan kebebasan untuk memilih kepercayaan mana yang terbaik untuk dirinya sendiri.

Tidak hanya itu saja, sikap toleransi dinilai mampu mewujudkan kerukunan baik antar umat beragama maupun suku lain. Nah, dalam hal itu perlu memperhatikan upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan tersebut, yakni dalam bentuk:

  • Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal antar masyarakat sekaligus dengan pemerintah.
  • Membangun harmoni sosial dan persatuan sosial yang mana merupakan bentuk implementasi dalam sikap toleransi di kehidupan sehari-hari.
  • Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif, mulai dari penghayatan hingga pengamalan agama.
  • Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang berimplementasi terhadap nilai-nilai ketuhanan. Hal tersebut supaya tidak terjadi penyimpangan nilai-nilai sosial dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat.
  • Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan, salah satunya dengan cara menghilangkan rasa saling curiga terhadap individu lain.
  • Menyadari bahwa perbedaan yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebuah realita sekaligus dapat dijadikan layaknya mozaik yang dapat memperindah fenomena kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa toleransi ini adalah suatu sikap menerima dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada serta tidak melakukan diskriminasi terutama kepada kaum minoritas. Perbedaan-perbedaan tersebut meliputi perbedaan agama, ras, suku, bangsa, budaya, bahasa, penampilan, hingga pola pikir supaya bertujuan untuk mencapai kehidupan bermasyarakat yang damai.

Nah, itulah ulasan mengenai contoh sikap toleransi yang sekiranya dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat ini. Grameds selaku generasi penerus bangsa, wajib melaksanakan sikap toleransi ini dan bahkan mengajari adik, keponakan, maupun anak untuk bersikap toleransi sejak dini ya… Sebab, sikap toleransi ini adalah perwujudan nyata dari semboyan bangsa kita.

Baca Juga!

About the author

Mochamad Aris Yusuf

Menulis merupakan skill saya yang pada mulanya ditemukan kesenangan dalam mencari informasi. tema tulisan yang saya sukai adalah bahasa Indonesia, pendidikan dan teori yang masuk dalam komunikasi Islam.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Aris Yusuf