in

5 Tanda Quarter-life Crisis yang Mungkin Nggak Kamu Sadari

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Ada yang bilang kalau orang-orang yang berusia 20 sampai 25 tahun adalah para remaja namun dengan tagihan dan tanggungan biaya. Setuju?

Jiwa masih merasa muda, padahal tanggung jawab yang dimiliki sudah seperti orang tua.

Seperti namanya, quarter life crisis banyak dialami pada dewasa muda. Pada masa ini, seseorang sudah selesai dengan masa remajanya dan akan menuju dewasa.

Kamu masih dalam keadaan yang belum siap, namun telah dihadapkan dengan banyak tuntutan. Akibatnya, muncul kecemasan terhadap hidup dan masa depan.

Kenali tanda-tanda fase quarter life crisis di bawah ini agar kamu dapat mengidentifikasi masalah sejak dini dan tidak stres saat menghadapinya.

1. Terlalu Banyak Pilihan

quarter life crisis
Photo by Startup Stock Photos from Pexels

 

 

Terkadang, terlalu banyak pilihan untuk masa depan malah membuat seseorang semakin bingung dan panik.

Sebenarnya, apa yang mau dipilih untuk masa depan?

Apalagi kalau ditambah dengan tuntutan orangtua yang ingin anaknya jadi A, tapi kamu maunya jadi B. Duh, malah makin pusing!

2. Tidak Bisa Menentukan Pilihan (Indecisive)

quarter life crisis
Photo by Startup Stock Photos from Pexels

 

 

Begitu banyak rencana yang ingin dilakukan sehingga kesulitan dan enggan memilih satu saja.

Masih ingin mencoba berbagai hal baru dan belum mampu berkomitmen pada satu pilihan.

Pilih pasangan A atau B? Mau pilih karir C atau D? Pilihan mana yang baik untuk kamu?


Baca juga: 5 Kesalahan Finansial yang Sering Dilakukan Karyawan


3. Merasa Kebingungan (Clueless)

ciri-ciri-quarter-life-crisis-2_gramedia-digital
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

 

 

Merasa bingung setelah lulus kuliah? Apakah akan melanjutkan studi? Setelah mendapat kerja, mau ke mana lagi? Hubungan percintaan mau dibawa ke mana?

Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah tanda bahwa kamu sedang clueless. Bingung menentukan arah hidup.

Clueless adalah ketika kamu merasa serba “tidak tahu” tentang dirimu, apa yang kamu inginkan, dan apa yang harus kamu lakukan.

4. Cemas

quarter life crisis
Photo by Nathan Cowley from Pexels

 

 

Ketika memiliki banyak sekali pikiran dan pilihan mengenai masa depan, kamu akan mudah merasa cemas.

Seringnya, hal ini hanya dipikirkan saja di dalam otak. Namun, kamu lupa untuk memilih opsi mana yang harus dituju.

Rencana untuk masa depan apa ya? Rencana setahun ke depan apa? Lima tahun ke depan? Karir, menikah, atau melanjutkan pendidikan?

5. Pasrah (Hopeless)

quarter life crisis
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

 

 

Saat kamu merasa pasrah menghadapi realita, inilah perasaan hopeless.

Bersikap “ya sudah lah ya” dengan apa yang terjadi dalam hidup. Mengikuti arus. Let it flow, katanya.

Tidak mencoba untuk menentukan satu pilihan saja, apalagi berusaha melakukan apa yang sudah dipilih. Hal ini justru membuatmu tidak peduli dengan masa depan.


Baca juga: Rekomendasi Buku Self Improvement Mei 2020


Apakah kamu sedang merasakan kelima tanda-tanda di atas? Lalu, gimana ya cara menghadapinya?

Semua pertanyaanmu akan terjawab dalam buku Quarter Life Crisis karya Gerhana Nurhayati Putri.

Ketahui serba-serbi mengenai quarter-life crisis, mulai dari fase-fasenya, penyebab, hingga cara menghadapinya. Semuanya akan dijelaskan secara gamblang dalam buku ini.

quarter-life-crisis_gramedia-digital
Beli e-book-nya di sini

 

 

Temukan juga berbagai macam koleksi buku self-improvement pilihan lainnya hanya di Gramedia Digital!



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.