in

5 Cerita Fiksi dengan Nuansa Politik di Dalamnya

Sumber foto header: Unsplash.com

Kalau bicara tentang politik, seringkali dianggap sebagai tema yang berat. Apalagi kalau sudah bicara politik dalam buku. Padahal enggak ada ruginya lho jika kita memahami dan tahu tentang seluk beluk politik di negara sendiri.

Tapi kembali lagi, pasti ada saja yang menganggap sumber bacaan tentang politik terasa berat. Jadi sudah keburu ogah duluan untuk membacanya.

Politik seringkali diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. Atau menurut teori klasik Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.

Selain itu, politik juga bisa berarti seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non konstitusional.

Duh, baru dari penjelasan arti politik saja sudah berat, bagaimana harus membaca lebih dalam lagi? Tapi, kalau ternyata ada bacaan fiksi yang dituliskan secara santai, ringan namun tetap berbalut nuansa politik, apa kamu masih ogah membacanya?

Seperti lima buku fiksi berikut ini. Kamu pasti bisa deh larut dalam ceritanya meski dibalut dengan latar perpolitikan.

Sophismata – Alanda Kariza

novel
Beli e-book Sophismata karya Alanda Kariza di sini

 

 

 

Pastinya tidak menyenangkan kalau kamu terjebak melakukan hal yang sebenarnya tidak kamu sukai. Itulah yang dialami Sigi, tokoh utama di novel ini. Ia tidak menyukai politik namun bekerja sebagai staf anggota DPR.

Perhatian Sigi kemudian teralihkan pada seniornya di SMA, Timur, yang berambisi membuat partai politik. Dibalut kisah cinta, novel berlatar belakang politik ini cocok untuk kamu yang ingin lebih banyak tahu tentang politik lewat bacaan yang tak terlalu berat dan berbentuk fiksi.

Cek di Balik Pena : Baby Chaesara

Sirkus Pohon – Andrea Hirata

novel
 
 

Apa jadinya jika satu buku secara lengkap menyajikan kisah cinta, perjuangan hidup, politik, sirkus dan juga tentang pohon delima? Itulah yang ada di dalam buku Sirkus Pohon, buku ke-10 Andrea Hirata.

Ini adalah pertama kalinya Andrea Hirata memasukkan unsur politik dalam bukunya. Meski tak lugas membahas politik, namun pembaca tetap diajak untuk mengikuti cerita yang dibumbui intrik dari politik itu sendiri.

Negeri Para Bedebah – Tere Liye

novel
Beli e-book Negeri Para Bedebah di sini

 

 

 

Novel Tere Liye kali ini mengangkat tema politik dan ekonomi. Dengan tokoh bernama Thomas yang berprofesi sebagai konsultan keuangan yang diceritakan berupaya membantu pamannya, karena bank milik pamannya itu tengah bermasalah.

Namun siapa sangka hal itu membawanya pada intrik politik. Masalah yang dilaluinya itu juga menyeret masa lalunya. Ia pun harus menghadapi hal-hal besar dan rumit, salah satunya saat dirinya diperlakukan seolah buruan penting negara.

86 – Okky Madasari

novel
Beli e-book 86 karya Okky Madasari di sini

 

 

 

Di novel ini lebih menitik beratkan tentang praktik korupsi yang ada di pemerintahan, lebih detailnya kali ini di lingkungan pengadilan.

Sang penulis memilih tokoh utama yang berasal dari kalangan biasa saja, seorang perempuan bernama Arimbi, yang bekerja sebagai PNS di pengadilan.

Ia tertangkap tangan saat mengantar uang suap kepada atasasannya oleh KPK. Buku ini menyajikan praktik korupsi yang menjangkiti pemerintahan di berbagai struktur, dari atas hingga ke bawah.

Meski lebih berat pada isu sosial, tapi kenyataan yang dibongkar mengenai pemerintahan membuat kisah ini juga dibalut nuansa perpolitikan.

Revival: Konspirasi Dua Sisi – Wenny Artha Lugina

novel
Revival: Konspirasi Dua Sisi karya Wenny Artha Lugina

 

 

 

Buku ini merupakan sekuel, dari buku pertamanya yang berjudul The Blackside. J

ika di buku pertama berkisah tentang Farah yang terlibat intrik politik karena menjalin kasih dengan salah satu menteri, di buku kedua, cerita berlanjut pada kehidupan rumah tangga Farah bersama sang suami Chandra, yang porak poranda dan tentang usaha Farah mengungkap konspirasi di dunia politik yang sudah menghancurkan keluarganya.


 

Written by Nanda Hadiyanti