Sejarah

Bunyi Teks Proklamasi dan Sejarahnya

Written by Fandy

Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Setelah dijajah oleh Belanda dan Jepang. Rakyat Indonesia dari berbagai wilayah berusaha mengusir penjajah. Mereka berjuang dengan caranya tersendiri. Segala cara telah dilakukan mulai dari gencatan senjata sampai upaya diplomasi.

Penjajahan Belanda memberikan dampak positif dan negative bagi bangsa Indonesia. Mereka memberikan pembelajaran mengenai cara berkebun, membangun infrastruktur, sampai pendidikan. Namun, dengan kehadiran penjajahan membuat rakyat Indonesia menjadi budak di negaranya sendiri.

Hidup dalam kecemasan, kekurangan, dan kemiskinan hingga tidak jarang banyak yang meninggal karena kelaparan dan gizi buruk. Pahlawan dan seluruh rakyat Indonesia berjuang untuk keluar dari situasi rumit tersebut.

Berbagai peristiwa telah dilewati misalnya Sumpah Pemuda, sidang PPKI, sidang BPUPKI, dan lain sebagainya. Jepang memberikan janji kemerdekaan bagi Indonesia, tetapi tidak kunjung diberikan. Oleh sebab itu, ketika dua wilayah Jepang dibom oleh sekutu, pemuda Indonesia mengambil langkah cepat untuk memerdekakan Indonesia.

Untuk lebih detail mengenai peristiwa kemerdekaan Indonesia, berikut akan dibahas mengenai perjalanan kemerdekaan Indonesia. Grameds dapat menyimaknya.

Bunyi Teks Proklamsi

Berikut bunyi teks proklamasi Republik Indonesia.

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05.

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

Sebelum diketik dan dibacakan pada kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Para tokoh bangsa berdiskusi untuk menyusun teks proklamasi. Berikut tulisan tangan teks proklamasi Indonesia.

Setelah selesai, tulisan tangan teks proklamasi diketik, berikut rupa teks proklamasi yang telah diketik.

Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Teks proklamasi Indonesia berhasil dirumuskan dan diperdengarkan setelah melewati proses yang panjang. Proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai dari pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), fenomena kekosongan pemerintahan akibat bom Hiroshima dan Nagasaki, sampai pada peristiwa Rengasdengklok.

Pada 6 agustus 1945, kota Hiroshima, Jepang dibom oleh tentara Amerika Serikat. Dengan adanya peristiwa tersebut, BPUPKI berganti menjadi PPKI untuk memberikan penegasan bahwa Indonesia ingin segera mencapai kemerdekaan. Kemudian, pada 9 AGustus 1945, Jepang dijatuhi bom lagi di kota Nagasaki. Bom kedua menyebabkan Jepang menyerah kepada sekutu.

Pada 12 Agustus 1945, tiga tokoh nasional, yakni Radjiman Wedyodiningrat, Soekarno, dan Mohammad Hatta berkunjung ke Dalat, Vietnam untuk memenuhi undangan dari Jenderal Terauchi. Pertemuan tersebut menjadi upaya untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Dua hari setelahmya, tiga tokoh tersebut kembali ke Indonesia. Di hari yang sama pula, radio British Broadcasting Corporation (BBC) bahwa Jepang telah resmi menyerak kepada sekutu. Golongan muda (Sutan Sjahrir, Wikana, dan Darwis) menggunakan momentum tersebut untuk terus mendesak Soekano dan Hatta untuk segera memprroklamirkan kemerdekaan.

Namun, keinginan golongan muda tidak disambut baik oleh golongan tua. Alasannya, golongan tua tidak ingin ada pertumpahan darah ketika proklamasi dilakukan. Penolakan ini yang menjadi dorongan golongan muda untuk menculik Soekarno dan Hatta pada 16 Agustus 1945. Penculikan dilakukan untuk mendesak Soekarno dan Hatta segera memproklamirkan kemerdekaan.

Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok agar tidak terbujuk dan terpengaruh oleh janji-janji yang diberikan Jepang. Soekarno dan Hatta dipaksa untuk lekas memproklamirkan kemerdekaan melalui radio. Tidak berselang lama, malamnya, Soekarno dan Hatta dipulangkan ke Jakarta dan menuju ke rumah Laksamana Maeda bersama tokoh nasional lainnya untuk berdiskusi mengenai teks proklamasi.

Paginya, pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di halaman rumah Soekarno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaan. Indonesia bebas dari penjajahan Jepang. Upacara kemerdekaan dilakukan dengan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, pengibaran merah putih yang diiringi lagu Indonesia Raya, dan barisan pemuda serta rakyat yang turut menyaksikan kemerdekaan Indonesia.

Kabar proklamasi kemerdekaan Indonesia disiarkan melalui media massa, radio, dan dibagikan melalui surat selebaran. Sejak saat itu, Indonesia bebas dari penjajahan dan mulai membangun sebuah bangsa yang berdaulat. Secara sederhana kronologi kemerdekaan Indonesia dapat diketahui melalui paparan berikut yang telah dilansir dari laman Kompas.com.

  • 6 Agustus 1945: Kota Hiroshima Jepang dijatuhi bom atom pertama oleh Amerika Serikat.
  • 7 Agustus 1945: BPUPKI dibubarkan dan dibentuk PPKI.
  • 9 Agustus 1945: Kota Nagasaki Jepang dijatuhi bom atom kedua oleh Amerika Serikat.
  • 9 Agustus 1945: Jenderal Terauchi memanggil Soekarno, Moh Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat, Saigon (Vietnam).
  • 12 Agustus 1945: Soekarno, Moh Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat bertemu Marsekal Terauchi yang menegaskan Jepang akan menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
  • 14 Agustus 1945: Soekarno, Moh Hatta, Radjiman Wedyodiningrat kembali ke Indonesia. Sutan Syahrir mendesak Soekarno Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
  • 15 Agustus 1945: Jepang menyerah tanpa syarat ke Sekutu dan terjadi kekosongan kekuasaan (vacuum of power) di Indonesia.
  • 15 Agustus 1945: Golongan muda mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan paling lambat
  • 16 Agustus 1945. Soekarno menolak karena ingin meminta pendapat para anggota PPKI.
  • 16 Agustus 1945: Dini hari, Soekarno dan Moh Hatta diculik oleh golongan muda ke Rengasdengklok Karawang dan dipaksa segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia melalui radio.
  • 16 Agustus 1945: Malam, Soekarno dan Moh Hatta kembali ke Jakarta. Di rumah Laksamana Maeda Tadashi para tokoh nasional berkumpul untuk berunding tentang persiapan Proklamasi Kemerdekaan RI.
  • 16 Agustus 1945-17 Agustus 1945: Malam hingga pagi Soekarno dan Moh Hatta bersama golongan muda dan golongan tua membahas perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
  • 17 Agustus 1945: Pada jam 10 pagi Soekarno dan Moh Hatta membacakan teks naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
  • 18 Agustus 1945: PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar negara Indonesia.

Sang Penyebar Berita Proklamasi Ri

https://www.gramedia.com/products/kita-terkadang-ya-begitulah?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Tokoh-Tokoh Penting dalam Kemerdekaan Indonesia                          

Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak hanya melibat satu atau dua orang, tetapi banyak orang yang turut terlibat dalam peristiwa tersebut. melansir dari laman Nasional.tempo.co, berikut tokoh-tokoh yang pernah terlibat dalam persiapan proklamasi Indonesia.

1. Soekarno

Soekarno menjadi pembaca teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Nama lengkap Soekarno adalah Koesno Sosrodihardjo. Ia merupakan keturunan dari Raden Soekami dan Ida Ayu Nyoman Rai—bangsawan asal Bali. Semasa muda, Soekarno menempuh pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng (saat ini Institut Teknologi Bandung). Gelar insinyur teknik sipil didapatkan di perguruan tinggi tersebut pada 25 Mei 1926.

Setalah tamat kuliah, ia menuangkan ide-idenya mengenai nasionalisme, Islam, dan marxisme, khususnya mengenai pentingnya persatuan. Ide tersebut menjadi awal mula perkembangan pemikiran politiknya.

Ia menjadi tokoh penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ketika Jepang menyerak kepada sekutu, Soekarno diculik oleh pemuda ke Rengasdengklok. Tujuannya untuk didesak agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

2. Mohammad Hatta

Moh. Hatta dalam persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia berperan sebagai perumus dan memberikan tanda tangan pada teks proklamasi. Hatta menuntut ilmu di Sekolah Melayu Fort de Kock, Padang.

Selain menjadi tokoh penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ia menyumbangkan ide dalam penulisan dan bentuk kalimat dalam teks proklamasi, yakni “hal-hal tentang pemindahan kekuasaan dan lain-lain dilaksanakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”.

3 Sayuti Melik

Peran Sayuti Melik dalam persiapan kemerdekaan Indonesia adalah sebagai penyunting teks yang mengubah kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia”. Sayuti Melik juga menjadi pengetik teks proklamasi.

4. Fatmawati

Dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia, Fatmawati berperan sebagai penjahit bendera merah putih. Bendera tersebut dijahit dengan menggunakan mesin jahit tangan bermerek Singer. Ketika menjahit bendera, Fatmawati dalam kondisi hamil, tetapi tetap memberikan dedikasi sepenuhnya untuk kemerdekaan Indonesia.

5. Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir menjadi seseorang yang dianggap berintelektual tinggi dan revolusioner. Ia menjadi penggagas pembentukan Jong Indonesie, sebuah kelompok pemuda nasionalis. Jong Indonesie dibentuk pada 20 Februari 1927. Sutan Sjahrir pernah menempuh pendidikan di Universitas Amsterdam, tetapi memutuskan untuk kembali ke Indonesia pada 1931.

6. Johannes Latuharhahy

Johannes Latuharhahy lahir di Maluku Tengah menjadi pendorong Maluku masuk ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketika pengumuman kemerdekaan Indonesia di Jakarta, Latuharhahy menjadi pembawa kabar berita kepada rakyat Maluku. Berkat perannya, ia diangkat menjadi gubernur pertama di Maluku sampai pada tahun 1954.

7. Soekarni

Soekarni menjadi salah satu pelopor untuk menculik Soekarno dan Moh. Hatta. Nama lengkap Soekarni adalah Soekarni Mardisiswo. Ia lahir pada 14 Juli 1946. Ia menjadi lulusan dari Sekolah Mardisiswo, Blitar.

Karena pendidikannya tersebut, Soekarno mengenal istilah nasionalisme dari Moh. Anwar. Pada 1967, Soekarno ditunjuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

8. Ahmad Subardjo

Ahmad Subardjo menjadi perantara untuk meyakinkan pemuda agar membawa Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta ketika peristiwa penculikan di Rengasdengklok. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo merupakan anak bungsu dari Teuku Muhammad Yusuf dan priayi Aceh.

9. Chaerul Saleh

Chaerul Saleh menuntut Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ia mendesak Soekarno dan Hatta bersana Wikana, Soekarni, dan 31 pemuda Menteng. Chaerul Saleh dipercaya untuk menduduki jabatan penting seperti menteri, wakil perdana menteri, dan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).

10. Otto Iskandar Dinata

Otto Iskandar Dinata berperan sebagai pengusul Soekarno dan Hatta agar menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Ia mendapat julukan sebagai Jalak Harupat karena sikap beraninya menghadapi kebijakan Belanda. Otto Iskandar Dinata pernah menjabat sebagai perwakilan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Menteri Negara kabinet pertama RI tahun 1945

11. Buntaran Martoatmodjo

Buntaran Martoatmodjo aktif sebagai Barisan Pelopor. Buntaran menjadi pencetus Palang Merah Indonesia (PMI) yang menjadi amanat Soekarno pada 5 September 1945. Ia juga pernah mengharumkan nama Indonesia ketika memimpin Persatuan lawan Tenis Indonesia (PELTI).

12. Sam Ratulangi

Sam Ratulangi memiliki nama lengkap Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi. Ia berasal dari Tondano, Sulawesi Utara. Setelah proklamasi, Sam Ratulangi diminta menjadi pemimpin di Sulawesi. Dalam kemerdekaan Republik Indonesia, Sam Ratulangi menjadi penolak sikap Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan memisahkan Sulawesi dengan Indonesia.

13. Laksamana Maeda

Laksamana Maeda menjadi sosok yang memberikan tumpangan kepada pejuang-pejuang kemerdeksaan. Meskipun, ia bukan orang Indonesia, tetapi membuka rumahnya untuk merumuskan teks proklamasi. Laksamana Maeda sangat mendukung aktivis Indonesia untuk nyaring dan giat menyuarakan kemerdekaan. Ia juga menyiapkan pasukan khusus untuk berjaga-jaga.

14. Latif Hendradiningrat

Latif Hendradiningrat bergabung dalam organisasi Pembela Tanah Air (PETA). Ketika pembacaan teks proklamasi, Latif mendampingi Soekarno dan Hatta ketika hendak menuju serambi depan. Ia juga menjadu petugas pengibar bendera yang pertama.

15. Suhud Sastro Kusumo

Suhud menjadi orang yang mengibarkan bendera merah putih bersama dengan latif. Ketika muda, Suhud terlibat dalam Barisan Pelopor, kelompok brntukan Jepang. Sejak 14 Agustus menjelang proklamasi, Suhud berperan sebagai penjaga keamanan keluarga Soekarno. Kemudian, ia juga menyiapkan tiang bendera dari bamboo di teras rumah Soekarno.

16. Surastri Karma Trimurti

Surastri Karma Trimurti, seorang yang menekuni dunia jurnalistik dan menuangkan pemikirannya melalui tulisan. S. K. Trimurti lahir dari keluarga yang masih memiliki hubungan kerabat dekat dengan Keraton Kasunan Surakarta. Setelah merdeka, S.K. Trimurti menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja.

17. Moewardi

Moewardi merupakan lulusan dokter spesialis telinga, hidung, dan telinga (THT) dari Geneeskundig Hooge School (GHS) di Salemba. Ketika proklamasi berlangsung, tugas Moewardi adalah sebagai petugas keamanan yang menjaga situasi agar terhindar dari ancaman kerusuhan. Ia juga pernah ditunjuk sebagai pimpinan Barisan Pelopor wilayah Jawa.

Bung Hatta: Kisah Hidup & Pemikiran Sang Arsitek Kemerdekaan

https://www.gramedia.com/products/kita-terkadang-ya-begitulah?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Nilai-Nilai Teladan dari Perjuangan Pahlawan Kemerdekaan Indonesia  

Perjuangan para tokoh Kemerdekaan dapat diteladani sebagai upaya meningkatkan rasa cinta tanah air. Merangkum dari laman Liputan6.com, berikut nilai-nilai teladan perjuangan pahlawan kemerdekaan Indonesia.

1. Semangat Patriotisme dan Nasionalisme yang Tinggi

Sikap nasionalisme dan patriotism dimiliki oleh para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, harus memiliki rasa bangga dan cinta tanah air. Pahlawan Indonesia ketika berjuang untuk kemerdekaan juga memupuk rasa patriotism dan nasionalismenya.

Ketika rasa patriotisme dan nasionalisme telah terpupuk di hati maka semangat dan cnta tanah air serta sikap bersedia berkorban dan pantang menyerah akan terpupuk. Sikap-sikap tersebut dipupuk demi mencapai kemakmuran dan kejataan bangsa dan negara. Tidak hanya itu, sikap nasionalisme dapat ditunjukkan dengan rasa semangat dan cinta pada negaranya.

2. Keberanian

Ketika dalam diri seseornag telah memiliki rasa berani maka rintangan apapun akan dilewati. Pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia memiliki rasa berani yang tinggi sehingga pantang menyerah dan tetap berpegang teguh pada pendirian. Rasa keberanian ini juga seharusnya dimiliki oleh para penerus bangga sehingga berani mengambil risiko untuk kemajuan diri dan bangsa.

3. Membela Kebenaran dan Keadilan

Banyak ketidakadilan yang terlihat di depan kita. Mereka butuh dibela untuk mendapatkan keadilan dan memberikan kebenaran kepada semua orang. Pahlawan kemerdekaan Indonesia berjuang untuk mendapatkan keadilan kemerdekaan Indonesia. Sikap adil ini juga menjadi salah satu cara untuk merawat persatuan bangsa.

4. Menjunjung Tinggi Persatuan dan Kesatuan

Indonesia merupakan negara dengan keberagaman yang sangat banyak. Oleh sebab itu, semboyan negara Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetap satu jua. Meskipun latar belakang suku, agama, ras, dan perbedaan lainnya di antara para pahlawan.

Namun, mereka tetap bersatu dan menjaga kesatuan untuk kemerdekaan Indonesia. Mereka mengesampingkan kepentingan, ego, dan perbedaan lainnya demi berjuang bersama-sama menjadi bangsa yang kuat.

5. Rela Berkorban untuk Kepentingan Bersama

Pahlwan kemerdekaan Indonesia berjuang, bertaruh nyawa untuk kemerdekaan Indonesia. Mereka menekan ambisi-ambisi pribadi demi kemerdekaan bangsa Indonesia.

Buku Ekonomi
Buku Soekarno
Buku Sosiologi
Buku Geografi
Buku Ideologi Pancasila
Buku Sejarah Indonesia

Pengertian Sejarah
Daftar Pahlawan Revolusi
Daftar Pahlawan Nasional Indonesia
Organisasi Pergerakan Nasional
Sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI
Sejarah Teks Proklamasi
Sejarah Pertempuran Surabaya
Sejarah Sumpah Pemuda
Tujuan PPKI dibentuk
Hasil Sidang PPKI Pertama
Proses Penyusunan Teks Proklamasi

Cerita Perang Kemerdekaan Indonesia

https://www.gramedia.com/products/kita-terkadang-ya-begitulah?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.