Pendidikan

Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka: Pengertian, Jenis, dan Contoh Penerapannya

Written by Shaza Zahra

model pembelajaran kurikulum merdeka – Kurikulum Merdeka adalah pendekatan pendidikan terbaru di Indonesia yang menekankan kebebasan belajar, fleksibilitas guru, serta pembelajaran berbasis kompetensi. Dalam konteks ini, model pembelajaran Kurikulum Merdeka merujuk pada metode atau strategi belajar yang berpusat pada siswa, sesuai kebutuhan, minat, dan potensi mereka.

Jika dalam kurikulum sebelumnya pembelajaran lebih terikat pada silabus baku, maka Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi guru untuk berinovasi. Murid pun tidak hanya dituntut untuk menghafal, melainkan diajak berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan kontekstual.

Singkatnya, model pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka adalah cara belajar yang lebih hidup, relevan, dan menumbuhkan karakter.

Setelah memahami apa itu model pembelajaran Kurikulum Merdeka, penting juga melihat bagaimana strategi pembelajaran Kurikulum Merdeka bisa membantu siswa berkembang sesuai kebutuhan dan minat mereka. Mari kita bahas mengapa model pembelajaran ini begitu penting diterapkan di sekolah.

Mengapa Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka Itu Penting?

Model pembelajaran ini penting karena:

  • Membantu murid belajar sesuai kemampuan dan minat.
  • Meningkatkan keterampilan abad 21: berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas.
  • Membiasakan pembelajaran berbasis pengalaman nyata.
  • Memperkuat Profil Pelajar Pancasila yang menjadi roh dari Kurikulum Merdeka.

Dengan kata lain, penerapan model pembelajaran yang tepat bisa membuat proses belajar tidak lagi membosankan, melainkan bermakna.

Supaya tujuan itu tercapai, guru perlu memilih metode pembelajaran Merdeka Belajar yang paling sesuai dengan konteks kelas. Ada beberapa pendekatan populer yang bisa diterapkan, mulai dari berbasis proyek hingga diferensiasi.

Lalu, model apa saja yang bisa digunakan guru dalam Kurikulum Merdeka? Mari kita ulas jenis-jenisnya satu per satu.

Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Ada beberapa model pembelajaran yang populer dan direkomendasikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Setiap model punya ciri khas, keunggulan, dan tantangannya sendiri. Mari kita bahas satu per satu.

Salah satu yang paling sering dipakai adalah Project Based Learning Kurikulum Merdeka, karena model ini sangat cocok mendukung contoh penerapan P5 di sekolah.

1. Project-Based Learning (PjBL)

Apa itu Project-Based Learning?
Project-Based Learning adalah model pembelajaran berbasis proyek. Murid belajar dengan cara membuat karya nyata yang relevan dengan kehidupan mereka.

Kelebihan:

  • Melatih kerja tim dan komunikasi.
  • Menghubungkan teori dengan praktik.
  • Cocok untuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Contoh Penerapan:
Murid kelas 5 SD membuat proyek “Kampanye Hemat Air” dengan meneliti kebiasaan di rumah dan membuat poster edukasi untuk warga sekolah.

Setelah proyek nyata, ada pula model pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah.

2. Problem-Based Learning (PBL)

Apa itu Problem-Based Learning?
Problem-Based Learning adalah model pembelajaran yang menempatkan murid untuk memecahkan masalah nyata.

Kelebihan:

  • Mengasah kemampuan berpikir kritis.
  • Mendorong kolaborasi antar siswa.
  • Relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Contoh Penerapan:
Siswa SMP mencari solusi pengelolaan sampah organik di kantin sekolah.

Jika PBL fokus pada masalah, maka Discovery Learning menekankan proses menemukan konsep baru melalui eksplorasi.

3. Discovery Learning

Apa itu Discovery Learning?
Discovery Learning adalah model belajar di mana siswa diajak menemukan konsep atau prinsip baru melalui eksplorasi dan pengalaman langsung.

Kelebihan:

  • Membuat murid lebih mandiri.
  • Merangsang rasa ingin tahu.
  • Cocok untuk mata pelajaran sains.

Contoh Penerapan:
Murid melakukan percobaan sederhana tentang cahaya dan bayangan, lalu menyimpulkan konsep refleksi cahaya.

Sejalan dengan itu, ada juga model Inquiry Learning yang mendorong siswa belajar lewat pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.

4. Inquiry Learning

Apa itu Inquiry Learning?
Inquiry Learning berfokus pada pertanyaan yang diajukan murid. Guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu murid mencari jawaban.

Kelebihan:

  • Membiasakan siswa untuk meneliti.
  • Meningkatkan keterampilan analisis data.
  • Membentuk pola pikir ilmiah.

Contoh Penerapan:
Siswa SMA meneliti kebiasaan membaca teman-temannya, mengumpulkan data, lalu menyusun laporan mini penelitian.

Selain model berbasis riset, ada juga model yang memadukan pembelajaran tatap muka dengan teknologi digital, yaitu Blended Learning.

5. Blended Learning

Apa itu Blended Learning?
Blended Learning adalah gabungan antara tatap muka langsung dan pembelajaran digital.

Kelebihan:

  • Fleksibel, bisa belajar kapan saja.
  • Mengintegrasikan teknologi dalam kelas.
  • Memberikan pengalaman belajar variatif.

Contoh Penerapan:
Guru memberikan materi melalui platform daring, kemudian mendiskusikannya di kelas secara langsung.

Terakhir, ada model khas Kurikulum Merdeka yang sangat menekankan keberagaman siswa, yaitu Pembelajaran Berdiferensiasi.

6. Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Learning)

Selain model berbasis proyek atau masalah, ada juga pembelajaran berdiferensiasi Kurikulum Merdeka yang dirancang untuk menghargai keragaman minat dan kemampuan siswa dalam satu kelas.

Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi?
Ini adalah model pembelajaran khas Kurikulum Merdeka, di mana guru menyesuaikan konten, proses, dan produk belajar sesuai kesiapan, minat, dan profil siswa.

Kelebihan:

  • Menghargai keragaman murid.
  • Memberi ruang personalisasi.
  • Membantu siswa mencapai potensi optimal.

Contoh Penerapan:
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, murid bisa memilih cara mengekspresikan pemahaman: membuat puisi, menulis esai, atau membuat komik singkat.

Agar lebih mudah memahami perbedaannya, mari kita lihat tabel perbandingan berikut.

Tabel Perbandingan Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Model Pembelajaran Ciri Utama Kelebihan Contoh Penerapan
Project-Based Learning (PjBL) Belajar melalui proyek nyata Meningkatkan kerja tim & kreativitas Proyek kampanye hemat energi
Problem-Based Learning (PBL) Memecahkan masalah kontekstual Melatih berpikir kritis Solusi sampah sekolah
Discovery Learning Menemukan konsep lewat eksplorasi Membentuk kemandirian belajar Percobaan IPA sederhana
Inquiry Learning Berangkat dari pertanyaan siswa Membiasakan penelitian Survei kebiasaan membaca
Blended Learning Gabungan online & offline Fleksibel, adaptif Materi daring + diskusi tatap muka
Differentiated Learning Disesuaikan minat & kebutuhan siswa Personal, inklusif Pilihan tugas variatif

Dari tabel di atas, terlihat bahwa setiap strategi pembelajaran Kurikulum Merdeka punya kekuatan dan tantangannya sendiri. Guru bisa mengombinasikan beberapa model sekaligus agar pembelajaran lebih relevan dan kontekstual.

Nah, setelah memahami perbedaan tiap model, penting juga untuk melihat tantangan yang mungkin muncul dalam penerapannya.

Tantangan dalam Penerapan Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Meskipun penuh manfaat, penerapannya tidak lepas dari tantangan:

  • Kesiapan guru dalam beradaptasi.
  • Keterbatasan fasilitas, terutama teknologi.
  • Perbedaan kemampuan siswa dalam satu kelas.
  • Kebutuhan waktu yang lebih banyak untuk merancang pembelajaran.

Namun, tantangan ini dapat diatasi dengan pelatihan guru, kolaborasi antar sekolah, serta pemanfaatan sumber daya belajar yang ada.

Untuk memperdalam pemahaman dan mendapat inspirasi, ada beberapa buku yang bisa menjadi rujukan.

Rekomendasi Buku untuk Guru dan Siswa

Untuk memperkaya pemahaman, berikut beberapa buku yang bisa Grameds baca (tersedia di Gramedia.com):

 

1. A-Z Merdeka Belajar + Kurikulum Merdeka

A-Z Merdeka Belajar + Kurikulum Merdeka

Buku A-Z Merdeka Belajar + Kurikulum Merdeka menghadirkan panduan lengkap untuk memahami konsep Merdeka Belajar dari hulu ke hilir. Ditulis dengan bahasa yang lugas, buku ini membahas tuntas bagaimana Merdeka Belajar memberi ruang kebebasan berpikir bagi guru dan murid, tanpa terikat sekadar angka atau nilai.

Dari penjelasan tentang Kurikulum Merdeka, strategi pembelajaran, hingga penerapannya di kelas, buku ini membantu pendidik, siswa, dan pemerhati pendidikan memahami esensi Merdeka Belajar yang sejati: menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, bermakna, dan menyiapkan generasi cerdas menuju Indonesia Emas 2045.

Ringkas, praktis, dan penuh wawasan, buku ini wajib dibaca siapa pun yang ingin memahami arah baru pendidikan Indonesia.

2. Kurikulum Merdeka dan Paradigma Pembelajaran Baru

Kurikulum Merdeka dan Paradigma Pembelajaran Baru

Buku Kurikulum Merdeka dan Paradigma Pembelajaran Baru mengupas tuntas arah baru pendidikan Indonesia yang lebih fleksibel, relevan, dan berpusat pada murid. Dengan bahasa yang jelas, buku ini menjelaskan bagaimana kurikulum paradigma baru memberi ruang bagi guru untuk fokus pada materi esensial sekaligus menumbuhkan karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.

Mulai dari pembelajaran intrakurikuler yang terdiferensiasi, kokurikuler yang interdisipliner, hingga ekstrakurikuler berbasis minat, buku ini menyajikan panduan praktis bagi pendidik untuk menerapkan Kurikulum Merdeka secara nyata di kelas maupun di luar kelas.

Ringkas, inspiratif, dan aplikatif, buku ini layak dibaca guru, mahasiswa pendidikan, maupun siapa pun yang ingin memahami perubahan besar dalam dunia pendidikan Indonesia.

3. Kurikulum Merdeka di Paud

Kurikulum Merdeka di Paud

Buku Kurikulum Merdeka di PAUD hadir sebagai panduan lengkap bagi pendidik anak usia dini untuk memahami konsep, kebijakan, hingga praktik nyata penerapan Kurikulum Merdeka. Disusun dalam enam bab, buku ini membahas mulai dari dasar kurikulum PAUD, pengembangan, implementasi pembelajaran, hingga peran penting P5 dan kepemimpinan kepala PAUD.

Dengan landasan hasil kajian di salah satu pilot project PAUD, buku ini tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif. Sangat tepat dibaca oleh mahasiswa, dosen, kepala PAUD, maupun praktisi pendidikan anak usia dini yang ingin sukses mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sejak usia emas anak.

4. Implementasi Kurikulum Merdeka

Implementasi Kurikulum Merdeka

Buku Implementasi Kurikulum Merdeka hadir sebagai panduan praktis untuk memahami sekaligus menerapkan kurikulum terbaru di sekolah. Isinya membahas paradigma baru, strategi, perencanaan, hingga contoh kurikulum operasional yang bisa langsung digunakan guru dan kepala sekolah. Dengan pendekatan aplikatif dan relevan dengan era digital, buku ini membantu pendidik melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dan menciptakan iklim belajar yang mendukung. Cocok bagi siapa pun yang ingin sukses menjalankan Kurikulum Merdeka dan menyiapkan generasi menuju Indonesia Emas 2045.

5. Merayakan Asesmen Merdeka Belajar

MERAYAKAN ASESMEN MERDEKA BELAJAR

Merayakan Asesmen Merdeka Belajar menghadirkan cara pandang baru tentang penilaian yang lebih manusiawi dan berpihak pada murid. Lewat praktik nyata guru, mulai dari asesmen diagnostik, formatif, sumatif, hingga pameran karya, pembaca diajak melihat bagaimana asesmen bisa jadi sarana refleksi, bukan momok. Kisah sukses dan kegagalan guru yang jujur dituturkan menjadikan buku ini bukan sekadar teori, melainkan inspirasi nyata untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna.

About the author

Shaza Zahra

Gramedia Literasi