in

(REVIEW FILM) Star Wars: The Rise of Skywalker dan Pelajaran di Dalamnya

Sumber foto header: StarWars.com

Sudah ke bioskop dan menyaksikan episode teranyar Star Wars? Mulai Rabu, 18 Desember 2019 lalu, film Star Wars: The Rise of Skywalker mulai tayang di Indonesia.

Film yang juga disebut sebagai Star Wars Episode IX ini masih bercerita tentang para Resistance yang dipimpin oleh Leia Organa (Carrie Fisher) dibantu oleh Rey (Daisy Ridley), Finn (John Boyega), Poe Dameron (Oscar Isaac) serta anggota Resistance lain melawan the dark side alias para Sith.

Di episode sebelumnya sisi gelap di film ini terpusat pada tokoh Kylo Ren, yang merupakan putra dari Leia Organa dan Han Solo, serta cucu dari Darth Vader. Namun di film kali ini ternyata selain Kylo Ren, hadir kembali Sith legendaris yang sudah ada sejak episode awal Star Wars, yaitu Palpatine.

Palpatine berencana menyerang seluruh galaksi dan ia memerintahkan Kylo Ren yang berada di pihaknya, untuk membunuh Rey. Sementara itu, di lain pihak, Leia dan juga para pendukungnya berusaha menyusun rencana untuk menggagalkan niat Palpatine.

Sayangnya di luar konflik itu, hadir juga konflik personal antara Kylo Ren dan Rey. Keduanya terhubung dalam Force, dan membuat mereka terikat satu sama lain.

Kylo Ren yang mengetahui masa lalu Rey, berusaha menariknya ke sisi gelap. Namun, di sisi lain, Leia dengan kegigihannya tetap meyakinkan Rey jika ia ditakdirkan memiliki Force di jalan kebaikan sebagai Jedi.

Lika-liku cerita dalam film ini sarat akan pesan. Meskipun cerita ini berawal dari fantasi rekaan George Lucas, namun ceritanya terasa dekat dengan kehidupan saat ini. Hal yang bisa dijadikan motivasi dan pembelajaran dalam film ini antara lain:

Percaya pada diri sendiri

Di film ini, Rey digambarkan tidak yakin dengan kemampuannya mengemban tugas untuk membantu tim Resistance. Namun ia terus berusaha untuk mencari kekuatan dalam dirinya sendiri meski terasa sulit di awal. Iya pun akhirnya menemukan kepercayaan diri untuk melawan mereka yang berada di sisi gelap.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Optimis pada keadaan

Di film kali ini, Resistance berada dalam kondisi yang kurang beruntung, karena kurang jumlah pasukan dibandingkan dengan sisi yang dipimpin Palpatine.

Meski begitu, Leia Organa sebagai pemimpin tetap menanamkan rasa optimis, jika Resistance mampu memenangkan perang tersebut. Iya yakin bahwa niat baik pasti akan memiliki jalannya sendiri untuk mengalahkan kejahatan.

Belajar untuk gotong royong

Melanjutkan kisah kekurangan personel, di film kali ini, Rey, Poe dan Finn saling bahu-membahu menyusun rencana untuk menghentikan niat jahat Palpatine.

Meski sadar kalah dalam jumlah, tapi mereka tak gentar, karena mereka bekerja sama dan mereka punya kekuatan bergotong royong dalam menghadapi masalah.

Kira-kira kebersamaan mereka bisa diibaratkan pepatah Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.


Baca juga: 8 Film Adaptasi Buku Internasional Akan Tayang di 2020


Bagi kamu pecinta Star Wars, masih banyak hal lain yang juga bisa kamu pelajari dari seri ini. Bahkan banyak hal menarik lainnya terkait terbentuknya “dunia” antara Jedi dan Sith ini.

Jika kamu penasaran dan masih ingin belajar banyak dari Star Wars, kebetulan Gramedia Digital memiliki referensi buku berjudul The World According to Star Wars karya Cass R. Sunstein.

Melalui buku itu kamu jadi lebih banyak pelajaran di balik mendunianya kisah Star Wars. Karena ternyata, ceritanya relate dan membuat kita jadi mempelajari sejarah, ekonomi serta kebudayaan juga.

Ingin tahu lebih lanjut tentang buku yang mengupas Star Wars ini? Langsung klik gambar di bawah ini.

Belajar
Beli e-book The World According to Star Wars di sini

 

 

 


 

Written by Nanda Hadiyanti