in

Mengenal Penulis Roxane Gay si Bad Feminist

sumber foto header: npr.org

Kamu mungkin sudah cukup familiar dengan nama Roxane Gay. Salah satu bukunya, Bad Feminist, menjadi New York Times best-seller pada tahun 2014.

Terbit pada tahun yang sama dengan karyanya yang lain, An Untamed State, Time Magazine pun berkata, “Tahun ini adalah tahunnya Roxane Gay.”

Ulasan Time Magazine juga memuji gaya penulisan Roxane yang sederhana dan apa adanya, tetapi tidak dingin atau steril.

Walaupun ia mengonfrontasi isu yang cukup kompleks mengenai identitas dan privilege, tetapi gaya bahasanya mudah dimengerti dan kaya wawasan.

Roxane Gay sendiri adalah seorang penulis, profesor, dan editor asal Amerika Serikat. Ia lahir di Omaha, Nebraska, dan keluarganya adalah keturunan Haiti.

Selain aktif menulis buku, ia juga menjadi dosen di Universitas Yale, founder dari penerbit bernama Tiny Hardcore Press, dan menjadi penulis opini pada The New York Times.

Setelah Bad Feminist, ia dikabarkan akan menjadi salah satu penulis dari komik Marvel berjudul World of Wakanda, yang adalah spin-off dari Black Panther—membuatnya menjadi penulis perempuan berkulit hitam pertama untuk Marvel.

Seri pertamanya, Black Panther: World of Wakanda #1, menceritakan latar belakang dari perempuan-perempuan di Wakanda.

Cek di Balik Pena : Baby Chaesara

The A. V. Club memuji jalan cerita di buku yang terasa lebih intim dan kuat daripada komik-komik Black Panther sebelumnya.

Namun, sayangnya, komik tersebut dikabarkan batal untuk dilanjutkan. Kabar ini dikaitkan dengan pernyataan dari vice president Marvel, David Gabriel, yang menyatakan bahwa konsumen Marvel tak perlu lebih banyak keberagaman dan tak butuh banyak karakter perempuan.


View this post on Instagram

 

A post shared by Roxane Gay (@roxanegay74) on

Roxane Gay menerbitkan buku Difficult Women pada 2017, yang berisi kumpulan cerita pendek perempuan-perempuan yang hidup di spektrum society yang berbeda dari orang-orang pada umumnya.

Setiap karakter di dalam cerita mengikuti pengalaman mereka yang penuh trauma, atau yang membuat mereka berbeda dari norma-norma masyarakat. Buku ini mendapatkan review yang baik dari media-media besar, seperti The Washington Post dan USA Today.

Roxane juga menulis Hunger, sebuah memoar yang menceritakan pengalamannya berkaitan dengan berat badan, body image, dan bagaimana kekerasan seksual yang pernah dialaminya saat kecil mempengaruhinya.

hunger_gramedia digital
Beli Hunger karya Roxane Gay di sini

 

 

 

 

 
 

Walaupun buku ini berupaya mengkritik perilaku body shaming dan fat phobia, tetapi Roxane tetap mengalami perilaku yang tidak mengenakkan ketika diwawancara oleh sebuah media mengenai buku ini.

Roxane pun menyatakan pada The New York Times bagaimana hal tersebut adalah salah satu bukti dari fat phobia, dan bagaimana orang-orang bisa abai menghormati dan menghargai orang dengan berat badan yang tidak sesuai dengan standar masyarakat.

Roxane juga menjadi editor dari kumpulan esai berjudul Not That Bad: Dispatches from Rape Culture yang ditulis olehnya dan 30 penulis lainnya, termasuk aktris Ally Sheedy dan Gabrielle Union.

The Guardian pernah menuliskan sebuah percakapan yang terjadi antara Roxane Gay dan Hannah Gadsby, seorang stand-up comedian yang terkenal dengan show-nya yang berjudul Nanette.

Di Nanette, Hannah menceritakan pengalaman traumatiknya mendapatkan kekerasan karena identitas seksualnya. Roxane pernah memuji Nanette di Twitter, menilainya telah membuatnya memikirkan ulang tentang humor dan amarah.


View this post on Instagram

 

A post shared by Roxane Gay (@roxanegay74) on

Sebagai pembuat konten, perempuan, dan punya tubuh yang “tidak biasa”, mereka berdua saling berbagi pengalaman personal mereka.

Roxane dan Hannah berbicara tentang film, diskriminasi tubuh yang pernah mereka alami, dan kesulitan dalam menceritakan pengalaman traumatik lewat buku dan stand-up.

Hannah: “Menulis tentang trauma membuatmu mengingat kembali kejadian itu. Setiap kamu membicarakannya, ia akan muncul. Setiap malam di panggung, kejadian tersebut akan…”

Roxane: “…hadir di sampingmu.”

Roxane Gay akan menerbitkan buku selanjutnya yang berjudul How to Be Heard. Awalnya, buku tersebut direncanakan untuk terbit pada 2018 di bawah penerbit TED Books.

Sayangnya, ia menarik buku itu dari sang penerbit setelah mengetahui terdapat penulis alt-right yang bukunya juga hendak dipublikasikan di sana.

Ia juga masuk ke dalam daftar In The Company of Women: Inspiration and Advice from 100 Makers, Artists, and Entrepreneurs pada 2016.

bad feminist_Gramedia digital
Beli Bad Feminist karya Roxane Gay

 

 

 

 


Penasaran dengan buku-buku karya Roxane Gay? Baca Hunger dan Bad Feminist di Gramedia Digital.


 



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.