bunga tunggal dan bunga majemuk – Grameds, sudah saatnya kita memahami untuk mengelola keuangan dan memahami perbedaan antara bunga tunggal dan bunga majemuk bisa bantu kamu bikin keputusan finansial yang lebih cerdas.
Jangan sampai kamu rugi hanya karena nggak tahu cara kerja bunga di balik produk keuangan yang kamu pakai. Nah, lewat artikel ini, kita bakal bahas dua jenis bunga tersebut secara simpel tapi tetap tajam. Yuk, mulai pelajari bareng-bareng!
Table of Contents
Pengertian Bunga

Grameds, kalau kamu pernah menabung di bank, mengambil pinjaman, atau investasi, pasti pernah dengar istilah “bunga.” Dalam dunia keuangan, bunga itu ibarat “biaya sewa” atas uang. Jadi, kalau kamu meminjam uang dari bank, kamu harus bayar lebih dari jumlah yang kamu pinjam, selisihnya itulah yang disebut bunga.
Sebaliknya, kalau kamu menaruh uang di tabungan atau deposito, bank yang bakal bayar kamu bunga karena mereka memakai uangmu untuk diputar. Intinya, bunga adalah nilai tambah yang muncul karena uang disimpan atau dipinjam dalam jangka waktu tertentu. Besarnya bunga ini dipengaruhi oleh persentase yang disepakati dan lamanya waktu uang tersebut digunakan.
Dalam dunia keuangan, bunga punya peran penting baik dalam pinjaman maupun investasi. Saat kamu mengambil pinjaman, bunga berfungsi sebagai “harga” atas uang yang kamu pinjam, itulah keuntungan yang didapat oleh pemberi pinjaman, seperti bank atau lembaga keuangan.
Semakin lama jangka waktu pinjaman dan semakin besar bunganya, maka makin banyak pula total uang yang harus kamu kembalikan. Bunga jadi salah satu faktor utama yang menentukan bagaimana nilai uang bisa bertumbuh seiring waktu karena ia menciptakan efek pertambahan dari waktu ke waktu.
Uang yang dibiarkan mengendap tanpa mendapatkan bunga nilainya akan tetap, bahkan bisa menyusut karena inflasi. Tapi kalau uang itu disimpan atau diinvestasikan di tempat yang menghasilkan bunga, nilainya akan terus bertambah, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Apalagi kalau bunganya bersifat majemuk, di mana bunga dari periode sebelumnya ikut dihitung untuk periode selanjutnya, maka pertumbuhannya bisa makin cepat. Inilah kenapa memahami cara kerja bunga itu penting, karena dengan bunga, uang kita bekerja dan berkembang sendiri seiring waktu, bukan hanya sekadar diam di tempat.
Sebaliknya, dalam investasi, bunga menjadi imbal hasil atau keuntungan yang kamu peroleh dari dana yang kamu tanam. Misalnya, saat kamu menaruh uang di deposito atau obligasi, kamu akan mendapat bunga sebagai bentuk apresiasi karena sudah mempercayakan uangmu untuk dikelola.
Jadi, bunga dalam pinjaman adalah beban biaya, sementara dalam investasi justru jadi sumber pendapatan. Memahami perbedaan ini penting agar Grameds bisa mengelola keuangan secara strategis dan tahu kapan bunga menjadi peluang, dan kapan justru menjadi risiko.
Definisi Bunga Tunggal

Bunga tunggal adalah jenis bunga yang dihitung hanya berdasarkan jumlah pokok atau modal awal selama jangka waktu tertentu.
Artinya, besar bunganya tetap dari awal sampai akhir periode, karena tidak ada tambahan bunga dari bunga sebelumnya.
Bunga ini biasanya digunakan dalam produk keuangan jangka pendek seperti kredit mikro, pinjaman koperasi, atau tabungan sederhana.
Rumus yang digunakan untuk menghitung bunga tunggal adalah:
I = P × r × t
Keterangan:
I = jumlah bunga
P = pokok atau modal awal
r = suku bunga per tahun (dalam desimal, misalnya 10% ditulis 0,10)
t = waktu (dalam tahun)
Sebagai contoh, bayangkan Grameds meminjam uang sebesar Rp1.000.000 dengan bunga tunggal 10% per tahun selama 2 tahun. Maka, besar bunga yang harus dibayar adalah:
I = 1.000.000 × 0,10 × 2 = Rp200.000
Jadi, total uang yang harus dikembalikan setelah 2 tahun adalah Rp1.200.000. Bunga tunggal cocok untuk kamu yang ingin tahu persis berapa jumlah yang harus dibayar, karena hitungannya tetap dan tidak berubah-ubah.
Contoh Kasus Bunga Tunggal
Berikut ini contoh kasus sederhana simulasi bunga tunggal, supaya kamu bisa lebih mudah memahami bagaimana sistem ini bekerja dalam praktik, baik untuk pinjaman maupun tabungan:
Simulasi Bunga Tunggal: Kasus Pinjaman
Kasus:
Grameds meminjam uang sebesar Rp2.000.000 dari koperasi, dengan suku bunga tunggal 12% per tahun, dan jangka waktu 1,5 tahun (18 bulan).
Rumus bunga tunggal:
I = P × r × t
Perhitungan:
P = Rp2.000.000
r = 12% atau 0,12
t = 1,5 tahun
I = 2.000.000 × 0,12 × 1,5 = Rp360.000
Total yang harus dikembalikan:
= Pokok + Bunga = Rp2.000.000 + Rp360.000 = Rp2.360.000
Simulasi Bunga Tunggal: Kasus Tabungan
Kasus:
Grameds menabung Rp5.000.000 di produk simpanan dengan bunga tunggal 6% per tahun, dan berencana menyimpan uang tersebut selama 2 tahun tanpa diambil.
Rumus bunga tunggal:
I = P × r × t
Perhitungan:
P = Rp5.000.000
r = 6% atau 0,06
t = 2 tahun
I = 5.000.000 × 0,06 × 2 = Rp600.000
Total uang setelah 2 tahun:
= Pokok + Bunga = Rp5.000.000 + Rp600.000 = Rp5.600.000
Kesimpulan Singkat
Dari simulasi di atas, terlihat bahwa bunga tunggal memberi hasil yang tetap dan mudah diprediksi. Cocok untuk kamu yang menginginkan kepastian dalam pengembalian pinjaman atau hasil tabungan tanpa banyak variabel tambahan.
Kelebihan Bunga Tunggal
Bunga tunggal memiliki beberapa kelebihan karena kemudahan dalam perhitungannya. Berikut adalah beberapa kelebihan dan manfaat tergantung situasi dan kebutuhan keuanganmu:
Perhitungan Lebih Mudah dan Sederhana
Salah satu keunggulan utama bunga tunggal adalah cara hitungnya yang sangat mudah. Kamu hanya perlu tahu jumlah pokok, suku bunga, dan lama waktu pinjaman atau simpanan. Tidak ada perhitungan berulang atau bunga atas bunga, sehingga hasilnya bisa langsung diprediksi. Hal ini sangat membantu bagi Grameds yang baru belajar keuangan atau yang ingin menghitung estimasi secara cepat tanpa kalkulator rumit.
Nilai Bunga Tetap Selama Periode Tertentu
Dengan bunga tunggal, besarnya bunga tidak berubah dari awal sampai akhir periode. Ini artinya, berapa pun lama pinjaman atau tabungan, bunganya akan tetap dihitung dari nilai pokok awal saja. Tidak akan ada kejutan atau kenaikan mendadak di tengah jalan. Untuk peminjam, ini memberikan rasa aman karena cicilan bisa direncanakan dengan lebih tenang.
Cocok untuk Pinjaman Jangka Pendek
Bunga tunggal lebih efisien digunakan dalam jangka waktu pendek (kurang dari 2 tahun), karena bunganya tidak membengkak. Jika kamu hanya butuh pinjaman untuk kebutuhan cepat seperti modal usaha kecil, biaya pendidikan, atau perbaikan rumah, sistem bunga tunggal jauh lebih ringan dan masuk akal dibanding bunga majemuk.
Transparan dan Tidak Menyesatkan
Kelebihan lainnya adalah tingkat transparansi yang tinggi. Kamu bisa melihat secara langsung berapa total bunga yang akan dibayar tanpa perlu mempertimbangkan akumulasi atau efek bunga bergulung. Ini sangat penting agar kamu tidak merasa “terjebak” seperti halnya dalam beberapa produk keuangan berbunga majemuk yang terlihat ringan di awal tapi mahal di akhir.
Membantu Manajemen Keuangan Pribadi
Karena besaran cicilan atau hasil bunga sudah bisa diprediksi sejak awal, bunga tunggal sangat membantu kamu dalam merencanakan anggaran keuangan secara stabil. Tidak ada komponen bunga yang fluktuatif, jadi lebih mudah disesuaikan dengan pemasukan bulanan, apalagi untuk pelajar, mahasiswa, atau pekerja dengan pendapatan tetap.
Kekurangan Bunga Tunggal
Meski bunga tunggal punya banyak kelebihan karena sifatnya yang sederhana dan transparan, bukan berarti jenis bunga ini tanpa kekurangan. Dalam kondisi tertentu, justru bunga ini bisa kurang menguntungkan, terutama kalau dibandingkan dengan bunga majemuk. Nah, berikut ini beberapa kekurangan bunga tunggal beserta penjelasan di tiap poinnya:
Tidak Menguntungkan untuk Investasi Jangka Panjang
Dalam konteks investasi, bunga tunggal bisa dibilang kurang optimal karena bunga yang kamu terima selalu dihitung dari pokok awal, bukan dari total akumulasi saldo. Akibatnya, pertumbuhan nilai uang jadi lambat. Berbeda dengan bunga majemuk yang terus “beranak” dari bunga sebelumnya, bunga tunggal tidak memiliki efek pengganda. Jadi, buat Grameds yang ingin melihat uang berkembang pesat dalam jangka panjang, bunga tunggal kurang memberikan hasil maksimal.
Nilai Waktu Uang Kurang Maksimal
Konsep time value of money (nilai uang dari waktu ke waktu) kurang bekerja efektif dalam sistem bunga tunggal. Meski uang bertambah, laju pertumbuhannya tetap dan tidak memperhitungkan potensi keuntungan dari bunga yang bisa diputar kembali. Akibatnya, nilai akhir uang sering kali kalah oleh inflasi kalau disimpan terlalu lama dalam sistem bunga tunggal.
Tidak Mencerminkan Realitas Produk Keuangan Modern
Sebagian besar produk keuangan saat ini, seperti deposito, reksa dana, atau kredit bank; sudah menggunakan sistem bunga majemuk. Artinya, bunga tunggal jarang ditemukan dalam dunia keuangan modern, kecuali di produk-produk sederhana seperti pinjaman koperasi atau tabungan non-bank. Jika kamu terbiasa hanya memahami bunga tunggal, bisa jadi kamu kurang siap menghadapi produk keuangan yang lebih kompleks dan berbunga majemuk.
Kurang Fleksibel untuk Perhitungan Berkala
Bunga tunggal biasanya digunakan untuk perhitungan tahunan atau bulanan dalam sistem yang kaku. Kalau kamu ingin simulasi perhitungan dengan perubahan jangka waktu atau pengambilan sebagian dana, sistem bunga tunggal jadi kurang fleksibel dan butuh penyesuaian manual. Ini bisa membingungkan jika kamu ingin tahu simulasi dalam waktu yang lebih pendek atau tidak tetap.
Bisa Tampak Ringan, Tapi Total Bayar Tetap Besar
Meski terlihat simpel, pada kasus pinjaman, bunga tunggal tetap membuat kamu membayar bunga berdasarkan jumlah pinjaman penuh selama periode tertentu, tanpa mengurangi pokok. Artinya, kalau kamu mencicil pokok, bunga tetap dihitung dari jumlah awal. Ini bisa terasa tidak adil dibanding bunga menurun atau majemuk, di mana bunga bisa ikut berkurang saat pokok berkurang.
Jadi, Grameds, walaupun bunga tunggal cocok untuk beberapa situasi seperti pinjaman jangka pendek, kamu tetap harus paham kekurangannya agar tidak salah pilih produk keuangan. Apalagi kalau kamu punya rencana investasi jangka panjang—bunga majemuk bisa jadi pilihan yang jauh lebih menguntungkan.
Pengertian Bunga Majemuk

Bunga majemuk adalah bunga yang dihitung berdasarkan pokok awal ditambah bunga yang sudah dihasilkan sebelumnya. Dengan kata lain, bunga ini “beranak” dari waktu ke waktu, karena bunga yang didapat di tiap periode akan ditambahkan ke modal (pokok), dan menjadi dasar perhitungan bunga selanjutnya. Proses ini sering disebut dengan istilah “bunga berbunga” atau compound interest.
Berbeda dengan bunga tunggal yang tetap sepanjang waktu, bunga majemuk akan terus bertambah seiring bertambahnya periode. Karena itulah, bunga majemuk sangat disukai dalam investasi jangka panjang—karena efeknya bisa sangat besar meski dimulai dari jumlah kecil.
Rumus Bunga Majemuk:
A = P × (1 + r)?
Keterangan:
A = jumlah akhir (pokok + seluruh bunga)
P = pokok awal
r = suku bunga per periode (dalam desimal, misalnya 10% jadi 0,10)
n = jumlah periode (tahun, bulan, dll.)
Contoh Sederhana:
Grameds menabung Rp1.000.000 di sebuah produk investasi berbunga majemuk 10% per tahun, selama 3 tahun.
A = 1.000.000 × (1 + 0,10)³ = 1.000.000 × 1,331 = Rp1.331.000
Jadi, uangmu tumbuh jadi Rp1.331.000, tanpa harus menambah apa pun—karena bunga tahun pertama ikut dihitung lagi di tahun kedua dan ketiga.
Karena semakin lama uang dibiarkan “bekerja” dalam sistem bunga majemuk, semakin besar hasilnya. Inilah kenapa banyak ahli keuangan menyarankan mulai investasi sejak dini. Efek jangka panjangnya luar biasa, bahkan Albert Einstein pernah disebut-sebut menganggap bunga majemuk sebagai “keajaiban dunia ke-8”.
Jadi, bunga majemuk cocok banget buat Grameds yang ingin investasi jangka panjang, seperti dana pensiun, deposito, atau produk keuangan lainnya. Kuncinya ada di waktu dan konsistensi. Semakin lama uang disimpan, semakin besar keuntungannya.
Contoh Kasus Bunga Majemuk
Supaya makin paham cara kerja bunga majemuk, berikut ini adalah simulasi sederhana yang akan memperlihatkan bagaimana uangmu bisa tumbuh secara signifikan berkat efek bunga berbunga.
Simulasi Bunga Majemuk: Investasi Selama 5 Tahun
Kasus:
Grameds menabung sebesar Rp2.000.000 di produk investasi dengan bunga majemuk 8% per tahun, dan membiarkannya selama 5 tahun tanpa ditambah atau diambil.
Rumus bunga majemuk:
A = P × (1 + r)?
Keterangan:
A = total akhir
P = Rp2.000.000
r = 8% = 0,08
n = 5 tahun
Perhitungan:
A = 2.000.000 × (1 + 0,08)?
= 2.000.000 × (1,4693)
= Rp2.938.600
Penjelasan:
Tahun ke-1: Rp2.000.000 × 1,08 = Rp2.160.000
Tahun ke-2: Rp2.160.000 × 1,08 = Rp2.332.800
Tahun ke-3: Rp2.332.800 × 1,08 = Rp2.519.424
Tahun ke-4: Rp2.519.424 × 1,08 = Rp2.720.977
Tahun ke-5: Rp2.720.977 × 1,08 = Rp2.938.600
Total Keuntungan Bunga:
Rp2.938.600 – Rp2.000.000 = Rp938.600
Dari contoh ini, Grameds bisa lihat bahwa dengan sistem bunga majemuk, bunga di setiap tahun ikut menghasilkan bunga baru di tahun berikutnya. Walau pokoknya tidak ditambah, nilainya tetap bertumbuh secara eksponensial. Inilah kenapa bunga majemuk sangat efektif untuk tabungan jangka panjang atau rencana masa depan seperti dana pensiun, pendidikan, atau saat hendak pergi liburan.
Kelebihan dan Kekurangan Bunga Majemuk

Meskipun terlihat menguntungkan dalam berinvestasi, bunga majemuk juga memiliki beberapa kekurangan. Mari kita telaah apa saja kelebihan dan kekurangan agar kamu bisa bijak dalam mengatur keuangan.
Kelebihan Bunga Majemuk
1. Pertumbuhan Uang Lebih Cepat
Karena bunga dihitung dari pokok dan akumulasi bunga sebelumnya, uang tumbuh secara eksponensial. Semakin lama dibiarkan, semakin besar hasilnya. Ini sangat menguntungkan untuk investasi jangka panjang seperti deposito, obligasi, atau reksa dana pendapatan tetap.
2. Cocok untuk Investasi Jangka Panjang
Efek bunga berbunga sangat terasa saat uang disimpan dalam waktu lama. Jadi, makin awal Grameds mulai, makin besar potensi keuntungannya di masa depan—meskipun dimulai dari nominal kecil.
3. Bisa Diatur Berkala (Harian, Bulanan, Tahunan)
Bunga majemuk bisa dihitung berdasarkan periode tertentu—harian, bulanan, hingga tahunan—sehingga kamu bisa memilih sistem yang paling cocok dengan tujuan finansialmu. Semakin pendek periode penggandaannya, semakin cepat pertumbuhan modalnya.
4. Digunakan dalam Banyak Produk Keuangan Modern
Sebagian besar produk investasi dan simpanan di bank atau pasar modal sudah menggunakan sistem bunga majemuk. Artinya, memahami sistem ini sangat penting agar kamu tidak ketinggalan dalam mengelola keuangan masa depan.
Kekurangan Bunga Majemuk
1. Bisa Memberatkan dalam Pinjaman
Kalau bunga majemuk diterapkan pada pinjaman (misalnya kartu kredit atau pinjaman online), bunganya bisa membengkak dengan cepat karena bunga lama ikut dihitung ulang. Ini bisa jadi jebakan kalau tidak segera dilunasi.
2. Perhitungan Lebih Rumit
Berbeda dari bunga tunggal yang simpel, bunga majemuk butuh rumus eksponensial dan kadang melibatkan banyak variabel. Grameds mungkin butuh kalkulator atau aplikasi keuangan agar hasilnya akurat.
3. Tidak Terasa Manfaatnya dalam Jangka Pendek
Kalau jangka waktu simpanan terlalu pendek, efek bunga majemuk belum terasa signifikan. Hasilnya bisa mirip dengan bunga tunggal. Maka, bunga majemuk lebih cocok untuk perencanaan jangka panjang.
4. Perlu Disiplin dan Konsistensi
Agar bunga majemuk benar-benar bekerja maksimal, Grameds harus sabar, disiplin, dan konsisten membiarkan uang tetap mengendap tanpa diambil. Kalau sering ditarik, efek “berbunga-bunganya” akan hilang.
Bunga majemuk adalah senjata terbaik dalam dunia investasi, tapi bisa jadi beban besar kalau kamu berutang. Pahami sifatnya, dan sesuaikan dengan tujuan keuanganmu, biar uang bekerja untuk kamu, bukan sebaliknya.
Kini kamu sudah mengenal perbedaan dari bunga tunggal dan bunga majemuk ya, Grameds. Jadi kamu bisa memilih jenis investasi seperti apa yang cocok dengan gayamu. Kamu juga bisa mempelajari ilmu finansial melalui buku keuangan yang ada di Gramedia.com.