in

11 Makanan Khas Suku Batak yang Harus Dicoba Saat Berkunjung!

(Gunawan Kartapranata/Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported).

Makanan Khas Suku Batak – Makanan Batak adalah jenis masakan yang dipengaruhi seni dan tradisi memasak suku Batak yang mendiami wilayah Sumatra Utara. Makanan Batak merupakan salah satu jenis masakan Nusantara.

Salah satu ciri masakan batak adalah kegemarannya menggunakan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) sebagai rempah utama. Inilah yang menyebabkan Andaliman terkadang dijuluki sebagai “Merica Batak”.

Kebanyakan orang Batak saat ini beragama Kristen, karena itulah tidak seperti suku di sekitarnya (seperti Aceh, Minangkabau dan Melayu), kebanyakan hidangan Batak tidak dibatasi oleh aturan halal. Daging babi dan darah dikonsumsi dalam tradisi kuliner Batak. Banyak makanan terbaik daerah itu dibuat dari daging babi, serta terbuat dari bahan-bahan yang tidak biasa, tetapi ada juga hidangan-hidangan halal.

Pusat seni kuliner Batak terdapat di kota-kota di dataran tinggi Tanah Batak, misalnya di kawasan Tanah Karo, yaitu kota Kabanjahe dan Berastagi. Sementara itu, beberapa tempat di sekitar Danau Toba banyak menawarkan hidangan ikan air tawar seperti arsik ikan mas. Selain di Sumatra Utara, Lapo atau rumah makan khas Batak dapat juga ditemukan di Jakarta, Bekasi, dan beberapa kota-kota besar di Indonesia .

Jika masakan Sumatra di daerah lainnya banyak menunjukkan pengaruh seni memasak asing, seperti masakan Minangkabau, Melayu, dan Aceh yang menampilkan masakan jenis kari kental hasil pengaruh seni memasak India dan Arab), masakan Batak lebih menampilkan tradisi memasak asli suku bangsa Austronesia, misalnya memasak daging babi bersama dengan darahnya, yang juga dapat ditemui dalam tradisi masakan Filipina, yaitu dinuguan.

Sementara itu, sejak banyaknya suku bangsa Nusantara yang masuk agama Islam, seni memasak yang tidak halal, seperti menggunakan daging babi, anjing, atau darah, telah ditinggalkan dan lenyap dan kini hanya bertahan di wilayah budaya non-muslim seperti di Tanah Batak.

makanan khas suku batak

https://www.gramedia.com/products/resep-masakan-nusantara-favorit-dari-aceh-hingga-papua-1?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Daftar Makanan Khas Suku Batak

1. Sangsang

makanan khas suku batak
Seporsi sangsang yang siap dikonsumsi (Gunawan Kartapranata/Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported).

Sangsang (dibaca: saksang) adalah masakan khas suku Batak yang terbuat dari daging babi, daging anjing, atau daging kerbau yang dicincang kecil dan dibumbui dengan rempah-rempah, serta dimasak baik dengan menggunakan darah hasil sembelihan hewan tersebut (margota) atau olahan rempah biasa tanpa darah (na so margota).

Rempah yang termasuk dalam bumbu saksang antara lain; jeruk purut dan daun salam, ketumbar, bawang merah, bawang putih, cabai, merica, serai, jahe, lengkuas, kunyit, dan andaliman. Sangsang sering dikaitkan secara spesifik sebagai hidangan tradisional Batak Toba, meskipun hidangan ini dikenal secara meluas oleh berbagai puak Batak.

Sangsang merupakan salah satu hidangan yang kerap dihidangkan dalam upacara adat Batak. Sangsang bersama dengan char siu (babi panggang merah), arsik, dan daun ubi tumbuk adalah hidangan yang populer dalam khazanah masakan Batak dan lazim disajikan di Lapo, yaitu kedai makan dan minum tradisional Batak. Hidangan ini tidak halal dalam ajaran Islam atau ajaran agama yang tidak memperbolehkan memakan daging babi, anjing, dan darah.

2. Arsik

makanan khas suku batak
Sepiring arsik ikan mas (Gunawan Kartapranata/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Arsik adalah salah satu masakan khas masyarakat Batak atau yang disebut juga dengan dekke na niarsik, yang memiliki arti ikan yang dimasak hingga kering. Kata arsik berasal dari cara memasak hidangan ini, yaitu mangarsik yang berarti hidangan ikan disiram-siram atau diguyur selama proses memasak.

Masakan ini adalah simbol karunia bagi masyarakat Batak dan akan dihidangkan saat acara adat seperti pernikahan dan kelahiran. Hidangan ini disajikan dengan harapan agar orang yang menerima hidangan ini dapat memiliki hati dan perilaku yang bersih.

Masakan ini dikenal pula sebagai ikan mas bumbu kuning. Ikan mas adalah bahan utama masakan ini, yang dalam penyiapannya tidak dibuang sisiknya. Bumbu arsik sangat khas, yaitu mengandung beberapa komponen khas dari wilayah pegunungan Sumatra Utara, seperti andaliman dan asam cikala (buah kecombrang), lengkuas, dan serai.

Bumbu-bumbu yang dihaluskan dilumuri di tubuh ikan beberapa saat. Ikan kemudian dimasak dengan sedikit minyak dan api kecil hingga agak mengering. Selain ikan mas, terdapat jenis ikan lainnya yang dapat dimasak dengan cara diarsik, yaitu ikan mujair dan ikan nila. Ketiga ikan ini biasa digunakan sebagai bahan utama hidangan arsik karena masyarakat Batak dengan mudah mendapatkan ikan ini di kawasan Danau Toba.

https://www.gramedia.com/products/kue-tradisional-indonesia-resep-bakulan-toko-kue-sabine?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/kue-tradisional-indonesia-resep-bakulan-toko-kue-sabine?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

3. Babi Panggang Karo

makanan khas suku batak
Rumah makan Babi Panggang Karo di Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo (Christian Advs Sltg/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Babi panggang karo (atau yang lebih populer dikenal dengan istilah BPK) adalah masakan yang terbuat dari daging babi yang dipanggang atau dibakar. Makanan ini adalah masakan khas Suku Karo, sehingga banyak ditemukan di berbagai kota yang banyak ditinggali oleh orang Karo seperti di Berastagi, Kabanjahe, dan Medan, bahkan di Pekanbaru, Serang, Tangerang, Jakarta, Bekasi, dan Bandung.

Perbedaan antara babi panggang karo dengan babi panggang lainnya adalah cara pemangangannya yang dilakukan lebih unik dengan irisan lebih halus, serta pemilihan bagian daging yang tepat. Saat dihidangkan, babi panggang karo juga akan ditambahkan dengan sajian daun singkong dan kincong yang telah dihaluskan dan dimasak secara khas.

Selain itu, disajikan pula saus yang terbuat dari darah babi. Keberadaan saus darah terlebih dahulu telah dimasak di atas bara api dengan ditambahkan sedikit air dan dibumbui dengan ramuan bumbu, seperti asam. Setelah matang, warna saus darah akan berwarna kecokelatan.

4. Sambal Batak

Babi panggang Batak dihidangkan bersama cocolan sambal (Gunawan Kartapranata/Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported).

Sambal batak atau sambal dalam Kuliner Batak adalah jenis-jenis sambal yang digunakan dalam hidangan khas Batak, hidangan yang bersumber dari Provinsi Sumatra Utara dan menyebar di komunitas Batak di daerah lainnya.

Jenis-jenis sambal batak antara lain:

  • Sambal andaliman, yakni sambal yang terbuat dari cabai dan campuran andaliman, serta memiliki rasa getir di lidah. Sambal ini berasal dari wilayah Batak Toba;
  • Sambal gota, yakni sambal yang dibuat dari darah. Sambal ini berasal dari wilayah Batak Toba;
  • Sambal tuktuk, yakni sambal yang terbuat dari cabai rawit, cabai merah, bawang putih, dan andaliman. Sambal ini berasal dari wilayah Tapanuli;
  • Sambal rias, yakni sambal yang terbuat dari paduan bahan rias (kecombrang), cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan andaliman.

5. Manuk Napinadar

Manuk napinadar atau ayam napinadar adalah masakan khas Batak yang biasanya dihidangkan pada pesta adat tertentu, biasanya disajikan saat seseorang sedang mengalami suka cita seperti kelahiran anak, pernikahan, dan saat seseorang akan berangkat merantau.

Bagi masyarakat Batak, ayam napinadar memiliki filosofi, yaitu sebagai sarana untuk memanjatkan doa dan dapat memberikan semangat dan berkat. Dengan memberikan hidangan ini ke seseorang, harapannya seseorang tersebut dapat mendapatkan kesehatan dan berkat yang melimpah.

Proses memasak ayam napinadar, yaitu dipanggang terlebih dahulu. Setelah itu, disiram dengan manuk (darah ayam) itu sendiri dan dicampur dengan andaliman, bawang putih bubuk (yang sudah digiling sampai halus), lalu dimasak.

Campuran bumbu dengan darah ayam membuat kuah ayam ini menjadi lebih kental dan gurih. Jenis ayam yang digunakan untuk hidangan ini adalah ayam kampung jantan. Hal ini melambangkan keberhasilan dan kegagahan. Hidangan ini juga dapat dikonsumsi bagi penganut agama muslim karena bumbu ayamnya bisa diganti dengan parutan kelapa.

makanan khas suku batak

6. Tanggo Tanggo

Tanggo tanggo adalah masakan khas dari wilayah Batak Toba yang terbuat dari daging babi atau anjing, bumbu santan, dan rempah-rempah (termasuk jeruk purut dan daun salam, ketumbar, bawang merah, bawang putih, cabai, merica, serai, jahe, lengkuas, kunyit dan andaliman).

Masakan ini tidak jauh berbeda dengan sangsang. Perbedaannya adalah daging yang akan dimasak menjadi tanggo tanggo dipotong lebih besar (sebesar kepalan tangan) dan dipadu dengan sayuran yang tidak hanya dari daun singkong.

7. Dengke Mas na Niura

Dengke mas na niura adalah makanan tradisional khas Batak yang berasal dari tanah Batak, khususnya wilayah Toba, Pulau Samosir, Danau Toba, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan. Dahulu, masakan na niura dikhususkan untuk raja saja, tetapi semua orang-orang Batak saat ini dapat membuat dan menyantapnya karena rasanya yang enak. Masakan ini awalnya menggunakan ikan mujair, kemudian digunakan juga untuk ikan emas yang memang banyak ditemukan di Danau Toba.

Ikan mas na niura dikenal juga dengan makanan yang tidak dimasak, direbus, digoreng, atau tanpa menggunakan api. Na niura dalam bahasa Batak artinya ikan yang tidak dimasak melalui api, tetapi enak dimakan. Ikan tersebut dimasak dengan fermentasi bumbu utama, yakni asam batak seperti utte sira atau asam jungga; bisa juga menggunakan kecombrang.

Rasa makanan ini seperti ikan segar tanpa bau amis. Na niura menjadi enak karena bumbu-bumbu khas yang terdapat di dalamnya; termasuk andaliman. Sebelumnya, bumbu-bumbu tersebut sudah disangrai dan digiling bersama, lalu dioleskan di ikan. Untuk mendapatkan hidangan naniura ini dibutuhkan waktu kira-kira 5 jam. Ikan naniura ini mirip dengan masakan Jepang, seperti Sashimi dan Ceviche dari Peru. Hal ini dikarenakan makanan tersebut tidak melalui proses memasak melalui api.

8. Na Tinombur

Na tinombur adalah makanan khas Batak, Sumatra Utara yang berbahan dasar ikan mas atau mujair. Hidangan ini biasanya disajikan dalam acara keluarga. Pengertian tombur sendiri adalah membasahi atau mengairi, sehingga hidangan ikan tersebut dilumuri dengan bumbu.

Proses memasaknya diawali dengan membuat tombur atau bumbu dan sambal yang dilumuri ke ikan. Ikan mas atau mujair lantas dibakar atau digoreng terlebih dahulu. Rempah yang digunakan untuk bumbu ikan adalah andaliman, jahe, bawang merah, kemiri, dan jeruk nipis. Andaliman adalah bahan yang dapat menambah cita rasa yang lebih pedas dan gurih.

9. Mie Gomak

Sepiring mi gomak (Gunawan Kartapranata/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Mi gomak adalah makanan yang terkenal sebagai masakan khas suku Batak Toba dari Sumatra Utara. Masakan ini adalah masakan khas daerah sekitar Danau Toba, mulai dari Porsea, Balige, Laguboti, Tarutung, hingga Tapanuli Selatan.  Mi ini juga dapat ditemukan di berbagai daerah di Sumatra Utara, mulai dari Medan, Siantar, Parapat, Labuhan Batu, Sibolga, hingga Deli Serdang. Namun, mi gomak sudah terkenal di berbagai provinsi dan juga beberapa masyarakat Indonesia yang berbeda provinsi.

Mengenai asal-usul sebutan untuk menu ini memiliki beragam versi. Sebagian menyebutkan mungkin karena awalnya mi ini disajikan dengan cara “gomak” yang berarti “ambil” atau “peras” dalam bahasa Batak Toba. Mi akan di-gomak atau dipegang/digenggam dengan tangan kosong sebelum disajikan di piring.

Saat ini, sebagian penjual masih memakai tangan yang dilapisi plastik atau sarung tangan untuk menyajikan mi gomak, sedangkan penjual yang lain menggunakan sendok atau garpu. Mi gomak dibuat dari tepung terigu. Ketika masih mentah, bentuknya kaku dan lurus seperti lidi, sehingga sering disamakan dengan masakan Italia, spageti. Inilah yang menyebabkan mi gomak juga disebut dengan spageti Batak.

10. Dali ni Horbo

Dali ni horbo atau bagot ni horbo adalah air susu kerbau yang diolah secara tradisional dan merupakan makanan khas Batak dari daerah Tapanuli. Konon menurut ceritanya, tradisi mengolah susu kerbau sudah dimulai oleh leluhur orang Batak semenjak adanya komunitas Batak.

Dali menjadi menu utama di setiap rumah khas Batak. Untuk mendapatkan dali, umumnya masyarakat harus pergi ke setiap onan (pasar) di daerah Tapanuli. Dali di daerah tersebut menjadi komoditas dagangan.

Secara umum, kandungan gizi di dalam dali tidak berbeda dengan kandungan gizi susu lainnya seperti lemak, karbohidrat, dan protein, hanya berbeda pada proses pengolahannya, yaitu diolah dengan sederhana, menggunakan peralatan tradisional, dan tidak menggunakan unsur kimia.

Pemerahan kerbau untuk mengambil susunya dilakukan sekitar jam enam pagi hari. Hal ini dimaksudkan agar anak kerbau tidak terganggu dari kebiasaan menyusui. Banyaknya susu yang dapat diperah dari seekor induk kerbau rata-rata dua liter per hari. Sebenarnya, kalau dioptimalkan bisa mencapai tiga hingga empat liter per hari, tetapi pertimbangan untuk kebutuhan anak kerbau hanya diperah sekitar dua liter per harinya dari setiap induk kerbau.

Sebelum susu kerbau diperah, terlebih dahulu puting susu dibersihkan dengan air hangat. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerbersihan susu dan merangsang puting susu. Seekor induk kerbau dapat diperah susunya hingga lima bulan, tetapi anak kerbau mengonsumsi susu induknya bisa sampai delapan bulan.

Pada bulan keenam pasca melahirkan, kualitas susunya sudah tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Untuk menambah kualitas dan kuantitas susu, induk kerbau diberikan makanan tambahan, yakni ubi jalar dan dedak yang diaduk dengan garam secukupnya serta dicampur dengan beberapa jenis vitamin.

Proses selanjutnya, yaitu susu hasil perahan direbus sekitar 10 menit di dalam wadah yang steril dengan menambahkan air panas untuk membantu pengentalan susu, serta mengurangi aroma keamisan. Dali juga bisa dicampurkan dengan air perasan daun pepaya.

11. Sambal Tuktuk

Sambal tuktuk adalah sambal khas tradisional Batak yang berasal dari Tapanuli, Sumatra Utara. Bahan-bahan untuk membuat sambal tuktuk tidak berbeda dengan bahan sambal-sambal pada umumnya. Perbedaannya dengan sambal yang lain adalah adanya andaliman. Sambal tuktuk di daerah asalnya dicampur dengan ikan aso-aso (sejenis ikan kembung yang sudah dikeringkan), tetapi jika tidak menemukan ikan tersebut bisa diganti dengan ikan teri tawar.

Penutup

Demikian pembahasan tentang makanan khas Batak. Semoga semua pembahasan di atas memberikan manfaat untuk kamu. Jika Grameds ingin mendapatkan resep makanan khas Indonesia, kalian bisa mendapatkannya di buku resep yang tersedia di Gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

BACA JUGA:

buku resep mpasi

Mommyclopedia: 78 Resep MPASI

buku resep masakan rumahan

Home Cooking ala Xander's Kitchen: 100 Resep Hits di Instagram

buku resep makanan favorit

241 Resep Makanan Favorit Antigagal (Ed. Revisi)

buku kelana rasa

Kelana Rasa Mancanegara - 80 Resep Hidangan Praktis dan Halal Dari 5 Benua Hits di Instagram



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Khansa Amira

Khansa adalah seorang Content Writer yang telah berkarir sejak tahun 2021 dan dunia kepenulisan selalu menarik baginya. Dengan menulis Khansa dapat membuka wawasan dan pandangan baru tentang topik-topik menarik, terutama dunia kuliner.