in

5 Buku Fiksi dan Nonfiksi yang Membicarakan Kesehatan Mental

Sumber foto header: Bookish and Awesome

Tak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental pun perlu dijaga. Kisah-kisah tentang gangguan mental banyak diangkat di dalam film, buku, fiksi maupun non-fiksi.

Kisah-kisah ini pun membantu memperlihatkan bagaimana lazimnya gangguan jiwa dapat diderita oleh seseorang, dan pentingnya untuk tidak menstigmasisasi mereka.

Untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental, berikut adalah buku-buku fiksi maupun non-fiksi yang secara jujur dan apa adanya mencoba menggambarkan pengalaman-pengalaman seseorang dalam menghadapi gangguan jiwa, mulai dari depresi, anxiety, skizofrenia, hingga bipolar disorder.

1. All The Bright Places

Theodore Finch dan Violet Markey adalah dua remaja yang tinggal di sebuah kota kecil di Indiana.

Violet menderita PTSD (post-traumatic stress disorder) karena merasa bersalah terhadap kematian saudara kandungnya. Sementara Theodore mengidap depresi dan sering berpikiran untuk bunuh diri.

Karya Jennifer Niven ini dianggap sebagai perpaduan antara Eleanor & Park dan The Fault in Our Stars, dan memenangkan penghargaan Goodreads Choice pada 2015.

All The Bright Places juga akan diadaptasi menjadi film panjang yang dibintangi oleh Elle Fanning.

all the bright places_gramedia digital
Beli e-book All The Bright Places di sini

 

 

 

 

2. Challenger Deep

Caden Bosch, seorang siswa SMA, mengidap skizofrenia yang membuatnya banyak mengalami halusinasi.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Melalui buku karya Neal Shusterman ini, pembaca dituntun untuk turut masuk ke dalam mimpi, halusinasi, dan aktivitasnya sehari-hari—menunjukkan batas yang begitu kabur antara yang rill dan yang surreal.

Challenger Deep memenangkan penghargaan National Book Award for Young People’s Literature pada 2015.

challenger deep_gramedia digital
Beli e-book Challenger Deep di sini

 

 

 

 

3. Fans of The Impossible Life

Fans of The Impossible Life mengikuti kisah Mira, Jeremy, dan Sebby—tiga remaja yang sedang struggling dengan masalah mereka masing-masing.

Walaupun adalah buku young adult, buku karya Kate Scelsa ini juga mengeksplorasi tema-tema yang lebih dewasa seperti depresi, penyalahgunaan narkoba, dan seksualitas.

Memperlihatkan bahwa anak-anak remaja pun sudah punya pemahaman dengan hal-hal tersebut.

fans of the impossible life_gramedia digital
Beli e-book Fans of the Impossible Life di sini

 

 

 

 

4. Hi, Anxiety

Kat Kinsman adalah seorang penulis kuliner, editor, dan komentator di CNN.com. Ia juga banyak menulis tentang pengalaman personalnya berjuang melawan depresi dan anxiety.

Melalui memoarnya ini, Kat bercerita tentang masa kecilnya: ketika ia didiagnois depresi pada umur 14 tahun, hubungannya dengan keluarganya, hingga bagaimana depresi juga mempengaruhi karirnya di media.

Sebagai penulis yang juga gencar mengadvokasi orang lain dengan masalah yang sama untuk meminta bantuan medis, Kat menulis kisahnya dengan penuh humor, tetapi juga jujur dan berani.

hi anxiety_gramedia digital
Beli e-book Hi, Anxiety di sini

 

 

 

 

5. Manic: A Memoir

Terri Cheney adalah seorang pengacara sukses di Beverly Hills. Namun, di balik itu, ia juga mengidap bipolar disorder, yang membuatnya mengalami masa-masa depresi dan juga manic.

Ia menceritakan pengalaman personalnya yang seperti roller coaster; dari pergi ke pesta-pesta glamor hingga masuk penjara, dari melalui terapi electroshock hingga melakukan percobaan bunuh diri.

Terri pun sengaja menulis buku ini secara non-kronologis. Ia ingin pembaca turut merasakan bagaimana rasanya berubah menjadi manic atau depresi hanya dalam hitungan hari.

manic_gramedia digital
Beli e-book Manic: A Memoir di sini

 

 

 


 

Written by Adinda