in

Jessica Mila Alami Body Shaming di Film Adaptasi Imperfect

Sumber foto header: Teaser trailer Imperfect

Pernah mengalami body shaming karena bertubuh gemuk? Jika pernah, kamu tidak sendirian, karena Jessica Mila juga mengalaminya.

Meski bukan di dunia nyata, namun Jessica Mila akan berperan sebagai seorang yang bertubuh gemuk dan harus menanggung perasaan di-body shaming selama bertahun-tahun dalam film Imperfect.

Jessica Mila terpilih sebagai pemeran utama dalam film adaptasi buku Imperfect karya Meira Anastasia. Secara garis besar, film adaptasi ini akan bercerita tentang seorang perempuan yang mengalami perjalanan penerimaan diri karena memiliki tubuh yang tak proporsional menurut kebanyakan orang.

Hal yang paling bikin istimewa, yaitu saat Jessica Mila benar-benar menaikkan berat badannya, dan tentu saja mempengaruhi penampilannya yang sebelumnya langsing dan cantik.


Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh #FilmIMPERFECT (@film_imperfect) pada

“Jessica Mila sangat total banget, dia sampai menaikkan berat badan 10kg. Kalau lihat di teaser Jessica double chin, itu beneran bukan editan,” ungkap Meira Anastasia, sebagai penulis buku Imperfect, sekaligus penulis skenario film adaptasinya, saat menjadi pembicara di acara The Readers Talk, beberapa waktu lalu.

Di film yang disutradarai oleh Ernest Prakasa ini, Jessica Mila tak cuma memperlihatkan dirinya saat bertubuh gemuk, tapi juga memperlihatkan bagaimana ia bangkit dan bisa memiliki tubuh yang lebih ideal lagi.

“Kami sudah pitching ke beberapa pemain film perempuan, rata-rata agak takut menaikkan karena takut enggak bisa turun lagi. Karena di dalam filmnya memang ada kenaikan ada turun lagi, nah di situ banyak yang mental, dan Jessica Mila berhasil dan dia mau,” lanjut Meira.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Meira Anastasia yakin, Jessica Mila mampu mewakili kisah dalam film Imperfect seutuhnya. Walaupun, tentunya ada saja pro dan kontra saat Jessica Mila terpilih menjadi pemeran utama di film adaptasi ini.

Beberapa netizen mengatakan, bahwa Jessica Mila tak mewakili kisah perempuan yang insecure dengan bentuk tubuhnya. Ia juga harus menghadapi body shaming dari sekitarnya.

film
Gramedia Digital Nusantara/M. Fachrio Alhadar

Namun, Meira Anastasia berharap, orang-orang bisa menilai secara keseluruhan, atau dengan kata lain, harus menunggu hingga filmnya tayang dan menyaksikan langsung bagaimana Jessica Mila membawakan peran si tokoh utama.

“Tapi kalo misal nanti mereka sudah nonton dan masih kayak gitu (menganggap Jessica Mila tidak cocok), ya mungkin memang kita beda pola pikir. Tapi di-judge dari trailer, teaser atau poster, menurut aku enggak usah terlalu dipeduliin ya. Karena orang-orang yang benar-benar peduli, dia akan nonton dulu, yang lengkap, baru akan memberikan saran atau komentar,” ungkap istri Ernest Prakasa itu.

Sementara itu, film adaptasi Imperfect sendiri baru akan tayang pada Desember 2019 mendatang. Seperti yang sudah diungkapkan di awal, film ini adalah film adaptasi dari buku berjudul sama karya Meira.

Namun Meira mengungkapkan ada beberapa hal yang sengaja dibuat berbeda di film ini. Jika di bukunya merupakan sharing dari apa yang dirasakan langsung oleh Meira Anastasia sebagai ibu dan juga istri, di filmnya, jalan ceritanya akan dibuat lebih general.

“Di film Imperfect bukan tentang aku, tapi tentang perempuan in general,” tuturnya lagi.

Meski dibuat berbeda, secara garis besar ceritanya masih sama, yaitu tentang bagaimana kita bisa menerima diri sendiri, meskipun kerap mendapatkan body shaming dari sekitar.

Memberikan pembelajaran tentang bagaimana untuk tetap positif dan bisa melewati apa kata orang dan kemudian bisa lebih mencintai diri sendiri.

Apa kamu pernah mengalami hal serupa seperti kisah yang ada di buku Imperfect?

Jika kamu belum membaca bukunya, sempatkan membaca dan kini kamu bisa mendapatkannya dengan mudah karena telah tersedia di Gramedia Digital.

film
Beli e-book Imperfect karya Meira Anastasia di sini

 



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.