in

Fakta Menarik Kesaksian Wartawan Indonesia dalam Buku Bertahan di Wuhan

Photo header: Unsplash.com

Sejak awal merebaknya di kota Wuhan, Tiongkok pada akhir 2019 lalu, muncul banyak perbincangan terkait kontroversi wabah virus korona atau COVID-19.

Ada yang hoax, ada juga yang fakta. Namun, apa yang sebenarnya terjadi?

Wartawan LKBN Antara, M. Irfan Ilmie mengungkap hasil reportasenya dalam buku berjudul Bertahan di Wuhan: Kesaksian Wartawan Indonesia di Tengah Pandemi Corona.

Buku yang dirilis pada awal April 2020 tersebut mengungkap reportase mendalam Irfan di tengah situasi mencekam di Cina.

Buku ini juga mengungkap kisah-kisah menarik, mulai dari Wuhan pertama kali terjangkit virus korona, proses karantina, hingga selesai menjalani masa lockdown atau karantina wilayah.

Simak beberapa faktanya yang dikutip dalam buku Bertahan di Wuhan berikut ini.

1. Gerak Cepat Pemerintah Tiongkok dalam Menangani Kasus COVID-19

Demi mengurangi penyebaran virus, pemerintah daerah dan pusat di Beijing mengambil langkah preventif yaitu dengan melakukan lockdown atau penutupan total bagi kota Wuhan, dan beberapa kota lainnya yang berbatasan langsung.

Meski arus transportasi menjadi lumpuh, namun pemerintah Tiongkok dengan koordinasi daerah dan pusat tetap mengontrol persediaan makanan di supermarket.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Tim medis sipil dan militer dari berbagai Provinsi di Tiongkok dalam waktu cepat ikut bergotong royong menangani virus ini.

Selain itu, langkah pemerintah Tiongkok yang mengundang decak kagum adalah mengenai instruksi pendirian Rumah Sakit sementara yang dibangun hanya dalam hitungan hari.

Yup, Rumah Sakit sementara tersebut tercatat mulai dibangun pada tanggal 24 Januari, dan pada tanggal 4 Februari 2020 sudah bisa digunakan.


Baca juga: Mitos & Fakta COVID-19 yang Perlu Kamu Tahu


2. Perhitungan yang Cermat dari Pemerintah Indonesia

Setelah WHO menetapkan status pandemi global wabah virus korona, banyak negara-negara yang melakukan evakuasi warga mereka yang masih berada di Tiongkok, khususnya di kota Wuhan, seperti misalnya Amerika Serikat dan Australia.

Tidak ketinggalan, Indonesia juga mencoba melakukan hal yang sama, namun tidak semudah yang dibayangkan.

Banyak WNI yang perlu dievakuasi namun tempat tinggal mereka ada di beberapa kota yang berjarak ratusan kilometer dari Wuhan.

Dalam situasi darurat tersebut, kerja sama dan koordinasi yang baik dari lintas Kementerian yakni Kemenlu, Kemenkes, TNI, dan KBRI Beijing, sebanyak 238 WNI berhasil dievakuasi dari sejumlah kota di Provinsi Hubei selain kota Wuhan.

3. Awal Penyebab Virus COVID-19, Ular atau Kelelawar?

Para ilmuwan masih memperdebatkan pertanyaan tersebut sampai hari ini, apakah ular atau kelelawar yang menjadi inang COVID-19 untuk pertama kali.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal Medical Virology pada 22 Januari 2020, menyimpulkan bahwa sebelum menular ke manusia, wabah ini merupakan kombinasi virus korona yang ditemukan dalam kelelawar dan organisme misterius lainnya yang bersemayam di dalam ular.

Namun sejumlah pakar dari Pusat Penelitian Virus MRC-University of Glasgow (CVR) dan Xi’an Jiaotong-Liverpool University tidak sependapat soal penemuan tersebut.

Dalam forum kesehatan yang digelar pada 23 Januari 2020, mereka berargumen bahwa virus ini sangat erat kaitannya dengan beberapa virus yang bersumber dari kelelawar.


Baca juga: 5 Buku tentang Pandemi Virus


Buku Bertahan di Wuhan berisi pelajaran-pelajaran berharga yang dapat dicontoh masyarakat dan pemerintah Indonesia dalam menghadapi krisis virus korona.

Bagaimana kedisiplinan masyarakat China dalam menjalani karantina wilayah serta berbagai konsekuensi yang harus dihadapi terkait kebijakan lockdown.

Langkah-langkah itulah yang akhirnya membuat Cina dapat mengendalikan wabah korona di negaranya.

Untuk mengetahui kisahnya lebih dalam, buku Bertahan di Wuhan dapat kamu baca di Gramedia Digital.

bertahan-di-wuhan_gramedia-digital
Beli e-book Bertahan di Wuhan di sini

 

 


 



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.