in

Memahami Beda Simpati dan Empati: Perasaan Serupa tapi Tak Sama

unsplash.com

Beda Simpati Dan Empati – Simpati dan empati memiliki kedekatan makna. Keduanya memiliki pengertian yang nyaris sama, utamanya karena simpati dan empati memiliki arti penting bagi manusia yang terlahir sebagai makhluk sosial. Simpati dan empati menunjukkan suatu kondisi yang berkaitan dengan perasaan, pikiran, atau keadaan yang sama dengan kondisi yang dialami oleh orang lain.

Selama ini pasti banyak dari Grameds yang sudah sering mendengar kedua kata ini. Tetapi banyak juga yang keliru memahami arti persisnya dalam kehidupan sehari-hari. Meski sama-sama berkaitan dengan perasan, kedua hal ini memiliki karakteristik masing-masing. Lalu seperti apakah makna sesungguhnya dari simpati dan empati? Mari kita simak penjelasan berikut ini terkait seperti apa beda simpati dan empati.

Selama ini simpati sering digunakan untuk mengilustrasikan berbagai rasa sakit serta emosional seseorang. Saat merasa kasihan kepada seseorang, kalian akan merasakan simpati. Kalian merasa sedih, karena seseorang sedang tertimpa kemalangan. Perasaan ini bisa terjadi terhadap individu atau kelompok.

Sedangkan empati bersumber pada kemampuan seseorang dalam membayangkan atau mengimajinasikan perasaan orang lain. Secara sederhana, contoh dari empati adalah mau merasakan kesedihan yang dialami oleh orang lain, kemudian membantu orang lain tersebut mengurangi kesedihannya.

Untuk lebih lengkapnya, baca tulisan ini sampai habis ya, Grameds. Supaya kita sama-sama tahu apa beda simpati dengan empati. Ada juga buku menarik yang dapat kalian baca sebagai referensi lebih dalam mengenai empati.

Beda Simpati dan Empati

Pengertian Simpati dan Empati Menurut Para Ahli

Kita coba urai satu per satu mulai dari pengertian simpati terlebih dahulu ya, Grameds. Banyak ahli mengemukakan pendapatnya tentang definisi simpati. Berikut penuturannya.

Pengertian Simpati

1. Eisenberg (2000)

Eisenberg berpendapat, bahwa simpati adalah serangkaian proses interaksi sosial yang timbul dari adanya kejadian tertentu sehingga memunculkan respons terhadap perasaan yang dirasakan oleh individu lain yang sedang menderita serta memerlukan bantuan.

2. Valiente (2004)

Valiente berpendapat, bahwa simpati adalah tindakan seseorang yang bernilai positif lantaran disertai dengan penalaran moral terhadap perilaku yang ia rasakan untuk ikut merasakan apa yang orang lain rasakan.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

3. Batson (2000)

Batson berpendapat, bahwa simpati merupakan perasaan yang melibatkan keadaan orang lain yang berawal dari empati sehingga dalam hal ini mengerucut pada pelibatan proses sosial bersifat kognitif.

Sementara itu, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), simpati adalah rasa kasih, rasa setuju (kepada), rasa suka, keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, dan sebagainya) orang lain. Jadi, dalam prosesnya, simpati akan melibatkan pemikiran dan perasaan seseorang.

Pengertian Empati

1. Patton (2002)

Menurut Patton, empati adalah menjalin sebuah relasi yang akrab, hingga bisa memahami perasaan orang lain membutuhkan waktu dan proses. Meskipun tidak mudah, seseorang harus melakukannya demi memiliki rasa kasih dan memperhatikan orang yang dituju, “Memposisikan diri pada posisi orang lain.”

2. Al Barry dan Partanto

Menurut kedua ahli ini, empati adalah sikap keaktifan otot-otot atau perasaan yang dialami manusia ketika menghadapi benda-benda atau manusia, kemudian bersatu dengan mereka pada waktu tertentu dan mengadakan respon saat menyertai mereka.

3. M. Umar dan Ahmadi Ali

Kedua ahli ini mendefinisikan, bahwa empati adalah kecenderungan yang dirasakan seseorang untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain, andaikan dirinya ada di posisi tersebut.

Beda Simpati dan Empati
pexels.com

Menurut kamus besar berbahasa Indonesia (KBBI), empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Sebelum melanjutkan ke pembahasan berikutnya. Ada buku bagus yang perlu Grameds ketahui agar kamu bisa mengasah simpati. Buku ini berisi penjelasan mengenai kemampuan dasar untuk mendengarkan yang ternyata sulit dilakukan.

Alasan yang utama kenapa mendengarkan bisa menjadi sesuatu yang sulit, sebenarnya hanya satu, yakni kurang berlatih! Kemampuan mendengar merupakan latihan seumur hidup, karena dengan mendengarkan, dapat membantu mendewasakan jalan pemikiran dan cara pengambilan keputusan seseorang.

Meski buku ini tidak dapat secara instan membuat kalian tiba-tiba menjadi pendengar yang baik. Namun, kalian dapat mempelajari dasar-dasar pemahaman untuk menjadi pendengar yang baik dan mendorong kemampuan untuk mengembangkan kemampuan ini sendiri. Ini bukunya!

Beda Simpati dan Empati

Ciri Simpati dan Empati

Salah satu karakteristik dari kedua sikap positif ini adalah ciri-ciri. Simpati dan empati memiliki ciri-ciri yang mudah dididentifikasi oleh yang melakukan atau yang menerima perlakuan dari sikap positif ini. Berikut penjelasannya!

Ciri Simpati

1. Bersifat seperasaan

Simpati adalah suatu sikap peduli dan perasaan iba terhadap orang lain. Sikap ini disebut dengan sikap seperasaan. Simpati hanya sebatas mampu merasakan secara bersama tentang apa yang dirasakan oleh orang lain. Siapapun yang terlibat akan menganggap bahwa apa yang terjadi adalah suatu perasaan senasib, sehingga kemudian akan saling mendukung dan menguatkan.

2. Tidak mendalam

Perasaan yang muncul dari simpati biasanya tidak mendalam, karena hanya sebatas bersifat merasa iba. Seseorang mungkin mengetahui kesedihan yang dialami oleh orang lain dan ikut bersedih dengan apa yang sedang dialami oleh orang lain, tapi mereka tidak terlalu terlibat dalam kesedihan itu.

Secara umum, simpati hanya menunjukkan suatu sikap prihatin terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain, tanpa memandang perlu atau tidak untuk membantu seseorang tersebut mengatasi kesulitannya, sebab ia merasa memiliki masalah yang sama.

3. Sebuah bentuk respons dukungan

Karena sifatnya yang tidak begitu mendalam, maka sikap simpati yang demikian bukan merupakan sesuatu yang salah. Sikap simpati tersebut boleh dikatakan sebagai sebuah bentuk respon dukungan kepada orang lain.

Seseorang dapat merasakan dukungan dari orang lain, namun dukungan dari orang yang menaruh simpati, tidak sampai pada tahap penyelesaian masalah. Meski hanya bersifat dukungan, namun bagi beberapa orang menganggap, bentuk dukungan ini sudah lebih dari cukup, sebab orang tersebut memang tidak memerlukan dukungan yang lebih besar lagi.

4. Muncul atas dasar faktor persamaan

Rasa simpati bisa muncul, karena mungkin seseorang pernah mengalami peristiwa yang sama, jadi pengalaman itu memunculkan rasa iba atau rasa prihatin terhadap apa yang dialami oleh orang lain. Keduanya akan saling menguatkan, namun berusaha tidak terlibat lebih jauh dalam proses pemecahan masalah yang ada.

Beda Simpati dan Empati
unsplash.com

Ciri Empati

1. Mampu memahami orang lain

Banyak hal dapat memengaruhi perilaku seseorang. Seseorang secara alamiah dapat merasakan hal yang sama, ketika melihat orang lain sedang mengalami perasaan tertentu. Empati dapat melihat serta memahami sesuatu yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain.

2. Mampu membaca isyarat tertentu

Kadar emosional seseorang dapat terbaca melalui ekspresi, gelagat, serta bahasa tubuh. Ketiga faktor tersebut merupakan isyarat yang menggambarkan kondisi seseorang. Empati mampu melihat isyarat atau tanda-tanda yang sedang dialami atau dirasakan oleh seseorang.

Sebagai contoh, saat seseorang sedang merasakan kebahagiaan, wajahnya akan terlihat berseri-seri, ceria, dan penuh semangat. Sebaliknya, jika seseorang sedang mengalami kedukaan, orang tersebut akan terlihat sedih, murung, dan nampak lesu dalam beraktivitas. Bahkan, cara bicara seseorang, dapat mengisyaratkan apa yang sedang dialami oleh orang tersebut.

3. Melakukan sebuah tindakan

Setiap orang akan memberi respon yang berbeda-beda saat melihat orang lain sedang mengalami kesedihan, ada yang merasa iba dan mendengarkan keluh kesah dari orang lain tersebut, Namun ada pula yang kemudian pergi dan tidak peduli. Empati memberikan aksi dan tindakan nyata terhadap perasaan yang dirasakan.

Bagi seseorang yang memiliki empati, saat mendengarkan keluh kesah orang lain, dirinya akan meminta maaf dan menyampaikan bahwa ia tidak tahan mendengarkan cerita sedih orang lain. Sementara bagi seseorang yang tidak memiliki empati, ia tidak akan peduli sama sekali, malah akan mengungkit kejadian masa lalu.

4. Mampu memahami diri sendiri

Pada masa tertentu, seseorang akan mengalami kelelahan emosional yang cukup parah jika terus menghadapi perasaan negatif yang begitu kuat. Tidak semua orang dipersiapkan untuk dapat menahan emosi. Setiap orang pernah mengalami mood yang tidak stabil. Pada suatu peristiwa, tiba-tiba merasa senang, namun tidak lama setelahnya akan marah-marah atau sedih.

Perasaan yang demikian sangat sulit dipahami atau diterima oleh orang yang berada di sekitarnya. Perasaan senang, bahagia, gembira, marah-marah, atau sedih, merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap orang. Akan jauh lebih baik, jika seseorang mampu mengelola emosinya, agar tidak menimbulkan konflik dengan orang lain.

Empati dapat membantu mengelola emosi yang hadir, mungkin ketika sedih, diri sendiri boleh menangis, atau menceritakan perasaan yang sedang dirasakan kepada orang lain. Namun jangan sampai berlarut-larut, karena orang yang mendengar akan bosan, karena emosi kita, ya milik kita sendiri.

5. Memiliki batasan tertentu

Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial. Sehingga memiliki kemampuan untuk beradaptasi melihat peristiwa sosial yang terjadi di sekitarnya. Memiliki kepekaan perasaan yang sama dengan yang dirasakan oleh orang lain, boleh-boleh saja. Namun jangan sampai mencampuri urusan tersebut terlalu dalam. Dengan demikian meski hal ini dianggap baik, namun jangan melupakan batasan-batasan mana yang boleh dan mana yang tidak.

Grameds, perlu kita pahami bahwa empati tidak lepas dari komunikasi. Buku berikut dapat Grameds jadikan referensi, terutama bagi kalian yang sedang menempuh pendidikan kedokteran. Buku ini merupakan buku panduan praktikum empati dalam komunikasi yang disusun sebagai upaya mencetak dokter yang kompeten secara kognitif, psikomotorik, attitude, dan spiritual.

Beda Simpati dan Empati

Menilik Beda Simpati dan Empati

Setelah kita membahas mengenai pengertian dan ciri-ciri dari simpati maupun empati, sekarang kita akan membahas perbedaan dari keduanya. Berikut adalah beda simpati dan empati.

1. Simpati tidak mendalam, empati lebih mendalam.

Simpati hanya bersifat memberi respons berupa perasaan iba, hal ini tidak terlalu mendalam dalam mencampuri urusan orang lain. Pada umumnya, simpati tidak menunjukkan suatu sikap keprihatinan terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain. Simpati juga tidak mempertimbangkan mengenai perlu atau tidaknya membantu orang lain untuk menangani masalah orang lain tersebut.

Sedangkan empati bersifat lebih mendalam, karena dengan empat, seseorang lebih merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain, serta mampu merasakan situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh orang lain tersebut. Setelah peristiwa ini muncul, respon berikutnya biasanya adalah berupaya bersama-sama untuk mencari jalan keluar guna menyelesaikan masalah tersebut.

2. Simpati adalah respons dukungan, empati pemahaman terhadap orang lain.

Simpati merupakan bentuk respon dukungan yang ditujukan kepada orang lain. Orang lain mampu merasakan dukungan yang diberikan, tetapi tidak sampai pada tahap penyelesaian masalah atau mencari jalan keluarnya. Sebagian orang merasa, bahwa apa yang dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sudah lebih dari cukup, sehingga dirinya tidak memerlukan bantuan lebih banyak lagi dari orang tersebut.

Empati merespons dengan sebuah tindakan untuk lebih memahami orang lain. Sikap empati seseorang memunculkan anggapan, bahwa permasalahan yang sedang dialami oleh orang lain merupakan permasalahan yang besar.

3. Simpati berdasarkan pada suatu persamaan, empati berdasar suatu perbedaan.

Munculnya sikap simpati sering dilakukan atas dasar suatu persamaan. Seseorang mungkin pernah mengalami peristiwa atau bernasib sama dengan peristiwa yang sedang dialami oleh orang lain. Hal ini akan membuat seseorang iba atau merasa prihatin, sehingga mereka berdua berusaha untuk saling menguatkan, namun hanya berhenti di situ tanpa berlanjut pada suatu proses pemecahan masalah.

Sedangkan empati bisa muncul tanpa seseorang pernah mengalami peristiwa yang sama seperti yang sedang dialami oleh orang lain. Namun sikap empati mampu merasakan apa yang sedang dialami oleh orang lain.

4. Simpati bersifat spontan, empati melibatkan beberapa faktor.

Saat seseorang mendengar musibah yang menimpa orang lain, dengan seketika seseorang tersebut akan memberikan respon dengan bentuk ucapan dukacita, keprihatinan atau belarasa. Hal ini merupakan reaksi yang bersifat spontan yang menunjukkan bahwa seseorang bersimpati dengan kejadian yang sedang dialami oleh orang lain.

Sedangkan empati, akan melibatkan beberapa faktor seperti kognisi dan afeksi, faktor ini akan mempengaruhi seseorang untuk ikut berpikir mencari pemecahan atas permasalahan yang sedang dialami oleh orang lain. Sikap empati ini akan memberi rasa nyaman pada orang lain agar dapat merasa lebih baik lagi.

Nah, sudah jelas sekarang ya, Grameds. Yang selama ini dianggap sama, ternyata memiliki perbedaan. Namun keduanya memiliki nilai-nilai positif pada lingkup sosial masyarakat. Simpati dan empati dibutuhkan untuk membangun hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Kita sama-sama menjadi paham, bagaimana rasanya jika kita berada pada posisi yang sedang dialami oleh orang lain. Rasa empati, secara alami akan melatih perilaku tolong menolong antar sesama manusia dan menjadi bentuk pengungkapan kepedulian serta keprihatinan.

Yang tidak kalah penting, setelah kita mengetahui banyak hal mengenai simpati dan empati, akan membuat kita menjadi pribadi yang selalu bersyukur atas segala kondisi yang kita terima saat ini, ternyata bukan hanya kita yang pernah mengalami peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan menurut kita. Banyak orang lain mengalami peristiwa yang lebih tidak menyenangkan daripada kita.

Menumbuhkan sikap simpati dan empati memerlukan waktu yang tidak pendek. Keduanya membutuhkan proses yang panjang, berulang terus menerus hingga menjadi pembiasaan baik. Jangan pernah berputus asa untuk mencoba ya, Grameds. Buku berikut ini juga dapat kalian gunakan sebagai referensi jika ingin belajar mengelola kebaikan diri.

Beda Simpati dan Empati

Buku dengan judul Aku Ingin Menjadi Lebih Baik direkomendasikan bagi kalian yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Buku setebal 156 halaman ini berisi empat bagian, yang masing-masing bagian merupakan penyemangat untuk menjadi lebih baik.

Grameds, ikuti selalu ulasan-ulasan menarik yang akan selalu hadir untuk kalian melalui Gramedia Digital. Akan ada tulisan-tulisan menarik setiap harinya yang bisa kalian baca untuk menambah informasi.

Demikian ulasan mengenai beda simpati dan empati juga beberapa referensi buku yang bisa Grameds baca. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia memberikan produk-produk terbaik untuk kalian yang selalu ingin menjadi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Andy

BACA JUGA:

  1. Pengertian Empati: Ciri-Ciri, Faktor, dan Fakta Empati
  2. Empati: Pengertian, Ciri, Faktor, & Manfaatnya dalam Keseharian
  3. Pengertian dan Contoh Manusia Sebagai Makhluk Sosial
  4. Interaksi Sosial: Pengertian, Ciri-Ciri, Syarat, Faktor, dan Contoh 
  5. Arti Playing Victim, Tanda-Tanda, Penyebab & Cara Mengatasinya


ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by R Adinda

Dunia psikologi memang selalu menarik untuk dibahas. Selain menarik, dunia dengan mengetahui dunia psikologi akan membantu seseorang dalam dalam mengenali dirinya sendiri.