in

5 Fakta Abimana Aryasatya Pemeran Tokoh Jagoan Gundala

Sumber foto header: Poplicist (Official Publicist Film Gundala)

Abimana Aryasatya merintis kariernya dari nol di industri film. Mulai dari kru film hingga akhirnya sekarang dikenal luas sebagai salah satu aktor papan atas Indonesia.

Sejak 2005, sudah 29 film layar lebar yang diperankan Abimana, dan nyaris semuanya merupakan film-film besar. Sebut saja Catatan Harian Si Boy (2011), 99 Cahaya di Langit Eropa (2013), Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! (2016 dan 2017), hingga tentu saja: Gundala (2019).

Oleh Joko Anwar, sutradara dan penulis film Gundala, Abimana dinilai paling pas untuk memerankan karakter Sancaka atau Gundala. Joko bersikeras meminang Abimana, meskipun sudah mendapat penolakan.

Abimana
Sancaka atau Gundala diperankan oleh Abimana Aryasatya. (Sumber foto: Trailer Film Gundala)

 

 

 

“Pas pertama ditawari bilang enggak,” ungkap aktor yang sudah meraih tiga nominasi Piala Citra FFI ini, seperti dilansir Kompas.com. “Bukan saya enggak percaya sama Joko, tapi saya harus menyelesaikan pekerjaan saya sebelumnya.”

Sekarang, Abimana resmi menjadi Gundala—karakter rekaan ciptaan komikus Hasmi. Dia bakal terkenal sebagai jagoan Jagat Sinema Bumilangit tersebut. Akan tetapi, seberapa kenal kita dengan Abimana? Simak langsung lima fakta berikut

1. Panik di Tengah Keramaian

Abimana
Abimana Aryasatya saat memerankan karakter Andi dalam film Catatan Harian Si Boy. (Sumber foto: Trailer film Catatan Harian Si Boy)

 

 

 

Kalau melihat Abimana Aryasatya bicara di depan publik atau saat diwawancarai media, ia terlihat santai, santun, lancar tutur katanya, dan sesekali sukses melempar candaan.

Nyaris tak terlihat gelagat kagok maupun pemalu. Namun, ternyata ia aslinya adalah seorang yang introvert. Tampil di depan banyak orang menjadi beban baginya.

“Gua anak rumahan. Jarang ke luar rumah gue. Gue panik di tengah keramaian. Enggak punya percaya diri lebih. Ya kadang-kadang gue akting. Ngambil sesuatu yang pernah gue kerjain aja. Yang paling gampang itu Andi di Catatan Harian Si Boy. Semua orang senang sama dia, ya gue ikutin dia aja. Dari si Andi gue belajar untuk cuek dan nerima apa adanya,” ujar Abimana, seperti dikutip dari Muvila.

Cek di Balik Pena : Baby Chaesara

2. Tidak Ingin Kesepian

Abimana
Abimana dan istrinya, Inong Nidya Ayu, dikarunai empat anak. (Sumber foto: IDN Times)

 

 

 

Di usia 36 tahun, Abimana sudah memiliki empat anak dari pernikahannya dengan Inong Nidya Ayu. Bahkan, putrinya, Satine Zaneta, sudah remaja. Anak kedua Abimana-Inong ini berusia 16 tahun.

Abimana dan Inong memang menikah muda saat masih berusia 19 tahun. Tak heran jika Abimana-Inong berkumpul dengan empat anak mereka, mereka tampak seperti kakak-beradik.

“Punya anak empat menyenangkan. Sekarang sudah punya keluarga yang cukup besar. Gue kan anak tunggal, dulu biasanya sendiri. Selalu kesepian,” kata Abimana, seperti dikutip Tabloid Bintang.

Lantaran keluarganya ini, ia lebih memilih akting di industri film ketimbang main di sinetron atau program televisi lainnya. “Film itu enggak kayak stripping sinetron atau TV program, jadi masih sering ngumpul sama keluarga,” ucapnya.

3. Jadi Politikus? Tentu Tidak

Abimana
Profesi politikus tidak akan dipilih Abimana. (Sumber foto: Harian Indo)

 

 

 

Banyak aktor dan selebritas yang terjun ke kancah politik nasional. Ada yang alih profesi jadi politikus karena inisiatif sendiri, ada pula yang tertarik pinangan partai politik.

Namun, Abimana bukan masuk golongan aktor seperti itu. Dia pasti menolak menjadi politikus kalau ada tawaran ke arah profesi tersebut.

“Saya bukan tipe orang yang suka berbicara soal politik. Ajak saya ngobrol seputar sains dan seni—seputar Nicolas Tesla dan Andy Warhol—tapi jangan ajak saya bicara seputar Che Guevara, karena mungkin saya tak mengenal banyak hal soal dia,” ujar Abimana, seperti dilansir Cosmopolitan.

Kalau sudah pasti tidak akan mau jadi politikus, adakah kemungkinan profesi selain aktor yang bisa dilakoni Abimana di masa depan?

“Pedagang atau ternak belut. Atau pengurus satu komunitas, gue komunal orangnya. Gue senang ngumpul bareng ngobrol,” jawab Abimana dalam wawancara dengan Muvila.

Tentang jawaban “ternak belut” itu, silakan kamu terka sendiri apakah Abimana tengah bercanda atau tidak.

4. Abimana dan Agama

Abimana
Abimana Aryasatya sering tidur di musala saat kecil. (Sumber foto: Trailer Film Haji Backpacker)

 

 

 

Ketika masih kecil, Abimana jauh dari agama. Kehidupan masa kecilnya terasa pahit. Ia sering kabur dari rumah, lalu tidur di musala.

Suatu malam ketika sedang tidur di sebuah musala, Abimana dibangunkan oleh seorang penjaga tempat ibadah tersebut. Ia mengatakan, musala bukan tempat untuk tidur.

“Gue akhirnya di-Islamkan di situ. Penjaga musala itu yang ngebimbing gue,” ungkap Abimana, seperti dikutip DetikHot. “Gue muslim dari kecil. Kalau diinget-inget pas usia 13 lah gue kenal agama, yaitu Islam yang gue peluk sampai sekarang.”

Dalam wawancara dengan Muvila, Abimana juga mengaku belajar banyak dari karakter-karakter dalam berbagai film yang diperankannya, termasuk soal spiritual.

“Secara spiritual gue belajar banyak dari peran-peran gue. Gue nol secara spiritual. Ngaji? Boro-boro bisa. Dulu kalau ngaji gue ke luar main bola,” ujar pemeran Mada dalam film Haji Backpacker (2014) ini.

5. Lima Tahun Tempa Fisik

Abimana
Jansen Ongko jadi saksi kegigihan Abimana Aryasatya membentuk fisiknya. (Sumber foto: Instagram Jansen Ongko)

 

 

 

Bagi kamu yang sudah menyaksikan film Gundala, pastilah sudah melihat pula postur fisik Abimana di situ. Ototnya kekar.

Ia juga terlihat lebih kurus dibandingkan dengan penampilan dalam film sebelumnya, Petualangan Menangkap Petir (2018). Tentu postur tubuh Abimana di film Gundala tidak dibentuk dalam semalam.

Ternyata, sejak lima tahun lalu Abimana sudah mencicil untuk membentuk tubuhnya agar tampak ideal, sekalipun saat itu ia belum tahu bakal ditakdirkan memerankan Gundala.

Pelatih personal Abimana di pusat kebugaran, Jansen Ongko, mengungkap fakta tersebut dalam akun Instagram-nya.

Jansen ingat momen lima tahun silam. Saat mereka sedang latihan di sebuah hotel di bilangan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta, Abimana mengatakan ini, “Jansen. Setelah Haji Backpacker beres, kita tetap latihan buat persiapan film laga. Ntah kapan tapi kita jalani aja ya.”


 



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.