Agama Islam

Tuntunan, Syarat dan Rukun Khutbah Jumat agar Sah

khutbah jumat
Written by Yufi Cantika

Tuntunan, Syarat dan Rukun Khutbah Jumat agar Sah – Hari Jumat memiliki keistimewaan tersendiri untuk kaum adam, di mana salat zuhur digantikan dengan salat Jumat berjamaah. Salat Jumat sendiri wajib dilaksanakan oleh laki-laki muslim, sehat, mukalaf, dan bermukim.

Berbeda dengan pelaksanaan salat zuhur, salat Jumat terdiri dari dua rakaat saja. Kemudian perbedaan lainnya ialah adanya khutbah Jumat pada pelaksanaan salat Jumat. Sebagai seorang muslim, penting untuk mengetahui ketentuan dan ketetapan dalam menjalankan ibadah.

Segala ketentuan dan ketetapan perlu dipahami agar ibadah dapat diterima. Salah satu syarat sah salat Jumat ialah khutbah Jumat. Khutbah sendiri berasal dari bahasa Arab “khotbah” yang berarti pidato atau ceramah. Makna khutbah melekat di ingatan mayoritas orang sebagai pidato yang berisi tentang keagamaan.

Khutbah Jumat dalam pandangan ilmu komunikasi menjadi potensi yang sangat besar sebagai saluran menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang perlu diketahui dan dipahami jamaah. Dapat dikatakan bahwa khutbah Jumat merupakan bentuk kegiatan ibadah yang dilaksanakan umat Islam setiap hari Jumat.

Dalam khutbah Jumat, khatib akan menyampaikan nasihat, ajakan, informasi, dan peringatan kepada jamaah sebelum pelaksanaan salat Jumat. Ada beberapa syarat dan rukun-rukun tertentu yang harus terpenuhi dalam khutbah Jumat.

Jika syarat dan rukun tidak terpenuhi, maka khutbah beserta salat Jumat menjadi tidak sah. Untuk itu, Gramedia.com telah merangkum tuntunan, syarat, dan rukun khutbah Jumat yang harus dipenuhi.

Beli Buku di Gramedia

Tuntunan Khutbah Jumat

Seorang khatib dan imam salat Jumat perlu memperhatikan beberapa tuntutan dalam menyampaikan ceramah keagamaan kepada orang banyak. Berikut adalah beberapa tuntutan dalam khutbah Jumat.

1. Khatib naik ke mimbar dan berdiri seraya mengucapkan salam pada saat masuk waktu zuhur.

Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW dari HR. Bukhari yang berbunyi:

Artinya: “Dari Anas bin Malik Ra, bahwa Nabi Muhammad SAW salat Jumat ketika matahari condong.” (HR. Bukhari)

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. Ibnu Majah yang berbunyi:

Artinya: “Dari Jabir bin Abdillah, bahwa Nabi Muhammad SAW mengucapkan salam apabila naik mimbar.” (HR. Ibnu Majah)

2. Kemudian khatib duduk setelah mengucapkan salam dan muazin menyerukan azan hingga selesai.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. Bukhari yang berbunyi:

Artinya: “Dari as-Saib bin Yazid Ra, berkata: Seruan azan pertama pada masa Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, dan Umar Ra dilakukan ketika imam telah duduk di atas mimbar. Maka tatkala masa Utsman Ra dan orang bertambah banyak, maka beliau menambah azan ketiga yang dilakukan di Zaura.” (HR. Bukhari)

3. Selanjutnya, khatib mengawali khutbah Jumat dengan mengucapkan, syahadat, tahmid, selawat, wasiat takwa, dan membaca beberapa ayat Alquran. Setelah itu, khatib baru menyampaikan tausiah.

  • Mengawali khutbah jumat dengan tahmid

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. Tirmidzi yang berbunyi:

Artinya: “Dari Jabir bin Abdullah berkata: Adalah Rasulullah SAW dalam khutbahnya memuji Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya, kemudian mengatakan: Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk; sesungguhnya ucapan paling benar adalah kitab Allah dan petunjuk paling baik adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruknya perkara adalah hal-hal yang dibuat-buat (diada-adakan), dan setiap hal yang diada-adakan itu adalah bidah dan setiap bidah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di dalam neraka.” (HR. Tirmidzi)

  • Dilanjutkan dengan membaca syahadat

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. Tirmidzi yang berbunyi:

Artinya: “Dari Abu Hurairah Ra, berkata: Rasulullah SAW bersabda: Setiap khutbah yang di dalamnya tidak ada tasyahhud (ucapan syahadat) adalah seperti tangan yang bunting.” (HR. Tirmidzi)

  • Kemudian membaca selawat

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. An-Nasai yang berbunyi:

Artinya: “Dari Aus bin Aus, ia berkata: Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya hari Jumat adalah hari yang terbaik bagi kalian, maka perbanyaklah selawat kepadaku pada hari itu, karena sesungguhnya selawat kalian disampaikan kepadaku. Para sahabat bertanya: wahai Rasulullah, bagaimana selawat kamu sampai kepadamu, sementara Engkau telah meninggal? Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala telah mengharamkan jasad para Nabi SAW di atas bumi.” (HR. An-Nasai)

  • Lalu khatib menyampaikan wasiat takwa

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. Muslim yang berbunyi:

Artinya: “Dari Jabir ibnu Samurah Ra. Bahwasanya Nabi SAW selalu membiasakan memberi pesan (tausiah) dalam khutbahnya dengan wasiat takwa.” (HR. Muslim)

  • Selanjutnya, khatib membaca beberapa ayat Alquran dan menyampaikan tausiah kerapa jamaah.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW  dari HR. Muslim yang berbunyi:

Artinya: “Dari Jabir bin Samurah berkata: Adalah Nabi SAW melakukan dua khutbah yang di antara dua khutbah tersebut beliau duduk, membaca Alquran, dan memberi pesan (peringatan) kepada orang-orang (jamaah).” (HR. Muslim)

  • Khatib duduk sebentar setelah khutbah pertama selesai (tidak ada doa khusus antara dua khutbah). Kemudian khatib kembali berdiri untuk menyampaikan khutbah kedua.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. Bukhari yang berbunyi:

Artinya: “Dari Ibnu Umar Ra berkata: Nabi SAW berkhutbah berdiri, kemudian duduk, lalu berdiri lagi sebagaimana yang kamu lakukan sekarang.” (HR. Bukhari)

  • Khatib mengakhiri khutbah kedua dengan doa dan penutup khutbah. Kemudian dituntunkan untuk mengacungkan jari telunjuknya ketika berdoa.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. Muslim yang berbunyi:

Artinya: “ Dari Hushain Ibnu Abdurrahman as-Sulami berkata: aku berada di samping Imarah Ibnu Ruwaibah, sementara Bisyr khutbah di depan kami. Maka tatkala ia berdoa, ia mengangkat kedua tangannya. Lalu Imarah berkata: semoga Allah menjelekkan kedua tangan ini atau kedua tangan kecil ini. Saya melihat Rasulullah SAW pada saat khutbah beliau berdoa begini, dan mengangkat satu jari telunjuk (yang kanan).” (HR. Muslim)

  • Selesai berdoa, khatib turun dari mimbar dan muazin menyerukan ikamah untuk pelaksanaan salat Jumat.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. An-Nasai yang berbunyi:

Artinya: “Dari as-Saib Ibnu Yazid berkata: Bilal azan ketika Rasulullah SAW sudah duduk di atas mimbar pada hari Jumat; apabila beliau turun (dari mimbar sesudah selesai khutbah, bilal melakukan ikamah. Demikian pula hal itu dilakukan pada masa Abu Bakar dan Umar Ra.” (HR. An-Nasai)

  • Melaksanakan salat Jumat sebanyak dua rakaat.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. An-Nasai yang berbunyi:

Artinya: “Dari Umar Ra berkata: Salat safar adalah dua rakaat, salat idul adha dua rakaat, salat idul fitri dua rakaat, dan salat Jumat dua rakaat sempurna bukan qasar (meringkas salat empat rakaat menjadi dua rakaat) atas lisan Muhammad SAW.” (HR. An-Nasai)

  • Memanjangkan salat dan mempersingkat khutbah.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. Muslim yang berbunyi:

Artinya: “Dari Ammar bin Yasir berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya panjangnya salat dan pendeknya khutbah seorang khatib merupakan tanda dari pemahamannya kepada agama. Maka panjangkanlah salat dan persingkatlah khutbah karena sesungguhnya dalam penjelasan singkat tersebut terdapat daya tarik.” (HR. Muslim)

  • Dianjurkan membaca surah Alala dan Alghasyiyah atau surah Aljumuah dan Almunafiqun sebagaimana kebiasaan Nabi Muhammad SAW pada salat Jumat.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari HR. Muslim yang berbunyi:

Artinya: “Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW pada hari Jumat dalam salat subuh membaca Alif Lam Mim Tanzilu dan Hal Ata ‘ala al-Insani, dan dalam salat Jumat membaca surah Aljumuah dan surah Almunafiqun.” (HR. Muslim)

Beli Buku di Gramedia

Syarat Khutbah Jumat Menurut Pendapat Para Ulama

  1. Khatib berdiri di hadapan jamaah atau orang banyak.
  2. Khutbah Jumat dilakukan dua kali setelah tergelincir matahari dengan ringan atau pendek dari bacaan salat.
  3. Disunahkan membaca tahmid atau puji-pujian kepada Allah SWT, selawat kepada Nabi SAW, wasiat takwa, doa, dan membaca ayat Alquran saat pelaksanaan khutbah Jumat.
  4. Pelaksanaan khutbah Jumat dilakukan di dalam masjid. Jika khutbah dilaksanakan di luar masjid, maka tidak sah karena khutbah Jumat sama seperti pelaksanan salat.
  5. Pelaksanaan khutbah Jumat dilakukan sebelum salat. Jika dilaksanakan setelah salat, maka tidak sah.
  6. Pelaksanaan khutbah Jumat dihadiri oleh jamaah salat Jumat.
  7. Pelaksanaan khutbah Jumat dilakukan dengan suara yang nyaring, baik dengan bahasa Arab atau bahasa lainnya.
  8. Duduk dengan tenang di antara dua khutbah seperti duduk antara dua sujud.
  9. Pelaksanaan khutbah harus menutup aurat dan dalam keadaan suci dari hadas kecil dan hadas besar, baik badan, pakaian beserta tempatnya.

Rukun Khutbah Jumat Menurut Mahzab Syafi’i

1. Membaca Tahmid

Membaca tahmid atau puji-pujian kepada Allah SWT merupakan rukun khutbah Jumat yang pertama. Apa itu tahmid? Yang dimaksud dengan tahmid ialah memberikan pujian kepada Allah SWT dengan lafaz, seperti Alhamdulillah, Nahmadu lillah, Lillahi al hamdu, Innalhamda lillah, Hamidu Allah, dan As-syukru lillahi.

2. Selawat kepada Nabi Muhammad SAW

Membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW merupakan rukun khutbah Jumat yang kedua. Melafazkan selawat wajib dengan jelas saat khutbah Jumat.

Contoh selawat nabi ialah “Allahumma sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa alihii wa ash haabihi wa man tabiahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.” Setidaknya membaca selawat, seperti shalli ala Muhammad, as-shalatu ala Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad.

Beli Buku di Gramedia

3. Wasiat Takwa

Memberikan wasiat takwa merupakan rukun khutbah Jumat yang ketiga. Menyampaikan wasiat takwa hukumnya wajib. Yang dimaksud dengan wasiat takwa ialah isi khutbah mengandung pesan kebaikan untuk mengajak pada ketakwaan dan menjauhi kemunkaran.

4. Membaca Ayat Alquran

Membaca ayat suci Alquran menjadi rukun khutbah Jumat yang keempat. Ayat suci Alquran harus dibaca pada salah satu khutbah dan diutamakan untuk membacanya saat sesi pertama.

Kemudian ayat suci Alquran harus dibaca setidaknya satu kalimat lengkap dan bukan merupakan potongan ayat. Mengapa? Jika membaca potongan ayat, saat diartikan akan sulit dimengerti maksudnya.

5. Berdoa

Mendoakan kaum mukmin di khutbah terakhir menjadi rukun khutbah Jumat yang kelima. Doa yang dipanjatkan disyaratkan mengacu pada nuansa akhirat.

Contohnya ialah “Allahumma ajirna minnar” yang berarti semoga Allah menyelamatkan kamu dari neraka. Selain itu, doa yang dianjurkan ialah “Allahumma ighfir lil muslimin wal muslimat” yang berarti memohon ampunan bagi kaum muslimin dan muslimah.

Baca juga:

Itulah tuntunan, syarat, dan rukun khutbah Jumat yang harus dilaksanakan agar khutbah beserta salat Jumat menjadi sah. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Grameds yang membacanya, ya.

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika