Teori

Teori Tempat Sentral Melalui Pendekatan Christaller dan Losch

Teori Tempat Sentral
Written by Fiska

Teori Tempat Sentral – Perkembangan ilmu pengetahuan mengenai geografi, khususnya lokasi terus berkembang hingga sekarang. Akan tetapi, salah satu teori lokasi yang cukup terkenal adalah teori tempat sentral atau Central Place Theory yang dicetuskan oleh Walter Christaller. Penentuan lokasi pemukiman, proyek, pusat kegiatan, pelayanan, dan lainnya adalah persoalan untuk para pelaku industri.

Walter Christaller sendiri merupakan seorang geografis Jerman yang mengemukakan mengenai Central Place Theory. Tempat yang sentral dianggap sebagai tempat yang bisa memberikan peluang kepada manusia yang jumlahnya maksimum dalam kegiatan pelayanan atau sebagai pihak yang dilayani.

Tempat semacam itu digambarkan sebagai titik simpul dari suatu bentuk geometri heksagonal yang mempunyai kawasan pengaruh yang luas terhadap tempat-tempat yang ada di sekitarnya. Dimana tempat sentral mempunyai hirarki pengaruh yang dibedakan menjadi K 3, K 4 dan juga K 7. Kawasan tempat sentral K 3 adalah hasil dari kawasan sentral 1 ditambah dengan ⅓ bagian dari wilayah tetangga yang ada di dalam pengaruh tempat sentral tersebut. K 3 ini adalah hirarki tempat sentral pada kasus pasar optimum.

Kemudian untuk K 4 adalah kawasan pengaruh ½ dari enam kawasan tetangga, ditambah dengan kawasan sentral 1. K 4 ini merupakan hirarki tempat sentral pada situasi lalu lintas optimum. Sementara itu, K 7 adalah kawasan pengaruh terhadap 6 kawasan tetangganya. Dimana K 7 biasanya disebut sebagai kawasan sentral situasi administratif optimum.

Jika kita perhatikan hirarki K di atas untuk membangun dan juga menentukan lokasi pasar berdasarkan asa pemasaran, maka sekurang-kurangnya lokasi pasar tersebut harus ada di kawasan yang diharapkan akan mempunyai pengaruh dalam kegiatannya terhadap partisipasi penduduk ⅓ dari enam kawasan tetangganya. Untuk keberhasilan lokasi tadi, amak wajib diperhatikan jalan dengan menggunakan alat angkutannya dan tempat parkiir untuk para pendatang.

Berikutnya, luas pengaruh pasar sebagai tempat yang sentral bergantung dengan jenis pasar tersebut dan juga jenis serta volume barang yang diperdagangkan. Luas dari kawasan pengaruh pasar bahan pangan akan berbeda dengan pasar modal ataupun uang. Tempat sentral pada kasus hirarki lalu lintas optimum bisa dijadikan sebagai landasan untuk membangun dan menentukan terminal ataupun stasiun.

Perhitungan lokasi terminal kendaraan berdasarkan asas lalu lintas sekurang-kurangnya harus mempunyai kawasan pengaruh ½ dari enam kawasan tetangga. Dengan begitu, penentuan lokasi tersebut harus ada pada tempat yang mudah untuk dijangkau oleh para pengguna angkutan umum yang secara sentral mempunyai radius relatif sama ke segala arah.

Pusat kegiatan administratif pemerintahan seperti kecamatan, kota, atau ibukota mempunyai kawasan pengaruh yang lebih luas dibandingkan dengan pasar dan juga lalu lintas. Oleh sebab itu, lokasinya harus diperhitungkan dengan matang. Kawasan K 7 ini mempunyai daya akomodasi yang dibawah kekuasaannya. Dimana lokasi tersebut harus bisa dijangkau oleh berbagai rute angkutan umum.

Dengan begitu, dalam mengelola ataupun dalam melayani kepentingan masyarakat yang ada di kawasan tersebut tidak akan menimbulkan kecemburuan sosial. Untuk menentukan lokasi pusat administrasi pemerintahan, analisa lokasi mempunyai nilai strategis. Pusat pemerintahan adalah pusat pembangunan dan lokasi yang tepat nantinya akan memudahkan pengembangan wilayah kedepannya.

Teori Tempat Sentral

Pengertian Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral atau yang juga disebut dengan teori lokasi sentral merupakan sebuah teori yang menggambarkan suatu kondisi dimana sebuah daerah bisa menjadi sebuah pusat ataupun sentral yang berkaitan dan memberikan dampak untuk pemukiman maupun kota-kota yang ada disekitarnya. Daerah pusat atau sentral ini menjadi pusat kegiatan yang menyediakan berbagai macam barang ataupun jasa untuk pemukiman atau kota-kota yang ada di sekitarnya.

Teori tempat sentral ini dikemukakan oleh seorang ahli geografi dan juga ekonomi yang berasal dari Jerman, yakni Walter Christaller, di tahun 1933. Di dalam teori ini, Christaller menekankan dua aspek yakni ambang dan jangkauan. Wilayah ambang merupakan jumlah minimum orang yang dibutuhkan supaya kegiatan penyediaan dan distribusi barang jasa bisa tetap berjalan.

Adapun jangkauan merupakan jarak tempuh yang diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa. Manusia cenderung lebih suka membeli barang untuk memperoleh barang yang sama.

Asumsi Teori Tempat Sentral

Tempat sentral ini dikembangkan untuk menemukan titik tengah terbaik dari suatu pusat pelayanan. Titik tengah tersebut diharapkan bisa melayani semua wilayah yang ada di dalam zonanya. Teori yang satu ini mempunyai beberapa asumsi diantaranya, yaitu:

1. Topografi yang datar dan tidak mempunyai batas
2. Penduduk yang tersebar secara merata
3. Setiap pemukiman mempunyai jarak yang sama
4. Sumber daya tersebar dengan rata
5. Ada mekanisme distance decay
6. Ada kompetisi sempurna dimana setiap penjual adalah makhluk ekonomi
7. Setiap konsumen mempunyai pendapatan dan juga kebiasaan berbelanja yang sama
8. Konsumen meminimalisir jarak yang harus dicapai
9. Tidak ada penjual yang bisa memperoleh untung berlebih ataupun memperluas wilayah pasar

Selain itu, teori titik tengah ini juga didasari pada threshold dan juga range suatu produk. Kedua hal tersebut berkaitan dengan hirarki suatu produk dan wilayahnya. Teori hirarki ini menggambarkan luas wilayah pasar dari suatu pusat secara ideal, tanpa adanya kompetisi spesial dan harga yang konstan, tapi hal tersebut tidak selalu terjadi.

Teori monopoli spasial hotelling menjelaskan mengenai langkah-langkah yang bisa ditempuh oleh perusahaan untuk memperbesar wilayah pasarnya melebihi wilayah normalnya. Langkah yang bisa ditempuh antara lain yaitu melakukan perang harga, melakukan aglomerasi, dan melakukan dispersi untuk menguasai pasar lokal.

Pendekatan Christaller

Sistem Christaller mengasumsikan bahwa adanya hirarki dari barang-barang yang berbeda (g= 1,2,3….,n), hirarki dari wilayah pasar yang berbeda (m=1,2,3,…..,n), dan juga hirarki pusat daerah urban yang berbeda juga (u=1,2,3,….,n). Barang yang mempunyai hirarki lebih tinggi akan mempunyai market area yang lebih luas juga, diasumsikan bahwa hirarki dari barang dan juga pusat berkorelasi 1:1, sehingga m1=g1 dan m2=g2.

Pada asumsi ini, ada juga asumsi tambahan yang berbunyi, area pasar dari barang yang lebih tinggi apabila dirasiokan dengan yang dibawahnya akan selalu konstan (K). Contoh dari asumsi tambahan ini yaitu g3 dan g2 mempunyai rasio area pasar yang mempunyai level tertentu akan bisa menyediakan semua barang sampai level kota tersebut. Misalnya saja yaitu u3 akan bisa menyediakan g1, g2, dan juga g3.

Prinsip dasar dari Christaller ini yaitu cakupan pasar maksimum dengan titik produksi minimum. Prinsip yang satu ini mempunyai arti bahwa titik pusat pelayanan harus dibuat sesedikit mungkin, untuk melayani area yang sebesar mungkin. Oleh sebab itu, efisiensi titik tengah sangat terlihat pada model-model di bawah ini menjadi perwujudan pendekatan Christaller.

Teori Tempat Sentral

Tiga Model Tempat Sentral Christaller

Berikut ini adalah tiga model dari teori tempat sentral Christaller, antara lain:

1. K = 3 melambangkan prinsip dasar. Di dalam model ini, jarak antar pusat pasar diminimalisir supaya biaya transportasi bisa seminimal mungkin. Pendekatan tersebut bertujuan supaya pembeli bisa lebih mudah mengakses pasar. Ada 6 heksagon yang dibagi tiga dan 1 heksagon utuh yang ada di tengah, sehingga ada 3 heksagon.

2. K = 4 melambangkan prinsip transportasi. Di dalam model ini, panjang jalan diefisiensikan karena langsung menuju sub pusat. Ada 6 heksagon yang dipotong setengah serta satu heksagon utuh yang berada di tengah, sehingga ada total 4 heksagon.

3. K = 7 melambangkan prinsip administrasi. Di dalam model ini semua wilayah heksagon luar masuk ke dalam area pasar pusat. Adapun tujuan utama dari model yang satu ini adalah efisiensi administratif dan juga kontrol pemerintahan. Pada model ini, ada total 6 heksagon utuh dan 1 heksagon utuh di tengah, sehingga total ada 7 heksagon.

Teori Tempat Sentral Menurut Pendekatan Losch

Dalam mempelajari pendekatan Losch, kita harus mengetahui bahwa ada beberapa asumsi yang dilakukan oleh Losch dalam membuat modelnya. Asumsi itu antara lain yaitu topografi yang bersifat homogen, persebaran konsumen yang homogen, dan juga ada elastisitas harga untuk barang yang dijual. Semakin jauh jarak pengiriman, maka akan semakin sedikit juga barang yang dikirim. Hal itu terjadi karena ada peningkatan harga seiring dengan jarak transportasi. Meski barang yang dikirim bersifat elastis, tapi tetap saja akan ada titik dimana harga barang tersebut terlalu mahal untuk dibeli.

Dengan wilayah pasar yang berbentuk heksagonal, maka lokasi produksi luar akan diatur dalam pola segitiga yang menghadap masing-masing pusat. Pola tersebut digunakan untuk memastikan bahwa jarak dari pusat produksi ke pinggir pasar akan diminimalisir. Sehingga harga produk juga akan turun karena tidak ditambahkan oleh biaya transportasi yang banyak.

Meskipun bentuk dari model Losch ini mirip dengan Christaller, tapi ada beberapa perbedaan yang fundamental. Model Christaller menekankan bahwa pasar akan disuplai oleh titik produksi seminimal mungkin, sementara pendekatan Losch ini menginginkan pasar disuplai oleh titik produksi sebanyak mungkin. Sehingga di dalam model ini, akan dilihat banyak sekali titik dan juga area yang melakukan overlap satu dengan lainnya.

Bentuk heksagonal untuk model Losch ini akan berbeda untuk perusahaan yang berbeda juga. Perusahaan yang mempunyai produk berhirarki rendah dan mempunyai elastisitas harga tinggi akan cenderung mempunyai wilayah pasar heksagonal yang kecil. Hal tersebut disebabkan oleh sensitifnya permintaan produk terhadap perubahan harga.

Semakin besar heksagonal yang ada, maka akan semakin tinggi juga harga produksi di daerah market boundary. Berbeda dengan barang yang berhirarki tinggi, mereka biasanya mempunyai elastisitas harga yang rendah. Sehingga produsen barang-barang tersebut bisa mempunyai wilayah pasar yang sangat besar. Meskipun harga barang tersebut meningkat dikarenakan faktor transportasi, tentu akan ada konsumen yang ingin membelinya.

Teori Tempat Sentral

Demikian penjelasan mengenai apa itu teori tempat sentral dan beberapa pendekatannya. Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang teori lainnya dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

About the author

Fiska

Saya Fiska Rahma Rianda dan saya suka dunia menulis dan membaca memang menjadi hobi yang ingin disalurkan melalui sastra. Saya juga senang mereview buku serta membaca buku-buku yang berkaitan dengan sebuah teori.

Kontak media sosial Linkedin saya Fiska Rahma