Komunikasi

Mengenal Istilah Roasting dalam Pertunjukan Komedi

Roasting
Written by Tere

Roasting adalah – Kita mungkin sering melakukan candaan atau humor yang membuat orang lain tertawa karena mendengar humor yang dilontarkan secara verbal atau melalui kata-kata. Secara umum humor yang ditujukan untuk mengolok-olok seseorang di tempat nongkrong, sekolah, atau dimanapun yang bertujuan untuk mencari hiburan termasuk ke dalam istilah yang disebut dengan roasting.

Roasting dalam dunia stand Up comedy dikenal sebagai cara seorang komedian untuk menyerang seseorang, namun dengan cara yang unik. Serangan yang dimaksud di sini bukan bersifat fisik melainkan verbal dengan menggunakan frase atau kata-kata. Seorang komedian sengaja membuat lelucon. Tetapi dengan niat dan tujuan untuk menyerang kepribadiannya secara langsung.

Kemudian kamus Cambridge juga mengatakan bahwa roasting diartikan sebagai tindakan mengkritik seseorang. Roasting digunakan sebagai wadah para komedian, namun sekaligus untuk menyampaikan kritik politik yang dilakukannya kepada penonton.

Di Indonesia sendiri penggunaan metode ini dalam pertunjukan stand up comedy sering dilakukan untuk menyerang komedian lain dalam sebuah kompetisi stand up comedy atau tamu undangan yang secara khusus diundang untuk di roasting yang tentunya dengan kesepakatan sebelumnya agar tidak ada pihak yang merasa sakit hati atas perkataan yang ditujukan kepada dirinya.

Beberapa stand up komedian kawakan seperti: Raditya dika, Ernest Prakasa, Pandji Pragiwaksono dll adalah contoh beberapa komedian yang pernah melakukan roasting dalam materi stand up comedynya.

Untuk itu agar sobat Grameds dapat lebih memahami mengenai pengertian dari roasting dalam istilah komedi pada pembahasan berikut ini kami telah merangkum berbagai informasi terkait roasting dan cara penggunaannya yang tepat dalam situasi komedi.

Selanjutnya pembahasan terkait pengertian roasting dapat kalian simak di bawah ini!

Definisi Roasting

Roasting secara harfiah diartikan sebagai memanggang adalah bentuk humor di mana seseorang mengeluarkan lelucon yang dimaksudkan untuk menghibur khalayak yang lebih luas. Dalam pertunjukan stand up comedy hal semacam itu dimaksudkan untuk mengolok orang lain dengan caranya sendiri.

Pertunjukan semacam itu dapat mencakup pujian dan penghormatan yang tulus bersama dengan lelucon dan komedi yang menghina.

“Roast” yang terlibat dapat bereaksi terhadap lelucon dengan humor yang baik dan dengan kritik atau hinaan yang tidak dimaksudkan untuk dianggap terlalu serius. Seseorang dikelilingi oleh teman, penggemar, dan publik, yang juga dapat menerima perlakuan serupa di berbagai acara. Baik jokes maupun penyajiannya sendiri disebut “roasting” (panggang). Pembawa acara disebut mengolok (toaster, plesetan adalah toastmaster). Siapapun yang diejek dengan cara ini dianggap “dipanggang”.

Beberapa negara memiliki kebiasaan serupa, di mana pada upacara resmi seperti upacara penghargaan dan makan malam tahunan, perwakilan diharapkan mengolok-olok peserta. Terkadang hal ini menimbulkan konflik ketika tuan rumah dianggap terlalu ofensif. Media sosial juga memiliki konsep ini, biasanya melalui gambar dengan tulisan berupa jokes yang menyindir dan mengkritik secara personal.

Meski tindakan tersebut dimaksudkan untuk diejek, tindakan tersebut juga memicu kontroversi karena beberapa orang melihatnya sebagai bentuk cyberbullying. Yang lebih kontroversial adalah menghina orang lain untuk komedi, yang oleh beberapa orang disebut roasting, meskipun komedian menekankan bahwa itu sebenarnya membutuhkan persetujuan dari target.

Roast adalah humor di mana orang, tamu, atau pengunjung tertentu dijadikan bahan lelucon, juga untuk menghibur penonton. Jadi bisa dibilang Roast adalah teknik palsu yang menggoda atau menertawakan orang sebagai target.

Dalam memanggang, artinya sama. Yakni melontarkan guyonan atau lelucon kepada penonton atau orang-orang disekitarnya kepada pelawak atau komik lainnya. Itulah arti roasting atau secara harfiah dipanggang dalam stand up comedy.

Roasting berasal dari kata roasted yang artinya memanggang. Hal ini sering digunakan sebagai ekspresi dalam komedi. Dalam prakteknya, teknik stand up comedy ini dilakukan dengan cara mengejek atau mengolok-olok seseorang, namun dengan cara yang unik.

Komik (orang yang melakukan komedi) biasanya memposting lelucon yang dimaksudkan untuk “menyerang” seseorang. Terlepas dari itu, lelucon yang dimaksud tidak kasar atau merendahkan orang lain.

Biasanya, ketika mengolok-olok seseorang untuk menggoreng, komika akan membuat lelucon di awal sesi dan kemudian memperkenalkan masing-masing tamu.

Setiap tamu kehormatan yang hadir dan dapat bersulang akan duduk di mimbar atau di tribun depan. Kemudian para komedian bergiliran membuat lelucon yang topiknya didiskusikan oleh para tamu kehormatan.

Setelah itu, komika biasanya mengakhiri dengan lelucon untuk menghormati para tamu kehormatan tersebut. Selain itu, banyak yang menggunakan teknik memanggang sebagai protes atau kritik terhadap sesuatu.

Roasting

Sejarah Roasting

Roasting bukanlah teknik baru dalam dunia stand up comedy. Menurut sebuah laporan oleh Liveabout, komedi ini pertama kali muncul pada 1920-an di sebuah klub bernama New York Friars Club.

Kemudian, pada tahun 1949, Maurice Chevalier mendemonstrasikan teknik ini untuk pertama kalinya. Sejak itu, teknik ini semakin populer di New York.

Baru pada tahun 1970-an meroasting selebritas ini menjadi arus utama lagi, ketika Dean Martin mulai menjadi pembawa acara komedi versi televisi. Pertunjukan perdana pada tahun 1974 untuk melengkapi episode terakhir dari variety show Martin, The Dean Martin Show, dan dilanjutkan pada tahun yang sama di NBC’s The Dean Martin Celebrity Roasts, yang ditayangkan setiap beberapa bulan hingga 1979. Bette Davis, Muhammed Ali, Lucille Ball , Ronald Reagan, Frank Sinatra dan bahkan Martin sendiri di roasting selama pertunjukan.

Pada tahun 2000-an, Comedy Central menghidupkan kembali format Roast dengan Roast yang disiarkan televisi tahunan yang dibintangi oleh Bob Saget, William Shatner, Pamela Anderson, dan Larry the Cable Guy. Comedy Central sekarang menampilkan satu hingga tiga selebriti yang di roasting seperti itu setiap tahun, dengan fokus pada lelucon terbesar Hollywood – atau setidaknya komedi yang bisa ditelan oleh hit.

Peringatan dan Etika dalam Roasting

Tentu saja, meski terkesan komedi, ada etika tertentu yang harus diikuti saat meroasting seseorang. Salah satunya adalah memastikan karakter target sudah setuju untuk di-roasting di event tersebut.

Sehingga tidak semua orang bisa seenaknya dan bebas mencibir orang tersebut dengan mengumbar segala kejelekan. Biasanya para produser acara menyepakati di balik layar hal-hal apa saja yang akan dijadikan bahan lelucon.

Kemudian tokoh tersebut juga berhak membatasi komedian sejauh mana kehidupan pribadinya dapat diungkap atau didiskusikan di depan umum. Misalnya nama anggota keluarga, ciri fisik seperti pendek, gendut dan masih banyak lainnya.

Namun, karena banyak dari mereka yang tidak tahu apa-apa, masyarakat juga memanggang karakter ini. Mereka juga cenderung meniru lelucon yang mungkin mirip dan kemudian mengunggahnya ke media sosial.

Meskipun komedi ini mengandung beberapa sarkasme. Namun tidak menghilangkan rasa hormat terhadap orang tersebut dan tentunya hal tersebut dilakukan dengan cara yang berbeda dan unik menurut etika.

Negosiasi adalah teknik yang bertujuan untuk menemukan kesepakatan antara kedua belah pihak, yaitu produser dan tokoh. Tentu saja, ini tidak semua tentang menggoda. Terkadang, pada acara-acara tertentu, roasting juga disertai dengan kesopanan yang tulus dan rasa hormat terhadap karakter tertentu. Itu juga membuat orang yang menerima lelucon sebagai humor yang baik, bukan penghinaan atau kritik, menjadi sangat serius.

Inilah wawasan yang perlu Anda pahami tentang roasting. Pada dasarnya, roast adalah cara komedian untuk mengkritik penampilan mereka. Namun tentunya Anda juga harus menjaga etika dan penerimaan tujuan.

Roasting

Cara Kerja Roasting Dalam Komedi

Berdasarkan sumber dari Liveabout, acara untuk meroasting seseorang disebut “Roast”. Orang yang akan di roasting disebut tamu kehormatan atau roastee. Pembawa acaranya, yang dijuluki “Roastmaster”, melontarkan lelucon pembuka dan kemudian memperkenalkan setiap tamu. Orang yang akan di roasting seperti ini berarti mereka sudah di roasting.

Orang yang melakukan komedi ini disebut roaster. Dia biasanya berdiri di “tiang” platform atau panggung yang ditinggikan. Setelah itu, komedian yang melakukan roasting bergiliran melontarkan lelucon tentang tamu kehormatan dan komedian lainnya di atas panggung.

Acara roasting biasanya diakhiri dengan tamu kehormatan (roastee) diberi kesempatan untuk memberikan sanggahan terhadap jokes hinaan yang dilontarkan padanya pada malam acara tersebut.

Dalam istilah stand-up comedy, komedi ini mengacu pada lemparan lelucon atau lelucon yang dimaksudkan untuk “mengejek” dan menertawakan penonton, komika lain, atau siapa pun yang sebenarnya sedang disapa. Selain roasting, komikus juga perlu mengetahui dan mempelajari tentang latar belakang, kegiatan atau hal lain dari orang yang akan di roasting. Terkadang seorang komedian atau roaster akan memuji Anda di tengah sesi.

Simak ulasan berikut untuk mempelajari cara meroasting dengan benar:

1. Buat dalam waktu singkat

Tidak disarankan untuk meroasting seseorang dalam waktu lama. Selain kelelahan, ada ketakutan para komika yang melakukan hal ini tersebut akan mengalami salah pengucapan kata yang mengakibatkan kesalahpahaman.

Risikonya, hal ini bisa menimbulkan kritik dan kontroversi setelah stand-up comedy. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk berada di atas panggung dengan cara ini. Sekali lagi, penting untuk diingat bahwa jika tamu kehormatan sedang di roasting, sebagai seorang komika mereka harus menambahkan jokes yang menghibur.

2. Buat lelucon terstruktur

Biasanya seorang komika membuat materi tentang lelucon apa yang dibuat di atas panggung. Jika ingin menggunakan teknik roasting, komika harus menulis lelucon secara terstruktur.

Tujuannya agar kelakar yang dibuat tidak melewati batas yang disepakati dengan tamu kehormatan.

3. Ikuti batasan dalam melakukan roasting

Selain membuat materi roasting yang terstruktur, seorang komika harus menghadapi batasan yang ketika sedang meroasting orang.

Ketahui batasan topik yang dibahas di atas panggung. Disini juga, sebagai seorang komika harus didiskusikan dengan para tamu yang sedang di roasting. Ini dapat menghindari konflik atau kesalahpahaman yang tidak diinginkan.

Di setiap kompetisi stand up comedy selama ini diadakan, setidaknya komedian dengan teknik roasting selalu dilibatkan. Beberapa bahkan menjadikannya tema / sesi roasting. Dan hampir tidak ada target roasting yang buruk. Ini sangat emosional, tetapi subjek pasti akan menertawakan lelucon itu.

Bahkan, meroasting pun ada aturannya. Kita tidak boleh mengambil materi apa pun yang bersifat hal yang diketahui kebenarannya. Itulah mengapa sangat penting untuk melacak latar belakang “target” yang Anda roasting. Jika materinya belum siap jangan biarkan membuat jokes yang mengada-ada dan fakta palsu. Jadi tantangan juga untuk stand-up comedian yang ingin meroasting seseorang karena harus mengumpulkan semua informasi tentang targetnya yang valid.

4. Roasting beberapa orang sekaligus

Di Stand Up Comedy, dalam melakukan roasting tidak harus menargetkan hanya pada satu orang lho! Komika juga bisa meroasting orang lain, jadi sebagai komika sepertinya tidak harus selalu meroasting satu orang saja agar tidak terkesan membosankan.

Salah satu tamu mungkin akan merasa bosan dengan jokes yang dilontarkan secara berulang-ulang oleh komika selama di atas panggung. Jika tema tersebut diulang-ulang, acara roasting tersebut mungkin terlihat membosankan bagi penonton lainnya. Jika ini terjadi, jangan panik dan tetap tenang. Komika bisa mencari objek lain untuk membuat roasting terlihat lebih menarik.

Misalnya, mengulang lelucon lama terkait situasi saat ini dapat membuat komedi lebih berwarna. Komedian juga dapat mencari perspektif baru tentang tema panggung. Terakhir, sebagai seorang komika perlu mengetahui konsekuensi menghadirkan konflik dengan orang lain. Konsekuensi ini dapat menimbulkan konflik antara komik dan tamu, meskipun mereka telah membahasnya sebelumnya.

Jika demikian, komik dapat meminta maaf setelah acara dan jangan lupa untuk menunjukkan respek kepada tamu yang di roasting, seperti prestasi atau kebaikan, agar materi seimbang, ya sobat Grameds!

Kontroversi dalam Meroasting

Menertawakan teman atau rekan kerja atau bahkan atasan Anda akan selalu terasa menyenangkan dan menghibur, tetapi penting untuk tidak melewati batas. Bentuk humor roasting terkadang kontroversial. Orang yang di roasting mungkin tidak terima dan merasa tersinggung dengan humor yang diterima.

Beberapa negara memiliki tradisi serupa di mana tuan rumah acara formal seperti upacara penghargaan dan makan malam tahunan diharapkan mengejek mereka yang menghadiri acara tersebut dengan jokes yang aman. Dalam beberapa kasus, hal ini menimbulkan kontroversi ketika tuan rumah dianggap terlalu ofensif.

Media sosial juga memiliki konsep roasting, dimana seseorang mendorong orang lain untuk mengolok-oloknya, biasanya dengan memposting foto dirinya. Meski meroasting dirancang, tindakan tersebut juga memicu kontroversi, dengan beberapa melihatnya sebagai bentuk cyberbullying.

Yang lebih kontroversial adalah praktik menghina orang lain tanpa persetujuan untuk efek komedi, yang oleh sebagian orang disebut pemanggangan. Namun, para komedian menekankan bahwa penggorengan yang sebenarnya membutuhkan persetujuan dari subjek.

Kesimpulan

Sekian pembahasan singkat mengenai definisi dari roasting. Pembahasan kali ini tidak hanya membahas definisi dari roasting saja namun juga membahas lebih jauh bagaimana sejarah, etika, tata cara roasting, serta kontroversi dalam roasting yang dapat sobat grameds simak dengan baik.

Memahami pengertian dari roasting juga memberikan kita pengetahuan tambahan mengenai berbagai teknik dan batasan-batasan yang perlu diingat dalam melakukan sebuah roasting terhadap siapapun baik sesama komedian, tamu undangan, maupun penonton agar acara roasting tidak hanya sekedar acara olok-olokan saja.

Demikian ulasan mengenai pengertian roasting. Buat Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang pengertian roasting. Dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan komedi lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Pandu Akram

Artikel terkait:

Ciri-Ciri Komik dan Jenis-Jenis serta Contohnya

Pengertian Komik: Jenis, Perkembangan, Genre dan Contoh

Arti Seleb: Apa Artinya?

Mengenal Struktur Drama Lengkap dengan Ciri dan Jenisnya

Apa Itu Akting? Pahami Sejarah dan Unsur-Unsur Penting Akting

About the author

Tere

Tak bisa dimungkiri apabila kita akan selalu berkomunikasi dengan orang lain. Dunia komunikasi pun akan selalu menarik untuk kita bahas. Saya juga senang menulis, sehingga tema komunikasi ini merupakan tema yang sangat suka untuk dijadikan suatu karya tulis yang menarik.