Sastra

56 Pantun Jawa Lucu yang Membuat Harimu Menyenangkan

Pantun Jawa Lucu
Written by Rahma Fiska

Pantun Jawa Lucu – Dalam masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing dengan istilah pantun karena sudah sejak pendidikan sekolah dasar kita mengenal pantun dalam pelajaran bahasa Indonesia. Pantun secara umum dikenal sebagai jenis puisi lama yang sangat terkenal di wilayah nusantara dan negara tetangga yang serumpun.

Pantun sebagai bagian dari kesusastraan memiliki beragam bentuk dan jenisnya bahkan memiliki ciri khas tersendiri pada beberapa daerah. Seperti di daerah Jawa pantun dikenal sebagai parikan, sebagai bagian dari pantun adat. Pantun sebagai bagian dari karya sastra juga memiliki fungsi sebagai media untuk mengungkapkan isi hati dan pikiran melalui bentuk lisan maupun tulis.

Selain itu pantun juga memiliki fungsi sebagai sarana untuk menghibur hati lewat pemilihan kata-kata yang jenaka dan tidak jarang pantun digunakan sebagai bagian dari sebuah pertunjukan kesenian karena dinilai memiliki unsur budaya di beberapa daerah.

Dalam bahasa jawa kita akan mengenal pantun sebagai media hiburan karena penggunaan kosakata bahasa daerah jawa yang lucu dan sangat menghibur untuk didengar.

Nah, untuk itu agar sobat Grameds dapat memahami lebih jauh mengenai pantun khususnya pantun dalam bahasa jawa yang dapat menghibur suasana hati sobat Grameds yang sedang galau atau mengalami hari-hari yang berat. Maka dari itu pada pembahasan kali ini kami telah merangkum berbagai informasi terkait pantun dalam bahasa jawa yang dapat membuat hari-harimu menyenangkan dan bahagia.

Selanjutnya pembahasan terkait Pantun Jawa Lucu dapat disimak di bawah ini!

Pengertian Pantun

Sebelum lebih lanjut membahas contoh pantun dalam bahasa jawa yang lucu ada baiknya sobat Grameds juga menyimak informasi terkait pengertian pantun secara umum terlebih dahulu berikut ini!

Pantun adalah bentuk karya tulis yang terikat aturan. Dulu Pantun adalah sastra lisan, orang terbiasa bersajak bersama. Mereka mengatakannya secara lisan tanpa berpikir. Namun seiring berjalannya waktu, kini kita juga menemukan sajak-sajak tertulis.

Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji, adalah orang pertama yang menulis sastra lisan ini. Antologi Pantun pertama berjudul “Persatuan Pantun Melayu”.

Ciri khas utama dari pantun adalah tidak mencantumkan nama pengarangnya (anonim). Hal ini karena Pantun disebarkan dari mulut ke mulut.

Pantun juga merupakan puisi kuno yang dibaca di nusantara. Hampir semua daerah memiliki pantun. Pantun sendiri berasal dari bahasa Minangkabau. Kata aslinya adalah pantun, yang diterjemahkan menjadi “penuntun”.

Secara sederhana, pantun merupakan salah satu jenis puisi kuno yang dikenal luas di seluruh wilayah nusantara. Setiap daerah memiliki nama yang hampir tidak asing lagi yaitu “Pantun”, namun memiliki ekspresi yang berbeda-beda tergantung daerahnya. Kata pantun terdapat dalam beberapa bahasa yang berbeda di nusantara, tagalog (tonton), jawa (tuntun), toba (pantun), memiliki makna yang sama yaitu ungkapan yang teratur, bentuk kesatuan, arah yang mendidik.

Hal yang menarik dari kata pantun adalah dalam bahasa Simalungun berarti sindiran, sedangkan dalam bahasa Sunda kata sisindiran berarti suatu bentuk puisi yang dikenal dengan pantun. Istilah Pantun di Jawa Tengah disebut Parikan, di daerah Toraja Pantun dikenal dengan Bolingoni. Pantun sering digunakan dalam kesenian tradisional Makassar, diantaranya:kelong-kelong, Banyuwangi: Gandrung, Banjarmasin: Ahui dan Trik di Surabaya: Ludruk, Jawa Barat: lagu Doger.

Jadi dapat dikatakan bahwa sebagian besar arti kata pantun setuju dengan susunan atau aturan. Makna Pantun sesuai dengan yang diberikan oleh R.O. Winsted adalah sarjana budaya Malaysia.  R. O. Winsted berpendapat:

Pantun bukan sekedar gabungan kata dengan irama dan rima, melainkan susunan kata yang indah untuk menggambarkan kehangatan seperti rasa sayang, cinta, rindu dan dendam dari si penutur pantun. Pantun juga dapat berisi ide atau gagasan yang kritis dan kreatif serta isi yang mendalam dalam arti yang berbeda. Seperti halnya asal kata, pantun sebenarnya adalah sinonim dari kosakata yang dibangun dalam kaitannya dengan kriteria konvensional bentuk fisik dan bentuk puisi rakyat anonim (anonim). Ada juga orang yang mengatakan bahwa kata pantun aslinya berarti seperti atau serupa.

Ada juga yang mengatakan bahwa kata pantun berasal dari kata pantun (bahasa Minangkabau) yang artinya petunjuk menyampaikan nasehat berdasarkan sastra lisan untuk menyampaikan/melafalkan kutipan dan peribahasa yang dikenal di masyarakat.

Lazimnya, sebuah pantun terdiri dari empat baris (atau empat larik jika ditulis), masing-masing terdiri dari 8-12 suku kata dan diakhiri dengan pola rima a-b-a-b dan a-a-a-a (bukan a-a-b-b atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, tetapi sekarang sudah ada pantun tertulis. Semua bentuk Pantun terdiri dari dua bagian: Sampiran dan Isi.

Dua baris pertama dari sampiran seringkali berhubungan dengan alam (mengalami naturalisasi budaya pertanian masyarakat pendukung) dan biasanya tidak ada hubungannya dengan bagian kedua, yang bertujuan selain untuk menyampaikan pantun/puisi.

Sampai saat ini pantun masih sering digunakan dalam upacara persembahan (lamaran) dan juga dalam perkawinan. Ada juga yang digunakan sebagai sapaan untuk membuka dan menutup acara.

Baik di Jawa, Sunda, Medan dan daerah lainnya, fungsi ungkapan pikiran dan perasaan dalam bentuk pantun adalah untuk mendidik masyarakat sekaligus memberikan hiburan dengan memperdengarkan bunyi bahasa dan memberikan sindiran sebagai peringatan terhadap beberapa Perbuatan yang tidak pantas/tidak bagus.

Namun bukan berarti masyarakat kita tidak memiliki kekuatan untuk mengatakan sesuatu. Pantun memiliki gaya tersendiri dalam menyampaikan/mengekspresikan sesuatu agar lebih berkesan. Saat kita menasehati atau memarahi orang yang menggunakan pantun terlihat lebih sopan dan orang yang memarahi tidak merasa terpojok atau malu. Demikianlah penjelasan yang dapat kami uraikan tentang pengertian pantun di berbagai daerah, semoga dapat menambah pengetahuan kita.

Pantun Jawa Lucu

Peran Fungsi Pantun

Sebagai sarana pelestarian bahasa, Pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan meneruskan arus pikir. Pantun melatih seseorang untuk memikirkan arti kata sebelum berbicara. Ini juga melatih pemikiran asosiatif bahwa satu kata dapat dihubungkan dengan kata lain. Secara sosial, pantun masih memiliki misi sosial yang kuat hingga saat ini.

Pantun secara universal dihargai oleh kaum muda saat ini. Pantun itu menunjukkan kecepatan berpikir manusia dan bermain dengan kata-kata. Namun secara umum, peran sosial pantun adalah sarana untuk meningkatkan penyampaian pesan.

Kedekatan nilai sosial dan pantun bahkan berasal dari filosofi pantun itu sendiri. Adat pantun tidak melewatkan pantun adalah filosofi yang terkait dengan pantun. Pepatah tersebut menunjukkan bahwa pantun itu terkait dengan nilai-nilai sosial dan bukan hanya imajinasi.

Semangat intisari pantun menjadi penuntun pantun. Deklarasi ini menegaskan peran pantun sebagai wali dan medium budaya dalam menyampaikan dan mendukung nilai-nilai masyarakat.

Sedangkan pantun dalam budaya Minangkabau digunakan dalam berbagai acara adat. Misalnya pada Manjapuik Marapulai (pertemuan pengantin pria), Batagak Gala (upacara penobatan gelar), Batagak Penghulu (penobatan penghulu) atau pidato upacara adat lainnya.

Pantun Jawa Lucu

Pantun dalam Tradisi

Sebuah tradisi ekspresi yang umumnya tidak tertulis dan seringkali isinya lucu, yang disebut “pantun” adalah seni tradisional yang tersebar luas di sebagian besar wilayah Melayu di Malaysia, Brunei, Singapura, dan kepulauan Indonesia.

Beberapa pertunjukan “pantun” bersifat naratif; Misalnya tradisi Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur pantun untuk bercerita tentang sejarah agama atau sejarah lokal dengan diiringi gendang.

Pada dasarnya, sebagian besar sastra tradisional Indonesia menjadi dasar pertunjukan kompleks dari berbagai genre, seperti “Randai” daerah Minangkabau Sumatera Barat, yang memadukan musik, tari, drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.

Contoh Pantun dalam Bahasa Jawa

Pantun tidak hanya berfungsi sebagai penyampai pesan, tetapi seringkali menjadi hiburan tersendiri dengan kata-kata yang enak didengar.

Apalagi jika pantun tersebut mengandung humor. Pantun lucu bisa membuat suasana menjadi lancar, menyenangkan dan tak terlupakan.

Ada beberapa pantun lucu yang bisa membuat anda tertawa. Momen bahagia ini akan semakin tak terlupakan ketika Anda membaca pantun lucu dalam bahasa daerah. Salah satu bahasa daerah yang paling banyak digunakan adalah bahasa Jawa. Pantun lucu jawa tetap bisa kocak.

Setelah sobat Grameds menyimak pengertian pantun, peran fungsi, dan posisinya sebagai bagian kesusastraan  dalam beberapa tradisi mari kita simak bersama beberapa contoh pantun lucu dalam bahasa jawa yang semoga dapat menghibur sobat Grameds sekalian berikut ini:

1. Buto ijo, mangkat sekolah

Ra nduwe bojo, ora masalah

2. Sego liwet, lawuhe jlantah

Sega rawon, kurang uyah.

Ampun tanglet kapan nikah,

Pacar mawon, kulo dereng gadah.

3. Nggelar kloso, lungguh wong papat

Dino selasa, ayo semangat.

4. Gatotkoco mangan gombong,

Nek kekonco, ojo mung trimo ndomblong.

5. Niat kerjo, ora golek perkoro,

6. Niat golek rejeki, ora golek rai,

7. Niat golek dhuwit, ora golek penyakit.

8. Seje buku, seje ilmu,

Seje ngelmu, seje guru.

9. Seje guru, seje penemu,

Seje penemu, seje sing diguyu.

10. Urip kui sok rame, sok sepi,

Yen sanggup dilakoni, ora sanggup ditinggal ngopi.

11. Jenenge urip mesti akeh cobaan,

Yen akeh saweran, kui jenenge dangdutan.

12. Abdul Somad, ceramah ing Jawa Timur,

Senajan ragaku kuat, nanging atiku ajur.

13. Panen brambang, diwadahi godong,

Wes kadung sayang, malah digondol uwong.

14. Saiki dino kemis wayahe mbayar utang,

Lelaki tanpa kumis, bagai langit tanpa bintang.

15. Entut mambu marai ribut,

Kadung mlebu, males rep ndudut.

16. Pasar Bandar, Pasar Tugu,

Atiku ambyar, mergo sliramu.

17. Tuku kripik gedang, bungkuse ijo,

Tiwas mbribik ngasi begadang, jebul wis nduwe bojo.

18. Sing iki kembang, sing iku beling,

Sing kene sing sayang, sing kono sing hepi ending.

19. Jaran kepang ora tau rewel,

Golek duit iku gampang, entuke sing angel.

20. Motor Jepang mesine ulet,

Ngutangin gampang, nagihe sing mbulet.

21. Yen duwe jaran, ojo dikasari,

Awale njaluk saran, akhire dipacari.

22. Yen dasare wis males, ora sah ditari,

Yen uripmu wis fales, ora perlu digitari.

23. Pring bumbung, wadhahe bakmi,

Karepe nembung, malah diulemi.

24. Bisa nembang, bisa nyuling,

Bisa nyawang, ora bisa nyanding.

25. Golek banyu nang pinggir kali,

Dinggo raup rasane anget.

26. Kowe ojo nganti lali,

Mergo aku sayang banget.

27. Tumbas sayur asem lali ra mbayar,

Tetep mesem, senajan ati ambyar.

28. Ngarit suket, karo merem,

Yen ora rapet, aku ra marem.

29. Mobil macet, ra isoh balapan,

Raine pucet, urung sarapan.

30. Jangan bayem, lawuh krupuk,

Disawang ayem, tapi atiku remuk.

31. Jangan nget-ngetan ora indah,

Yang dirindukan malah pindah.

32. Tuku mangan, adohe tutuk Jerman,

Ora perlu menawan, sing penting isoh golek sandang pangan.

33. Kresek-kresek dalam ember,

Hidungmu pesek, lambemu dower.

34. Neng pandan tuku ronde,

Nelpon gendakan, kleru bojone.

35. Kloso pandan taline limo,

Arepo udan, tetep makaryo.

36. Mangan intip, karo klopo,

Dadi wong urip, usahao.

37. Lungo warung tuku jamu

Pesen limo gari siji

Nek aku tresno marang sliramu

opo yo kudu seloro iki

38. Pamit lungo menyang Seturan

Jebule dolan nang Palagan

Senajan ati lagi kelaran

tangi saur kudu tetep jalan

39. Sego bancakan dimaem Mas Rian

Tak kiro aku dadi tujuan, jebul mung nggo pelarian

40. Tuku kayu neng cedhak Pasar Triwindu

You are not alone, im here with you

41. Tuku bawang kliru mrico

Wes kadung sayang…eee.. mek dianggep konco

42. Sayur asem ayam bakar, lambene mesem atine ambyar

43. Mangan bandeng karo roti

Nggoreng peyek nang tengah wajan

Bojo ngganteng nglarakno ati,

enak bojo elek, tonggo gak doyan

44. Kembang yo kembang, nek keno angin yo kabur

Berjuang yo berjuang, nek ora dihargai yo mundur

45. Cah wedok sangune bedak,

ono cah lanang untune gingsul

Niat kulo sampun badhe cedak,

nanging nyatane malah diaturi wangsul

46. Gunung talang gunung sumbing,

nyong sing berjuang wong liya sing nyanding

Nek ngiwo yo ngiwo rasah nengen

Sing lungo yo lungo rasah kangen

47. Godong tales godong duren,

Chat ora dibales padahal online

48. Neng lapangan dolanan dakon karo Paul Pogba

Tiwas tenanan ha kok kono jebul malah mung coba coba

49. Dino minggu tanggal dua dua

Sing dirindu kok malah mendua

50. Bisa ngendhang

ora bisa nyuling

Bisa nyawang

ora bisa nyandhing

51. Nang Magelang, ono Boroudur

Nek ra disayang, yowes mundur

52. Godong klapa jenenge klari, arep nyapa wedi dicueki

53. Nyangking klapa kiwe tengen, ora nyapa ora berarti ora kangen

54. Ana kembang ketancep paku,

Nek temenan sayang temoni Bapakku

55. Nandur jae nang mburi umah,

ora karo koe ora masalah

Pantun Jawa Lucu

Kesimpulan

Sekian pembahasan singkat mengenai definisi dari pantun lucu berbahasa jawa. Pembahasan kali ini tidak hanya membahas definisi dari pantun lucu berbahasa jawa saja namun juga membahas lebih jauh bagaimana pengertian pantun, peran fungsi pantun, pantun dalam tradisi, serta contoh dari kalimat sarkasme yang dapat sobat grameds simak dengan baik.

Memahami pengertian dari pantun lucu berbahasa jawa memberikan kita pengetahuan tambahan mengenai berbagai contoh pantun dalam kesusastraan indonesia termasuk pantun lucu khususnya dalam bahasa jawa yang dapat menghibur sobat Grameds sekalian.

Demikian ulasan mengenai pengertian pantun lucu berbahasa jawa. Buat Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang pengertian pantun. Dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bahasa dan sastra lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Pandu Akram

Artikel terkait:

80+ Kumpulan Contoh Pantun Nasehat Terbaik dan Maknanya

7 Pantun Pendidikan Beserta Penjelasan Lengkapnya

Kumpulan Contoh Pantun Jenaka Berbagai Tema dan Lucu Banget

Pengertian Pantun: Tujuan, Fungsi, Jenis, Ciri-ciri dan Contoh Pantun

Contoh Pantun Anak-anak: Pantun Jenaka, Nasihat, Suka Cita

About the author

Rahma Fiska

Saya fiska sangat senang dengan dunia menulis. Saya juga sudah menghasilkan beberapa tulisan, salah satunya pada website gramedia.com. Saya senang menulis tentang sastra