Business

Pengertian Private Placement dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham

Pengertian Private Placement
Written by Hendrik

Pengertian Private Placement – Aktif melakukan investasi di pasar saham artinya aktif mengikuti setiap market, termasuk juga sentimen atau katalis pendukungnya. Di beberapa kesempatan, kita kerap kali memperoleh kabar tentang emiten-emiten yang akan melakukan aksi korporasi.

Dari aksi korporasi itu biasanya terdapat beberapa hal yang akan terdampak. Sehingga penting untuk selalu dicermati oleh para pemegang saham. Seperti contohnya baru-baru ini, beberapa emiten dikabarkan akan melangsungkan private placement. Para investor pendatang baru mungkin saja masih bingung dengan istilah yang satu ini. Tapi, alangkah lebih baik bila kita mulai untuk mempelajari istilah private placement lebih jauh, agar dapat memiliki gambaran terkait efeknya terhadap saham yang dipegang.

Lalu, apa sih pengertian private placement ini? Apakah benar bahwa private placement saham merupakan hal yang dapat merugikan investor retail? Yuk simak penjelasan lengkapnya Pengertian Private Placement di bawah ini.

Pengertian Private Placement

Pengertian private placement merupakan salah satu istilah yang mengacu pada aktivitas pada penjualan sama dan juga obligasi secara langsung kepada investor ataupun lembaga tertentu yang dipilih sebelumnya. Dengan begitu, transaksi yang dilakukan dalam kegiatan ini tidak dilakukan di pasar terbuka. Private placement ini dianggap cukup efektif dan menjadi alternatif yang dianggap lebih menguntungkan untuk perusahaan yang ingin melakukan pendanaan untuk ekspansi bisnis mereka.

Dalam pelaksanaannya, para investor ataupun grup investor terpilih akan memperoleh undangan khusus untuk mengikuti private placement. Beberapa investor yang biasanya diundang dalam kegiatan ini yaitu investor bermodal besar, perusahaan asuransi, bank, reksa dana, dan juga lembaga keuangan lainnya. Dengan melakukan penawaran secara langsung terhadap para investor siaga, maka porsi saham untuk investor lama akan langsung mengalami dilusi atau penurunan persentase kepemilikan saham akibat bertambahnya jumlah total saham.

Adapun beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari mekanisme private placement ini adalah fleksibilitas, efek jangka panjang, dan juga kemungkinan perusahaan untuk bisa menarik investor ritel dan institusi. Penawaran private placement ini cukup berpengaruh pada harga saham karena mekanisme tersebut dianggap mirip dengan stock split atau pemecahan saham yang biasa dilakukan beberapa perusahaan.

Sedangkan efek jangka panjang yang berpotensi menguntungkan datang dari efektivitas perusahaan dalam menggunakan modal yang didapatkan dari private placement. Dengan begitu, perusahaan harus mempertimbangkan secara cermat alasan melakukan private placement untuk menentukan harga saham dalam jangka waktu beberapa hari kedepan. Apabila perusahaan melakukan private placement karena melihat peluang atau prospek pertumbuhan bisnis yang begitu cepat dengan adanya biaya tambahan, maka keuntungan ekstra dari ekspansi perusahaan dapat membuat harga saham perusahaan mengalami peningkatan.

Tak hanya itu saja, private placement juga memungkinkan perusahaan untuk menarik investor institusi dan juga ritel yang enggan berinvestasi karena alasan sektor pasar yang tidak menarik atau sesuai dengan tren.

Pengertian Private Placement

Perbedaan Private Placement dengan Rights Issue

Selain istilah private placement, ada juga istilah lain yang mungkin saja sering terdengar di dunia saham atau bursa, yakni rights issue. Berbicara mengenai istilah yang ada di dalam dunia saham, private placement adalah salah satu istilah yang seringkali disamakan dengan istilah rights issue. Padahal keduanya adalah istilah yang mempunyai perbedaan walaupun sama-sama aksi penerbitan saham baru. Dimana kedua istilah tersebut pada kenyataannya mengacu pada aksi yang sama, yakni penerbitan saham baru yang dilakukan dengan tujuan untuk menghimpun dana-dana segar secara mungkin sebagai upaya pembiayaan ataupun penambahan modal untuk perusahaan.

Kedua istilah tersebut dilakukan dengan cara menambah jumlah saham yang beredar di publik. Misalnya saja, apabila awalnya jumlah saham dalam sebuah perusahaan adalah satu miliar, maka dengan kedua skema tersebut, perusahaan akan menerbitkan dua miliar dengan satu miliar saham adalah saham baru. Walaupun demikian, terdapat perbedaan mendasar pada kedua mekanisme tersebut, yakni jenis investor yang diincar dalam aksi penerbitan saham baru. Jenis investor yang diincar di dalam private placement ini adalah investor baru yang belum mempunyai saham di perusahaan tersebut.

Sedangkan untuk rights issue atau HMETD dilakukan oleh perusahaan dengan cara memberikan hak kepada para investor lama untuk mendapatkan saham baru yang diterbitkan dengan mempertimbangkannya sesuai dengan rasio tertentu. Apabila investor yang sudah ditawari saham itu menolak untuk melakukan pembelian saham baru, maka saham itu akan ditawarkan kepada investor lain yang menunggu untuk mengakuisisi beberapa persen dari saham rights issue.

Pengaruh Private Placement Terhadap Harga Saham

Kebijakan yang satu ini berpengaruh pada psikologi investor, khususnya untuk investor lama dari emiten tersebut. Sebab, dengan penerbitan saham baru, maka porsi kepemilikan terhadap perusahaan tersebut akan semakin berkurang. Sehingga pembagian keuntungan per saham EPS bagi mereka juga akan berpotensi mengalami penurunan atau terdilusi.

Misalnya saja, investor A mempunyai saham sebanyak 1.000 lembar di emiten B. Saat jumlah saham beredar dari emiten B hanya 10.000 lembar, maka investor A secara otomatis mempunyai 10 persen saham B. Akan tetapi, karena perusahaan tersebut menerbitkan saham yang baru sebanyak 90.000 lembar, maka sekarang investor A hanya mempunyai 1 persen saham B.

Lalu bagaimana dengan earning per share? Misalkan saja pendapatan dari emiten B senilai Rp. 1.000.000 selama dua tahun berturut-turut. Pada tahun pertama, jumlah dari saham B yang beredar yaitu 10.000 lembar, sehingga setiap saham berhak untuk memperoleh keuntungan Rp. 100 dan investor A memperoleh keuntungan senilai Rp. 100.000. Namun, karena penerbitan saham baru, maka sekarang uang Rp. 1.000.000 harus dibagi menjadi ke 100.000 lembar saham. Sehingga, sekarang per saham hanya kebagian untung senilai 10 rupiah saja dan keuntungan investor A turun menjadi Rp. 10.000.

Dalam mekanisme rights issue, hal itu ditangani dengan adanya hak memesan saham terlebih dulu dengan harga khusus. Dengan begitu, investor lama masih berpotensi untuk mempunyai porsi kepemilikan saham yang sama dengan sebelumnya. Namun, pada mekanisme private placement, hal itu tidak mereka peroleh. Akibatnya, tak jarang harga saham akan turun setelah perusahaan menerbitkan saham baru dengan mekanisme tersebut. Hal itu disebabkan oleh banyaknya investor lama yang menjual sahamnya karena tidak yakin jika harga saham tersebut akan tetap stabil dalam jangka waktu yang panjang.

Pengertian Private Placement

Contoh Private Placement Saham

Private placement merupakan salah satu aksi yang dilakukan perusahaan yang syarat serta ketentuan harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu melalui Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS. Hal tersebut penting untuk dilakukan karena apapun yang dilakukan perusahaan terkait dengan penambahan dana atau modal yang berimbas pada susunan kepemilikan saham, wajib untuk mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham sebelumnya.

Misalnya saja, emiten yang melakukan aksi private placement yaitu PT CMN. Perusahaan ini akan melakukan mekanisme private placement di tahun ini dengan menerbitkan 600 juta lembar saham senilai Rp. 100 per lembar sahamnya. Setelah melakukan mekanisme tersebut, maka PT CMN ini kemudian mendapatkan pembiayaan dari investor untuk mendapatkan saham tersebut. Sehingga dapat mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar.

Selain itu, PT Smartfren Telecom Tbk, juga dikabarkan melakukan private placement senilai Rp. 1,3 triliun dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 31 miliar saham baru atau 10 persen dari jumlah semua saham yang sudah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Hasil dari private placement ini akan digunakan untuk investasi dan juga modal kerja perusahaan atau anak usaha. FREN baru akan meminta persetujuan dari para pemegang saham independen di dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 12 Juli 2022.

Sementara itu, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk yang juga ingin menambah modal melalui private placement, sebanyak-banyaknya 118 miliar lembar saham seri A. Apabila menggunakan asumsi harga penutupan pada tanggal 6 Juni 2022, maka target dana private placement GOTO dapat mencapai Rp. 38 triliun. Tujuan dari private placement saham yaitu dalam rangka mengembangkan kegiatan perseroan dan memperkuat posisi permodalan perseroan. RUPS akan digelar pada tanggal 28 Juni 2022 untuk memperoleh kesepakatan dari pemegang saham.

Mengapa Perusahaan Melakukan Private Placement?

Sama halnya seperti right issue ataupun IPO, penerbitan saham melalui mekanisme ini juga memiliki tujuan untuk menambah modal perusahaan agar operasional bisnis perusahaan bisa berjalan dengan lancar. Akan tetapi, terdapat beberapa karakteristik khusus yang bisa menjadi motif sebuah perusahaan untuk menerbitkan saham melalui mekanisme ini. Karakteristik yang pertama yaitu biaya administrasi dan juga proses yang diperlukan untuk melakukan private placement tergolong cukup murah dibandingkan dengan IPO. Dengan begitu, perusahaan dapat menghemat uang untuk kemudian dialokasikan ke berbagai pengeluaran lainnya.

Karakteristik kedua yaitu private placement sengaja dilakukan oleh perusahaan untuk bisa menggaet investor-investor kelas kakap yang belum berinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan begitu, perusahaan dapat memperoleh peluang untuk mendapatkan akses arus kas yang lebih lancar lagi di masa mendatang.

Apakah Private Placement Berdampak Buruk Untuk Investor?

Untuk para investor lama, bisa jadi upaya penerbitan saham baru ini terasa kurang menyenangkan. Karena penerbitan efek baru ini akan membuat porsi kepemilikan sahamnya terdilusi. Terlebih lagi bila penerbitan efek baru itu tidak memberikan hak pemesanan terlebih dulu. Namun, adanya Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau PMTHMETD atau private placement ini tidak selalu berdampak buruk untuk investor saham, khususnya investor jangka panjang.

Sebab, tidak menutup kemungkinan bahwa uang yang terkumpul dari hasil penerbitan efek baru ini akan digunakan untuk membiayai proyek strategis perusahaan. Sehingga kedepannya bisa menghasilkan keuntungan untuk para investor juga. Belum lagi, fakta bahwa mendatangkan investor ke dalam jajaran pemilik saham perusahaan bisa membuat aliran kas perusahaan itu menjadi lebih lancar.

Oleh karena itu, investor dianjurkan untuk mengetahui tujuan penerbitan efek baru tersebut terlebih dulu sebelum memutuskan untuk tetap memegang ataupun menjual sahamnya. Apabila sekiranya proyek yang dikembangkan perusahaan tersebut bisa mendatangkan keuntungan dalam jangka menengah sampai jangka panjang, maka tidak masalah bila investor memegangnya.

Informasi tentang tujuan bisnis perusahaan ketika menerbitkan efek baru ini bisa dicek di prospektus yang mereka terbitkan saat right issue atau bisa diakses di berbagai laman berita dan juga aplikasi trading saham terbaik apabila terjadi adalah private placement. Update dengan berita mengenai kebijakan perusahaan seperti ini juga termasuk salah satu kunci kesuksesan para investor.

About the author

Hendrik

Saya Hendrik Nuryanto dan biasa dipanggil dengan nama Hendrik. Salah satu hobi saya adalah menulis berbagai macam tema, seperti teknologi, hingga rumus-rumus beserta soalnya.