Pengertian Kliring – Apa yang kita tahu tentang kliring? Meski sering bertransaksi lewat bank, kita mungkin belum memahami salah satu metode transfer yang banyak digunakan, yaitu kliring ini. Baik itu di bidang perbankan atau keuangan, kliring memiliki peran penting. Oleh sebab itu, mempelajari pengertian kliring dari dasarnya cukup penting.
Dalam jenis transaksi ini, lembaga kliring melindungi kedua belah pihak dengan memastikan bahwa dana diverifikasi dan semua hal lain berjalan sesuai rencana. Jika ada perselisihan yang muncul, lembaga kliring turun tangan untuk bertindak sebagai mediator sebelum dikirim ke arbitrase. Proses kliring juga memainkan peran penting dengan mencatat rincian transaksi untuk referensi di masa mendatang.
Pengertian Kliring
Pengertian kliring menggambarkan proses penyelesaian transaksi keuangan yang harus dilalui. Meskipun membayar barang dengan cek kertas semakin jarang, ini bisa menjadi salah satu contoh kliring yang paling mudah untuk dipahami. Jadi, ketika pembeli membayar penjual dengan cek, penjual menyetorkan cek ini ke rekening banknya. Kemudian diperlukan beberapa hari agar cek “dibersihkan” dan dana muncul di rekening.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005, pengertian kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank, baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Di sisi lain, KBBI menyebutkan bahwa clearing atau pengertian kliring adalah suatu bentuk penyelesaian pembukuan dan juga pembayaran antar bank yang dilakukan dengan cara memindahkan saldo pihak satu kepada pihak lain yang berhak.
Supaya lebih mudah dipahami, kesimpulannya adalah pengertian kliring ini dapat dikenali sebagai proses transfer yang sedikit berbeda dari proses transfer biasa melalui mesin ATM. Hal ini disebabkan oleh proses transfer kliring yang membutuhkan waktu cukup lama, yaitu sekitar 2 sampai 3 hari.
Secara lebih khusus, kliring sering digunakan dalam perdagangan. Ketika pembeli membeli sekuritas, opsi, atau futures, proses kliring dapat memvalidasi transaksi. Lembaga kliring akan memastikan bahwa ada dana yang cukup untuk menyelesaikan pembelian, dan transfer dicatat sebelum dana dikirimkan ke rekening pembeli.
Pengertian kliring adalah prosedur dengan berbagai langkah yang berguna untuk menyelesaikan perdagangan keuangan sekaligus memastikan pesanan pasar tetap seimbang.
Apa Itu Lembaga Kliring?
Sejak awal pembahasan, Grameds sering mendengar istilah lembaga kliring. Sebenarnya, apakah itu?
Saat bank menangani proses kliring untuk transfer langsung, lembaga kliring yang independen memainkan peran penting dalam perdagangan. Lembaga kliring berfungsi sebagai pihak ketiga yang independen untuk memverifikasi investasi atau transaksi perdagangan. Jika ada ketidaksesuaian, lembaga kliring memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk menyelesaikan masalah secara independen.
Sebagai imbalan atas layanan ini, lembaga kliring membebankan biaya yang biasanya termasuk dalam komisi yang dibayarkan kepada pialang investasi mana pun. Di Indonesia, terdapat lembaga kliring seperti PT Kliring Berjangka Indonesia. Di Inggris, London Clearing House adalah salah satu nama terpenting dalam perdagangan. Bank investasi multinasional seperti JP Morgan dan Deutsche Bank juga bertindak sebagai lembaga kliring bagi para pedagang.
Apa Saja Manfaat Kliring?
Setelah memahami pengertian kliring dan lembaganya, waktunya menyelami manfaat dari transaksi yang satu ini. Apa saja? Mari simak bersama!
- Transfer dana oleh sistem layanan jadi lebih mudah, sesuai dengan keperluan masyarakat.
- Efektifitas dan efisiensi sistem pembayaran nasional meningkat. Ini akan memudahkan kedua belah pihak (nasabah atau pun pihak lain) yang terkait.
- Melalui rekening pribadi maupun perusahaan, nasabah dapat melakukan pengiriman uang atau transaksi lain dalam jumlah besar karena adanya layanan peningkatan yang luas.
Proses Kliring
Sebagai informasi, proses yang sama berlaku untuk setiap transaksi keuangan yang terjadi antara dua atau lebih bank atau lembaga lain. Baik cek kertas atau transfer elektronik, transaksi ini harus direkonsiliasi melalui proses kliring. Lembaga kliring independen memfasilitasi proses ini, memastikan sistem yang lebih aman.
Dibandingkan dengan metode transfer lain, metode kliring membuat proses transfer sejumlah uang menjadi jauh lebih lama secara umum, yaitu sekitar 2 atau 3 hari. Apa sebabnya? Ini dikarenakan pihak bank akan memastikan ketersediaan saldo dalam rekening pengirim terlebih dahulu.
Tak hanya 2 atau 3 hari, durasi ini pun hanya berlaku untuk hari kerja, yaitu Senin hingga Jumat. Meski begitu, tak menutup kemungkinan pengiriman uang akan menyita waktu lebih lama jika dilakukan pada hari Jumat. Sebab, kegiatan akan terpotong hari libur dan pihak bank baru akan memeriksa pada hari Senin minggu selanjutnya.
Contohnya, jika Grameds akan melakukan transfer sejumlah uang dengan nilai cukup besar menggunakan kliring pada hari Senin, uang tersebut setidaknya akan diterima pihak penerima pada hari Rabu atau kamis. Namun jika Grameds mentransfer pada hari Jumat, bisa saja uang tersebut baru akan sampai pada Selasa atau paling lambat Rabu.
Jadi, sudah bisa dipahami, bukan, bahwa meski dapat digunakan untuk mengirim uang, tetapi metode kliring ini tidak tepat untuk digunakan saat kita terburu-buru atau pembayaran cepat. Misalnya, untuk membayar belanjaan online, tagihan, dan lain sebagainya.
Jika kita menggunakan kliring untuk mengirim uang dalam jumlah besar dan tidak perlu terlalu cepat, metode ini bisa sangat berguna. Sebab, ada berbagai kelebihan yang membuat banyak nasabah tetap memilih opsi ini, seperti biaya transfer yang sangat murah. Umumnya, opsi kliring memungkinkan dana kita untuk hanya terpotong Rp5 ribu hingga Rp15 ribu.
Jenis-Jenis Kliring
Sebagai salah satu metode transfer, kliring rupanya juga masih memiliki macam-macam jenisnya sendiri, Grameds. Secara umum, terdapat tiga jenis kliring. Berikut ulasannya:
1. Kliring Umum
Jenis ini umumnya dipakai dalam perhitungan warkat perbankan. Adapun proses pelaksanaan maupun pengaturan sistemnya diawasi secara langsung oleh Bank Indonesia sebagai pihak berwenang.
2. Kliring Lokal
Untuk kliring lokal, perhitungan warkatnya dilakukan secara antarbank. Hanya saja, ketentuan yang berlaku diatur oleh daerah, seperti yang sudah ditetapkan sejak sebelumnya.
3. Kliring Antar Cabang
Kliring lokal menjadi salah satu sarana perhitungan utang-piutang surat berharga atau transfer uang yang digunakan secara khusus untuk bank yang berada dalam cakupan suatu daerah tertentu. Cara pelaksanaannya, yakni seluruh perhitungan dari kantor bank cabang akan dikumpulkan.
Sistem-Sistem
1. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Sistem pada metode kliring terbagi menjadi dua, jika dilihat dari sistem dalam Bank Indonesia. Berikut penjelasannya:
a. Debet
Jika Grameds memerlukan transfer debet, sistem kliring ini bisa digunakan. Pasalnya, sistem debet berasal dari warkat debet miliki peserta yang terdaftar di wilayah yang bersangkutan. Umumnya, kliring ini berupa bilyet giro dari antar wilayah.
b. Kredit
Untuk kliring dengan sistem ini, terdapat beberapa ketentuan khusus, yaitu:
- Berlaku pada nasabah yang berada di wilayah kliring dan ditujukan untuk nasabah lain di seluruh Indonesia.
- Proses transfer harus dalam mata uang rupiah dan memakai Data Keuangan Elektronik (DKE).
- Penyelenggara Kliring Nasional (PKN) akan melakukan proses perhitungan LLG.
Sistem yang Terdapat dalam Warkat Kliring
Selain dua sistem kliring nasional di atas, ada pula sistem yang terdapat dalam warkat kliring. Mari kita bahas bersama!
a. Sistem Manual
Suatu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang melaksanakan proses kliring secara manual oleh setiap peserta, mulai dari membuat bilyet saldo kliring hingga pemilihan warkatnya.
b. Sistem Semi Otomasi
Sistem ini memberlakukan pelaksanaan perhitungan dan penyusunan bilyet saldo kliring dengan cara manual oleh tiap peserta.
c. Sistem Otomasi
Masih menjadi sistem yang menyelenggarakan kliring lokal, pelaksanaan sistem otomasi ini melakukan perhitungan pembuatan saldo kliring dan pemilahan warkat.
d. Sistem Kliring Elektronik
Ini adalah suatu sistem penyelenggaraan kliring dalam perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliringnya. Sistem kliring elektronik ini akan memberlakukan seluruhnya secara elektronik dan disertai cara penyampaian warkat peserta pada pihak penyelenggara.
Kemudian, warkat tersebut dipilih secara otomasi. Adapun dalam sistem ini, seluruh hasil perhitungannya akan disesuaikan dengan hasil secara elektronik, Grameds.
Mekanisme Kliring Manual
Dalam melakukan mekanisme kliring manual, terdapat setidaknya dua tahapan yang harus dilalui setiap peserta. Pertama, yaitu kliring penyerahan dan kedua, yaitu kliring pengembalian.
Dalam hal ini, setiap peserta wajib melakukan kedua rangkaian tersebut hingga pihak penyelenggara menyatakan kliring selesai dengan mengirimkan wakil pesertanya. Adapun, inilah penjelasan kliring penyerahan dan pengembalian.
1. Kliring Penyerahan
Dalam mekanisme pertama ini, terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan di kantor peserta ataupun tempat penyelenggaraan. Setiap peserta akan memberikan warkat berupa warkat debet keluar dan warkat kredit keluar.
Warkat debet keluar sendiri merupakan warkat yang disetorkan nasabah bank untuk keuntungan dari rekening nasabah itu sendiri, sementara warkat kredit keluar merupakan warkat yang mana beban dari keuntungan dan kepentingan nasabah lain akan disalurkan ke rekening nasabah yang menyetorkan.
2. Kliring Pengembalian
Mekanisme kliring yang satu ini melibatkan warkat kliring berupa warkat debet masuk dan warkat debet keluar. Kedua warkat ini diterima oleh peserta. Adapun warkat debet masuk adalah warkat yang dikumpulkan peserta atas beban nasabah bank yang menerima warkat ini.
Sementara itu, warkat kredit masuk adalah sebaliknya, yaitu warkat diserahkan peserta lain untuk keuntungan dan kepentingan nasabah bank yang menerima warkat itu.
Warkat Kliring
Dalam artikel ini, kita banyak melibatkan warkat. Namun, sebelum itu, apakah Grameds tahu, warkat seperti apa yang termasuk sebagai bahan pembayaran non tunai? Warkat ini bisa berupa dokumen, berikut daftarnya:
- Nota Debet
- Nota Kredit
- Surat Bukti Penerimaan Transfer Bank (SBPT)
- Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
- Bilyet Giro
- Cek
- Warkat lain yang telah disetujui oleh Bank Indonesia.
Contoh Kliring
Sebagai contoh cara kerja kliring, bayangkan seorang pedagang ingin membeli kontrak berjangka. Untuk mempertahankan penjualan, ada margin awal yang diperlukan dan harus dipegang sebagai jaminan bahwa penjualan akan berhasil. Lembaga kliring akan memverifikasi hal ini dengan masuk ke akun pedagang dan menahan margin yang diperlukan sehingga tidak dapat digunakan sampai transaksi selesai.
Ini akan mengurangi risiko dana digunakan untuk jual-beli lain, serta memastikan bahwa semua pihak menjunjung tinggi kesepakatan mereka.
Contoh Catatan Jurnal Akuntansi
Kali ini, kita akan membahas sebuah contoh terkait kliring dan contoh catatan jurnal akuntansinya. Perhatikan contoh di bawah ini!
Dinyatakan sebuah transaksi yang baru selesai dengan metode kliring. Dalam kliring tersebut, Bank X dan Bank Y terlibat dan menjadi peserta untuk satu kota yang sama, yakni Jakarta.
Berikut transaksinya:
Transaksi 1:
Pada 20 April 2021, seorang nasabah di Bank X, Ibu Yanti, berhasil melakukan penarikan cek sebesar Rp30 juta. Kemudian, ditambah juga dengan cek sebesar Rp25 juta untuk dibayarkan kepada Pak Anto, yakni seorang nasabah Bank Y.
Transaksi 2:
Di tanggal yang sama pula, Bank Y menerima bilyet giro dari Ibu Mira, seorang nasabah giro untuk mendapatkan keuntungannya dari Pak Andi, nasabah giro dari Bank X sebanyak Rp20 juta. Hanya saja, jika transaksi tersebut diselesaikan dengan metode kliring, akan diperlukan pencatatan jurnal pada setiap peserta kliring.
Maka dari itu, inilah pencatatan jurnal transaksi di Bank Y:
- Transaksi 1
Mencatat kliring pertama:
Dr. RAR Kliring (Rp 30.000.000 + Rp 25.000.000)
Dr. RAR Kliring Rp 55.000.000
Mencatat kliring kedua:
Cr. RAR Kliring Rp 55.000.000
Dr. Giro BI Rp 55.000.000
Cr. Giro Anto Rp 55.000.000 - Transaksi 2
Mencatat kliring pertama:
Dr. Giro Mira Rp 20.000.000
Cr. Giro BI Rp 20.000.000
Pencatatan jurnal transaksi di Bank X
- Transaksi 1
Mencatat kliring kedua
Dr. Giro Yanti Rp 55.000.000
Cr. Giro BI Rp 55.000.000 - Transaksi 2
Dr. Giro Andi Rp 20.000.000
Cr. Giro BI Rp 20.000.000
Perbedaan Kliring dan RTGS
Grameds, tentunya kita sekarang sudah memahami metode kliring untuk transaksi, bukan? Meski begitu, kita harus tahu pula perbedaan antara kliring dan RTGS. Namun sebelum itu, RTGS itu apa?
RTGS alias Real Time Gross Settlement merupakan sistem transfer dana elektronik. Adapun penyelesaian metode ini adalah setiap saat pada hari kerja. Di samping itu, kliring justru hanya menyelesaikan proses transfer pada waktu tertentu, yakni pukul 10 pagi, 12 siang, 2 siang, dan 4 sore.
Pada aspek-aspek secara keseluruhan, sebenarnya perbedaan antara kliring dan RTGS tidaklah banyak. Hanya saja, waktu penyelesaian transfer dan biaya administrasinya berbeda.
Kesimpulan Kliring
Bagaimana, Grameds? Apakah kamu termasuk orang yang telah mengetahui metode kliring dan ingin memahami tentang ini lebih dalam, atau justru belum tahu sama sekali? Rupanya, metode kliring ini memiliki kelemahan dan kelebihannya sendiri. Meski cukup memakan banyak waktu, biaya administrasinya tidak besar.
Selain itu, jenis ini juga masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis dengan sistem dan mekanisme tertentu. Kita pun jadi mengenal tentang lembaga kliring yang berwenang untuk mengawasi proses ini secara independen. Untungnya, kita dapat membahas semuanya di artikel yang satu ini.
Untuk kamu yang gemar mempelajari tentang bank, lembaga keuangan, dan bisnisnya, kami mempunyai beberapa rekomendasi dari Gramedia. Di situs hingga aplikasi kami, Grameds juga dapat menyelam lebih dalam dan menemukan buku-buku lainnya, baik fiksi maupun nonfiksi dan membacanya!
Demikian ulasan mengenai pengertian kliring dan hal lainnya yang terkait. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Salam literasi!
Penulis: Sevilla Nouval Evanda
BACA JUGA:
- Memahami Sistem dan Macam Alat Pembayaran di Indonesia
- 9 Macam Alat Pembayaran Internasional
- Pengertian Uang: Fungsi, Ragam, dan Teori Nilai Uang
- Pengertian Bank: Fungsi, dan Jenis-Jenis Bank di Indonesia
- Sejarah Singkat Bank Sentral Beserta Fungsinya
- Sejarah Perkembangan Uang di Dunia dan Indonesia
- Lembaga Perbankan: Pengertian, Sejarah, Undang-Undang, dan Jenisnya
- Pengertian Bank Sentral: Sejarah, Tugas, Wewenang, serta Peranannya