Sosiologi

Pengertian Akulturasi dan Asimilasi Beserta Contoh-Contohnya

pengertian akulturasi dan asimilasi
Written by Aris

Pengertian Akulturasi dan Asimilasi Beserta Contoh-Contohnya – Di zaman yang semakin modern yang mengalami perkembangan bukan hanya manusia dan teknologi saja, tetapi budaya juga ikut berkembang. Perkembangan budaya biasanya terjadi karena adanya pencampuran budaya, baik budaya dari luar negeri atau budaya dari dalam negeri. Oleh sebab itu, dengan adanya pencampuran budaya tidak menutup kemungkinan akan lahir budaya baru.

Pencampuran budaya terjadi karena banyak hal, seperti globalisasi, teknologi, ketertarikan manusia terhadap budaya lain, dan sebagainya. Selain itu, pencampuran budaya tergolong sangat cepat sehingga setiap anggota masyarakat harus siap dan mampu untuk beradaptasi dengan atau menyesuaikan dengan pencampuran budaya.

Pencampuran budaya pada suatu daerah bisa menjadi hal yang positif atau bisa menjadi hal yang negatif. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat harus bijak dalam menyikapi pencampuran budaya. Anggota masyarakat yang bijak dalam menyikapi pencampuran budaya, maka bisa menjadi hal yang positif.

Di Indonesia, pencampuran budaya sering dikenal dengan nama akulturasi. Sedangkan penyesuaian diri terhadap perubahan suatu budaya disebut dengan istilah asimilasi. Di dalam artikel ini akan dibahas tentang pengertian akulturasi dan asimilasi serta contoh dari akulturasi dan asimilasi. Grameds, selamat membaca.

Pengertian Akulturasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akulturasi adalah Proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu.

Sementara itu, dalam buku Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Secara sederhana, akulturasi adalah adanya budaya asing yang masuk ke dalam budaya sendiri sehingga perlahan-lahan akan diterima oleh anggota masyarakat tanpa harus menghilangkan karakter kebudayaan itu sendiri.

Namun, kehadiran akulturasi pada suatu wilayah bisa memunculkan beberapa masalah, seperti permasalahan dalam mencatat akulturasi pada masyarakat; masalah tentang unsur-unsur yang dapat diterima dan unsur-unsur yang tidak dapat diterima oleh masyarakat; masalah pergantian unsur-unsur yang mudah diganti dan sulit diganti; dan masalah yang berkaitan dengan perselisihan antar masyarakat.

Pengertian Asimilasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) asimilasi adalah penyesuaian (peleburan) sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar. Sedangkan dalam buku Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar budaya yang berbeda-beda yang saling bertemu dalam waktu yang cukup lama sehingga bisa menggantikan unsur-unsur kebudayaan yang lama dan digantikan dengan budaya baru.

Singkatnya, asimilasi adalah suatu perubahan budaya yang terjadi karena adanya individu atau kelompok yang memiliki latar belakang berbeda yang hidup di lingkungan atau suatu daerah yang sama.

Munculnya asimilasi di tengah-tengah masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu adanya individu atau dua kelompok atau lebih yang berlatar belakang berbeda; Terjadinya interaksi sosial antara individu dengan kelompok yang terjadi secara berulang-ulang; budaya yang hadir di tengah-tengah untuk menyesuaikan perkembangannya.

Proses Akulturasi

Akulturasi bisa terjadi karena adanya pencampuran budaya sendiri dengan budaya asing. Proses akulturasi ini bisa terjadi di berbagai macam bidang, seperti kuliner, gaya berpakaian, arsitektur sebuah gedung, dan lain-lain. Dalam proses akulturasi waktu yang dibutuhkan tidak sebentar atau bisa dikatakan bahwa butuh waktu bertahun-tahun supaya proses akulturasi ini bisa terjadi.

Seperti yang kita tahu bahwa proses akulturasi ini tidak bisa dilepaskan dari budaya asing. Budaya asing yang masuk ke lingkungan masyarakat tidak langsung diterima begitu saja. Maka dari itu, proses akulturasi membutuhkan waktu yang cukup lama.

Proses akulturasi juga dipengaruhi oleh faktor masyarakat karena masyarakat yang membangun budaya di dalam negeri. Dengan kata lain, tidak semua pencampuran budaya dapat diterima oleh seluruh masyarakat terutama yang ada di wilayah tersebut.

Selain itu, budaya asing tidak masuk begitu saja atau dapat dikatakan bahwa budaya asing yang masuk dibawa oleh masyarakat asing yang sudah lama tinggal di suatu wilayah. Oleh sebab itu, masyarakat asing tidak bisa dilepaskan dari yang namanya proses akulturasi. Misalnya, warga Belanda ketika menjajah Indonesia, hampir setiap bangunan pada masa itu dekorasinya bernuansa Belanda.

Maka dari itu, proses akulturasi ini dapat dikatakan sebagai pencampuran dua budaya atau lebih, sehingga bisa memunculkan budaya yang baru. Dengan adanya budaya baru akan menambah keberagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

Proses Asimilasi

Proses terjadinya asimilasi dapat disebabkan karena beberapa hal, pertama adanya perkumpulan masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda. Kedua, interaksi sosial antar individu satu dengan individu lainnya. Ketiga, masyarakat yang membaur dengan kebudayaan baru

Adanya perkumpulan masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda, hal seperti ini sering sekali terjadi di lingkungan terdekat kita, baik itu lingkungan sekolah, rumah, dan lain-lain. Maka dari itu, ketika melakukan interaksi sosial tidak bisa dilepaskan dari karakter budaya yang sudah ditanamkan sejak dulu, contohnya dapat kita lihat pada seseorang yang memiliki logat daerah tertentu.

Meskipun ketika berkumpul dengan orang-orang yang berlatar belakang budaya yang berbeda-beda, bukan berarti kita harus membanding-bandingkan budaya yang satu dengan budaya lainnya. Hal seperti ini bisa memunculkan yang namanya asimilasi atau proses sosial yang lahir dari orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda.

Dengan adanya interaksi sosial antar individu satu dengan individu lainnya, maka asimilasi pada suatu wilayah bisa terjadi. Pada dasarnya, setiap manusia tidak bisa dilepaskan dari interaksi sosial terutama dalam perkumpulan suatu masyarakat.

Dari perkumpulan masyarakat itu akan menghasilkan suatu pergaulan antar individu. Bahkan pergaulan ini bisa berlangsung hingga bertahun-tahun. Pergaulan yang cukup lama itu bisa memunculkan adanya asimilasi. Hal ini dikarenakan setiap individu akan melihat karakter individu-individu lainnya.

Masyarakat yang membaur dengan lingkungan baru, hal seperti ini biasanya terjadi ketika kita pindah dari wilayah A ke wilayah B. Dalam proses pemindahan itu kita perlu beradaptasi dan menyesuaikan dengan lingkungan baru supaya bisa berinteraksi dengan orang-orang yang ada di lingkungan baru dan dapat menjaga sebuah keharmonisan.

Adaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru itulah yang menandakan bahwa proses asimilasi sedang terjadi. Dalam beradaptasi, disesuaikan dengan kepribadian seseorang. Dengan kata lain, ada orang yang cepat dalam melakukan adaptasi dan ada orang yang sulit untuk beradaptasi.

Setelah membahas tentang proses asimilasi, maka asimilasi dapat dikatakatan sebagai pemburan budaya yang terjadi pada masyarakat.

Faktor Pendorong Akulturasi

Dalam proses akulturasi tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor pendorong. Di bawah ini akan dijelaskan faktor-faktor pendorong akulturasi.

1. Pendidikan yang Maju

Pendidikan yang maju menjadi faktor pendorong terjadinya akulturasi pada suatu daerah. Dengan pendidikan yang maju akan membuka pikiran masyarakat tentang budaya-budaya asing. Dengan mengenal budaya-budaya asing, maka bisa memajukan peradaban bangsa supaya bisa lebih kuat lagi dalam menghadapi perkembangan zaman. Oleh karena itu, kita harus mengutamakan pendidikan.

Dengan demikian, dalam menghadapi perkembangan zaman, kita harus bisa melakukan akulturasi budaya. Jika kita tidak melakukan akulturasi budaya kemungkinan besar bangsa kita akan sulit menghadapi perkembangan zaman yang bergerak begitu cepat.

2. Sikap dan Perilaku Saling Menghargai Budaya

Sikap dan perilaku menghargai harus dimiliki oleh setiap individu karena dengan hal ini kita bisa berhubungan baik dengan budaya lain. Maka dari itu, sikap dan perilaku menghargai budaya dapat dikatakan sebagai faktor pendorong terjadinya akulturasi budaya. Tanpa adanya sikap dan perilaku ini bisa menyebabkan terjadinya saling mencemooh budaya satu dengan budaya lainnya, sehingga bisa menggagalkan terjadinya akulturasi budaya.

3. Toleransi Terhadap Budaya Lain

Di dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak bisa dilepaskan dari berbagai macam latar belakang budaya. Oleh karena itu, untuk menjaga hubungan baik dengan budaya lainnya dibutuhkan toleransi terhadap budaya lain. Dari sikap dan perilaku toleransi akan memunculkan akulturasi budaya, sehingga sikap dan perilaku toleransi ini bisa dikatakan sebagai faktor pendorong akulturasi budaya.

4. Adanya Masyarakat Heterogen

Masyarakat heterogen dapat dikatakan sebagai faktor pendorong terjadinya akulturasi budaya karena di dalam lingkungan masyarakat terdapat latar belakang budaya yang berbeda-beda. Banyak budaya pada masyarakat heterogen akan memudahkan individu satu dan individu lainnya untuk belajar berbagai macam budaya.

Semakin sering kita belajar budaya lain, maka terjadinya akulturasi budaya akan semakin cepat. Dengan akulturasi budaya, kita akan menguatkan karakter bangsa.

5. Berorientasi Ke Masa Depan 

Rasanya berpikir ke masa depan sudah menjadi hal yang memang perlu dilakukan oleh setiap anggota masyarakat. Dengan berpikir ke masa depan, kita akan mempunyai sebuah rencana, sehingga masa depan dapat dihadapi dengan penuh kesiapan. Dengan demikian, berpikir ke masa depan menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya akulturasi.

Beli Buku di Gramedia

Faktor Penghambat Akulturasi

Adanya faktor pendorong terjadinya akulturasi berarti ada juga faktor penghambat terjadinya akulturasi. Berikut faktor-faktor penghambat terjadinya akulturasi.

1. Ilmu Pengetahuan yang Bergerak Melambat

Pendidikan yang tidak bergerak atau bahkan bergerak mundur akan membuat ilmu pengetahuan bergerak melambat. Ilmu pengetahuan yang bergerak melambat bisa menjadi penyebab terhambatnya proses akulturasi pada suatu wilayah.

2. Sikap Masyarakat yang Tradisional

Masyarakat yang memegang teguh kebudayaan tradisional akan selalu beranggapan bahwa masuknya budaya asing bisa menghilangkan keistimewaan dari budaya asli itu sendiri, sehingga budaya asing akan sulit diterima. Oleh sebab itu, masyarakat yang masih memegang teguh kebudayaan tradisional bisa menjadi faktor penghambat terjadinya akulturasi.

3. Hal-Hal Baru Dianggap Buruk

Sulit untuk menerima atau bahkan beranggapan buruk terhadap hal-hal baru bisa menjadi faktor penghambat terjadinya akulturasi budaya. Individu atau kelompok yang seperti itu akan sangat sulit untuk menerima masuknya budaya baru, sehingga proses akulturasi menjadi terhambat.

4. Adat atau Kebiasaan

Bagi sebagian kelompok masyarakat adat atau kebiasaan sudah ditanamkan sejak kecil, sehingga ketika menerima budaya baru akan dianggap seperti hal yang asing. Jika sudah beranggapan seperti itu, maka akan sulit mengenalkan budaya baru. Oleh karena itu, adat atau kebiasaan menjadi salah satu faktor penghambat terjadinya akulturasi.

Faktor Pendorong Asimilasi

Terjadinya asimilasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong di antaranya:

1. Terbiasa Membuka Diri Terhadap Budaya Baru

Keterbukaan pada budaya baru, baik dari informasi atau ketika mempraktikkannya. Keterbukaan pada budaya baru, maka kita akan menerima dengan mudah masuknya budaya baru ke dalam diri kita. Maka dari itu, sikap dan perilaku keterbukaan diri terhadap budaya baru menjadi salah satu faktor pendorong asimilasi.

2. Perkawinan Antar Kelompok Budaya yang Berbeda

Ketika melakukan perkawinan dengan kelompok budaya yang berbeda, maka akan ada setiap individu akan merasakan pembauran budaya yang satu dengan budaya lainnya. Pembauran budaya ini bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk asimilasi. Maka dari itu, perkawinan antar kelompok budaya termasuk ke dalam salah satu faktor pendorong asimilasi.

3. Menghormati dan Menghargai Orang Asing Beserta Budaya yang Dibawanya

Sudah seharusnya sebagai individu yang baik kita harus saling menghargai dan menghormati orang asing yang membawa budayanya. Dengan melakukan sikap dan perilaku seperti itu, maka kita sudah memberikan dorongan akan terjadinya asimilasi budaya.

4. Memiliki Kesempatan yang Sama Di Dalam Aspek Ekonomi

Setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam kegiatan ekonomi, sehingga ekonomi bisa terjaga. Selain ekonomi terjaga, kesempatan yang sama di dalam ekonomi bisa mendorong terjadinya asimilasi.

Beli Buku di Gramedia

Faktor Penghambat Asimilasi

Asimilasi bisa menjadi terhambat karena beberapa faktor. Di bawa ini akan dijelaskan faktor-faktor penghambat asimilasi.

1. Takut Menghadapi Budaya Baru

Bagi sebagian individu atau kelompok masih ada yang takut menghadapi budaya baru. Rasa takut kepada budaya baru sebaiknya segera dihilangkan karena bisa menghambat terjadinya proses asimilasi pada suatu daerah.

2. Adanya Golongan Minoritas

Tak bisa dipungkiri bahwa di setiap wilayah pasti ada yang namanya golongan minoritas. Golongan minoritas ini sulit menerima budaya baru karena takut dicemooh oleh golongan mayoritas.

3. Kurangnya Ilmu Pengetahuan Tentang Budaya Asing

Jika ilmu pengetahuan budaya asing yang kita miliki tidak banyak, maka kita akan sulit untuk mempelajari budaya asing tersebut. Hal seperti itu bisa menyebabkan individu atau kelompok sulit menerima budaya asing, sehingga proses asimilasi akan terhambat.

4. Perbedaan Ciri-Ciri  Fisik

Perbedaan ciri-ciri fisik manusia bisa menyebabkan orang lain takut untuk mempelajari budaya asing. Budaya asing yang sulit diterima oleh setiap individu atau kelompok, sehingga asimilasi sulit untuk diwujudkan.

Perbedaan Akulturasi dan Asimilasi

Perbedaan akulturasi dan asimilasi ini bisa kita lihat melalui definisinya. Akulturasi adalah terjadinya pencampuran budaya tanpa harus menghilangkan budaya aslinya. Sementara itu, asimilasi adalah adanya dua kebudayaan atau lebih yang ada di lingkungan masyarakat, sehingga dapat memunculkan budaya yang baru.

Akulturasi mencampurkan budaya asing dengan budaya baru. Sedangkan asimilasi memunculkan budaya baru dan budaya asli perlahan-lahan mulai hilang dari kelompok masyarakat.

Dengan demikian, perbedaan akulturasi dan asimilasi bisa kita lihat dengan cara apakah budaya di kelompok masyarakat hilang atau tidak.

Contoh Akulturasi

1. Rumah-Rumah Dengan Arsitektur China Kuno

Rumah-rumah yang arsitekturnya bernuansia China Kuno merupakan salah satu bentuk dari terjadinya akulturasi. Contoh akulturasi ini bisa kamu lihat di daerah Rembang dan Lasem, Jawa Tengah.

2.  Kesenian Gambang Kromong

Kesenian Gambang Kromong merupakan pencampuran budaya Indonesia dengan budaya Tiongkok dalam sebuah pertunjukan musik.

3. Masjid Menara Kudus

Masjid ini bisa dikatakan sebagai bentuk dari akulturasi karena arsitektur masjid menara Kudus hasil pencampuran budaya Islam dengan budaya Hindu.

4. Cerita Wayang Mahabarata

Wayang adalah salah satu budaya Indonesia yang sudah ada sejak zaman dulu. Bahkan, saat ini wayang sudah dikenal oleh banyak negara. Biasanya cerita wayang diambil dari kisah Mahabharata yang berasal dari India. Oleh karena itu, wayang dan kisah Mahabharata merupakan bentuk dari akulturasi budaya.

Beli Buku di Gramedia

Contoh Asimilasi

1. Musik Dangdut

Musik dangdut berasal dari pengaruh musik India dan musik Melayu. Pencampuran musik India dengan Melayu yang menghasilkan musik dangdut merupakan contoh dari asimilasi.

2. Penggunaan Baju Koko di Indonesia

Pada awalnya baju koko di Indonesia sangat identik dengan baju pria yang digunakan oleh warga Tiongkok. Namun, seiring berjalannya waktu anggapan itu berganti menjadi baju koko identik dengan baju Muslim pria.

3. Pakaian Pengantin Betawi

Pakaian pengantin Betawi sangat dipengaruhi oleh berbagai macam budaya, seperti Arab, Cina, dan Melayu. Maka dari itu, pakaian pengantin Betawi merupakan contoh dari asimilasi.

4. Perayaan Valentine

Perayaan Valentine memang bukan berasal dari Indonesia, tetapi masyarakat Indonesia banyak yang melakukan perayaan itu.

Baca juga :

Kesimpulan

Perkembangan zaman akan selalu berkaitan dengan manusia dan budaya karena kepribadian manusia tidak akan terbentuk tanpa adanya budaya. Begitu pun dengan budaya yang tidak akan ada tanpa kehadiran manusia.

Dalam perkembangan zaman biasanya akan terjadi yang namanya akulturasi dan asimilasi budaya. Kedua hal tersebut perlu dilakukan supaya bisa menguatkan kepribadian bangsa dalam menghadapi perkembangan zaman. Selain itu, akulturasi dan asimilasi tidak bisa dipandang secara negatif karena kedua hal tersebut memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap masyarakat dan lingkungannya.

Beli Buku di Gramedia

About the author

Aris

Saya sangat dengan dunia menulis karena melalui menulis, saya bisa mendapatkan banyak informasi. Karya yang saya hasilkan juga beragam, dan tema yang saya suka salah satunya adalah sosiologi. Tema satu ini akan selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan selalu menarik untuk dibicarakan.

Kontak media sosial Twitter saya M Aris