Orkestra Adalah – Apabila membicarakan mengenai musik orkes, pasti Grameds berpikir mengenai pertunjukan musik di sebuah panggung di dalam ruangan besar dengan masing-masing personilnya memainkan alat musik berbeda-beda. Yap, pemikiran itu tidak salah kok sebab pertunjukkan orkestra kurang lebih memang demikian adanya. Meskipun pertunjukan musik orkestra ini bukanlah seni musik asli dari Indonesia, tetapi di negara kita ini sangat diminati banyak orang.
Dalam pertunjukan orkestra, nantinya akan disajikan berbagai macam bentuk musik, mulai dari pertunjukan musik tunggal, ansambel, hingga orkestra itu sendiri. Biasanya, jenis musik yang dibawakan adalah musik klasik, meskipun tidak menutup kemungkinan dapat juga membawakan jenis musik lainnya. Lalu sebenarnya, apa sih orkestra itu? Bagaimana sejarah perkembangan dari pertunjukan seni musik ini di Indonesia? Apakah terdapat kelompok yang eksis di belantara musik Indonesia ini? Nah, supaya Grameds memahami akan hal tersebut, yuk simak berikut ini!
Pengertian Orkestra
Menurut John Spitzer, istilah “orkestra” pada zaman Yunani dan Romawi Kuno merujuk pada tingkatan dasar dari sebuah panggung terbuka, yang digunakan kembali pada zaman Renaissance, yakni “tempat di depan panggung”. Yap, pada awal abad XVII, area di depan panggung ini biasanya digunakan sebagai tempat para pemain musik untuk mengiringi nyanyian dan tarian. Kemudian pada abad selanjutnya, XVIII, istilah “orkestra” semakin diperluas dengan merujuk pada “tempat khusus bagi para pemain musik” dan selaku bentuk identitas para pemain musik tersebut sebagai bagian dari sebuah ensambel.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), “ensambel” adalah bentuk baku dari ansambel yang berarti “kelompok pemain musik (penyanyi) yang bermain bersama secara tetap.” Sementara “orkestra” berarti sebagai “area yang terletak di depan panggung tempat duduk para pemusik”.
Sebelum istilah “orkestra” ini muncul, terdapat istilah serupa yang menggambarkan sebuah kelompok pemain musik dalam jumlah besar. Misalnya di Italia, sebutan untuk pemain musik yang serupa adalah capella, concerto grosso, coro, dan simfonia. Demikian juga di Paris, sebutan untuk pemain musik yang serupa adalah istilah les concertantes dan les violons.
Dalam sebuah ruang lingkup modern, biasanya instrumen musik yang digunakan terdiri dari empat golongan, yakni alat musik gesek, alat musik tiup kayu (woodwind section), alat musik tiup logam, dan alat musik pukul.
Ciri-Ciri Orkestra
Dalam sebuah pertunjukan musik orkestra biasanya mempunyai ciri-ciri yang saling berhubungan, yakni sebagai berikut:
- Didasarkan atas adanya alat musik gesek, yang biasanya terdiri dari biola dan double bass. Kelompok alat musik gesek tersebut tersusun ke dalam bagian-bagian khusus, sehingga para pemusik akan selalu memainkan not yang sama dalam satu suara.
- Pada alat musik tiup kayu, tiup logam, dan perkusi, akan tampil dalam jumlah yang berbeda sesuai dengan periode serta lagu yang hendak ditampilkan.
- Menyesuaikan waktu, tempat, dan daftar lagu dengan memperlihatkan standar instrumentasi secara luas,
- Pada kelompok yang telah mapan dan terorganisir secara baik, biasanya akan mengadakan latihan serta pentas secara rutin. Tidak hanya itu saja, kelompok tersebut juga mempunyai struktur organisasi dan dana finansial yang baik.
- Berhubung membutuhkan banyak pemain musik, sehingga akan menuntut tingkat kecakapan musikal yang tinggi untuk memainkan musik dengan secara tepat.
- Pada dasarnya dikoordinasi secara langsung dari satu pusat, yakni seorang konduktor.
Apabila terdapat sebuah kelompok musik dengan jumlah personil yang banyak, tetapi tidak memiliki ciri-ciri tersebut, maka tidak dapat disebut sebagai orkestra.
Jenis-Jenis Musik Orkestra
Sebuah orkestra ternyata memiliki beragam jenis yang masing-masing mempunyai perbedaan dan ciri khas masing-masing, yakni sebagai berikut:
- Orkestra Gesek (String Orchestra), yakni sebuah kelompok orkestra yang terdiri dari sejumlah alat musik gesek saja.
- Symphony Orchestra, yakni standar orkestra besar yang mana kelompok ini memainkan sebuah karya simfoni. Perlu diketahui bahwa simfoni adalah sebuah karya musik yang panjang dan dimainkan oleh orkestra, biasanya terdiri dari empat bagian.
- Orkestra Kamar (Chamber Orchestra), yakni orkes dalam ukuran kecil dengan pemain terbatas.
- Orkestra Teater (Theater Orchestra), yakni kelompok orkestra yang memainkan sebuah simfoni dengan mengikutsertakan alat musik saxofon dan combo band.
- Philharmonic Orchestra, yakni sebuah orkestra lengkap yang menggunakan beragam alat musik dari sebuah musik simfoni.
- Orkestra Klasik (Classical Orchestra), yakni sebuah orkestra yang memainkan jenis musik klasik dan biasanya menggunakan alat musik yang lebih sedikit dibandingkan dengan karya musik simfoni.
- Simfoni Eta, yakni memainkan karya musik simfoni tetapi bentuknya lebih pendek dan lebih sederhana.
- Waltz Orchestra, yakni memainkan musik waltz. Perlu diketahui bahwa musik waltz adalah jenis musik yang biasanya digunakan untuk mengiringi tarian ruangan (ballroom).
Sejarah Singkat Perkembangan Orkestra
Sebenarnya, awal munculnya orkestra itu dimulai dari kelompok-kelompok kecil yang berisikan para musisi untuk sebuah acara festival atau pemakaman. Namun pada zaman kekaisaran Romawi, keberadaan kelompok musik tersebut dilarang oleh pemerintah Romawi. Kemudian, setelah kekaisaran Romawi runtuh, kelompok musik mulai berkembang lagi dengan mengembangkan keberagaman alat musiknya.
Sejarah perkembangan dari orkestra semakin terlihat pada abad ke-16, yang mana pada saat itu telah banyak komposer dengan kemampuannya menulis musik untuk kelompok instrumental. Sementara itu pada abad ke-15 dan ke-16, terutama di Italia, rumah-rumah bangsawan bahkan telah memiliki kelompok musik yang bertugas untuk menghibur para bangsawan kerajaan tersebut. Kemudian pada abad ke-17, seiring dengan munculnya pertunjukan teater, khususnya opera menjadikan musik semakin banyak diciptakan untuk kelompok instrumen. Nah, disinilah tonggak munculnya orkestra dan dikenal oleh dunia, yakni pada abad ke-18 dan ke-19.
Pada awal abad ke-18, terdapat pemilihan khusus bagi para musisi untuk sebuah orkestra, yang mana menekankan kemampuan yang kompeten dan bakat dalam memainkan instrumen musik. Seorang komposer bernama Johann Sebastian Bach pada kala itu memegang kendali penuh dalam proses pemilihan sumber daya musik di kotanya yakni Eisenach, Jerman.
Pada perkembangan musik klasik, seorang komposer bernama Joseph Haydn disewa oleh pihak bangsawan untuk bertugas menghibur para bangsawan di istana. Pada saat yang sama, terdapat seorang musisi mudah yang berbakat bernama Wolfgang Amadeus Mozart yang tengah menggelar konser dari kota ke kota. Pada masa ini, keberadaan orkestra menjadi media hiburan terutama bagi para bangsawan dan kemudian semakin berkembang pula dengan ditampilkan juga di hadapan masyarakat luas. Tidak hanya itu saja, orkestra mulai dipakai juga untuk mengiringi musik terutama dalam pertunjukan teatrikal dan opera.
Pada era modern, orkestra juga turut berkembang dengan menggunakan alat musik gesek, yakni biola satu, biola dua, biola alto, cello, dan contrabass. Kemudian semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula alat musik yang digunakan dalam kelompok orkestra ini, yakni pada tahun 1680-1750 muncul alat musik oboe, bassoon, terompet, dan horn.
Perkembangan orkestra tentu saja mendapatkan pengaruh dari aksi para komposer, misalnya Beethoven dan Wagner. Bahkan pada awal abad ke-19, muncul standar khusus yakni standart complement untuk alat tiup kayu dan logam yang digunakan dalam sebuah orkestra, sejalan dengan kekuatan musik karya Ludwig van Beethoven.
Perkembangan selanjutnya dicetuskan oleh Richard Wagner yang mendirikan sebuah orkestra khusus untuk mengiringi pertunjukan drama musikal. Wagner juga yang memberikan peran konduktor sebagai pemimpin dalam sebuah orkestra.
Sejarah Perkembangan Orkestra di Indonesia
Perkembangan orkestra yang ada di dunia juga akhirnya merembet sampai ke negara kita ini. Penyebab mengapa musik orkestra dapat masuk ke Indonesia, karena adanya kontak antara Indonesia dengan bangsa Barat. Pengaruh Barat dalam hal seni memang terbukti konkrit, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh R.M. Soedarsono pada tahun 2022. Beliau berpendapat bahwa pengaruh bangsa Barat terutama bangsa Portugis yang kemudian disusul oleh Belanda pada akhir abad XVI sangat kuat, dengan bukti banyaknya bentuk karya seni Indonesia yang “mirip” dengan budaya Barat.
Pengenalan musik Eropa khususnya orkestra ini paling awal terjadi di Pulau Jawa, yang mana dibawa oleh para pelayar yang pada abad XVI tengah singgah. Salah satu pelayar yang menyebarkan musik Eropa adalah Francis Drake. Dalam buku perjalanannya, Beliau menjelaskan bahwa musisi kapal memainkan musik untuk seorang raja di Pulau Bali, lalu raja tersebut membalasnya dengan permainan musik lokal. Meskipun tidak terdapat identifikasi secara jelas musik lokal apa yang digunakan, apakah gamelan atau ensambel musik lainnya.
Pada tahun 1921-1939, pertunjukan musik di Keraton Yogyakarta yakni pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII, mengalami kemajuan pesat dengan kehadiran Walter Spies. Spies memiliki peran besar dalam perkembangan kehidupan musikal yang ada di Yogyakarta dan bahkan mendapatkan pekerjaan tetap sebagai instruktur musik sekaligus dirigen di Kraton Orkest Jogja.
Tidak hanya Kraton Orkest Jogja saja yang menjadi bukti perkembangan orkestra di Indonesia, ada juga Orkes Societe de Vereeniging yang didirikan oleh pengusaha perkebunan di Yogyakarta. Orkes tersebut dipimpin oleh Attilio Gnocchi dari Italia dan Carl Gotsch dari Austria.
Meskipun perkembangan musik orkestra di Indonesia ini mengalami masa pasang-surut, tetapi pada tahun 1950-an justru menjadi masa kejayaan musik orkestra terutama di Jakarta. Sayangnya, tidak ada bukti rekaman maupun catatan fisik tentang kejayaan musik tersebut (berdasarkan buku Twilite Orchestra karya Ninok Leksono). Keberadaan Twilite Orchestra adalah bukti bahwa orkestra pernah berjaya di Indonesia dengan konduktornya adalah Addie MS.
Sayangnya, pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia, sehingga menjadikan keterpurukan kehidupan masyarakat, termasuk pada kelangsungan hidup musik orkestra. Pada kala itu, Twilite Orchestra hanya melakukan konser satu kali saja yakni di Gedung Teater Tanah Airku (TMII), padahal pada tahun-tahun sebelumnya mereka mampu melaksanakan konser sebanyak lima kali dalam setahun.
Seiring dengan perkembangan politik dan ekonomi yang semakin membaik, maka keadaan musik orkestra yang semakin berkembang kembali. Muncullah beberapa grup orkestra lain salah satunya adalah Nusantara Symphony Orchestra yang dikoordinasi oleh Miranda Goeltom, yang fokus membawakan komposisi musik karya Bach, Mozart, dan musik klasik Barat lainnya.
Pada saat itu, muncul pemikiran bahwa penikmatnya hanya diperuntukkan pada kalangan atas saja, sehingga Addie MS beserta kelompoknya berusaha mensosialisasikan bahwa pemikiran itu tidaklah benar. Twilite Orchestra berusaha menjembatani apresiasi masyarakat menengah hingga ke bawah akan musik ini, yakni dengan menggelar konser di tempat-tempat umum, mulai dari sekolah, kampus, dan lain-lain. Dalam programnya, kelompok ini mengunjungi sekolah-sekolah untuk memperkenalkan alat musik yang biasa digunakan dalam musik tersebut, mulai dari biola, flute, contrabass, cello, dan lain-lain. Mereka juga mengajarkan secara singkat mengenai bagaimana teknik memainkan alat-alat musik tersebut.
Tidak hanya itu saja, kelompok ini juga akan mengaransemen lagu tradisional yang mana telah akrab di telinga masyarakat ke dalam musik ini dan menampilkannya di masyarakat umum.
Contoh Alat Musik Dalam Sebuah Orkestra
Dalam sebuah orkestra, biasanya akan menggunakan tiga jenis alat musik berupa alat musik gesek, tiup, dan vokal. Namun, tak jarang pula akan ditambahkan vokal, baik secara vokal maupun grup. Nah, berikut adalah contoh-contoh alat musik yang digunakan dalam sebuah orkestra.
Alat Musik Gesek
1. Biola Contrabass
Alat musik ini dapat dimainkan dengan dua cara, yakni dengan digesek maupun dipetik. Apabila digunakan untuk mengiringi orkestra dan jenis musik tango, maka akan memainkan dengan dua cara tersebut. Namun, jika untuk mengiringi jenis musik jazz dan blues, maka akan dilakukan dengan cara dipetik.
2. Harpa
Yakni alat musik yang biasanya diilustrasikan sebagai alat musiknya para malaikat. Cara memainkannya adalah dengan dipetik pada bagian senarnya. Bentuk alat musik ini sangat tinggi sehingga tak jarang para pemainnya akan berdiri supaya dapat menjangkau senarnya.
3. Cello
Alat musik ini sebenarnya memiliki nama asli Violoncello, tetapi orang-orang sering menyebutnya dengan Cello. Cara memainkannya adalah dengan digesek dengan alat penggesek khusus. Seorang pemain cello biasanya disebut dengan Cellist.
Alat Musik Tiup
1. Klarinet
Yakni sebuah alat musik yang dimainkan dengan 1 reed. Biasanya, pemain klarinet akan disebut sebagai Clarinetist.
2. Saxofon
Yakni alat musik yang termasuk dalam golongan aerophone dan cara memainkannya adalah dengan ditiup.
3. Flute
Yakni sebuah alat musik yang cara memainkannya dengan ditiup. Biasanya, flute sering disamakan dengan fagot, hanya saja berbeda cara memainkannya.
Alat Musik Pukul
1. Vibrafon
Bentuk alat musik ini hampir mirip dengan xylophone dan marimba. Bedanya, alat musik vibrafon ini memiliki batang-batang aluminium, sementara dua alat musik tersebut menggunakan batang-batang kayu. Cara memainkannya adalah dengan memukul batangan-batangan aluminium tersebut dengan pemukul khusus.
2. Tubular Bells
Biasanya dikenal dengan nama tubular lonceng, sebab suaranya menyerupai lonceng gereja. Cara memainkannya adalah dengan memukulnya dengan alat pemukul khusus.
3. Drum
Alat musik ini terbuat dari kulit hewan yang direntangkan dalam bentuk bundar. Cara memainkannya adalah dengan dipukul, baik dengan tangan kosong atau sebuah alat khusus yang disebut dengan stick drum.
Nah, itulah ulasan mengenai apa itu orkestra dan sejarah perkembangannya, baik di dunia maupun di Indonesia. Apakah Grameds pernah menonton pertunjukan ini?
Sumber:
Fu’adi, F. Mengenal Lebih Dekat Musik Orkestra. Harmonia Journal of Arts Research and Education, 9(2), 63263.
Baca Juga!
- 13 Ragam Alat Musik Daerah Dari Jawa Barat
- Pengertian Musik Tradisional dan Alat Musiknya
- Asal-Usul Alat Musik Gamelan dan Cara Memainkannya
- Memahami Apa Itu Seni Musik
- Belajar Sambil Dengerin Musik, Emang Bisa Fokus?
- Pengertian Interval Lima Nada
- Perkembangan dan Sejarah Dangdut di Indonesia
- Pengertian dan Urutan Tangga Nada