nama dataran rendah di pulau jawa – Pulau Jawa bukan hanya dikenal sebagai pusat kehidupan penduduk Indonesia, tetapi juga sebagai pulau dengan bentang alam yang luar biasa kaya dan beragam. Dari puncak pegunungan yang menjulang tinggi, hingga hamparan tanah datar yang memanjang di pesisir, setiap sudutnya menyimpan kisah geografi, sejarah, dan peradaban manusia.
Salah satu bentang alam yang kerap luput dari sorotan adalah dataran rendah di Pulau Jawa. Meski tidak setinggi pegunungan atau sepopuler pantai, wilayah-wilayah ini justru menjadi nadi kehidupan dan peradaban: tempat di mana sawah membentang, kota tumbuh, dan sungai mengalir membawa kehidupan.
Di artikel ini, kita akan menelisik lebih dalam tentang apa itu dataran rendah, mengenali karakteristiknya, serta menjelajahi nama-nama dataran rendah utama di Pulau Jawa, dari barat hingga timur, beserta potensi alam dan tantangannya di masa kini.
Daftar Isi
Apa Itu Dataran Rendah?
Secara sederhana, dataran rendah adalah hamparan tanah yang relatif datar dengan ketinggian kurang dari 200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Wilayah ini terbentuk secara alami melalui proses sedimentasi sungai, pengendapan material, atau aktivitas geologi selama ribuan tahun.
Dalam konteks geografis, dataran rendah sering kali terbentang di wilayah pesisir atau hilir sungai besar. Karena topografinya yang landai, daerah ini menjadi lokasi ideal untuk pemukiman, pertanian, dan pusat aktivitas ekonomi. Tak heran jika sebagian besar kota besar di Pulau Jawa, termasuk Jakarta, Surabaya, dan Semarang, berada di kawasan dataran rendah.
Ciri-Ciri Umum Dataran Rendah:
- Ketinggian relatif rendah (≤ 200 mdpl)
- Tanahnya subur berkat endapan alluvial dari sungai
- Umumnya berdekatan dengan pantai dan sungai besar
- Suhu udara lebih hangat dibandingkan dataran tinggi
- Potensi besar untuk pertanian, industri, dan pemukiman
Kini setelah kita memahami definisi dan karakteristik dataran rendah, saatnya beranjak menelusuri daftar nama-nama dataran rendah di Pulau Jawa. Dari kawasan barat seperti Cirebon dan Indramayu, hingga wilayah timur seperti Surabaya dan Banyuwangi—masing-masing menyimpan cerita unik tentang hubungan manusia, tanah, dan waktu.
Mari kita mulai perjalanan geografis ini dari ujung barat Pulau Jawa, menuju ke timur, menyusuri hamparan dataran rendah yang menjadi saksi tumbuhnya kehidupan di pulau terpadat di Indonesia ini.
Apa Saja Nama-Nama Dataran Rendah di Pulau Jawa?
Kalau kamu perhatikan peta Pulau Jawa dari atas, akan tampak jelas jalur panjang dataran landai yang membentang di bagian utara dan selatan pulau. Di sanalah dataran rendah utama berada, menjadi tempat berkembangnya kota-kota besar, sawah subur, hingga kawasan industri yang menopang ekonomi Indonesia.
Beberapa wilayah bahkan menjadi ikon dataran rendah karena peran sejarah dan geografisnya, seperti Jakarta di barat dan Surabaya di timur. Berikut tabel lengkap yang menunjukkan nama-nama dataran rendah di Pulau Jawa, lengkap dengan ketinggian dan ciri khasnya.
| Wilayah | Provinsi | Ketinggian Rata-rata | Catatan Geografis | Potensi Wilayah |
| DKI Jakarta | DKI Jakarta | ± 7 mdpl | Pesisir Utara, lahan landai & padat penduduk. | Pusat ekonomi, pelabuhan, dan pemerintahan nasional. |
| Kota Cirebon | Jawa Barat | 0–200 mdpl | Dataran pantai utara Jawa Barat. | Pusat perdagangan pesisir dan pelabuhan bersejarah. |
| Kabupaten Indramayu | Jawa Barat | 0–18 mdpl | Lahan persawahan dan tambak pesisir. | Produksi beras & perikanan. |
| Kota Semarang | Jawa Tengah | 0–3,5 mdpl | Dataran pantai utara Jawa Tengah (“Semarang Bawah”). | Pelabuhan utama & kota industri. |
| Kota Surakarta (Solo) | Jawa Tengah | ± 95–105 mdpl | Dataran rendah Bengawan Solo. | Sentra budaya & pertanian subur. |
| Kota Surabaya | Jawa Timur | ± 3–6 mdpl | Wilayah pesisir timur Jawa. | Pusat industri & perdagangan terbesar di timur Jawa. |
| Kabupaten Gresik | Jawa Timur | ± 2–12 mdpl | Pesisir barat laut Surabaya. | Kawasan industri, pelabuhan, dan semen. |
| Kota Madiun | Jawa Timur | ± 63–67 mdpl | Dataran landai lembah Bengawan Madiun. | Pertanian & transportasi antarwilayah. |
Kalau dilihat dari daftar di atas, sebagian besar dataran rendah di Pulau Jawa terletak di wilayah utara, mengikuti aliran sungai besar dan garis pantai Laut Jawa. Tak heran kalau kawasan ini menjadi pusat peradaban sejak masa kerajaan hingga kini, mulai dari pelabuhan Cirebon yang bersejarah, hingga Surabaya yang kini tumbuh menjadi kota metropolitan.
Namun, di balik potensi besar tersebut, dataran rendah juga menyimpan tantangan: risiko banjir, penurunan tanah, hingga intrusi air laut. Untuk memahami lebih jauh bagaimana kondisi geografis dan ekonomi di wilayah ini, mari kita lanjut ke pembahasan berikutnya.

Sumber: Freepik
Bagaimana Kondisi Geografis Dataran Rendah di Pulau Jawa?
Dataran rendah di Pulau Jawa terbentuk dari proses alam panjang, aliran sungai besar yang membawa endapan, pelapukan batuan, hingga sisa vulkanisme purba. Tanah di wilayah ini umumnya berupa endapan alluvial yang subur dan menyimpan banyak unsur hara, menjadikannya ideal untuk pertanian dan pemukiman manusia.
Contohnya, kawasan dataran rendah Surakarta di sepanjang Bengawan Solo dikenal sebagai salah satu daerah paling subur di Jawa Tengah.
Apa Saja Potensi Ekonomi di Dataran Rendah Pulau Jawa?
Topografi yang landai membuat dataran rendah sangat mendukung pembangunan infrastruktur, kawasan industri, hingga transportasi besar. Tak heran jika kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang berkembang pesat sebagai pusat ekonomi dan perdagangan. Wilayah ini bukan hanya menjadi rumah bagi jutaan penduduk, tapi juga tulang punggung ekonomi nasional.
Mengapa Dataran Rendah Penting bagi Pertanian?
Kesuburan tanah alluvial menjadikan dataran rendah sebagai pusat ketahanan pangan Pulau Jawa. Padi, jagung, tebu, dan berbagai hasil hortikultura tumbuh melimpah di lahan subur seperti Indramayu, Cirebon, dan Madiun.
Lahan yang luas dan mudah dikelola membuat dataran rendah menjadi aset penting dalam sistem pangan nasional.
Apa Tantangan yang Dihadapi Wilayah Dataran Rendah?
Meski kaya potensi, dataran rendah menyimpan tantangan serius. Kawasan pesisir seperti Jakarta dan Semarang rentan terhadap banjir rob dan penurunan tanah, sementara tekanan urbanisasi menggerus lahan hijau.
Untuk itu, dibutuhkan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan agar keseimbangan antara manusia dan alam tetap terjaga.
Setelah memahami lanskap geografis dan potensi ekonominya, kini saatnya kita menelusuri beberapa contoh daerah dataran rendah di Jawa yang paling terkenal, tempat di mana sejarah, alam, dan kehidupan manusia bertemu dalam satu cerita panjang.
Studi Kasus: Beberapa Dataran Rendah Populer di Pulau Jawa
Setelah memahami karakter umum dataran rendah, kini kita menjelajahi beberapa contoh nyata di Pulau Jawa, dari barat hingga timur. Setiap wilayah memiliki kisah unik tentang bagaimana kondisi geografisnya membentuk kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat.
Dataran Rendah DKI Jakarta
Jakarta, ibu kota negara sekaligus megapolitan terbesar di Indonesia, berdiri di atas hamparan lahan yang rata dan landai, dengan ketinggian rata-rata hanya sekitar 7 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bahkan, wilayah pesisir utara Jakarta kini sebagian berada di bawah permukaan laut, menjadikannya salah satu kota dataran rendah paling ekstrem di Asia Tenggara.
Kondisi ini menjadikan Jakarta sangat rentan terhadap banjir dan penurunan muka tanah, namun sekaligus menjadi contoh adaptasi modern melalui pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall), kanal pengendali air, dan sistem drainase canggih. Meskipun urbanisasi begitu masif, karakter alam dataran rendah masih terasa jelas dalam lanskap dan tata ruang kota.
Dataran Rendah Kota Cirebon & Kabupaten Indramayu (Jawa Barat)
Bergeser ke timur dari Jakarta, kita tiba di dataran rendah pesisir utara Jawa Barat, kawasan Cirebon dan Indramayu. Ketinggian wilayah ini hanya berkisar 0–200 mdpl, dan dikenal sebagai sentra pertanian, perikanan, serta penghasil garam.
Hamparan sawah yang luas, tambak udang, serta kehidupan masyarakat pesisir yang dinamis menggambarkan keseharian khas dataran rendah. Selain itu, warisan budaya seperti batik Cirebon, tradisi nelayan, dan kuliner khas seperti empal gentong dan nasi jamblang menunjukkan bagaimana alam dan budaya saling memengaruhi di wilayah ini.
Dataran Rendah Kota Semarang (Jawa Tengah)
Melanjutkan perjalanan ke tengah Pulau Jawa, kita tiba di Semarang, ibu kota Jawa Tengah yang sebagian wilayahnya berada pada ketinggian hanya 0–3,5 mdpl. Kawasan ini dikenal dengan istilah “Semarang Bawah”, sedangkan bagian selatan kotanya disebut “Semarang Atas” yang mulai menanjak ke arah perbukitan.
Sebagai kota pelabuhan penting sejak masa kolonial, Semarang tumbuh pesat di dataran rendah pesisir utara. Namun, posisinya yang rendah membuat kota ini menghadapi tantangan rob dan banjir pasang laut. Kini, berbagai proyek seperti pembangunan tanggul laut dan sistem polder menjadi bukti nyata upaya masyarakat beradaptasi dengan kondisi geografis mereka. Di sisi lain, dataran rendah ini juga menjadikan Semarang pusat perdagangan, industri, dan pendidikan yang maju di Jawa Tengah.
Dataran Rendah Kota Surakarta (Solo)
Masih di jantung Pulau Jawa, terdapat Surakarta (Solo), sebuah kota budaya yang tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian sekitar 95–105 mdpl. Wilayah ini dikelilingi oleh Sungai Bengawan Solo, sungai terpanjang di Pulau Jawa, yang memberikan kesuburan tanah luar biasa bagi pertanian dan kehidupan masyarakat.
Surakarta dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa sekaligus kota dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Kesuburan tanah alluvial dan medan yang datar memungkinkan pengembangan pertanian intensif, infrastruktur transportasi, hingga kawasan permukiman. Tak heran jika kota ini sering disebut sebagai “jantung agraris Jawa Tengah” yang menjadi penghubung antara dataran rendah utara dan selatan.
Dataran Rendah Kota Surabaya & Kabupaten Gresik (Jawa Timur)
Perjalanan kita berlanjut ke ujung timur Pulau Jawa, kawasan Surabaya dan Gresik. Dengan ketinggian hanya 2–12 mdpl, keduanya merupakan contoh khas dataran rendah pesisir timur.
Kondisi geografis yang landai menjadikan Surabaya tumbuh sebagai kota pelabuhan terbesar kedua di Indonesia, dengan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai pintu gerbang ekonomi nasional. Gresik, di sisi baratnya, dikenal sebagai kota industri dan maritim yang telah berkembang sejak masa kerajaan Islam Nusantara.
Meski menghadapi tantangan banjir dan abrasi pantai, kedua wilayah ini membuktikan bagaimana dataran rendah bisa menjadi pusat ekonomi, logistik, dan teknologi di Pulau Jawa.
Dataran Rendah, Pusat Kehidupan Pulau Jawa
Melalui lima contoh di atas, kita bisa melihat bahwa dataran rendah di Pulau Jawa bukan hanya soal bentang alam yang landai, tetapi juga tentang bagaimana manusia beradaptasi dan membangun peradaban di atasnya. Dari Jakarta yang sibuk hingga Surakarta yang tenang, semuanya memperlihatkan keterkaitan antara alam, ekonomi, dan budaya.
Setelah ini, kita akan melihat beberapa rekomendasi buku menarik yang bisa kamu baca untuk memahami lebih dalam tentang geografi, lingkungan, dan kehidupan di dataran rendah Indonesia.
Rekomendasi Buku untuk Memahami Dataran Rendah
Ingin mengenal lebih dalam tentang bentang alam, geografi, serta kehidupan di dataran rendah Indonesia? Kamu bisa mulai dari deretan buku berikut yang tersedia di Gramedia.com dan Gramedia Digital:
1. Ensiklopedia Geografi Sumber Daya Alam
Buku ini mengajak kamu menjelajahi kekayaan sumber daya alam Bumi, mulai dari air, tanah, hingga mineral, dengan cara yang mudah, runtut, dan menarik. Nggak cuma membahas jenis dan persebarannya, tapi juga bagaimana kita mengelola dan menjaga keberlanjutannya. Disusun dengan visual menarik dan bahasa yang ringan, buku ini jadi teman belajar ideal untuk siswa, guru, dan siapa pun yang ingin memahami hubungan manusia dengan alam secara lebih dekat 🌿
Cocok banget buat kamu yang ingin belajar Geografi dengan cara yang seru dan nggak bikin pusing!
2. Memulihkan Keanekaragaman Hayati : Ekologi Politik Sumber Daya Alam Indonesia
Buku ini membuka mata tentang krisis lingkungan yang lahir dari ambisi pembangunan tanpa batas. Melalui kisah nyata dan refleksi 30 tahun perjalanan Yayasan KEHATI, pembaca diajak memahami bagaimana kekuasaan, ekonomi, dan alam saling bertaut dalam perjuangan menjaga keanekaragaman hayati Indonesia. Sebuah bacaan penting bagi siapa pun yang peduli pada masa depan bumi dan kehidupan di dalamnya.
3. Potensi Sumber Daya Alam dari Beranda Timur Indonesia
Buku ini mengungkap kekayaan dan peran strategis wilayah Maluku dan Papua sebagai beranda timur Indonesia. Tak hanya menyoroti potensi sumber daya alamnya yang luar biasa, tapi juga tantangan geopolitik dan batas negara yang menyertainya. Bacaan menarik bagi siapa pun yang ingin memahami lebih dalam arti penting kawasan timur bagi kedaulatan dan masa depan Indonesia.
4. Produksi Benih Kentang di Dataran Rendah Tropis
Buku ini menawarkan terobosan baru dalam dunia pertanian: bagaimana benih kentang berkualitas tinggi bisa diproduksi di dataran rendah dengan teknologi aeroponik. Ditulis dengan dasar ilmiah dan pengalaman lapangan, buku ini jadi panduan penting bagi petani, peneliti, dan pemerhati inovasi pangan yang ingin meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan pertanian Indonesia. 🌱
5. Melestarikan Alam Indonesia
Indonesia dianugerahi kekayaan alam luar biasa yang tak dimiliki negara lain—dari hutan tropis, laut yang megah, hingga keanekaragaman hayati yang menakjubkan. Namun, di balik keindahan itu, ada tantangan besar untuk menjaga kelestariannya di tengah arus pembangunan dan perubahan zaman.
Buku Melestarikan Alam Indonesia mengupas secara menyeluruh konsep pelestarian alam di Tanah Air: dari kebijakan konservasi, perbandingan dengan praktik negara lain, hingga tantangan otonomi daerah dalam menjaga lingkungan. Disertai pandangan realistis dan inspiratif, buku ini menjadi pengingat sekaligus panduan penting bagi siapa pun yang ingin berperan dalam menjaga keberlanjutan alam Indonesia.
***
Dataran rendah di Pulau Jawa mencakup wilayah-wilayah penting seperti dataran rendah Pantai Utara Jawa, lembah Sungai Bengawan Solo, hingga dataran sekitar Surabaya dan Cirebon. Kawasan ini dikenal subur, padat penduduk, serta menjadi pusat aktivitas ekonomi dan budaya sejak masa kerajaan hingga era modern. Kondisi tanah yang rata, sumber air melimpah, dan akses transportasi yang mudah menjadikannya salah satu wilayah paling vital di Pulau Jawa.
Meskipun sering terlupakan karena kita lebih terpukau pada gunung dan pantai, dataran rendah di Jawa adalah ruang kehidupan yang terus berkembang, tempat manusia, alam, dan sejarah berpadu membentuk peradaban.
Jika Grameds ingin memahami lebih dalam tentang geografi Pulau Jawa dan karakteristik dataran rendah di Indonesia, jangan lewatkan buku-buku rekomendasinya yang tersedia di Gramedia.
Jadi, lain kali ketika kamu melintasi hamparan sawah di pantai utara atau lembah luas di sekitar Solo, ingatlah: di balik tanah yang tampak “landai”, tersimpan kisah panjang kehidupan dan kebudayaan manusia.
- Arti Warna di Peta: Bagaimana Warna Membantu Menjelajahi Dunia
- Benua
- Batuan Sedimen
- Contoh Batuan Sedimen
- Batas Wilayah Benua Australia
- Batas Laut Pulau Kalimantan
- Batas Laut Pulau Jawa
- Batas Laut Indonesia
- Bentang Alam Benua Afrika
- Bentuk Gunung Api di Indonesia
- Benua Australia
- Cabang Ilmu Geografi
- Dampak Letak Astronomis Indonesia dalam Berbagai Aspek
- Daftar Wilayah Indonesia Timur Lengkap
- Daftar Samudra Terbesar di Dunia
- Fenomena Geosfer
- Garis Khatulistiwa
- Gempa Bumi
- Gempa Tektonik
- Letak Astronomis Indonesia
- Letak Geografis Asia
- Iklim
- Jenis Bahan Bakar Kereta Api
- Karakteristik Benua Amerika
- Keadaan Alam Indonesia dan Rekomendasi Wisata yang Menarik
- Kenapa Indonesia Banyak Gunung Berapi
- Konsep Aglomerasi
- Konsep Pola Geografi
- Komponen dalam Peta
- Kondisi Alam Singapura
- Letak Astronomis Filipina
- Laut Terbesar di Dunia
- Laut Terdalam di Indonesia
- Lokasi Absolut
- Mengenal Simbol-Simbol Peta dan Gambarnya
- Nama Dataran Rendah di Pulau Jawa
- Negara Maju yang Tidak Memiliki Laut
- Palung Terdalam di Dunia
- Pendekatan Geografi
- Pendekatan Keruangan
- Pendekatan Kompleks Wilayah
- Piramida Penduduk
- Prinsip Interelasi
- Profil Tanah
- Samudera Terbesar di Dunia
- Sungai Terbesar di Indonesia
- Pengertian Wilayah: Pembagian Hingga Cirinya
- Rumus Kedalaman Laut
- Suku Aborigin: Suku Asli Australia
- Teknik Pengukuran Kedalaman Laut






