Agama Islam

Memahami Pengertian Mad Lin, Hukum Bacaan, dan Contohnya

Written by Yufi Cantika

Setiap umat Islam, diwajibkan untuk membaca Al-Quran dan dalam membaca Al-Quran harus sesuai dengan hukum tajwid. Di dalam ilmu tajwid terdapat hukum bacaan mad lin atau mad layyin. Untuk mengetahui lebih jelas tentang mad lin, kamu bisa simak artikel ini Grameds.

Pengertian Mad

pixabay

Sebelum kita membahas mengenai mad lin, ada baiknya baiknya kita akan membahas tentang pengertian mad terlebih dahulu. Mad secara harfiah bermakna melanjutkan atau melebihkan, secara istilah mad dapat diartikan sebagai tanda bunyi panjang dalam bahasa Arab (bunyi pendek menjadi bunyi panjang).

Dari segi istilah, ulama tajwid dan ahli bacaan mengatakan bahwa mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far’i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat yang sama. Hukum mad pada lafadz; faa, fii, fuu, faa.

Secara umum mad terbagi menjadi 2, yaitu:

Mad Thabi’i

Mad Thabi’i adalah hukum mad yang asli dan masih murni, dimana Mad artinya panjang dan thabi’i artinya biasa. Adapun cara membacanya yaitu harus panjang dua harakat yang disebut dengan satu alif.

Mad thabi’i ini terjadi jika:

  • Huruf berharakat fathah yang bertemu dengan alif
  • Huruf berharakat kasrah yang bertemu dengan ya sukun
  • Huruf berharakat dhammah yang bertemu dengan wawu sukun

Berikut contohnya:

سَمِيْعٌ

dibaca: Samī’un

يَقُوْلُ

dibaca: Yaqūllu

كِتَابٌ

dibaca: Kitābun

Mad Far’i

Mad Far’i dari segi bahasa memiliki arti cabang. Sedangkan dari istilahnya, mad far’i yaitu hukum bacaan yang merupakan tambahan dari mad asli. Panjang bacaannya sendiri yaitu dua setengah alif atau sama dengan 2, 4, atau 6 ketukan.

Mad Far’i dibaca panjang karena adanya hamzah, sukun, tasydid, maupun wakaf.

Mad Wajib Muttasil

Mad ini terjadi apabila mad thabi’i bertemu dengan hamzah pada satu kalimat atau ayat. Untuk cara membacanya, biasanya dipanjangkan sepanjang empat hingga lima harakat (dua hingga dua setengah alif) jika terjadi washal dan waqaf, dan dibaca enam harakat jika berada di ujung kata dan dibaca waqaf.

Contoh:

جِيْٓءَ

جَآءَ

سَوَآءٌ

Mad Jaiz Munfashil

Mad Jaiz Munfashil terjadi apabila ada mad thabi’i yang bertemu dengan hamzah, namun hamzah tersebut berada pada lain kalimat. Jaiz sendiri berarti boleh, sedangkan Munfashil memiliki arti terpisah. Cara membaca mad jaiz munfashil, dipanjangkan dari dua hingga enam harakat.

Contoh:

مَآ اُنْزِلَ

اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ

يٰآ اَيُّهَا

قُوْآ اَنْفُسَكُمْ

Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi

Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi terjadi apabila mad asli bertemu dengan tasydid di dalam satu kalimat, maka dibaca panjang berupa 3 alif atau 6 harakat lalu dibaca berat.

Contoh:

وَلَا الضَّآلِّيْنَ

الْحَآقَّةُ

الطَّآمَّةُ

Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi

Mad ini terjadi apabila mad asli bertemu dengan huruf mati (sukun). Adapun cara membacanya adalah panjang 3 alif atau 6 harakat. Mad ini mengharuskan bacaannya panjang biasa ringan dalam. Uniknya, bacaan mad ini hanya ada pada Surah Yunus ayat 51 dan 91.

Contoh:

آلْاٰنَ

Mad Lazim Mutsaqqal Harfi

Mad ini secara istilah artinya panjang biasa huruf berat. Mad ini terjadi apabila pada permulaan surah dari Al-Quran terdapat salah satu atau lebih dari huruf-huruf sebagai berikut:

ن ق ص ع س ل ك م

yang tersusun dalam kalimat:

نَقْصُ عَسَلِكُمْ

Mad ini wajib dibaca 6 harakat atau 3 alif.

Contoh:

نٓ, صٓ, قٓ, كٓهٰيٰعٓصٓ, الٓمٓ

Mad Lazim Mukhaffaf Harfi

Mad ini secara istilah artinya panjang huruf-huruf ringan. Yakni apabila pada permulaan surah dari Al-Quran terdapat salah satu dari huruf-huruf sebagai berikut:

ح ي ط ه ر

yang tersusun dalam kalimat:

حَيُّ طُهَرً

Adapun cara membacanya juga panjang sama dengan mad thabi’i, yakni 1 alif atau 2 harakat.

Contoh:

حٰمٓ, يٰسٓ, الٓرٰ, طٰهٰ

Mad Layyin

Secara bahasa berarti panjang lunak atau lembut. Apabila ada وْ atau يْ karena waqaf (berhenti) jatuh setelah harakat fathah, maka hukum bacaannya adalah 2 hingga 6 harakat (1 hingga 3 alif) dengan nada lunak dan lembut.

Contoh:

 خَوْفٍ, قُرَيْشٍ  الصَّيْفِ

Pengertian Mad Lin

pixabay

Dalam membaca Al-Quran, satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah hukum bacaannya. Ada banyak sekali hukum bacaan dalam Al-Quran yang perlu untuk dihafalkan, dipahami, dan kemudian diaplikasikan langsung ketika membaca Al-Quran.

Hukum bacaan Al-Quran ini termasuk dalam ilmu tajwid yang bertujuan agar bacaan Al-Quran terhindar dari adanya kesalahan dan memelihara lisan supaya tidak salah saat membacanya. Dengan begitu, aktivitas membaca Al-Quran bisa dilakukan secara baik dan benar sebagaimana ajaran yang sudah ditetapkan.

Salah satu hukum bacaan yang penting Anda ketahui adalah mad layyin atau disebut juga dengan mad lin. Mad layyin menjadi salah satu dari 13 hukum mad far’i. Hukum bacaan ini sebenarnya hampir sama dengan mad thobi’i. Namun, yang membedakan adalah tanda harakat dan hukum dari mad layyin yang berlaku untuk huruf hijaiyah berupa alif.

Mad lin atau mad layyin merupakan salah satu jenis mad dalam ilmu tajwid. Cara membacanya wajib dilafalkan dengan panjang 2, 4, atau 6 harakat. Setiap qori atau pembaca Al-Quran harus memahami bahasan mad dalam ilmu tajwid. Sebab, bacaan mad akan selalu ditemui dalam setiap surat Al-Quran. Secara bahasa, mad artinya panjang, sedangkan lin artinya lunak atau lentur.

Sebagai catatan, apabila pembaca Al-Quran sudah memutuskan untuk membaca mad lin dalam 2 harakat, pembacaan waqaf mad lin selanjutnya juga harus 2 harakat lagi secara konsisten. Demikian juga 4 harakat atau 6 harakat

Mad Lin adalah wawu mati atau ya’ mati yang terletak setelah huruf berbaris fathah. Mad layyin ini berguna pada saat bacaan berhenti, waqaf ditanda berhenti atau waqaf pada ujung ayat. Dilansir dari kitab Nihayatul Qaul al-Mufid, cara membaca mad layyin adalah dengan membaca huruf berharakat fathah lebih dulu. Kemudian, disambung dengan huruf ya atau wau sukun dengan cara dibaca panjang, kemudian dikunci menggunakan huruf hijaiyah setelahnya.

Panjang bacaan dari mad layyin boleh 2 harakat (1 alif), 4 harakat (2 alif), atau 6 harakat (3 alif), tergantung mana yang dipilih. Hukum ini tetap berlaku jika panjang bacaannya konsisten (tetap, rata, dan teratur). Ketika mad lin dilafalkan tidak sesuai tajwidnya, maka makna dan arti ayat akan melenceng.

Karena itulah, para ulama menyatakan bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid, termasuk bahasan mad lin adalah fardu kifayah, sebagaimana dilansir NU Online.

Membaca Al-Quran dengan baik dan benar merupakan perintah Allah SWT, sebagaimana tergambar dalam surah Al-Muzzammil ayat 4

“… Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan,” (QS. Al-Muzzammil [73]: 4).

Di antara macam-macam mad itu, terdapat mad lin yang hanya terjadi ketika membaca Al-Quran berhenti atau melakukan waqaf pada huruf berharakat fathah atau dammah bertemu dengan huruf ya (ي) atau waw (و) yang bertanda sukun. Kemudian, di depan huruf ya atau waw tadi ada lagi satu huruf yang dimatikan karena harus waqaf.

Dalam bahasa Arab, mad (المد) artinya memanjangkan. Istilahnya adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad.

Dengan kata lain, pembaca Al-Quran memanjangkan bunyi huruf atau bacaannya karena di dalam ayat tersebut terdapat salah satu huruf mad.

Ketika bacaan Al-Quran berhenti atau waqaf pada huruf berharakat fathah atau dammah bertemu dengan huruf ya (ي) atau waw (و) yang bertanda sukun. Selanjutnya, di depan huruf ya atau waw tadi ada lagi satu huruf yang dimatikan karena harus waqaf, sebagaimana ditulis Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (1987).

Contoh kata yang memuat kaidah mad lin adalah: قُرَيْشٍ (Dibaca: Quraiisy), ٱلصَّيْفِ (As-Shaiif), dan خَوْفٍۭ (Khauuf).

Cara Membaca Mad Layyin atau Mad Lin

Chemicemal.blog

Setelah mengetahui pengertian dari mad layyin atau mad lin,  rasanya kurang lengkap apabila tidak membahas tentang cara membacanya.

Cara membaca hukum mad layyin atau mad lin adalah dengan membaca huruf berharakat fathah terlebih dahulu, lalu disambung dengan huruf “ waw” sukun atau “ ya” sukun yang dibaca secara panjang. Lalu sesudahnya dikunci dengan menggunakan huruf hijaiyah.

Sementara itu, untuk panjang bacaan dari mad layyin atau mad lin boleh dua harakat (1 alif) atau enam harakat (3 alif). Hal tersebut dipilih salah satu dan tetap diberlakukan untuk hukum bacaan mad. Meski begitu, panjang harakat juga harus konsisten.

Contoh Hukum Bacaan Mad Layyin atau Mad Lin

Contoh Mad Layyin Wau Sukun

Untuk hukum bacaan mad layyin yang menggunakan waw sukun, contohnya adalah sebagai berikut:

مَوْتِ

Bacaan tersebut dibaca “mauti”. Tapi karena terdapat waqaf, maka dibacanya menjadi “mauuuuut”.

خَوْفٌ

Bacaan tersebut dibaca “khoufun”. Tapi karena terdapat waqaf, maka dibacanya menjadi “khouuuuuuf”.

Contoh Mad Layyin Ya Sukun

Untuk hukum bacaan mad layyin yang menggunakan ya sukun, contohnya adalah sebagai berikut:

هَذاَ الْبَيْتِ

Bacaan tersebut dibaca “hadzal baiti”. Tapi karena terdapat waqaf, maka dibacanya menjadi “hadzal baiiiiti”.

اِلَيْهِ

Bacaan tersebut dibaca “ilaihi”. Tapi karena terdapat waqaf, maka dibacanya menjadi “ililaiiiiiih”.

Contoh Bacaan Mad Lin dalam Al-Quran

Menurut buku Metode Pembelajaran Baca Tulis Alquran oleh Mursal Aziz dan Zulkifli Nasution, ada beberapa contoh bacaan Mad Lin yang harus dicermati dalam Al-Quran, di antaranya:

Al Baqarah Ayat 2

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ

Contoh mad lin pertama bisa dicermati pada lafadz رَيْبَ. Ada ro’ bertemu dengan ya’ sukun, maka harus dibaca panjang sebanyak dua harakat.

Al-Baqarah Ayat 3

الَّذِيْنَيُؤْمِنُوْنَبِالْغَيْبِوَيُقِيْمُوْنَالصَّلٰوةَوَمِمَّارَزَقْنٰهُمْيُنْفِقُوْنَۙ

Allażīna yu`minụna bil-ghoibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn.

Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,” (QS. Al-Baqarah: 3).

Al-Baqarah Ayat 6

اِنَّالَّذِيْنَكَفَرُوْاسَوَاۤءٌعَلَيْهِمْءَاَنْذَرْتَهُمْاَمْلَمْتُنْذِرْهُمْلَايُؤْمِنُوْنَ

Innallażīna kafarụ sawā`un ‘alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụn.

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.” (QS. Al-Baqarah: 6).

Al Baqarah Ayat 61

قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ

Lafadz خَيْرٌ adalah contoh bacaan mad lin, yaitu huruf kho dengan tanda baca fathah bertemu dengan ya’ sukun, maka harus dibaca panjang sebanyak dua harakat.

Al Baqarah Ayat 182

فَاَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ

Mad lin ayat ini terdapat di lafaz بَيْنَهُمْ. Ada huruf ba’ fathah bertemu dengan ya’ sukun, maka cara bacanya adalah dibaca panjang sebanyak dua harakat.

Al Kahfi Ayat 19

قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ

Pada lafaz يَوْمًا, ada huruf ya’ fathah bertemu dengan wawu sukun, maka cara bacanya adalah panjang sebanyak dua harakat.

Ali Imran Ayat 26

قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Qulillāhumma mālikal-mulki tu’til-mulka man tasyā`u wa tanziul-mulka min man tasyā`u wa tu’izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`, biyadikal-khaīr, innaka ‘alā kulli syai`ing qadīr”

Artinya: “Katakanlah: ‘Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu,” (QS. Ali Imran [3]: 26).

Al-Quraisy Ayat 1-4

لِإِيلَٰفِ قُرَيْشٍ

Li`īlāfi quraīsy

Artinya: “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,” (QS. Al-Quraisy [106]: 1).

إِۦلَٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ

“Ilāfihim riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīf”

Artinya: “(Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas,” (QS. Al-Quraisy [106]: 2).

فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَٰذَا ٱلْبَيْتِ

“Falya’budụ rabba hāżal-baīt”

Artinya: “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah),” (QS. Al-Quraisy [106]: 3).

ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ

“Allażī aṭ’amahum min jụ’iw wa āmanahum min khaụf”

Artinya: “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan,” (QS. Al-Quraisy [106]: 4).

Ibrahim Ayat 33

وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ دَآئِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ

“Wa sakhkhara lakumusy-syamsa wal-qamara dā`ibaīn, wa sakhkhara lakumul-laila wan-nahār”

Artinya: “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang,” (QS. Ibrahim [14]: 33).

Al-Jumuah Ayat 9

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ

“Yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jum’ati fas’au ilā żikrillāhi wa żarul baī’ .. “

Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” (QS. Al-Jumuah [62]: 9).

Al-Balad Ayat 8

أَلَمْ نَجْعَل لَّهُۥ عَيْنَيْنِ

Alam naj’al lahụ ‘ainaīn

Artinya: “Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata,” (QS. Al-Balad [90]: 8).

Al-Balad Ayat 9

وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ

“Wa lisānaw wa syafataīn”

Artinya: “Lidah dan dua buah bibir,” (QS. Al-Balad [90]: 9).

Ar-Rahman Ayat 17

رَبُّالْمَشْرِقَيْنِوَرَبُّالْمَغْرِبَيْنِۚ

Robbul Masyriqoini wa robbul maghrobaiiiiiin.

Artinya: “Tuhan (yang memelihara) dua timur dan Tuhan (yang memelihara) dua barat.” (QS. Ar-Rahman: 17).

Demikian pembahasan tentang hukum bacaan mad lin beserta dengan contohnya. Semoga semua pembahasan di atas bisa bermanfaat untuk Grameds.

Grameds bisa mendapatkan informasi lebih mengenai mad lin dengan membaca buku yang tersedia di gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika