Agama Islam

Memahami Pengertian Qalqalah Dan Contoh Qalqalah

Written by Yufi Cantika

Dalam membaca Al-Quran, diharuskan sesuai dengan tajwid. Di dalam tajwid itu sendiri terdapat qalqalah. Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan qalqalah? Dan contoh qalqalah apa saja? Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang qalqalah. Jadi, simak artikel ini sampai selesai, Grameds.

Pengertian Qalqalah

Dengan mempelajari dan mengamalkan hukum tajwid dalam Al-Qur’an merupakan sesuatu hal yang penting bagi umat Islam. Setidaknya terdapat 15 hukum tajwid yang harus dipelajari oleh setiap muslim.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 121:

اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَتْلُوْنَهٗ حَقَّ تِلَاوَتِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ

Artinya: “Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Barang Siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.”

Sedangkan arti dari tajwid sendiri adalah tahsin, yang artinya memperindah. Adapun menurut istilah, tajwid adalah membunyikan setiap huruf dari makhrajnya dengan memberikan setiap huruf, hak dan mustahaknya.

Mengetahui atau mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardhu kifayah, namun mengamalkan membaca Alquran hukumnya fardhu ‘ain yang berarti semua qari atau orang yang membaca Alquran wajib menerapkan bacaan tajwid saat membaca ayat-ayat Alquran.

Dalam ilmu tajwid, dikenal sifat-sifat huruf pada saat membunyikan dalam makhrajnya. Qalqalah termasuk salah satu sifat huruf yang tidak memiliki lawan kata dan qalqalah merupakan hukum bacaan yang menjadi bagian dari ilmu tajwid.

Sedangkan arti secara umum, qalqalah dapat dipahami sebagai getaran atau pantulan. Sementara itu, pengertian qalqalah dalam ilmu tajwid, berarti memantulkan getaran suara ketika membaca lafal yang terdapat pada huruf qalqalah yang berharakat sukun atau diwaqafkan.

Qalqalah adalah mantul bunyi huruf tertentu lantaran sukun dengan mati asli, karena waqaf dengan dimatikan, dan tasydid/syiddah karena waqaf.

Qalqalah merupakan hukum bacaan yang menjadi bagian dari ilmu tajwid. Qalqalah ini bisa diartikan sebagai suara tambahan atau pantulan kuat dan jelas pada huruf sukun. Mengartikan hukum tajwid satu ini dapat dilakukan dengan dua macam, yaitu sugra dan kubra.

Sangat penting mempelajari hukum bacaan qalqalah karena berhubungan dengan sukun, waqaf, dan tasydid supaya bacaan Al Quran terhindar dari kesalahan makna. Ada lima huruf qalqalah yang bisa dijadikan tanda, yaitu ba, jim, dal, ta, dan qaf.

Jenis-Jenis Qalqalah

MasUdin.com

Qalqalah terbagi menjadi dua jenis, yakni qalqalah sugra dan qalqalah kubra. Berikut ini penjelasannya:

1. Qalqalah Sugra

Qalqalah sugra secara bahasa dapat diartikan kecil. Jenis yang satu ini adalah jika ada huruf qalqalah yang berada di tengah lafal dengan harakat sukun. Cara membaca qalqalah sugra ini adalah dipantulkan dengan tidak terlalu kuat.

Jenis qalqalah yang satu ini terjadi apabila huruf qalqalah dimatikan di tengah kalimat (sukun). Itulah sebabnya, sebagian ulama qiraat menamakan qalqalah ini sebagai qalqalah wustha (pertengahan).

2. Qalqalah Kubra

Sementara itu, qalqalah kubra diartikan secara bahasa sebagai besar. Pengertian qalqalah kubra adalah jika ada huruf qalqalah yang terletak di akhir lafal, baik secara harakat sukun, fathah, kasrah, dhammah, dan tanwin, tetap dibaca waqaf. Cara membacanya lebih baik dipantulkan dengan cukup kuat. Jenis qalqalah ini terjadi apabila terdapat huruf qalqalah dimatikan di akhir kalimat (waqaf).

Huruf Qalqalah Sugra dan Kubra

Sama dengan jenis hukum tajwid lainnya, qalqalah sugra dan kubra memiliki huruf tertentu, ada lima huruf qalqalah, yakni ba (ب), jim (ج), dal (د), tha (ط), dan qaf (ق). Untuk mempermudah proses menghafal, kelima huruf di atas dapat disingkat menjadi qatbujadin atau BA-JU-DI-THO-QO.

Hukum Bacaan Qalqalah Sugra dan Kubra

Al-Qur’an tidak bisa dibaca secara sembarang. Ada aturan dan kaidah khusus yang perlu dipahami melalui ilmu tajwid. Hal ini seperti yang difirmankan Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 121:

اَلَّذِيۡنَ اٰتَيۡنٰهُمُ الۡكِتٰبَ يَتۡلُوۡنَهٗ حَقَّ تِلَاوَتِهٖؕ اُولٰٓٮِٕكَ يُؤۡمِنُوۡنَ بِهٖ‌ ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِهٖ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ

Artinya: “Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.”

Mempelajari dan mengamalkan hukum tajwid dalam Al-Qur’an merupakan sesuatu hal yang penting bagi umat Islam. Setidaknya terdapat 15 hukum tajwid yang harus dipelajari oleh setiap muslim, salah satunya hukum qalqalah. Qalqalah terbagi menjadi dua jenis, yakni qalqalah sugra dan qalqalah kubra.

Sebagai pedoman hidup yang wajib dibaca, dipelajari, sekaligus diamalkan, Al-Qur’an tak bisa dibaca secara sembarang. Ada aturan dan kaidah khusus yang perlu dipahami melalui ilmu tajwid.

Berdasarkan ayat di atas, mengamalkan ilmu tajwid yang telah dipelajari merupakan sebuah kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap muslim. Begitu juga dengan mengamalkan hukum bacaan qalqalah sugra dan kubra.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa hukum bacaan qalqalah sugra terjadi apabila huruf qalqalah berada di tengah lafal dengan harakat sukun. Cara membacanya dipantulkan tidak terlalu kuat atau pantulannya dibaca tipis.

Sementara itu, hukum bacaan qalqalah kubra terjadi bila salah satu huruf qalqalah yang berada di akhir lafal berharakat sukun, fathah, kasrah, dhammah, dan tanwin, tetap dibaca waqaf. Cara membaca qalqalah kubra dipantulkan dengan kuat dan tebal.

Contoh Qalqalah Sugra dan Kubra

Agar pemahaman mengenai bacaan qalqalah sugra dan kubra menjadi semakin afdal, setiap muslim perlu mengetahui contoh dari tiap-tiap hukum bacaan tersebut.

Qalqalah Sugra

Contoh ayat yang mengandung bacaan qalqalah sugra antara lain :

 

  • Al-Kautsar ayat 3

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

Huruf ba (ب) sukun di tengah lafal dibaca memantul dengan tekanan yang tipis.

 

  • Quraisy ayat 4 

الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

Huruf tha (ط) sukun dibaca memantul tapi tipis.

 

  • Al Qari’ah ayat 3

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ

Huruf dal (د) sukun pada tengah lafal dibaca memantul dengan tekanan tipis.

 

  • Al-Qari’ah ayat 10

وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ

Huruf dal (د) sukun pada tengah lafal tetap dibaca memantul, tetapi dengan tekanan yang tipis.

 

  • Al Fiil Ayat 2

أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ

Huruf jim (ج) sukun pada tengah lafal juga dibaca memantul dengan tekanan tipis.

 

  • Al-Humazah ayat 5

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ

Huruf dal (د) sukun pada tengah lafal tetap dibaca memantul, tetapi dengan tekanan yang tipis.

 

  • Al-‘Adiyat ayat 5

فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا

Huruf tha (ط) sukun dibaca memantul tapi tipis.

  • Ad-Dhuha ayat 6

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ

Huruf dal (د) sukun di tengah lafal tetap dibaca memantul, tetapi dengan tekanan yang tipis.

 

  • Al-Lail ayat 20

إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ

Huruf ba (ب) sukun di tengah lafal dibaca memantul dengan tekanan yang tipis.

 

  • Al-Balad ayat 1

لَا أُقْسِمُ بِهَٰذَا الْبَلَدِ

Huruf qaf (ق) sukun di tengah lafal tetap dibaca memantul, tetapi dengan tekanan yang tipis.

 

  • Al-Fajr ayat 8

الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلَادِ

Sama dengan bacaan sebelumnya, huruf qaf (ق) sukun di tengah lafal, dibaca memantul dengan tekanan yang tipis.

 

  • Al-Fajr ayat 29

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي

Huruf dal (د) sukun di tengah lafal, tetap dibaca memantul dengan tekanan yang tipis.

 

  • At-Tin ayat 5

ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ

Bacaan di atas juga terdiri dari huruf dal (د) sukun di tengah lafal. Dengan begitu cara membacanya adalah memantul dengan tekanan tipis.

Qalqalah Kubra

 

  • Al-Falaq ayat 1

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ

Huruf qaf (ق) pada lafal terakhir walaupun berharakat kasrah, cara membacanya tetap disukunkan dan dibaca memantul

 

  • Al Buruj ayat 20

وَّاللّٰهُ مِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ مُّحِيْطٌۚ

Huruf tha (ط) pada lafal terakhir meskipun berharakat dhammah, cara membacanya tetap disukunkan dan dibaca memantul.

 

  • Al Falaq ayat 3

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ

Huruf ba (ب) pada lafal terakhir walaupun harakat fathah, cara membacanya tetap disukunkan dan dibaca memantul keras.

 

  • Qaaf ayat 5

فِيْٓ اَمْرٍ مَّرِيْجٍ

Huruf jim (ج) pada lafal terakhir meskipun berharakat tanwin kasrah, cara membacanya tetap disukunkan dan dibaca memantul.

 

  • Al Ikhlas ayat 1

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

Huruf dal (د) pada lafal terakhir meskipun berharakat dhammah, cara membacanya tetap disukunkan dan dibaca memantul.

 

  • Al Hajj ayat 5

مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ

Huruf jim (ج) terletak pada lafal terakhir meskipun berharakat tanwin kasrah, cara membacanya tetap disukunkan dan dibaca memantul dengan tekanan kuat.

  • Al Buruj ayat 2

وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ

Huruf dal (د) terletak pada lafal terakhir meskipun berharakat kasrah, cara membacanya tetap disukunkan dan dibaca memantul.

 

  • Ali Imran ayat 18

قَائِمًا بِالْقِسْطِ

Huruf tha (ط) pada lafal terakhir meskipun berharakat kasrah, cara membacanya tetap disukunkan dan dibaca memantul.

 

  • Hud ayat 70

إِلَى قَوْمِ لُوطٍ

Huruf tha (ط) pada lafal terakhir meskipun berharakat kasrah tanwin, cara membacanya tetap disukunkan dan dibaca memantul.

 

  • At Thariq ayat 1

وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ

Huruf qaf (ق) pada lafal terakhir walaupun berharakat kasrah, cara membacanya tetap disukunkan dan dibaca memantul.

Keutamaan Belajar Al-Qur’an 

Al-Qur’an merupakan kitab Agama Islam sebagai pedoman hidup umat muslim. Mempelajari Al-Qur’an bagi umat muslim tentunya wajib. Berikut ini keutamaan dalam belajar Al-Quran yaitu:

1. Mendapatkan Pahala dan Kebaikan

Bagi siapa yang mempelajari dan menghafal Al-Qur’an, akan mendapatkan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda. Suasana di lingkungan sekitarnya pun pasti selalu damai, tenang dan penuh dengan keberkahan.

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ

Artinya: Dari Aisyah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: “Perumpamaan orang membaca Alquran sedangkan ia menghafalnya, maka ia akan bersama para Malaikat mulia. Sedangkan perumpamaan seorang yang membaca Alquran dengan tekun, dan ia mengalami kesulitan atasnya, maka dia akan mendapat dua ganjaran pahala.” (HR Bukhari) [ No. 4937 Fathul Bari] Shahih.

2. Belajar Al-Quran Merupakan Sebaik-baik Orang

عن عثمانَ بن عفانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعلَّمهُ »  رواه البخاري

Artinya: Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

3. Dapat Syafaat di Hari Kiamat

Allah akan menjaga jasad para penghafal Al-Qur’an tetap utuh dalam kubur hingga hari kiamat tiba. Membaca Al-Qur’an dapat mendatangkan kebaikan dan kemuliaan yang tidak pernah dibayangkan oleh manusia sebelumnya bahkan juga terjadi pada hari kiamat dengan kemuliaan yang sangat besar.

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ زَيْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِه

Artinya: Dari Zaid bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. (HR. Muslim) [ No. 804 Syarh Shahih Muslim] Shahih.

4. Memberikan Derajat dan Wibawa

Allah SWT juga akan mengangkat kehormatan orang tua dari anak-anaknya yang menghafal Al-Qur’an. Bagi siapa yang menghafalkan Al-Quran akan diberikan keluwesan dalam segala urusannya. Hal ini juga membuat orang tersebut terlihat lebih berwibawa dan dihargai oleh banyak orang.

عن عمرَ بن الخطابِ رضي اللَّه عنهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ اللَّه يرفَعُ بِهذَا الكتاب أَقواماً ويضَعُ بِهِ آخَرين » رَوَاهُ مُسْلِمُ

Artinya: Dari Umar bin Khattab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim).

5. Orang yang Membaca Al-Quran Mulutnya Bau Harum

Salah satu nash hadits secara tegas membandingkan orang yang membaca Al-Quran dengan yang tidak membaca Al-Quran.

Dari Abu Musa Al-Asy’ari berkata, Rasulullah bersabda:

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran bagaikan buah hanzhalah tidak berbau dan rasanya pahit.” (HR Bukhari dan Muslim).

6.Bersama Malaikat

Orang yang membaca Al-Quran, yaitu dijanjikan Allah akan di tempat bersama dengan para malaikat.

Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.” (HR Bukhari Muslim).

7. Mendapat Rahmat Allah

Orang yang membaca Al-Quran akan mendapat ketenangan, rahmat dan memuji suatu kaum yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, serta malaikat akan melingkarinya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله : « وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ »  رَوَاهُ مُسْلِمُ.

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada di dekat-Nya (para malaikat).” (HR. Muslim).

8. Dicintai Allah

Dengan membaca Al-Quran membuat Seseorang Berperilaku Mulia. Membaca Al-Qur’an dengan hati yang tenang dan rasa yang bahagia dapat mengubah seseorang yang semula berperilaku tidak baik menjadi lebih baik.

Demikian pembahasan tentang pengertian qalqalah dan juga contoh qalqalah. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Jika ingin mencari buku tentang hukum baca Al-Quran, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika