Kesenian

Tari Ketuk Tilu: Sejarah, Makna Filosofis dan Gerakan Tariannya

Tari Ketuk Tilu
Written by Gaby

Tari Ketuk Tilu – Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman suku serta budaya. Diperkaya dengan setidaknya 1.340 suku, setiap suku di Indonesia tersebut memiliki kebudayaannya masing-masing. Salah satu daerah yang masih melestarikan budayanya adalah Provinsi Jawa Barat dan salah satu kesenian yang masih eksis dari Jawa Barat adalah tari tradisionalnya.

Tari tradisional khas Jawa Barat tentu ada banyak dengan ciri khas gerakan dari Sunda yang berbeda dengan tari dari suku yang lainnya. Salah satu tari tradisional khas Jawa Barat adalah tari Ketuk Tilu. Tari ini merupakan tari yang menggambarkan suka cita, kegembiraan atau wujud syukur ketika musim panen datang.

Tari tradisional satu ini dipentaskan secara kelompok dengan 12 orang penari yang terdiri dari 6 laki-laki dan 6 penari perempuan. Biasanya, tari ini akan dipentaskan pada malam hari. Jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang tari ini, baca artikel ini hingga akhir ya!

Sejarah dan Perkembangan

Tari Ketuk Tilu

kompas.com

Tari Ketuk Tilu dianggap sebagai salah satu tari tradisional yang menjadi cikal bakal dari tari jaipong yang lebih populer. Beberapa beranggap bahwa tari ini mengisaratkan mengandung unsur tari ronggeng di dalamnya.

Tari tradisional khas Jawa Barat ini mengandung unsur tari maupun pencak silat di dalamnya dan ditarikan oleh penari laki-laki maupun perempuan secara berpasangan untuk menunjukan eksistensinya.

Menurut laman resmi kemlu.go.id, orang Sunda pada zaman dulu mementaskannya sebagai bentuk kegembiraan sekaligus wujud syukur untuk menyambut datangnya hari panen padi. Selain untuk menyambut hari panen, tari Ketuk Tilu juga biasa dipentaskan dalam upacara meminta hujan, upacara hajat bumi dan ngalokat cai. Tari ini akan dipentaskan oleh 12 orang penari yang terdiri dari 6 laki-laki dan 6 perempuan.

Tari ini biasa dipentaskan pada malam hari dan dilakukan dengan mengarak seorang gadis desa ke sebuah tempat yang luas lebih dulu sebelum pementasan tari ini dimulai. Berbagai alat musik tradisional khas Sunda pun akan mengiri tari Ketuk Tilu dan arakan gadis tersebut.

Menurut sejarahnya, tari ini merupakan tari tradisional yang termasuk dalam tari pergaulan dan ditampilkan untuk menunjukan rasa keberagaman serta tenggang rasa di antara masyarakat sunda yang mengikuti sebuah acara.

Pada mulanya, sebelum fungsinya bergeser mernjadi tari syukur pada perayaan hari panen, pada zaman penjajahan Belanda tari  ini digunakan sebagai hiburan atau glosarium.

Kemudian seiring dengan perkembangan zaman, saat ini tari ini sering dipentaskan dalam berbagai acara. Tidak hanya itu, tari Ketuk Tilu saat ini juga dijadikan sebagai mata pencaharian bagi sebagian orang, seperti kelompok tari Ketuk Tilu yang banyak tersebar di wilayah priangan Jawa Barat.

Kini tari tradisional ini telah tersebar di berbagai daerah di wilayah Priangan, Bogor dan Purwakarta. Tarian ini biasa ditampilkan pada ruangan terbuka maupun tertutup dalam rangka merayakan suatu hal, festival atau sebagai ngamen.

Di daerah lainnya, tari ini biasa disebut sebagai doger di Karawang, banjar di Subang dan longser di Sumedang.

Makna Filosofis

Tari Ketuk Tilu

seringjalan.com

Tari Ketuk Tilu sebenarnya adalah cikal bakal dari tari Jaipong yang lebih populer. Meskipun kalah populer dan tidak banyak diketahui, tetapi tari ini memiliki makna filosofis dibalik gerakan maupun penamaannya. Berikut penjelasannya.

1. Asal Muasal Nama

Istilah ketuk tilu yang digunakan sebagai nama tari ini rupanya berasal dari sebuah alat musik pengiring tari ini. Tari ini biasanya diiringi oleh tiga buah ketuk atau bonang yang mengeluarkan suara seperti pola rebab, kendang indung atau gendang besar serta kendang kulanter atau gendang kecil.

Selain itu, untuk menciptakan suara gendang yang cukup khas sebagai irama pengiring, ada pula alat musik lain yang digunakan seperti gong dan kecrek.

2. Tarian Sebagai Wujud Kegembiraan

Tari ini adalah tari tradisional yang termasuk dalam tari pergaulan, di mana penarinya adalah laki-laki dan perempuan yang menari dengan gerakan-gerakan menggembirakan.

Selain dari gerakannya, ekspresi para penari pun menggambarkan kegembiraan dari tarian satu ini. Sebelum dimulai, penampilan biasanya diawali dengan musik pengiring untuk mengumpulkan para penonton.

Untuk menarik penonton, maka dibutuhkan pengiring musik yang mengundang rasa penasaran maupun minat penonton untuk menyaksikan pertunjukan tari sebagai hiburan. Setelah para penonton berkerumun, barulah para penari memasuki area tari.

Sebelum berkembang dan beralih fungsi sebagai tari hiburan, pada zaman dahulu tari ini adalah tari tradisional yang dipentaskan pada waktu panen, sebagai wujud rasa syukur dan gembira atas hasil panen saat itu.

Fungsi pada Tarian

Selain makna tersirat maupun tersurat yang terkandung dalam tari Ketuk Tilu, ada pula fungsi dari tari ini yang membuat tarian ini terus lestari dan eksis hingga saat ini. Pada umumnya, tari ini memiliki dua fungsi utama. Kedua fungsi tersebut adalah sebagai berikut ini.

1. Hiburan

Fungsi pertama adalah sebagai hiburan. Pada masa penjajahan, tari Ketuk Tilu digunakan sebagai seni pertunjukan. Kemudian fungsi sebagai hiburan ini berlanjut hingga saat ini.

Dari yang mulanya dipentaskan dalam upacara tertentu, saat ini tari ini dapat dijumpai dengan mudah pada acara-acara hajatan keluarga di Jawa Barat. Selain itu, tari Ketuk Tilu juga sering dipentaskan untuk menyambut tamu kehormatan yang datang ke Jawa Barat.

Saat ini, ada banyak kelompok tari Ketuk Tilu yang bermunculan dan menggunakan tarian ini sebagai mata pencaharian karena dapat menghibur banyak orang. Banyak pula yang mementaskan tari Ketuk Tilu dijalanan atau ngamen, karena menarik minat banyak orang.

2. Wujud syukur

Fungsi kedua adalah sebagai wujud syukur yang dilakukan oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat ketika mendapatkan hasil panen sesuai yang diharapkan. Melalui tarian Ketuk Tilu inilah masyarakat Sunda memberikan kebahagiaan mereka.

Properti yang Digunakan

Tari Ketuk Tilu

gasbanter.com

Setelah mengetahui sejarah, fungsi dan maknanya, Grameds juga perlu mengetahui properti, gerakan dan pola lantai yang digunakan dalam tari Ketuk Tilu. Berikut penjelasannya.

Sama seperti tari tradisional yang lainnya, tari Ketuk Tilu juga memiliki beberapa properti yang wajib dikenakan dan ada ketika pementasan. Fungsinya adalah agar pementasan tari ini dapat terlihat sempurna maupun meriah sesuai dengan fungsi dari tari Ketuk Tilu yaitu sebagai hiburan dan wujud syukur. Pada tari ini, properti yang digunakan tidaklah banyak, hanya ada dua yang mencakup busana penari dan alat musik.

Properti pertama yang digunakan adalah seputar busana para penari yang ada dua yaitu selendang dan golok. Berikut penjelasannya.

1. Selendang

Selendang merupakan properti utama yang tidak boleh ditinggalkan dalam penampilan tari Ketuk Tilu. Biasanya, selendang akan dipakai oleh penari wanita saja. Nantinya, selendang ini akan diikatkan pada bagian pinggang, sehingga dapat digunakan ketika menari.

Tentu saja, warna dari selendang yang digunakan oleh para penari juga beragam. Ada yang berwarna hijau, merah, biru atau warna cerah yang lainnya. Melalui pemilihan warna cerah tersebut, selendang ini akan membuat tampilan para penari semakin ceria.

2. Golok

Properti kedua yang mencakup busana penari adalah golok. Jika selendang hanya digunakan oleh penari perempuan, maka golok hanya digunakan oleh penari laki-laki. Golok akan diikatkan atau disematkan pada bagian sabuk kain yang telah diikatkan pada bagian pinggang penari.

Selain dua properti busan tersebut, ada properti ketiga dari yang mencakup alat musik. Alat musik digunakan dalam penampilan tari Ketuk Tilu sebagai iringan dan alat musik yang digunakan adalah rebab, kendang indung, kendang kulanter, kecrekan dan gong.

Ragam Gerakan

Apabila properti telah lengkap digunakan oleh para penari, maka tari Ketuk Tilu pun siap untuk dipentaskan dengan beberapa gerakan. Ada tiga gerakan yang dikenal sebagai 3G yaitu Geol, Gitek dan Goyang yang menjadi lambang kesuburan.

Karena pada awalnya tari ini ditampilkan sebagai wujud syukur atas hasil panen, maka gerakannya pun banyak melambangkan bentuk syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas kesuburan tanah.

Tari kemudian ditampilkan oleh penari perempuan sebagai gambaran dari perempuan Sunda yang energik, lincah serta pantang menyerah, tetapi memiliki sisi kelembutan dan keanggunan. Gerakan-gerakan dalam tari Ketuk Tilu, memiliki nama-nama tersendiri yang unik, berikut penjelasannya.

1. Gerakan bayang kehidupan wayang

Gerakan pertama adalah gerakan yang melambangkan tentang kisah dari bayangan manusia yang memiliki masa buruk, abu-abu serta masa-masa baik. Pola dari gerakan yang pertama ini adalah gerakan ayunan dengan sedikit malu-malu.

2. Gerakan emprak

Gerakan kedua melambangkan bahwa manusia yang berada di muka bumi ini harus bersikap membumi. Menurut istilahnya, di mana bumi dipijak, maka disitulah langit harus dijunjung.

3. Gerakan depok

Gerakan depok merupakan gerakan yang melambangkan bahwa manusia harus tetap berpegangan teguh pada pendiriannya masing-masing, meskipun perlu dipaksakan.

4. Gerakan gibas atau gerakan pling

Makna dari gerakan gibas atau gerakan pling ialah bahwa manusia harus selalu waspada atas segala ancaman maupun mara bahaya yang dapat mengancam dirinya.

5. Gerakan gentus

Gerakan kelima adalah gerakan gentus yang maknanya adalah manusia harus mampu mempertahankan diri serta melawan segala ancaman dari musuh.

6. Gerakan jaga diri irama

Gerakan keenam memiliki makna bahwa kehidupan manusia harus selalu dijaga. Oleh sebab itulah, manusia harus mampu membentengi dirinya dari segala cobaan. Sementara itu istilah irama pada nama gerakan ini memiliki makna yaitu berjalan sesuai dengan jalurnya.

7. Gerakan ketangkasan kehidupan

Gerakan ketujuh ialah gerakan ketangkasan kehidupan yang dilakukan dengan tegas maupun cepat. Makna dari gerakan ini adalah manusia harus menjalani kehidupan, meskipun tidak memiliki ketangkasan di dalamnya, tetapi harus belajar sehingga mampu melalui kehidupan tersebut dengan cepat, sigap dan tangkas.

8. Gerakan tutup

Gerakan terakhir adalah gerakan tutup. Gerakan ini merupakan posisi memasang kuda-kuda yang maknanya adalah manusia perlu menangkis hal-hal buruk yang akan secara tak terduga dalam kehidupan.

Pola Lantai dan Penampilan

Dari kedelapan gerakan dalam tari Ketuk Tilu tersebut, para penari perlu menarikan gerakan-gerakan tersebut dengan 2 pola lantai yang biasa digunakan. Kedua pola lantai tersebut adalah pola lantai lurus vertikal dan pola lantai diagonal.

Pola lantai lurus vertikal yaitu ketika para penari melakukan gerakan secara maju mundur dan pola lantai diagonal. Sementara itu, pola lantai diagonal merupakan gerakan serong ke arah kiri serta ke kanan.

Dengan gerakan dan dua pola lantai tersebut, biasanya penampilan dari tari Ketuk Tilu akan disajikan ke dalam empat bagian. Berikut penjelasan dari cara penyajian tari Ketuk Tilu.

Bagian Pertama

Bagian pertama akan diisi oleh para pengiring yang tugasnya adalah memainkan irama musik tari dengan alat musik tradisional seperti rebab, kendang indung, kendang kulanter, kecrekan dan gong. Bagian pertama ini bertujuan untuk menarik penonton dan agar ada banyak penonton berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan tari Ketuk Tilu.

Bagian Kedua

Bagian kedua akan dilaksanakan ketika para penonton telah berkumpul. Pada bagian ini, para penari akan mulai memperkenalkan dirinya sambil menari.

Bagian Ketiga

Bagian ketiga ialah inti dari pertunjukan tari Ketuk Tilu yaitu tari. Pada bagian inti ini, akan ada pemandunya yang disebut dengan juru penerang.

Bagian Keempat

Bagian terakhir merupakan bagian penutup. Pada bagian ini, para penari akan mengajak para penonton untuk ikut menari secara berpasangan. Sehingga pertunjukan pun akan semakin meriah dan menyenangkan. Bagian terakhir ini sama seperti ngibing pada tari gandrung. Karena ngibing inilah, maka tari Ketuk Tilu termasuk dalam tari pergaulan.

Keunikan dan Ciri Khas

Seperti halnya tari tradisional nusantara yang lainnya, tari Ketuk Tilu juga memiliki keunikan maupun daya tariknya sendiri. Karena keunikan inilah, tari ini masih banyak ditampilkan dan dapat menghibur masyarakat Sunda maupun masyarakat Indonesia lainnya.

Selain itu, keunikan pada tari Ketuk Tilu juga membuat tari ini dapat lestari dan banyak dipelajari. Secara umum, ada dua keunikan atau daya tarik pada tari Ketuk Tilu. Berikut penjelasannya.

1. Gerakan

Keunikan yang pertama adalah pada gerakannya. Penampilan tari akan diawali dengan arak-arakan gadis yang menjadi pembuka dalam tarian ini. Gadis yang diarak akan dibawa ke tanah lapang yang luas.

Kemudian setelah arakan tersebut, maka ada penari pun akan menarik dengan delapan gerakan khas yang memiliki nama unik serta makna yang berkaitan dengan kehidupan seorang manusia.

2. Musik

Selain gerakan, iringan musik pada tari inipun menjadi poin keunikan pada tari ini. Tari Ketuk Tilu banyak menggunakan alat musik tradisional khas Sunda seperti bonang. Ketukan yang dihasilkan oleh alat musik bonang ini juga melatarbelakangi nama tari Ketuk Tilu.

Itulah penjelasan terkait tari Ketuk Tilu yang berfungsi sebagai penghibur dan wujud syukur. Tari ini adalah tari tradisional yang termasuk dalam tari pergaulan dan masih lestari hingga saat ini.

Bagi Grameds yang tertarik untuk mempelajari seni tari maupun tari tradisional dari daerah lainnya, maka Grameds dapat mempelajarinya dengan membaca buku.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan buku-buku untuk belajar seni tari baik untuk anak-anak maupun dewasa. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

BACA JUGA:

  1. 25 Nama Tarian Daerah dan Asalnya
  2. Yuk Kenalan dengan Tari yang Berasal dari Bali dan Kisahnya 
  3. Tari Saman: Pengertian, Sejarah, Makna Gerakan
  4. Mengenal Sejarah Asal Tari Piring dan Makna Setiap Gerakannya
  5. 7 Tari Tradisional Masyarakat Papua dan Papua Barat
  6. Sejarah, Makna, Properti & Asal Tari Seudati 
  7. Makna dan Asal-Usul 5 Tarian Klasik dari Jawa Tengah

About the author

Gaby

Hai, saya Gabriel. Saya mengenal dunia tulis menulis sejak kecil, dan saya tahu tidak akan pernah lepas dari itu. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya untuk bisa turut memberikan informasi melalui tulisan saya. Saya juga sangat menulis dengan tema kesenian. Dengan seni, hidup akan jadi lebih berwarna.

Kontak media sosial Instagram saya Gabriela