in

Review Novel “Critical Eleven” Karya Ika Natassa

gramedia.com

Review Novel Critical Eleven – Critical eleven adalah 11 menit paling kritis di pesawat. Critical Eleven terdiri dari 3 menit setelah pesawat lepas landas, dan 8 menit sebelum mendarat.

Selama 11 menit yang penting ini, pramugari dan pramugara pesawat dilarang menghubungi pilot yang sedang bertugas, kecuali dalam keadaan darurat. Hal ini dikarenakan pilot perlu berkomunikasi secara intensif dengan pengendali lalu lintas udara agar dapat mengendalikan pesawat sesuai SOP.

Selama waktu ini, pramugari dan pramugara biasanya menginstruksikan penumpang untuk mematikan ponsel mereka, melipat meja, membuka tirai, dan menyesuaikan sandaran tempat duduk dengan benar. Aturan ini digunakan untuk membantu proses evakuasi jika terjadi barang yang tidak diinginkan dan untuk membantu keselamatan penerbangan.

Mematikan ponsel berfungsi untuk membantu pilot berkomunikasi dengan petugas ATC, karena frekuensi sinyal telepon dapat mengganggu komunikasi antar pilot. Sedangkan meja dilipat dan sandaran kursi lurus untuk memastikan semua penumpang aman saat melakukan pendaratan darurat. Dalam pendaratan darurat, penumpang hanya memiliki waktu 90 detik untuk keluar dari pesawat.

Oleh karena itu, selalu perhatikan pramugari dan pramugara dengan baik. Sehingga kalian memahami apa yang bisa dan tidak bisa kalian lakukan dengan pesawat terbang selama penerbangan, khususnya waktu critical eleven ini.

Sesuai dengan apa yang dibahas dalam pengantar kali ini. Keadaan critical eleven ini dijadikan sebagai sebuah judul buku yang ditulis oleh Ika Natassa. Buku yang memilik judul “Critical Eleven” ini tentunya tidak untuk membahas kejadian tersebut, namun membahas bagaimana pertemuan dari dua sejoli di dalam sebuah pesawat.

Profil Penulis

Ika Natassa
Twitter.com

Ika Natassa adalah seorang penulis kelahiran Medan pada tanggal 25 Desember 1977. Ika Natassa adalah penulis paling terkenal dengan karya “Critical Eleven”. Ika Natassa sebelumnya bekerja di Bank Mandiri, sebuah bank yang ada di Indonesia. Namun Ika Natassa tidak pernah menginginkan kedua profesi tersebut. Ika Natassa kecil ingin menjelajahi dunia dan bercita-cita menjadi diplomat.

Selain novel debutnya yang berjudul A Very Yuppy Weddingpada 2007, Ika Natassa juga sudah menelurkan banyak karya lainnya, seperti Divortiare (2008), Underground(2010), Antologi Rasa (2011), Twivortiare (2012), Critical Eleven (2015), The Architecture of Love (2016), dan beberapa lainnya. Sedangkan karya yang telah diangkat di layar lebar adalah Critical Eleven’, ‘Antologi Rasa’, The Architecture of Love, ‘Twivortiare, dan A Very Puppy Wedding.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

IKa Natassa lulus dari Stanton High School di Iowa, AS dari tahun 1995 hingga 1996. Setelah itu, Ika Natassa dinyatakan lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Dalam ujian akhir, Ika Natassa memilih jurusan Hubungan Internasional sebagai jurusan impiannya. Namun, Ika Natassa masuk di pilihan ketiga yaitu program studi akuntansi di Universitas Negeri Sumatera Utara pada 1997-2000.

Ika Natassa juga pernah berkesempatan untuk menjadi peserta magang di Departement of Primary Industries & Fishery di Northern Territory dan ACTEW Corporation Limited di Canberra, Australia.

Karena Ika memiliki rasa suka dan cintanya terhadap buku, jadi Ika Natassa terdorong untuk membuat LitBox. LitBox adalah toko buku di mana pembaca dapat membeli buku secara online tanpa mengetahui novel mana yang akan dikirim.

LitBox memiliki banyak novel yang paling direkomendasikan, jadi pembaca tidak akan kecewa. Selain itu di antara penulis lain, LitBox membantu pembaca bertemu dengan penulis yang dikenal atau tidak dikenal.

Detail Novel Critical Eleven

beli sekarang

Novel dengan judul “Critical Eleven” karya Ika Natassa ini terbit pada 20 Agustus 2015, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Novel ini memiliki halaman dengan jumlah 344 halaman. Dengan halaman sebanyak itu, buku ini memiliki ukuran berat 0.28 kg, lebar 13 cm, dan panjang 20 cm. Buku ini ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Buku ini memiliki nomor ISBN yaitu, 9786020318929.

Sinopsis Novel Critical Eleven

Dalam dunia penerbangan, dikenal dengan istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It’s when the aircraft is most vulnerble to any danger.

In a way, it’s kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan. Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.

Isi Novel Critical Eleven

Anya dan Ale pertama kali bertemu ketika di pesawat. Tidak butuh waktu lama bagi keduanya untuk memulai hubungan yang lebih serius. Anya bekerja sebagai management consultant yang tugasnya terbang dari satu pesawat ke pesawat lain untuk bertemu klien. Sedangkan Ale, yang bekerja sebagai insinyur minyak terpencil di Teluk Meksiko, tahu persis seperti apa hasil pernikahannya nanti. Sama-sama sibuk. Sama-sama “hobi” bepergian. Dan sama-sama jatuh cinta kepada satu sama lain.

Mereka menikah dan kekhawatiran orang tentang jarak hilang sama sekali. Anya dan Ale diciptakan untuk menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Anya hamil tiga tahun setelah pernikahannya. Hari-hari Anya dan Ale dihiasi dengan kegembiraan yang tak terlukiskan.

Sayangnya, Tuhan punya rencana lain. Sejak itu, hubungan antara Anya dan Ale tidak lagi sama.

Critical Eleven adalah kisah pernikahan yang berubah menjadi dingin antara Ale dan Anya. Ale sangat ingin mendapatkan perhatian Anya dan mencoba mengembalikan hubungan mereka seperti dulu. Anya, yang terus menolak, hampir membuat Ale putus asa. Bahkan Ale tidak tahan dengan kondisi seperti ini. Keberadaan Ale seperti orang asing di rumahnya. Perubahan dramatis pada Anya terjadi ketika dua bulan setelah bayinya lahir dengan keadaan tidak bernyawa.

Anya sendiri merasa seperti wanita yang terluka. Kata-kata Ale, serangkaian kalimat, mengguncang pemahaman Anya tentang cintanya pada Ale. Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengabaikan pria yang dicintainya, Ale.

Sudut Pandang

Kekuatan novel ini adalah sudut pandang alternatif antara Anya dan Ale. Penjelasan mengenai masing-masing karakter sangat sesuai. Terutama ketika menjelaskan bagaimana mereka menangani kekhawatiran mereka. Anya, yang selalu menghabiskan waktu di kamar bayi dan Ale yang rutin mengunjungi makam anak-anak. Semuanya dijelaskan dengan sentuhan. Semua bercampur antara sedih dan juga tegang. Mereka berdua menikmati menyakiti diri mereka sendiri terlalu banyak dengan cara yang menurut mereka cocok untuk mereka. Hingga mereka merasa bahwa kehilangan anak adalah hal yang paling merugikan bagi mereka.

Alur Cerita Novel Critical Eleven

Alur yang terdapat dalam novel ini adalah maju-mundur. Ika Natassa tampaknya menunjukkan romansa Anya dan Ale dan meminta pembaca untuk membandingkan keadaan mereka saat ini. Penulis berusaha untuk memamerkan situasi romantis pada saat Ale melamar Anya. Namun, penulis juga kembali menghantam para pembacanya dengan air mata Anya yang menetes karena mengingat kejadian itu.

Penokohan

Karakter Anya sudah terlihat jelas, karakter gadis dari kota, bergaya cerdas, rajin, dan keren, namun tidak pandai dalam memasak. Bohong rasanya jika memiliki karakter wanita sempurna yang sibuk, pintar, bekerja, jalan-jalan, dan pandai memasak dengan gaya yang keren. Karakter Anya jika dinilai memiliki keseimbangan, ada kekurangan dan juga kelebihannya. Normalisasi ini membuat “satu kalimat” yang Ale katakan kepada Anya membuatnya marah hingga enam bulan di sisi feminin dan keibuannya.

Karakter Ale dapat dikatakan sebagai karakter yang sempurna. Ale memeliki karakter Kaya, saleh, taat beribadah, sabar, tidak pernah marah, dan semua itu tentu sesuai denganb keinginan Anya. Lagi-lagi “satu kalimat” itu membuatnya tampak tidak lengkap. Ini adalah bentuk kekecewaan sebagai calon seorang ayah.

Namun, Anya bereaksi berlebihan terhadap masalah ini. Masalahnya mengenai kehilangan anak mungkin terlihat sangat berat, tapi Anya sepertinya merasa belum cukup untuk menghukum Ale. Contohnya seperti kutipan yang ada di dalam novel tersebut.

“Laki-laki yang sudah kupilih menjadi suamiku, dan sejak enam bulan yang lalu membuatku mempertanyakan lagi pilihan itu.” (Anya : hal 113).

“Dan beginilah rasanya masih sedalam-dalamnya mencintai laki-laki yang belum bisa aku percaya untuk tidak menyakiti aku lagi.”  (Anya : hal 229).

Ale bertindak seperti semua layaknya pria. Sifat Ale yang paling menjengkelkan adalah ketika Anya meminta untuk pergi, dia benar-benar pergi. Perempuan sangat suka mengatakan kebalikan dari isi hatinya. Ketika dikatakan bahwa ia mengatakanuntuk menjauh, bukan berarti laki-laki itu benar-benar pergi.

Kemudian ale mengira Anya baik-baik saja ketika mereka memiliki cinta yang gila. Bahkan jika itu membuat Anya semakin sedih.

Dalam hal ini, Ika Natassa sukses berat dalam menggambarkan karakter istri sakit hati, dan suami dengan sifat perfect dilengkapi ketidakpekaannya itu.

Pesan Yang Terdapat Dalam Novel Critical Eleven

Komunikasi antara suami dan istri itu penting. Masalah Anya Ale terlalu dibesar-besarkan jika butuh waktu hingga enam bulan untuk saling marah dan diam seperti musuh bebuyutan. Intinya adalah komunikasi.

Dalam hal ini, suaminya mundur terlebih dahulu. Jika sang suami “maju dan tidak pernah mundur”, sang istri dapat menahannya selama berabad-abad. Apa pun masalah atau penderitaannya, suami istri harus menghadapinya bersama-sama. Jangan merasa salah satu darinya paling merasa disakiti.

Cara Mendapatkan Buku Ini

  1. Versi Buku Cetak
    Anda bisa mendapatkan novel critical eleven melalui gramedia.com.
  2. Versi Ebook
    Untuk ebook juga bisa Ada dapatkan di gramedia.com. Anda juga perlu mendownload Aplikasi Gramedia Digital untuk mengakses buku ini.

 

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy