in

Review Buku Thinking, Fast and Slow Daniel Kahneman

Detail Buku:

Judul: Thinking, Fast and Slow

Genre: Psychology

Penulis: Daniel Kahneman

Penerjemah: Zia Anshor

Bahasa: Indonesia

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 16 Desember 2019

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Jumlah Halaman: 652 halaman

Berat Buku: 0.8 Kg

Lebar Buku: 35 Cm

Panjang Buku: 23 Cm

ISBN: 9786020637181

Harga Buku: Rp 148.000

Deskripsi Buku Thinking, Fast and Slow:

Daniel Kahneman adalah salah satu pemikir paling penting abad ini. Gagasannya berdampak mendalam dan luas di berbagai bidang termasuk ekonomi, pengobatan, dan politik. Dalam buku yang sangat dinanti-nantikan ini, Kahneman menjelaskan dua sistem yang mendorong cara kita berpikir. Sistem 1 bersifat cepat, intuitif, dan emosional; Sistem 2 lebih pelan, lebih bertujuan, dan lebih logis. Kahneman menunjukan kemampuan luar biasa juga kekurangan dan bias yang dimiliki oleh berpikir cepat, serta mengungkapkan dampak kesan intuitif pada pikiran dan perilaku kita. Dengan mengetahui cara kedua sistem itu membentuk penilaian dan keputusan kita, kita bisa memahami, antara lain : 1. Dampak dari hilangnya antusiasme dan terlalu besarnya kepercayaan pada strategi korporat. 2. Sulitnya memprediksi apa yang membuat kita bahagia kelak 3. Tantangan untuk membuat kerangka yang jelas tentang risiko di tempat kerja serta rumah. 4. Dampak mendalam dari bias kognitif pada segala sesuatu, mulai dari bertransaksi di pasar bursa sampai merencanakan liburan berikutnya.

Sinopsis Buku Thinking, Fast and Slow:

Daniel Kahneman adalah salah satu pemikir paling penting abad ini. Gagasannya berdampak mendalam dan luas di berbagai bidang termasuk ekonomi, pengobatan, dan politik. Dalam buku yang sangat dinanti-nantikan ini, Daniel Kahneman menjelaskan ada dua sistem yang mendorong cara kita berpikir. Sistem 1 bersifat cepat, intuitif, dan emosional; Sistem 2 lebih pelan, lebih bertujuan, dan lebih logis. Kahneman menunjukan kemampuan luar biasa juga kekurangan dan bias yang dimiliki oleh berpikir cepat, serta mengungkapkan dampak kesan intuitif pada pikiran dan perilaku kita. Dengan mengetahui cara kedua sistem itu membentuk penilaian dan keputusan kita, kita bisa memahami, antara lain :

  1. Dampak dari hilangnya antusiasme dan terlalu besarnya kepercayaan pada strategi korporat.
  2. Sulitnya memprediksi apa yang membuat kita bahagia kelak
  3. Tantangan untuk membuat kerangka yang jelas tentang risiko di tempat kerja serta rumah.
  4. Dampak mendalam dari bias kognitif pada segala sesuatu, mulai dari bertransaksi di pasar bursa sampai merencanakan liburan berikutnya.

Penulis Buku Thinking, Fast and Slow:

Daniel Kahneman,

Daniel Kahneman lahir pada tahun 1934 bulan Maret tanggal 5, selain seorang penulis Daniel Kahneman ada seorang psikolog dari Amerika yang memiliki keturunan Yahudi dan juga seorang profesor psikologi. Pada tahun 2002 Daniel Kahneman memenangkan nobel di karya ilmu politik. Merupakan psikolog yang berangkat untuk membongkar suatu hal-hal yang entitas panjang pada teori ekonomi mengenai lekungan rasion pengambil keputusan yang dikenal dengan “Homo Economicus” yang disisi lain dari duo pembongkaran, dengan Amos Tversky yang menutup usia di umur 59 tahun pada tahun 1996.

Review Buku Thinking, Fast and Slow:

Bagaimana Proses Manusia Berpikir?

Terdapat dua tipe cara seseorang berpikir, dengan cara cepat dan dengan cara yang lambat. Setelah itu Daniel Kahneman membaginya dengan cara menggambarkan 2 tipe ini seperti contoh di dalamnya, Sistem 1 dan Sistem 2.

Sistem 1 adalah sistem yang memberikan ciri khusus seperti Intuitif dan otomatis.

Sedangkan Sistem 2 dicirikan dengan cara yang lambat, berhati-hati, dan melakukan cek ulang dari sistem. Masing-masing memiliki kelebihan tersendiri juga, Sistem 1 memiliki kelemahan untuk menghasilkan keputusan konyol dan mengecoh. Sedangkan Sistem 2 memiliki sifat yang cepat lelah dan tidak luput dan terlepas dari bias.

Terdapat eksperimen “Dua Diri” di dalam buku Thinking, Fast and Slow karya Daniel Kahneman ini yaitu,

Eksperimen Dua Diri: Diri Mengalami dan Diri Mengingat

“Diri Mengalami”

Merupakan eksperimen yang dapat menjawab “apakah sekarang rasanya sakit?” dan eksperimen “DIri Mengalami” dapat menjawab “Bagaimana Rasanya Secara Keseluruhan?” sedangkan kita memiliki preferensi dan pilihan yang ditentukan oleh diri kita dalam mengingat, bukan diri mengalami. Walaupun diri kita mengalami rasa sakit yang panjang namun bisa tertahankan diingat kita akan lebih baik terhadap suatu pengalaman itu baik secara keseluruhan dibandingkan dengan pengalaman “rasa sakit yang tak tertahankan” meskipun hanya untuk durasi yang sebentar dialami, durasi waktu sifatnya menjadi relatif dalam ingatan kita.

Dua tipe ini kemudian dipasarkan dan kemudian dijadikan dasar aplikasi pemeriksaan kesehatan di lingkungan kedokteran untuk pemeriksaan prostat, sumsum tulang belakang, usg bagian dalam, dan hal-hal lainnya yang bersifat invasif dan tidak nyaman. Dokter melalui pengetahuan ini merasa tidak perlu cepat-cepat dalam melakukan pemeriksaan tetapi lebih berfokus untuk memperhatikan titik puncak dari rasa sakit dan ketidaknyamanan yang akan mungkin dialami oleh pasien.

Melalui eksperimen dua diri ini pernah dikutip juga oleh Yuval Noah Harari yang merupakan pengarang Sapiens dan Homo Deus) yang menjelaskan dan menjabarkan tentang faktor-faktor perilaku manusia

Heuristik Afeksi dan Bias

Merupakan sebuah teknik yang dirancang dengan tujuan memecahkan masalah yang mengabaikan apakah terdapat solusi yang dapat dibuktikan benar adanya namun biasanya dapat menghasilkan solusi yang terbaik atau dapat disingkat ketika suatu individu dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit dan tidak ada ukuran dan sebuah informasi yang “pasti” biasanya individu akan mengganti pertanyaan dengan pertanyaan yang lebih sederhana untuk lebih mudah untuk di jawab.

Ketika kita sebagai individu dihadapkan dengan sebuah pertanyaan umum seperti saat pemilu datang dan kita dihadapkan dengan pertanyaan “apakah orang ini pantas untuk menjadi presiden” maka umumnya masyarakat umum yang tidak begitu mempelajari dan mengetahui lebih dalam informasi mengenai informasi seperti apa gambaran dan tipe dari seharusnya seorang pemimpin negara? Setelah itu individu akan secara sadar atau tidak sadar individu mulai mengganti pertanyaan dengan pertanyaan yang lebih mudah seperti “bagaimana seorang kandidat dalam menjawab pertanyaan publik?” dan “bagaimana seharusnya seorang calon pemimpin negara dalam memiliki kemampuan berbahasa sebagai sosok yang mewakili negara?” hingga pertanyaan yang kurang rasional seperti “saya menyukai kemeja yang selalu dipakainya” atau “dia memiliki wajah yang mirip dengan paman saya” hal ini dikenal dengan “heuristik afeksi” apakah rasiona;? Tentu saja tidak tetapi sudah pasti dalam menjawab pertanyaan hal ini sangat efektif.

Bias-bias disini kenyataanya diperlukan untuk menciptakan dan membuat pilihan dan biasanya dalam menentukan sebuah pilihan merupakan suatu hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Alasan yang sama umumnya kandidat petahana bisa berlanjut pada periode selanjutnya dan dikarenakan setidaknya saat ini ketersediaan informasi yang mudah dan bisa di akses dalam sistem 1 dan sistem 2 tentang pelaman selama kandidat menjabat. “Heuristik Afeksi: ini juga rentan terhadap suatu pengalam dan informasi terkini.

Sistem 2 dan Sistem 1 yang Dinamis

Dimana kedua sistem ini memiliki keunikan dimana jika seseorang menggunakan sistem dua yang lambat dan penuh dengan pertimbangan-pertimbangan saat menganalisis sebuah laporan keuangan. Tetapi dalam bukunya Daniel Kahneman mengatakan bahwa seseorang yang semakin ahli dan familiar dengan suatu hal yang sedang dilakukan biasanya mereka melakukan hal itu dengan sistem 1 contohnya,

Saat seorang dokter memutuskan untuk melakukan bedah dalam mengambil keputusan cepat memakai jenis pisau A dibandingkan dengan pisau B saat operasi berlangsung merupakan hasil pembelajaran dan pengalaman selama bertahun-tahun dan kadang kita menyebutnya dengan “intuisi” dimana bagi seorang dokter pemula mereka hanya memakai sistem 2 dengan keputusan yang dilakukan pada seorang pilot yang saat dihadapi dengan perubahaan navigasi, setelah pilot terbiasa akhirnya pilot tersebut menggunakan sistem 1 yang dimana pada saat permulaan menjadi pilot ia menggunakan sistem 2.

Sama halnya dengan dunia investasi seorang buffet saat melaporkan laporan keuangan dan buffett bisa membuat keputusan investasi setelah lima menit membaca laporan keuangan merupakan contoh sistem 1 dan dibandingkan dengan seorang yang belajar investasi. Hal ini juga mengandung bias lain dan terbiasa memakai sistem 1 yang merupakan pilihan yang terlalu cepat dan membuat seseorang yang sering lupa karena dirinya terlalu percaya diri.

Pembelajaran dari penuli buku “Thinking, Fast and Slow” Daniel Kahneman merupakan pembelajaran yang baik untuk di bidang ekonomi.

Kesimpulan Buku Thinking, Fast and Slow:

Penulis buku Thinking, Fast and Slow Daniel Kahneman memberikan gagasan yang berdampak secara mendalam dan luas dalam berbagai bidang terutama ekonomi, pengobatan, dan politi. Buku Thinking, Fast and Slow menjelaskan dua sistem yang mencorong bagaimana cara kita berpikir. Yang pertama adalah

sistem 1 yang bersifat cepat, intuitif, dan emosional.

Sistem 2 secara perlahan, lebih bertujuan, dan lebih logis.

Daniel Kahneman menunjukan bahwa, suatu kemampuan luar biasa juga mengandung kekurangan dan bias yang dimiliki dari bagaimana individu berpikir cepat, serta mengungkapkan dampak kesan intuitif pada pikiran dan perilaku kita. Dengan mengenal dan mengetahui bagaimana cara kedua sistem itu membentuk penilaian dan keputusan kita, kita pembacanya dapat memahami, antara lain:

  1. Dampak dari hilangnya antusiasme dan terlalu besarnya kepercayaan pada strategi korporat.
  2. Sulitnya untuk memprediksi hal-hal seperti apa yang membuat kita bahagia di masa depan
  3. Tantangan dalam membentuk kerangka yang jelas tentang risiko di tempat kerja dan rumah.
  4. Dampak mendalam dari bias “kognitif” pada segala sesuatu, mulai dari cara individu bertransaksi di pasar bursa sampai merencanakan bagaimana liburan berikutnya.

Nah, itulah review buku “Thinking, Fast and Slow” karya Daniel Kahneman mengenai dua sistem yang mendorong cara kita berpikir. Sistem 1 bersifat cepat, intuitif, dan emosional; Sistem 2 lebih pelan, lebih bertujuan, dan lebih logis. Kahneman menunjukan kemampuan luar biasa juga kekurangan dan bias yang dimiliki oleh berpikir cepat, serta mengungkapkan dampak kesan intuitif pada pikiran dan perilaku kita Grameds.

Seperti yang dapat di lihat, terdapat berbagai poin-poin dan juga kesimpulan dari  dua sistem yang mendorong cara kita berpikir dalam buku ini.

Jika Grameds ingin mencari informasi lebih dalam mengenai buku  “Thinking, Fast and Slow” karya Daniel Kahneman ini maupun buku-buku bergenre Psychology, kalian dapat membaca berbagai buku yang ada di Gramedia yang pastinya mudah dipahami dan kaya akan informasi.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy