in

Review dan Sinopsis Buku Dinasti Ming karya Michael Wicaksono

 dinasti ming – Grameds, pernahkah kamu mendengar nama Dinasti Ming? Dinasti Ming (1368—1644) adalah salah satu periode penting dalam sejarah Tiongkok. Perjalanan dinasti ini penuh dengan kisah menarik yang mengajarkan kita banyak hal mulai dari kekuasaan, kebudayaan, hingga konflik yang terjadi di dalamnya.

Buku Dinasti Ming karya Michael Wicaksono akan mengajak kamu menyelami sejarah yang penuh dengan intrik politik, peperangan, dan perjuangan untuk mempertahankan kekuasaan.

Dari kebangkitan etnis Han setelah kejatuhan Mongol, hingga bagaimana dinasti ini akhirnya runtuh akibat perpecahan dalam istana, buku ini memberikan gambaran yang lengkap tentang perjalanan jatuh bangun pembentukan sejarah Tiongkok.

Yuk, Grameds, simak ulasan tentang buku Dinasti Ming di bawah ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya, serta apakah buku ini dapat menjadi pilihan yang tepat untuk memperdalam wawasanmu tentang sejarah Tiongkok.

Sinopsis Buku Dinasti Ming

Dinasti Ming

Dinasti Ming (1368—1644) merupakan periode sejarah yang penting, menandai dominasi etnis Han dalam pemerintahan China setelah runtuhnya kekuasaan Mongol dan sebelum kebangkitan bangsa Manchu. Dinasti ini menjadi saksi kebangkitan kembali pengaruh China di Asia Timur dan Tenggara, serta sumber inspirasi dalam bidang kebudayaan dan struktur politik bagi negara-negara tetangga. Salah satu pencapaian penting yang tercatat dalam sejarah dinasti ini adalah penjelajahan samudera yang dipimpin oleh Zheng He (Cheng Ho).

Namun, seiring berjalannya waktu, pertengahan dan akhir Dinasti Ming diwarnai dengan perpecahan antar faksi politik di istana dan persaingan para birokrat yang berlomba untuk meraih kekuasaan dan pengaruh dalam pemerintahan. Kaisar-kaisar yang mulai lelah dan acuh tak acuh membiarkan istana menjadi arena pertempuran bagi pejabat-pejabat penting, kasim yang berkuasa, serta jenderal yang ambisius. Ironisnya, pemberontakan petani yang semula mengangkat dinasti ini akhirnya turut menjadi faktor kehancurannya.

Dinasti Ming menggambarkan dinamika intrik politik dan pertempuran dalam birokrasi yang mewarnai sejarah China, serta kerasnya perebutan kekuasaan. Pada akhirnya, bukan kesejahteraan rakyat yang menentukan arah pemerintahan, melainkan kepentingan para birokrat dan penguasa yang memegang kendali.

Tentang Penulis Buku Dinasti Ming

Michael Wicaksono adalah penulis sejarah yang terkenal karena kemampuannya menyajikan kisah-kisah penting dari Asia dengan cara yang mudah dipahami. Lahir di Salatiga, Michael adalah seorang dokter yang sempat melanjutkan studi S2 di China, yang memperdalam ketertarikannya pada sejarah Tiongkok. Sejak duduk di bangku kuliah, ia mulai mengembangkan hobinya dalam menulis. Karyanya mencakup berbagai topik sejarah dari Tiongkok, Jepang, hingga Korea.

Fokus utama Michael adalah sejarah Tiongkok. Beberapa bukunya yang terkenal, seperti Kaisar Pertama China – Qinshihuang, Tentara Terakota dan Tembok Besar dan Memahami China, memberikan gambaran lengkap tentang perjalanan sejarah Tiongkok, mulai dari pendirian kekaisaran hingga perkembangan modern.

Selain itu, ia juga menulis tentang Dinasti Qing: Sejarah Para Kaisar Berkuncir, yang mengupas dinasti terakhir Tiongkok yang sangat berpengaruh dalam sejarah.

Michael juga mengeksplorasi sejarah dinasti-dinasti besar lainnya, seperti Dinasti Manchu – Awal Kebangkitan (1616-1735) dan Dinasti Manchu – Masa Keemasan (1735-1850). Bukunya Genghis Sang Penakluk menceritakan perjalanan Genghis Khan, sementara buku Perang Korea – Pertikaian Terpanjang Dua Saudara membahas konflik besar dalam sejarah Korea.

Dinasti Ming

Berikut adalah beberapa buku karya Michael Wicaksono yang perlu Grameds ketahui:

  1. Dinasti Manchu – Awal Kebangkitan (1616-1735)
  2. Dinasti Manchu – Masa Keemasan (1735-1850)
  3. Dinasti Ming
  4. Dinasti Qing: Sejarah Para Kaisar Berkuncir
  5. Genghis Sang Penakluk
  6. Han – Kaisar Petani
  7. Kaisar Pertama China – Qinshihuang, Tentara Terakota dan Tembok Besar
  8. Memahami China
  9. Perang Korea – Pertikaian Terpanjang Dua Saudara
  10. Qin – Kaisar Terakota

Dinasti Ming adalah buku terbarunya yang menggali lebih dalam mengenai dinasti ini dan peran pentingnya dalam sejarah Tiongkok.

Michael Wicaksono, yang kini juga masih menjalankan praktik akupunktur, memanfaatkan waktu luangnya untuk terus menulis dan mengembangkan pengetahuannya tentang sejarah Asia.

Beberapa karyanya, seperti Qin: Kaisar Terakota, Republik Tiongkok, dan Republik Rakyat China, telah laris di pasaran. Karyanya tidak hanya dihargai oleh para akademisi, tetapi juga oleh pembaca umum yang tertarik memperdalam wawasan tentang sejarah Asia.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Dinasti Ming

Buku Dinasti Ming karya Michael Wicaksono yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo adalah sebuah karya monumental yang menggali sejarah salah satu dinasti terbesar dalam sejarah Tiongkok.

Bagi Grameds yang tertarik dengan sejarah Tiongkok, buku ini menawarkan wawasan mendalam tentang perjalanan Dinasti Ming, dari kebangkitannya setelah kejatuhan Dinasti Yuan hingga kejatuhannya pada akhir abad ke-17.

Dengan gaya penulisan yang mudah dipahami, buku dengan tebal 1136 halaman ini memberikan pemahaman menyeluruh tentang Dinasti Ming mulai dari dinamika politik, sosial, hingga kebudayaan Tiongkok pada masa tersebut.

Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai kelebihan dan kekurangan buku Dinasti Ming karya Michael Wicaksono.

Pros & Cons

Pros
  • Menggali berbagai peristiwa penting Dinasti Ming, termasuk penyatuan China, Tembok Besar, dan hubungan luar negeri.
  • Bahasa sederhana dan naratif, mudah diakses pembaca awam dan akademis.
  • Membahas pertempuran, kebijakan, dan pengaruh budaya Dinasti Ming pada negara tetangga.
  • Struktur penyajian rapi meski beberapa aspek kurang mendalam.
  • Menjadi karya puncak penulis dalam penulis buku sejarah.
Cons
  • Kurang membahas aspek ekonomi Dinasti Ming.
  • Lebih fokus pada politik dan intrik istana, sedikit membahas sosial, budaya, dan seni.
  • Beberapa bab terlalu padat dan berat dibaca bagi non-ahli sejarah.

Kelebihan Buku Dinasti Ming

Berikut kelebihan buku Dinasti Ming karya Michael Wicaksono:

  • Penggambaran Sejarah yang Lengkap dan Menyeluruh

Buku ini mengupas tuntas sejarah Dinasti Ming, mulai dari penyatuan China, pembangunan Tembok Besar dan Forbidden City, hingga kisah legendaris Laksamana Cheng Ho serta hubungan unik China dengan Islam yang jarang dibahas. Selain menggambarkan peristiwa besar, buku ini juga menyoroti peran Dinasti Ming dalam membentuk hegemoni China di Asia Timur dan Tenggara serta pengaruh budaya dan politiknya pada negara-negara tetangga.

Grameds, jika kamu ingin memahami kekuasaan, kebudayaan, dan dampak besar Dinasti Ming dalam sejarah Asia, buku ini menawarkan wawasan lengkap dan menarik yang wajib dibaca. Dinasti Ming jelas punya peran penting dalam membentuk budaya dan politik kawasan, membuat kisahnya tak hanya relevan bagi sejarah China tapi juga dunia.

  • Penggunaan Bahasa Yang Mudah Dipahami

Meskipun membahas sejarah yang kompleks, Michael Wicaksono menyajikan buku Dinasti Ming dengan bahasa yang mudah dipahami, tanpa istilah teknis yang membingungkan. Gaya penulisannya lugas dan sederhana, sehingga cocok untuk pembaca awam maupun akademisi yang ingin memperdalam risetnya.

Pendekatan naratif yang mengalir membuat peristiwa sejarah disajikan seperti cerita menarik, bukan sekadar data dan fakta. Hal ini membuat buku lebih hidup dan mudah dicerna, terutama bagi Grameds yang baru mulai mempelajari sejarah Tiongkok.

  • Memiliki Konteks Sosial, Politik, dan Budaya Tiongkok yang Kuat

Kelebihan buku ini terletak pada kemampuannya menempatkan peristiwa besar Dinasti Ming dalam konteks sosial, politik, dan budaya Tiongkok. Grameds bukan hanya belajar tentang peperangan dan kebijakan, tapi juga memahami pengaruh dinasti ini terhadap kebudayaan, norma sosial, serta negara-negara tetangga di Asia Timur dan Tenggara.

Buku ini memberikan pandangan luas tentang sejarah Tiongkok, termasuk dampak besar Dinasti Ming pada Jepang dan Korea, yang membentuk tradisi budaya yang bertahan hingga awal abad ke-20. Pembaca diajak melihat sejarah dari berbagai sudut yang berbeda dan lebih mendalam.

  • Menjadi Karya Puncak Penulis

Dinasti Ming adalah karya utama Michael Wicaksono yang menunjukkan kemampuannya merangkum dan menganalisis sejarah Tiongkok yang luas dan kompleks secara terstruktur dan mudah dipahami. Sebagai penulis berpengalaman, Wicaksono menyajikan beragam informasi penting dengan cara yang terorganisir.

Buku ini mengulas sejarah lengkap Dinasti Ming, termasuk bab-bab tentang rezim Hongguang, Longwu, Shaowu, dan peran Pangeran Ming di Manchu. Selain itu, peristiwa besar seperti Kasus Pil Merah, Pemberontakan Ordos dan Bozhou, serta krisis politik era Taichang dan konflik Donglin juga dibahas. Di bagian akhir, Wicaksono mengulas kemunduran dinasti hingga kehancuran era Chongzhen dan mimpi kebangkitan yang gagal terwujud.


Dinasti Ming

Kekurangan Buku Dinasti Ming

Berikut kekurangan buku Dinasti Ming karya Michael Wicaksono.

  • Kurangnya Pendalaman Terhadap Aspek Ekonomi di Dinasti Ming

Meskipun buku ini sangat mendalam dalam menggambarkan aspek politik dan budaya, beberapa pembaca mungkin merasa kurang mendapatkan informasi terkait dengan aspek perekonomian yang ada dalam Dinasti Ming. Pembahasan mengenai bagaimana ekonomi berkembang, serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, tidak terlalu disorot dalam buku ini.

Grameds yang mencari wawasan lebih mengenai kehidupan ekonomi atau sistem perdagangan yang berlangsung di bawah Dinasti Ming mungkin merasa bahwa topik ini kurang dieksplorasi.

Buku Dinasti Ming cenderung fokus pada aspek politik dalam istana dan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat tidak terlalu menjadi fokus utama dalam buku ini. 

  • Terlalu Berfokus Pada Aspek Politik 

Buku ini sangat fokus pada aspek politik yang ada di Dinasti Ming, termasuk intrik istana, persaingan antara faksi-faksi politik, dan perebutan kekuasaan di kalangan para pejabat tinggi.

Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa aspek kehidupan sosial dan budaya lainnya, seperti perkembangan seni, ilmu pengetahuan, dan kehidupan masyarakat, kurang mendapatkan perhatian yang mendalam.

Selain itu, meskipun buku Dinasti Ming menyajikan berbagai detail tentang perubahan politik dan administratif, aspek kehidupan sosial masyarakat seperti pola hidup sehari-hari, kebudayaan populer, atau perkembangan pendidikan dan seni, tidak terlalu dibahas secara rinci dalam buku terbitan 16 Juli 2025 ini. 

  • Beberapa Bab Terlalu Padat dengan Informasi

Beberapa bab dalam buku Dinasti Ming sangat padat dengan fakta dan peristiwa sejarah, yang bisa membuat buku ini sulit dicerna bagi sebagian orang, Grameds.

Jika kamu tidak terbiasa membaca buku sejarah yang penuh dengan informasi, beberapa bagian dalam buku ini mungkin terasa berat dan membosankan.

Kesimpulan

Dinasti Ming karya Michael Wicaksono adalah sebuah buku yang sangat bermanfaat bagi Grameds yang tertarik dengan sejarah Tiongkok, khususnya tentang Dinasti Ming.

Buku ini menggabungkan penggambaran sejarah Tiongkok yang detail dengan penulisan yang mudah dipahami. Selain itu, buku ini juga memberikan wawasan yang luas tentang kebudayaan, politik, dan peristiwa-peristiwa besar yang membentuk Dinasti Ming.

Meskipun memiliki beberapa kekurangan, buku Dinasti Ming tetap menjadi pilihan bacaan yang tepat bagi siapa saja yang ingin mempelajari sejarah Tiongkok secara lebih mendalam.

Rekomendasi Buku-Buku Karya Michael Wicaksono

1. Dinasti Manchu – Awal Kebangkitan (1616-1735)

Dinasti Manchu - Awal Kebangkitan (1616-1735)

Manchuria luasnya ± 1.550.000 km2 di Timur Laut China, dan didiami beberapa suku nomaden, diantaranya Manchu. Dari suku bangsa Manchu. Dari suku bangsa Manchu inilah lahir Dinasti Qing, dinasti besar terakhir yang mampu menyatukan seluruh China, bahkan dengan wilayahnya yang lebih luas dibanding China daratan saat ini.

Kebangkitan dinasti Qing diawali dari keruntuhan dinasti Ming dan kebangkitan bangsa Manchu, hingga pemerintahan Yongzheng yang kejam. Para kaisar Manchu berjuang mempersatukan China yang terpecah belah oleh pemberontakan, sampai meraih hegemoni tertinggi di Daratang Tengah, dan mendirikan dinasti yang berlangsung dua setengah abad lamanya.

Dinasti Qing menyaksikan perubahan dunia secara global, namun terlambat mengantisipasinya, sehingga harus tenggelam dalam pergolakan zaman yang berubah cepat. Dengan jumlah penduduk yang besar dan perbedaan identitas kesukuan antara penguasa dan rakyatnya, Qing selalu berada dalam ancaman klasik yang konstan; pemberontakan, kudeta, bencana, penyalahgunaan kekuasaan, dan invasi bangsa asing.

2. Dinasti Manchu – Masa Keemasan (1735-1850)

Dinasti Manchu - Masa Keemasan (1735-1850)

Sekitar abad ke-18, China adalah sebuah kekuatan besar di Asia Timur, dengan pasukan yang besar dan perekonomian yang maju dan kompleks. Tidak hanya puas dengan wilayah yang luas, China juga bermain dalam kolam politik di negara-negara tetangga, bahkan sempat mengerahkan beberapa kali agresi untuk memperluas pengaruh. Namun masuknya bangsa-bangsa Eropa dan benturan antar kepentingan yang tak terhindarkan antara China dan orang-orang asing, mengawali periode kemunduran yang kemudian berdampak pada Perang Candu.

Buku ini adalah kelanjutan buku Dinasti Manchu: Awal Kebangkitan. Sebuah paparan dari masa keemasan Dinasti Qing, sampai menjelang kejatuhannya. Sampai saat ini, pemerintah dinasti Qing tetap tercatat sebagai pemerintahan yang mampu menyatukan seluruh China sekaligus dinasti terakhir di negara itu.

3. Memahami China

Memahami China

China memiliki sejarah panjang yang membentang lebih dari empat ribu tahun, diwarnai oleh peristiwa-peristiwa yang membentuk cara pikir, karakter, dan pola kehidupan masyarakatnya. Pola sejarah ini unik karena terus berulang dengan cara yang mirip dari zaman ke zaman, memberikan pengaruh kuat yang masih terasa hingga kini. Dengan menengok masa lalunya, kita bisa memahami cara bangsa ini melihat dunia dan menentukan langkah mereka di masa kini dan masa depan.

Buku Memahami China mengulas perjalanan peradaban dan dinamika politik China dari era paling awal yang terdokumentasi hingga masa modern. Lewat studi sejarah ini, pembaca diajak memahami arah perkembangan China, dampaknya terhadap kawasan regional dan global, serta pelajaran penting di balik kebangkitan mereka sebagai kekuatan ekonomi dan politik dunia.

4. Kaisar Pertama China – Qinshihuang, Tentara Terakota dan Tembok Besar

Kaisar Pertama China - Qinshihuang, Tentara Terakota dan Tembok Besar

Sosok Qinshihuang sendiri adalah figur yang kontroversial. Ia naik tahta sebagai raja belia yang ambisius dan bijaksana, yang pandai menilai bakat seseorang dan mampu melihat peluang yang ada. Dengan gigih dan tekad baja, ia memimpin negerinya mengalahkan negara-negara feodal lainnya satu-persatu, sampai akhirnya hanya Qin satu-satunya negeri yang tersisa di seluruh China. Namun di penghujung hidupnya, ia semakin brutal dan ngawur.

Ia mempercayai tahayul dan omong kosong dari para tabib istana yang menipunya, mengatakan bahwa mereka mampu meracik obat keabadian yang bisa membuat sang kaisar panjang umur dan menjadi dewa. Padahal, obat yang mereka racik mengandung racun berbahaya: air raksa. Ironisnya, pada akhirnya obat beracun itulah yang merenggut nyawa sang kaisar dalam usia yang masih relatif muda.

5. Han – Kaisar Petani

Han - Kaisar Petani

Sepeninggal Kaisar Qinshihuang, Tiongkok dilanda kekacauan akibat pemberontakan rakyat dan ambisi para bekas bangsawan yang ingin merebut kembali kejayaan masa lalu. Dalam situasi yang penuh gejolak ini, muncul dua tokoh dengan sifat bertolak belakang, yang satu pemberani dan kuat, sementara yang lain penakut dan berhati-hati. Pertarungan mereka memperebutkan kendali atas negeri yang terpecah ini menjadi babak penting dalam sejarah Tiongkok.

Buku Han mengisahkan perjalanan dua pria dari latar belakang sederhana yang berhasil menorehkan nama mereka dalam sejarah selama ribuan tahun. Lewat kisah perjuangan dan intrik kekuasaan, buku ini menunjukkan bahwa siapa pun bisa mencapai puncak kejayaan asalkan memiliki tekad dan kemampuan untuk meraihnya.

6. Perang Korea – Pertikaian Terpanjang Dua Saudara

Perang Korea - Pertikaian Terpanjang Dua Saudara

Budaya populer Korea telah mendunia, terutama di kalangan generasi milenial yang menjadikan drama dan musik Korea sebagai bagian dari keseharian. Namun di balik gemerlap K-pop dan K-drama, tidak banyak yang mengetahui sejarah kelam yang membuat Korea terbelah menjadi dua negara. Akar perpecahan ini bermula dari dominasi asing, mulai dari Kekaisaran China, kemudian Jepang yang menjajah Korea hingga akhir Perang Dunia II. Setelah Jepang kalah pada 1945, nasib Korea ditentukan oleh pihak Sekutu, sementara rakyatnya hanya bisa pasrah di tengah tarik-menarik kepentingan global.

Setelah perang, Uni Soviet membentuk rezim komunis di Korea Utara, sedangkan Amerika Serikat mendirikan pemerintahan nasionalis di Korea Selatan. Sejak saat itu, dua Korea hidup terpisah dengan sistem politik dan ideologi yang bertolak belakang. Upaya reunifikasi masih terus dilakukan, namun ketegangan dan perang yang secara teknis belum pernah benar-benar usai menjadi pengingat pahit bahwa perpecahan bisa terjadi bahkan di antara bangsa yang secara budaya dan etnis sangat seragam, hanya karena pengaruh kekuatan luar dan konflik ideologi.

7. Qin – Kaisar Terakota

Qin - Kaisar Terakota

Qin Shi Huang, kaisar pertama China, dikenal bukan hanya karena Tentara Terakota dan Tembok Besar, tetapi juga karena menciptakan huruf China yang digunakan hingga kini. Ia membangun istana megah, mengelilingi diri dengan wanita cantik, sekaligus melakukan tindakan kejam seperti mengubur hidup-hidup ratusan orang dan membuang anaknya sendiri. Di balik keberhasilannya mempersatukan China, hidupnya penuh misteri yang memicu penasaran para ahli sejarah.

Buku Qin mengungkap sisi tersembunyi dari kehidupan Qin Shi Huang yang jarang diketahui, serta menggambarkan persaingan sengit para raja yang memerintah seperti anak-anak berebut mainan. Kisah ini menggambarkan naik turun kekaisaran legendaris yang namanya kini mewakili China secara keseluruhan, memberi pembaca pemahaman mendalam tentang tokoh dan zamannya.

8. Republik Rakyat China – Dari Mao Zedong sampai Xi Jinping

Republik Rakyat China - Dari Mao Zedong sampai Xi Jinping

Ini adalah karya terakhir dalam sekuel best seller tentang sejarah China karya Michael Wicaksono. Republik Rakyat China menghantar kita masuk ke dalam sejarah pembentukan republik China yang modern dan kuat, hingga masa kepemimpinan Xi Jinping saat ini. Buku ini akan menguraikan peran dan dinamika sejarah dan politik yang terjadi di China di bawah kepemimpinan Mao Zedong, Deng Xiaoping dan Xi Jinping. Sebuah buku yang sangat relevan dan perlu dibaca oleh para pengamat politik serta penggemar sejarah.

Written by Vania Andini