in

Kronologi dan Penyebab Perang Dunia Ke-2

Kejadian yang baru berlalu pada tahun ini antara negara Rusia dan Ukraina mengingatkan kita kepada Perang Dunia Kedua. Ketegangan yang ada di antara negara Rusia dan Ukraina membuka memori lama tentang peristiwa konflik global paling besar dan traumatis yang memakan lebih dari 55 juta jiwa.

Perang Dunia Kedua merupakan peristiwa sejarah di mana terdapat konflik akibat perbedaan ideologi antara sejumlah negara di Asia, Amerika, dan Eropa Timur serta Tengah, yang terjadi pada kurun tahun 1939 hingga 1945. Konflik ini sangat besar dan bersifat destruktif, serta menyebabkan berbagai dampak negatif seperti ketidakstabilan kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya.

Bagi sahabat Grameds yang belum mengetahui bagaimana situasi Perang Dunia Kedua, simak uraian singkat kronologi Perang Dunia Kedua di bawah ini.

National Geographic Atlas Perang Dunia II

Beli Buku di Gramedia

Kronologi Perang Dunia Kedua

Konflik ideologi antar negara akhirnya mendorong ekspansi dan invasi militer yang berujung pada perang antar negara. Perang Dunia Kedua dimulai oleh negara Jerman yang menyerang Polandia pada tanggal 1 September 1939. Strategi Jerman diawali dengan menghancurkan kontrol udara Polandia, jalur komunikasi, rel kereta api, dan meluncurkan amunisi.

Jerman menggunakan strategi tempur modern yang disebut sebagai Blitzkrieg, yakni strategi di mana Jerman tidak melakukan pertahanan statis seperti yang terjadi pada Perang Dunia Pertama, tetapi mengerahkan gabungan pasukan yang beranggotakan mencapai 1,5 juta tentara untuk terus bergerak saat melakukan serangan. Mesin-mesin perang yang digunakan dikerahkan seluruhnya untuk terus bergerak juga.

Pesawat tempur Jerman menguasai udara dan pasukan infantri besar terus bermanuver, membuat serangan ini menjadi serangan tak terduga yang akan mengejutkan Polandia. Strategi perang ini sukses memojokkan Polandia yang gagal untuk berkoordinasi. Dalam jangka waktu 2 hari saja, Jerman berhasil menghancurkan negara Polandia dan memakan korban jiwa sekitar 6 juta orang warga serta militer Polandia.

Pada hari kedua setelah perang antara Jerman dan Polandia berakhir, negara Inggris dan Prancis kemudian menyatakan perang terhadap Hitler yang merupakan pemimpin Jerman pada saat itu. Inggris mengirimkan ultimatum kepada Jerman untuk menarik pasukan perangnya dari Polandia.

Namun, ultimatum tersebut disambut oleh Jerman dengan menenggelamkan kapal-kapal milik Inggris yang ada di perairan Eropa. Setelah berhasil menyerang Polandia, Jerman kemudian melancarkan serangan ke Norwegia dan Denmark. Jerman lagi-lagi berhasil untuk menguasai kedua negara tersebut.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Jerman kemudian melanjutkan serangannya ke Belanda. Dalam kacamata sejarah Indonesia, negara Belanda yang kita anggap sebagai monster yang kejam menjajah negara kita selama 350 tahun lamanya itu ternyata dianggap sangat kecil oleh Jerman. Jerman hanya membutuhkan waktu 5 hari saja untuk memaksa kerajaan Belanda menyerah dan bertekuk lutut di hadapan keganasan Hitler.

Belanda berhasil dikuasai Jerman pada Mei 1940. Hal ini membuat Ratu Wilhelmina akhirnya mengungsi ke Inggris dan terus berpindah ke Belgia. Negara Inggris, Prancis, dan Belgia menggabungkan pasukannya. Meski begitu, mereka tidak dapat menahan laju Blitzkrieg Jerman dan terpojok hingga ke Dunkirk.

Namun, peristiwa tak terduga tiba-tiba terjadi. Di saat pasukan gabungan sekutu sudah terdesak, Hitler memerintah pasukan yang dikomandani oleh Henz Guderian untuk tidak melanjutkan maju ke Dunkirk. Hal ini membuat pasukan gabungan sekutu akhirnya berhasil mengungsi ke tanah Inggris.

Para sejarawan menyebut kejadian ini sebagai blunder pertama Hitler yang membuat pasukan gabungan sekutu dapat mempersiapkan serangan balasan untuk Jerman. Pada tanggal 11 Mei 1940, Belgia pun jatuh. Kemudian Italia mengumumkan pernyataan perang kepada Sekutu dan melanjutkan penyerangan kepada Perancis pada tanggal 10 Juni 1940.

Jerman meluncurkan serangan ke Perancis dan pada Juni 1940 akhirnya berhasil menduduki Perancis. Tentara Perancis kemudian mengungsi ke Inggris. Jerman kemudian melanjutkan serangannya ke front Barat dengan menyasar Inggris.

Namun, usaha penyerangan ini gagal akibat Inggris yang memiliki angkatan perang yang lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya di Eropa daratan. Inggris juga pada saat itu masih dinobatkan sebagai Raja Lautan, karena Kerajaan Inggris memiliki armada angkatan laut yang sangat besar.

Jerman ternyata memang tidak menjadikan Inggris sebagai sasaran utama dan sebetulnya ingin mengajak damai Inggris setelah peristiwa di Dunkirk. Namun, pidato perdamaian yang disampaikan Hitler ditolak oleh warga Inggris. Perdana menteri Inggris, Winston Churchill juga tidak berminat untuk damai mendengar pernyataan Hitler tersebut.

Pada tanggal 25 Agustus 1940, Angkatan Udara Kerajaan Inggris melancarkan serangan ke Ibu Kota Jerman, Berlin, dengan meluncurkan ribuan pesawat untuk menjatuhkan bom. Untuk pertama kalinya, akhirnya warga Jerman juga ikut merasakan perang ini.

Jerman pun melancarkan balasan atas serangan ini. Pada tanggal 7 September 1940, Jerman mengirimkan sejumlah pesawat menuju langit London untuk menjatuhkan sejumlah ton bom dari udara. Tentunya, serangan tersebut yang terjadi pada malam hari menimbulkan kepanikan yang luar biasa di London.

Ibu Kota Negara Kerajaan Inggris itu terbakar habis bagaikan lautan api, hancur, dan para warga tewas di tempat. Meski begitu, Jerman terus menjatuhkan bom dari atas Kota London selama beberapa hari, di malam hari, selama bulan September. Penduduk London pun diungsikan, dan sebagian juga ada yang terpaksa untuk bersembunyi di ruang bawah tanah yang ada di sekitar atau di rumah mereka.

Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill panik menghadapi serangan ini, dan akhirnya ia menghubungi presiden Amerika Serikat. Ia meminta kepada Franklin Delano Roosevelt, agar Amerika Serikat ikut turun tangan terlibat dalam perang di Eropa ini.

Akhirnya, Inggris mendapatkan bantuan dari Amerika Serikat. Hal ini kemudian menyebabkan Jerman, Italia, dan Jepang pada tanggal 27 September 1940 menandatangani pakta pertahanan militer. Pakta tersebut berisi perjanjian untuk saling membantu jika salah satu dari ketiga negara tersebut diserang oleh negara lain.

Selain itu, di front Timur juga terjadi peperangan yang pusatnya berada di wilayah yang memisahkan Jerman dan Uni Soviet. Hitler dan Kepala Negara Uni Soviet, Joseph Stalin pada awalnya telah membuat kesepakatan untuk tidak saling menyerang. Namun, Hitler mengingkari kesepakatan itu.

Jerman meluncurkan serangan ke daerah Timur dan berhasil menguasai Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941. Sementara itu, di wilayah Asia Pasifik, Jepang menghancurkan Pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour, Hawaii dengan bom pada tanggal 7 Desember 1941.

Serangan dari Jepang itu kemudian memaksa Amerika untuk terlibat dalam Perang Dunia Kedua. Langkah Jerman dalam menginvasi Uni Soviet merupakan ambisi pribadi dari Hitler yang telah dituangkan ke dalam bukunya yang berjudul Main Camp pada tahun 1925.

Hitler melalui tulisannya di buku itu mengatakan secara jelas bahwa penduduk Jerman membutuhkan tanah yang lebih, ruang untuk hidup, dan hal itu bisa didapatkan dengan cara menguasai tanah daratan yang luas, yang ada di wilayah Uni Soviet. Tanah Uni Soviet juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat menghidupi penduduk Jerman, juga dapat menggerakkan mesin perang Jerman.

Meskipun rencana Adolf Hitler untuk menyerang front Timur sudah ditentang oleh para jenderal Jerman, tetapi serangan tersebut tetap dilaksanakan oleh karena ambisi pribadi Hitler. Hitler kemudian mengerahkan pasukan sejumlah 150 divisi, dengan jumlah tentara mencapai 3 juta orang.

Didukung juga dengan jumlah alat perang tank mencapai 3.350, 7.184 Artileri, dan 2.770 unit pesawat, serta 600 ribu unit kendaraan perang. Pengerahan oleh Hitler ini menjadikan operasi penyerangan yang disebut sebagai Operasi Barbarossa ini sebagai operasi militer paling besar dalam sejarah.

Jerman dan blok porosnya kembali menyerang front Timur dengan menyerang Uni Soviet. Jerman bertujuan untuk merebut Stalingrad di Sungai Volga, dan Kota Baku, serta ladang minyak Kaukasia. Serangan dari Jerman kemudian terhenti di kedua wilayah perang itu pada akhir musim panas tahun 1942.

Pada November 1943, Uni Soviet melancarkan serangan balasan di Stalingrad, dan Angkatan Darat Keenam Jerman akhirnya menyerah pada Uni Soviet pada tanggal 2 Februari 1943. Pada tahun 1944, Blok Poros akhirnya mulai mengalami kemunduran karena kekuatan gabungan negara Blok Sekutu.

Hitler yang mengetahui Jerman mengalami kemunduran terus menerus dan sudah terancam kalah, akhirnya memutuskan untuk bunuh diri bersama istrinya pada tanggal 30 April 1945. Jerman pun akhirnya berhasil dikalahkan dan menyerah kepada tentara Sekutu pada tanggal 8 Mei 1945.

Kekalahan Jerman ini juga menyeret negara anggota Blok Poros lainnya untuk ikut kalah. Amerika Serikat kemudian menjatuhkan bom atom pada awal Agustus 1945 di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Pengeboman ini kemudian membawa Jepang untuk menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945. Perang Dunia Kedua akhirnya resmi berakhir dengan menyerahnya Blok Poros. Hal ini ditandai dengan ditandatanganinya dokumen gencatan senjata oleh Jepang dan negara-negara Sekutu.

Nah, sahabat Grameds sekarang sudah tahu kan bagaimana kronologi Perang Dunia Kedua. Namun, mungkin dari kalian ada yang bertanya-tanya. Sebetulnya apa sih yang menyebabkan Perang Dunia Kedua bisa terjadi? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.

D-Day 6 Juni 1944: Puncak Pertempuran Perang Dunia II

tombol beli buku

Penyebab Perang Dunia Kedua

Salah satu faktor penyebab terjadinya Perang Dunia Kedua adalah adanya perbedaan ideologi. Pada saat itu, negara-negara yang menjadi bagian dari Blok Poros, yakni Jerman, Italia, dan Jepang memiliki ideologi fasisme.

Ideologi fasisme merupakan sebuah ideologi di mana memandang politik kekuasaan secara absolut tanpa demokrasi. Ideologi fasisme ini kemudian mendorong ketiga negara tersebut untuk melakukan tindakan yang merendahkan negara lain, karena ketiga negara itu ingin menguasai sejumlah wilayah dari negara sasarannya.

Faktor lainnya yang menyebabkan Perang Dunia Kedua dapat meletus, yakni adanya kebijakan politik dari Imperium Britania dan Perancis, yang mana kebijakan tersebut menerapkan politik suka-suka asalkan anda senang atau yang disebut sebagai kebijakan Appeasement. Kebijakan politik ini menjadi tanda bahwa Imperium Britania dan Perancis pasrah dan mengalah saja terhadap Jerman.

Namun, kebijakan Appeasement tersebut nampaknya tidak kunjung membuat Jerman puas. Secara lebih rinci, faktor penyebab Perang Dunia II dibagi menjadi dua, yaitu faktor umum dan faktor khusus.

Faktor Umum Penyebab Perang Dunia Kedua

1. Perjanjian Versailles

Perjanjian Versailles merupakan perjanjian damai yang telah ditandatangani Jerman dan tentara Sekutusetelah Perang Dunia Pertama usai. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 28 Juni 1919 di Hall of Mirrors, Istana Versailles, Perancis. Perjanjian ini kemudian menjadi pertanda resmi yang mengakhiri Perang Dunia Pertama, dan berlaku mulai tanggal 10 Januari 1920.

Perjanjian Versailles berisi tentang Jerman harus membayar ganti rugi atas Perang Dunia I senilai 20 miliar Goldmark atau mencapai 7.000 ton emas, pembatasan kekuatan militer Jerman, Sekutu akan mengambil alih wilayah yang telah dijajah Jerman, Pelabuhan Danzig berada di bawah pengawasan Liga Bangsa Bangsa, Jerman harus menyerahkan wilayah Alsace-Lorraine kepada Perancis, dan Jerman harus menyerahkan wilayah Eupen dan Malmedy kepada Belgia.

Adolf Hitler yang saat itu baru menjabat sebagai pimpinan Jerman, mengecam Perjanjian Versailles, karena menganggap perjanjian itu tidak adil bagi Jerman. Sebab, kedua belah pihak, Blok Poros dan Blok Sekutu pada Perang Dunia Pertama telah mengakhiri perang dengan genjatan senjata, yang berarti tidak ada negara yang menyerah atau kalah. Namun, diciptakannya Perjanjian Versailles menjadi sebuah pukulan telak bagi rakyat Jerman yang sangat merugikan mereka.

2. Gagalnya Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam Menciptakan Perdamaian Dunia

Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dibentuk pada tahun 1919 dengan tujuan untuk menciptakan perdamaian dunia. Liga Bangsa-Bangsa bertugas sebagai penengah antar negara yang saling berselisih dan menyelesaikan perselisihan tersebut dengan cara negosiasi.

Namun, organisasi LBB ini dinilai gagal memenuhi tugasnya, karena tidak seluruh negara tergabung menjadi anggota organisasi ini. Liga Bangsa-Bangsa pun tidak dapat memenuhi tujuannya untuk menciptakan perdamaian dunia. Maka itu, Perang Dunia Kedua ini dapat terjadi.

3. The Great Depression

Pada tahun 1929 hingga 1939, terdapat beberapa negara mengalami depresi berat atau the great depression. Contohnya seperti kemiskinan di Jepang dan pengangguran massal yang ada di Jerman. Masyarakat kedua negara tersebut merasa terombang-ambing oleh sistem pemerintahan yang diktator.

Adolf Hitler kemudian memanfaatkan situasi ini dengan berlandaskan ideologi fasismenya untuk memberikan janji kepada masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Hitler menghasut masyarakat sipil Jerman untuk membenci negara lain yang dianggap sebagai penyebab kesengsaraan mereka. Maka itu, Perang Dunia II kemudian dapat terjadi.

4. Terdapat Politik Aliansi yang Membentuk Dua Blok

Terdapat dua blok negara-negara yang saling beraliansi, yakni Blok Poros dan Blok Sekutu. Blok Poros memiliki anggota utama negara Jerman, Jepang, dan Italia, yang lalu bersekutu lagi dengan Hongaria, Bulgaria, Rumania, Kroasia, dan Slovakia.

Lalu, Blok Sekutu terdiri atas dua blok, yakni Blok Komunis dan Blok Demokrasi. Blok Komunis beranggotakan Uni Soviet dan Mongolia. Blok Demokrasi beranggotakan Inggris, Amerika Serikat, Perancis, dan Republik Tiongkok, serta bersekutu lagi dengan Brazil, Belanda, Polandia, India, Australia, Belgia, Cekoslovakia, Kanada, Meksiko, Norwegia, Afrika Selatan, Filipina, Etiopia, Kuba, Selandia Baru, Yunani, Yugoslavia, dan Luksemburg.

Faktor Khusus Penyebab Perang Dunia Kedua

1. Adanya Invasi dari Jepang ke Cina (Manchuria)

Invasi ini dilakukan oleh Jepang pada tahun 1931. Jepang memiliki tujuan untuk merebut wilayah Cina dengan cara menjebak insiden Mukden. Jepang juga melancarkan serangan dengan menggunakan bom di beberapa kota di Cina seperti Shanghai, Nanjing, dan Guangzhou.

2. Adanya Invasi dari Italia ke Ethiopia

Italia melakukan invasi ke Ethiopia pada tahun 1935 dan 1939. Invasi ini dikenal dengan nama Abyssinia. Abyssinia ini dilakukan, karena pada saat itu kondisi negara Italia sangat buruk dengan dilanda kemiskinan dan bencana kelaparan. Maka itu, Italia melakukan invasi untuk mendapatkan tanah dan sumber daya alam yang lebih banyak.

3. Jerman melakukan Invasi ke Polandia

Invasi yang dilakukan Jerman ini menjadi awal dari meletusnya Perang Dunia Kedua, yang dilakukan pada tanggal 1 September 1939. Jerman berhasil menguasai Polandia. Inggris dan Perancis yang melihat Jerman menduduki Polandia, kemudian pada tanggal 3 September 1939 menyatakan perang kepada Jerman beserta aliansinya.

4. Penyerangan di Pearl Harbor

Jepang yang merupakan anggota Blok Poros melakukan pengeboman kapal-kapal yang ada di Pangkalan Armada Angkatan Laut milik Amerika Serikat, yang berlokasi di Pearl Harbor, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941. Pengeboman ini kemudian memaksa Amerika Serikat untuk ikut serta dalam Perang Dunia Kedua.

Nah, itu lah penjelasan singkat tentang kronologi dan penyebab Perang Dunia Kedua. Bagi kalian yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang Perang Dunia Kedua, Grameds bisa mencari koleksi buku di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami berusaha untuk selalu memberikan infomasi terbaru dan terbaik bagi Grameds.

Sejarah Dunia Lengkap: Dari Manusia Pertama Hingga Perang Dunia Kedua

Beli Buku di Gramedia



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy