in

Contoh Dongeng Pendek yang Mendidik untuk Pengantar Tidur Si Kecil

Contoh Dongeng Pendek – Dongeng adalah salah satu cerita rakyat (folktale) yang cukup beragam cakupannya serta berasal dari berbagai kelompok etnis, masyarakat, atau daerah tertentu di berbagai belahan dunia. Pada mulanya dongeng berkaitan dengan kepercayaan masyarakat primitif terhadap sesuatu yang bersifat supranatural dan mengimplementasikannya dalam kehidupan manusia, seperti animisme, dinamisme dan lain-lain. Istilah dongeng dapat dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal atau fantasi.

Dongeng adalah hiburan yang menyenangkan untuk anak dan memberikan manfaat positif bagi anak. Dongeng adalah sebuah sarana pendidikan karakter yang dampaknya sudah dirasakan sejak zaman dahulu kala.

Nenek moyang dan orang tua terdahulu membuat dongeng untuk anak-anak dengan tujuan menyisipkan unsur pendidikan moral didaktis dan sebagai sarana hiburan. Oleh karena itu, dongeng bisa menjadi wahana untuk mengasah imajinasi, alat pembuka cakrawala anak, mencerdaskan anak dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dongeng juga menjadi salah satu media komunikasi untuk menyampaikan beberapa pelajaran dari pesan moral yang didapatkan sehingga diharapkan anak dapat menerapkan apa yang sudah didengarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-Ciri Dongeng

  • Dongeng merupakan salah satu prosa yang tidak benar-benar terjadi dan disesuaikan dengan kenyataan.
  • Ukuran teks dongeng relatif pendek.
  • Bersifat anonim (tidak diketahui siapa pengarangnya) sehingga sering terjadi perubahan-perubahan dalam alur cerita disesuaikan dengan penalaran pendongengnya. Oleh karena itu, dongeng banyak versi dan bisa diklaim oleh beberapa daerah tertentu.
  • Diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi selanjutnya.
  • Tidak terikat waktu dan tempat. Bisa terjadi dimana saja tanpa aya kewajiban pelataran tertentu.
  • Selalu menampilkan tokoh antagonis dan protagonis.
  • Dituturkan secara lisan (orality).
  • Bersifat imajinatif sehingga bisa menyajikan cerita yang aneh, ajaib dan tidak masuk akal.
  • Mengandung pesan moral yang bermanfaat bagi kehidupan.

Jenis-Jenis Dongeng

  • Legenda adalah dongeng yang menceritakan asal mula suatu tempat. Contohnya adalah Sasakala Tangkuban Perahu, Asal Mula Rawa Pening dan Legenda Danau Toba.
  • Mite adalah dongeng yang bercerita tentang para dewa dan mitos yang berkembang di masyarakat. Contohnya dongeng Dewi Sri dan Nyi Roro Kidul.
  • Cerita Rakyat adalah dongeng yang berasal dari suatu daerah tertentu, misalnya Malin Kundang dari Sumatra Barat.
  • Cerita binatang contohnya adalah Si Kancil dan Buaya, Serigala dan Tiga Babi Kecil, dan Sang Kodok. Cerita binatang bisa dibedakan dalam tiga tipe, yaitu etiological tale, fable, dan beast epic. Etiological tale ialah cerita tentang asal-usul terjadinya suatu binatang berdasarkan bentuk atau rupa binatang itu sekarang ini. Fable ialah cerita binatang yang mengandung pendidikan moral. Binatang diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan juga bicara seperti manusia, sedangkan beast epic merupakan siklus cerita binatang dengan seekor binatang sebagai pelaku utamanya.

Manfaat Dongeng

  • Bisa mendukung perkembangan daya imajinasi anak
  • Meningkatkan kemampuan berbahasa untuk anak usia dini.
  • Untuk mendukung perkembangan tumbuhnya nilai-nilai moral anak.
  • Membentuk karakter positif anak.
  • Sebagai sarana hiburan dan penyembuh trauma psikologis bagi anak.
  • Meningkatkan tingkat konsentrasi anak.
  • Merangsang pengetahuan dan rasa ingin tahu pada anak.
  • Menumbuhkan dan mengembangkan minat baca pada anak.
  • Merekatkan hubungan intuisi antara orang tua dan anak dalam kegiatan mendongeng.

Contoh Dongeng Pendek untuk Anak-Anak

Berikut adalah beragam dongeng pendek untuk anak yang penuh dengan pesan moral:

1. Dongeng Anak Gembala dan Serigala

Hidup seorang anak gembala yang bekerja pada saudagar kaya. Dia bertugas untuk merawat domba majikannya dan meminta tolong warga jika ada serigala yang mendekati domba. Bosan dengan rutinitasnya menggembala domba, anak gembala tiba-tiba berteriak, “Tolong! Ada serigala di sini!” Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan mengatakan ada serigala datang. Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan anak gembala. Ketakutan, anak gembala pun berteriak minta-tolong, tetapi tidak ada warga yang menjawab karena mereka sudah tidak percaya. Akhirnya si anak gembala menyesal dan tidak lagi mengulangi perbuatannya.

2. Si Kura-Kura yang Sombong

Seekor kura-kura sombong merasa dirinya lebih pantas terbang dibanding berenang dan jengkel karena tempurungnya yang berat. Dia pun selalu kesal ketika melihat burung-burung yang terbang bebas di langit.

Suatu hari, kura-kura memaksa seekor angsa untuk membantunya terbang dan si angsa mengusulkan kura-kura berpegangan pada sebatang kayu. Batang kayu tersebut pun kemudian diangkat oleh angsa dan dibawa terbang.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Sayangnya, genggaman tangan kura-kura melemah dan dia jatuh dengan keras. Untungnya kura-kura selamat karena keberadaan tempurung yang paling ia benci.

3. Dongeng Si Kancil dan Buaya

Suatu hari ada seekor kancil yang kelaparan dan berpikir untuk memakan mentimun yang berada di seberang sungai. Kancil pun mendapatkan ide jitu untuk menggunakan buaya agar bisa menyeberang sungai. Dia pun berlari ke arah sungai dan menghampiri buaya.

“Buaya, apa kamu sudah makan?” ujar kancil.

Buaya pun kesal karena kancil mengganggu tidur siangnya dan memarahi si kancil.

“Ada apa? Kau mengganggu tidur siangku!” jawab buaya kesal.

“Aku punya banyak daging segar yang ingin aku beri padamu dan teman-temanmu, apa kamu mau?” kata kancil.

Si buaya pun kegirangan dan segera memanggil teman-temannya untuk mendapatkan makanan dari kancil.

Akhirnya, para buaya berbaris dengan rapi di sungai untuk mendapatkan makanan dari kancil. Sebelum memberi daging, kancil ingin menghitung buaya terlebih dahulu dan akhirnya melompat-lompat kegirangan melewati sembilan buaya sambil berhitung.

Setelah menyeberangi sungai, kancil pun tertawa karena berhasil membohongi para buaya dan berhasil memakan mentimun segar.

4. Sangi Sang Pemburu

Pada zaman dahulu, terdapat seorang pemburu bernama Sangi yang tinggal di dekat sungai. Suatu hari, Sangi pergi berburu tapi kesal karena tidak menemukkan satu pun buruan. Sangi kemudian memilih beristirahat di sungai dan tidak sengaja melihat jejak babi hutan.

Dia mengikuti jejak tersebut dan melihat seekor babi hutan berada di mulut seekor naga. Sangi ketakutan dan bersembunyi di semak, tapi naga melihat Sangi dan naga berubah menjadi pria tampan.

Pemuda itu mendekati Sangi dan menyuruh Sangi memakan babi hutan tersebut. Meski kebingungan, Sangi kemudian mendekat babi hutan dan kaget ketika melihat dirinya mampu memakan babi hutan dengan mudah.

Sangi pun kemudian berlari ke saudara-saudaranya dan mengatakan bahwa dia melihat naga. Namun, setelah rahasianya dibeberkan oleh Sangi, Sangi kemudian dikutuk dan berubah menjadi naga.

5. Pasir dan Batu

Andi dan Budi sedang berjalan di padang pasir sambil berdebat dengan satu sama lain. Tiba-tiba Andi menampar Budi karena kesal dengannya. Bukannya marah, Budi justru menuliskan “Hari ini teman baikku menamparku” di tanah.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dan menemukkan sebuah sumber air. Karena tergesa-gesa, Budi tergelincir dan hampir tenggelam, tetapi berhasil diselamatkan oleh Andi. Setelah diselamatkan, Budi menulis di batu “Hari ini teman baikku menyelamatkanku”.

Melihat kelakukan aneh Budi, Andi bertanya “Ketika aku menyakitimu kamu menulis di tanah, tapi ketika aku menyelamatkanmu kamu menulis di batu, kenapa?” Budi pun menjawab “Jika orang menyakitimu, kamu harus menulis di pasir agar angin menghapusnya dan kamu memaafkannya. Namun, ketika orang melakukan hal baik pada kita, kita harus mengukirnya di batu agar angin tidak menghapusnya dan perlakuannya selalu kita ingat”.

6. Gajah yang Pelupa

Geri adalah seekor gajah pelupa yang tidak pernah mengingat apapun dan selalu melupakan segala hal. Dia pun sering melupakan janjinya bersama teman dan mengingkari janjinya. Ketika dimarahi, Geri hanya dapat meminta maaf dengan tatapan yang menyedihkan. Karena hal tersebut, Geri dimusuhi oleh seekor gajah bernama Susi.

Susi sering kesal dan memarahi Geri ketika Geri lupa dengan janjinya. Sampai akhirnya, Susi meminta Geri merayakan ulang tahunnya dan jika Geri tidak datang, maka Susi tidak akan lagi berteman dengan Geri. Geri pun akhirnya mengikatkan pita besar di kasurnya agar dia bisa ingat untuk mengunjungi pesta Susi.

Ketika pagi hari, Geri melihat pita besar di kasurnya dan ingat dia memiliki janji dengan seseorang, tetapi lupa siapa yang membuat janji dengannya. Geri pun berkeliling hutan untuk menanyakan semua orang dan berpikir untuk mengunjungi Susi karena Susi gajah terpintar yang ia kenal. Ketika mengunjungi rumah Susi, Susi senang karena Geri mengingat janjinya dan merayakat ulang tahun bersama Geri.

7. Kelinci dan Kura-Kura

Di suatu hutan, seekor kura-kura menantang kelinci yang sering mengejeknya untuk adu lari cepat. Dengan penuh percaya diri, kelinci pun mengiyakan ajakan kura-kura dan mengajak teman-teman hewannya untuk menonton kelinci memenangi kompetisi adu lari melawan kura-kura.

Pada waktu pertandingan, kelinci pun berlari dengan kencang dan meninggalkan kura-kura. Namun, kura-kura tetap berusaha sekuat tenaga untuk berlari dan menambah kecepatan larinya. Di tengah jalan, kelinci memutuskan untuk istirahat karena mengira kura-kura masih jauh berada di belakangnya.

Namun, ketika bangun kelinci kaget karena kura-kura berhasil melewati garis finish. Para hewan pun bersorak gembira dengan kemenangan kura-kura, sedangkan kelinci pulang dengan malu.

8. Persahabatan Tikus dan Singa

Seekor tikus jail menggoda singa yang sedang tertidur, karena jengkel singa pun marah dan berniat memakan si tikus. Ketakutan dengan kemarahan singa, tikus pun menangis dan meminta ampun. Karena kebaikan singa, singa pun memaafkan si tikus dan melepaskan tikus. Tikus berterima kasih pada singa dan berjanji akan membalas kebaikan singa.

Suatu saat, terdengar suara meringis singa yang tertangkap jaring pemburu. Tikus pun segera membantu singa dengan menggerogoti jaring pemburu sampai keduanya bisa kabur dari jeratan pemburu.

9. Dongeng Dua Ekor Kambing

Dua ekor kambing yang gagah ingin menyebrangi jurang menggunakan satu batang pohon kecil. Namun, batang pohon tersebut sangat kecil dan tidak bisa dilewati dua ekor kambing. Bukannya mengalah, kedua ekor kambing justru menyebrangi jembatan secara bersamaan sampai akhirnya keduanya bertemu di tengah jembatan.

Karena tidak mau mengalah, keduanya saling mendorong menggunakan tanduknya sampai keduanya jatuh ke dalam jurang dan tersapu air deras di bawahnya.

10. Semut dan Belalang

Seekor semut yang giat bekerja tak lelah mengumpulkan makanan di hutan dan menyimpannya di sebuah lumbung. Semut melakukan hal ini di hari yang cerah atau hujan agar nanti lumbungnya tidak kosong di musim dingin.

Kebingungan dengan kelakuan si semut, belalang mengejek semut dan mengatakan semut tak harus bekerja giat karena ada banyak makanan di hutan. Mendengar perkataan belalang, semut pun tidak peduli dan terus mengumpulkan makanan dengan giat.

Tiba-tiba musim dingin pun tiba, semut yang punya banyak persediaan makanan bisa tinggal dengan nyaman di rumah. Sementara itu, belalang yang bermalas-malasan kehabisan cadangan makanan dan menangis di hutan yang dingin.

11. Burung Bangau yang Angkuh

Seekor bangau berjalan dengan langkah yang anggun di sepanjang sebuah sungai kecil, matanya menatap air sungai yang jernih, leher dan paruhnya yang panjang siap untuk menangkap mangsa di air sebagai sarapan paginya.

Saat itu, sungai dipenuhi dengan ikan-ikan yang berenang, tetapi sang Bangau merasa sedikit angkuh di pagi hari itu.

“Saya tak mau makan ikan-ikan yang kecil,” katanya kepada diri sendiri. “Ikan yang kecil tidak pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya.”

Sekarang, seekor ikan yang sedikit lebih besar dari ikan lain, lewat di dekatnya.

“Tidak,” kata sang Bangau. “Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk membuka paruh dan memakan ikan sebesar itu!”

Saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran sungai, akhirnya berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin. Sang Bangau yang tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di pinggiran sungai.

 

12. Malin Kundang

Pada dahulu kala, hiduplah seorang perempuan miskin bersama anak tunggalnya, bernama Malin Kundang. Sehari-hari perempuan itu bekerja sebagai nelayan. Namun, penghasilannya tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga mereka hidup berkekurangan.

Saat Malin Kundang beranjak dewasa, dia memutuskan untuk merantau ke kota untuk mengadu nasib di sana. Meskipun berat hati, ibunya pun mengizinkan Malin untuk merantau. Beberapa tahun kemudian, Malin berhasil mengubah nasibnya. Dia telah menjadi saudagar yang kaya raya serta juga mempersunting seorang perempuan bangsawan yang sangat cantik.

Suatu hari Malin ingin melihat keadaan desanya yang sudah lama ditinggali selama bertahun-tahun. Dia datang membawa banyak uang untuk dibagi-bagikan kepada para penduduk. Penduduk di desanya sangat senang. Di antara mereka ada yang mengenali Malin, yakni tetangganya sendiri. Orang itu pun segera pergi serta hendak memberikan kabar gembira tersebut kepada ibu Malin.

“Ibu, apakah kau sudah tahu, anakmu Malin sekarang telah menjadi orang kaya,” seru tetangga itu.

“Dari mana kau tahu itu? Selama ini aku tak pernah mendapat kabar darinya,” ucap ibu Malin, terkejut.

“Sekarang pergilah ke dermaga. Anakmu Malin ada di sana. Dia terlihat sangat tampan, dan istrinya juga sangat rupawan,” ucap tetangganya.

Ibu Malin tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat merindukan anaknya selama beberapa tahun ini. Maka ia pun segera berlari menuju dermaga. Benar saja, di sana terlihat Malin dengan istrinya yang sangat rupawan.

“Malin, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?” katanya sambil memeluk Malin Kundang.

Malin yang merasa malu mengakui ibunya yang berpakaian lusuh tersebut bergegas melepaskan pelukan ibunya.

“Apa benar orang tua ini adalah ibumu?” tanya istri Malin, bingung.

“Dia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibuku,” jawab Malin.

Mendengar hal itu, ibunya sangat sakit hati atas perbuatan Malin, hingga akhirnya ibu Malin mengutuknya menjadi sebuah batu. Yang mana batu tersebut sekarang terkenal menjadi sebuah cerita rakyat Malin Kundang.

***

Semoga artikel singkat tentang dongeng ini bermanfaat bagi kalian semua.

Dongeng Animasi 3D: Petualangan Maya si Lebah

Dongeng Animasi 3D: Petualangan Maya si Lebah

Dongeng Anak Hebat : Kumpulan Kisah Pembentuk Karakter

Dongeng Anak Hebat : Kumpulan Kisah Pembentuk Karakter

Kumpulan Dongeng Aneh Bin Ajaib

Kumpulan Dongeng Aneh Bin Ajaib

Dongeng Tujuh Menit - 7 Kisah Pengantar Tidur

Dongeng Tujuh Menit - 7 Kisah Pengantar Tidur



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Siti B

Saya Siti sangat senang dengan dunia menulis karena di sini saya bisa mendapatkan banyak informasi sekaligus bisa memberikan informasi kepada pembaca. Ketertarikan saya pada dunia menulis ini telah membuat saya menghasilkan berbagai karya terutama dalam hal pendidikan anak.