Buku Ternak Cacing

Jelajahi Buku Ternak Cacing dari Gramedia yang disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia

Mendulang Emas Hitam melalui Budi Daya Cacing Tanah, Disertai Direktori Usaha Cacing Tanah (FC)

Panen Cacing Sutra Setiap 6 Hari

Panduan Lengkap Budi Daya & Bisnis Cacing Sutra

Usaha Budidaya Cacing Lumbricus

gramedia digital

Berlangganan Gramedia Digital

Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android

  • Tersedia 10000++ buku & majalah
  • Koran terbaru
  • Buku Best Seller
  • Berbagai macam kategori bukuĀ  seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
  • Baca tanpa koneksi internet

Rp. 89.000 / Bulan

gramedia digital

Berlangganan Gramedia Digital

Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android

  • Tersedia 10000++ buku & majalah
  • Koran terbaru
  • Buku Best Seller
  • Berbagai macam kategori bukuĀ  seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
  • Baca tanpa koneksi internet

Rp. 89.000 / Bulan

I am text block. Click edit button to change this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

gramedia best seller

Tentang Buku Ternak Cacing

Jelajahi Buku Ternak Cacing dari Gramedia. Buku disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia.

Selengkapnya

    Cacing tanah mungkin dianggap sebagai jenis hewan yang menjijikan oleh sebagian orang. Cacing tanah menjadi hewan tanpa tulang belakang yang memiliki bentuk tubuh pajang dengan tekstur yang kenyal. Bentuk tubuh dan gerakan yang menggeliat dari cacing tanah sering kali membuat orang merasa jijik dan geli. Namun, dibalik tubuhnya yang menjijikan dan menggelikan ini, terdapat banyak manfaat yang bisa didapatkan dari cacing tanah. Banyak orang atau perusahaan yang mencari cacing tanah dalam jumlah banyak untuk berbagai keperluan, seperti untuk dijadikan sebagai pakan ternak dan obat-obatan.

    Cacing tanah mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Cacing tanah memiliki kandungan Protein, Lemak, Asam glutamat, Treonin, Lisin, Glycine, Energi, Mineral, Air, dan Asam amino yang lengkap. Karena itu, tidak mengherankan jika cacing tanah sering kali dijadikan sebagai bahan baku pembuatan obat, kosmetik, industri, hingga konsumsi. Cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti tifus, demam, dan diare. Selain itu, cacing tanah juga dapat membantu pembentukan sel otot, melembabkan dan meremajakan kulit, memperkuat sistem kekebalan tubuh, melancarkan sirkulasi darah, melancarkan sistem pencernaan, menenangkan saraf, menambah stamina, mempercepat penyembuhan luka, serta mencegah terjadinya infeksi.

    Kandungan cacing tanah yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia menjadikan harga untuk satu kilogram cacing tanah cukup tinggi di pasaran. Hal tersebut menjadikan budi daya atau ternak cacing tanah sebagai salah satu bisnis usaha yang cukup menjanjikan dengan keuntungan yang cukup besar. Namun, agar bisnis ternak cacing tanah dapat berhasil dan mencapai keuntungan yang maksimal, dibutuhkan cara ternak yang tepat.

    Bisnis ternak cacing tanah harus dapat dikelola dengan baik, mulai dari mengumpulkan modal dan membuat perencanaan, mempersiapkan media yang baik, mempersiapkan bibit yang berkualitas, memberikan pakan yang tepat, hingga perawatan yang baik. Selain itu, dalam melakukan bisnis usaha ternak juga dibutuhkan adanya keseriusan, kesabaran, keuletan, dan ketelatenan. Jika sikap tersebut telah dipenuhi, bisnis ternak cacing tanah dapat menjadi peluang bisnis yang dapat memberikan keuntungan berlipat. Berikut adalah penjelasan mengenai cara yang dapat dilakukan untuk memulai bisnis ternak cacing tanah.

     

    Cara Memulai Ternak Cacing Tanah

    Terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan bisnis ternak cacing tanah. Beberapa di antaranya yaitu, mengumpulkan modal dan membuat perencanaan, mempersiapkan media ternak cacing tanah yang baik, mempersiapkan bibit cacing tanah yang berkualitas, penebaran bibit cacing tanah, memberikan pakan cacing tanah yang tepat, melakukan pengembangbiakan cacing tanah, membuat media untuk cacing bertelur, mengganti media cacing tanah, mengendalikan hama pada cacing tanah, serta memanen cacing tanah.

    1. Mengumpulkan Modal dan Membuat Perencanaan

    Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk memulai bisnis ternak cacing tanah adalah mengumpulkan modal dan membuat sebuah perencanaan. Modal yang dibutuhkan dapat berupa anggaran dana dan jaringan sosial. Jumlah anggaran dana yang dikumpulkan perlu disesuaikan dengan harga dari cacing tanah yang ingin diternak.

    Dalam memperkirakan dan mengurus anggaran dana, diperlukan adanya perencanaan keuangan awal mengenai perkiraan jumlah dana yang akan dikeluarkan atau dibutuhkan nantinya. Sementara itu, jaringan sosial dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan dan memperluas pengetahuan mengenai ternak cacing tanah melalui informasi atau pengalaman dari orang lain sehingga bisnis ternak ini dapat dijalankan dengan lebih terarah.

    2. Mempersiapkan Media Ternak Cacing Tanah yang Baik

    Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyiapkan media berupa tanah dan wadah untuk ternak cacing. Tanah yang digunakan sebagai media untuk ternak cacing merupakan tanah humus yang mengandung banyak bahan organik untuk mendukung keberlangsungan hidup cacing tanah. Bahan organik yang digunakan dapat berasal dari pupuk kompos, pupuk kandang, dan lain sebagainya. Bahan organik atau pupuk yang akan digunakan dapat dibiarkan membusuk terlebih dahulu karena cacing sangat menyukai media yang mudah membusuk sebagai sumber makanannya.

    Wadah untuk cacing tanah dapat berasal dari kotak boks bekas yang terbuat dari kayu atau styrofoam dengan memiliki ukuran 90 x 50 x 30 cm. Wadah untuk ternak cacing tanah dapat diberikan alas yang berasal dari bahan yang tidak mudah menyerap kelembaban, seperti karung. Wadah tersebut kemudian dapat diisi dengan tanah yang telah disiapkan dengan mencapai tinggi sekitar 5 cm atau hingga 10 cm. Wadah ternak cacing harus diletakkan pada lokasi yang terhindar dari sinar matahari secara langsung agar media tanah tidak rusak dan kering. Wadah untuk cacing tanah harus terbuat dari bahan yang tidak dapat menembus cahaya karena cacing tanah sangat sensitif dengan cahaya. Wadah tersebut dapat diletakkan pada tempat yang teduh dan berada di lokasi yang mudah untuk diawasi.

    3. Mempersiapkan Bibit Cacing Tanah yang Berkualitas

    Setelah media untuk ternak cacing tanah selesai disiapkan, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan bibit cacing tanah yang berkualitas. Kualitas bibit cacing tanah akan sangat berpengaruh pada hasil panen ternak cacing. Jika bibit yang dipilih memiliki kualitas yang baik maka hasil panen cacing tanah akan baik. Begitu juga sebaliknya, bibit cacing tanah yang buruk akan memberikan hasil panen yang buruk.

    Bibit cacing tanah dapat berasal dari habitat aslinya, yaitu tanah lembab dan sampah organik. Namun, jika ternak cacing tanah ingin dilakukan dalam skala besar, bibit bibit cacing tanah sebaiknya dibeli dari penyedia bibit yang sudah terpercaya untuk mendapatkan bibit yang bibit yang berkualitas. Bibit cacing tanah yang akan diternak haruslah bibit yang sudah dewasa dan sehat dengan usia sekitar 2,5 sampai 3 bulan dan memiliki panjang sekitar 8 sampai 14 cm.

    Cacing tanah sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Megascolicidae, Lumbricidae, Genus Lumbricus, Eisenia, Pheretima, Perionyx, Diplocardia, dan Lidrillus. Akan tetapi, jenis cacing tanah yang umumnya dipilih sebagai hewan ternak di Indonesia adalah Pheretima, Perionyx, dan Lumbricus.Ketiga jenis cacing tanah tersebut memerlukan media yang lebih mudah untuk didapatkan karena lebih menyukai media yang berasal dari bahan organik, seperti sampah dapur dan pupuk kandang.

    Di antara ketiga jenis cacing tanah tersebut, jenis Lumbricus Rubellus adalah jenis yang paling populer karena dianggap memiliki vitalitas yang baik jika diternak dengan cara yang benar. Lumbricus Rubellus menjadi jenis cacing tanah yang dapat menghasilkan banyak telur dan kascing sehingga dapat dianggap lebih menguntungkan. Selain itu, Lumbricus Rubellus juga dianggap lebih mudah untuk digemukkan dibandingkan jenis cacing lain karena memiliki sifat yang cenderung diam dan tidak banyak bergerak.

    4. Penebaran Bibit Cacing Tanah

    Langkah selanjutnya adalah menebar bibit cacing tanah yang telah disiapkan pada media ternak cacing tanah. Tanah yang digunakan perlu dibasahi terlebih dahulu dan pastikan tanah memiliki PH sekitar 5,5 hingga 7,5. Satu media untuk ternak cacing tanah dapat diisi sebanyak 50-100 ekor bibit cacing tanah. Saat proses penebaran, bibit cacing tanah harus dihindarkan dari sinar matahari langsung dengan memberi penutup pada permukaan media ternak cacing tanah.

    Bibit yang telah disebar harus selalu dipantau pada hari pertama. Jika ada bibit yang berusaha untuk keluar dari media maka dapat dipastikan bahwa media tersebut belum nyaman atau belum pas untuk cacing tanah. Hal tersebut dapat disebabkan karena kadar PH atau suhu yang tidak tepat sehingga media tersebut harus diganti sampai benar-benar nyaman untuk cacing tanah.

    5. Memberikan Pakan yang Tepat untuk Cacing Tanah

    Pakan menjadi salah satu hal yang berpengaruh pada proses pertumbuhan cacing tanah. Pakan cacing tanah harus diberikan secara secara rutin agar cacing tanah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Jenis pakan cacing tanah harus memiliki struktur gembur sehingga cacing tanah dapat lebih mudah untuk memakannya.

    Pakan cacing tanah yang paling disarankan adalah pakan yang berasal dari kotoran hewan ternak, seperti kotoran sapi. Selain kotoran hewan, pakan cacing tanah juga dapat berasal dari sayuran kering, ampas tahu, pupuk kandang, limbah pertanian, tetes, dan probiotik.

    Pakan cacing tanah juga dapat dibuat sendiri dengan metode fermentasi. Cara yang dapat dilakukan untuk membuat pakan tersebut adalah dengan mengumpulkan sisa sayuran dan buahan yang kemudian diberi larutan fermentasi, yaitu air yang dicampur dengan EM4 dan tetes tebu. Setelah didiamkan sekitar 1 sampai 2 hari, pakan tersebut dapat diberikan pada cacing tanah.

    6. Melakukan Pengembangbiakan Cacing Tanah

    Meskipun tergolong ke dalam jenis hewan hermaprodit atau hewan yang jenis kelaminnya mampu berubah, cacing tetap tidak dapat membuahi dirinya sendiri tanpa ada proses perkawinan dengan cacing lain. Karena itu, dibutuhkan proses pengembangiakan pada cacing tanah.

    Cacing tanah dapat berkembangbiak dengan sangat cepat. 100 ekor cacing tanah dapat berkembang menjadi 100.000 cacing tanah dalam kurun waktu 1 tahun. Hal tersebut dapat terjadi karena umumnya sepasang cacing yang kawin akan menghasilkan 1 kokon atau telur yang akan menetas dalam waktu 2 minggu dan setiap kokon atau telur tersebut akan menjadi sekitar 20 ekor cacing.

    7. Membuat Media untuk Cacing Bertelur

    Cacing yang mulai bertelur perlu dibuatkan media tersendiri yang sesuai bagi cacing tersebut untuk untuk menghindari adanya telur cacing yang ikut terbuang saat melakukan proses pergantian tanah. Beberapa media yang disarankan untuk digunakan pada cacing tanah yang sedang bertelur, yaitu campuran jerami, pupuk kandang, serta kompos kering.

    Media tersebut dapat diisi dalam wadah atau kotak boks yang telah disiapkan. Saat media bertelur telah disiapkan, cacing yang ingin bertelur dengan sendirinya akan menuju media bertelur yang telah disiapkan dan meletakan telurnya pada media tersebut.

    8. Mengganti Media Cacing Tanah

    Media cacing tanah harus rutin diganti satu bulan sekali agar cacing tanah dapat mengalami pertumbuhan yang baik. Mengganti media tanah menjadi hal yang penting karena cacing tanah dapat berkembang dengan pesat.

    Cara yang dapat dilakukan mengganti media cacing tanah adalah memindahkan atau mengeluarkan semua cacing tanah yang berada dalam media dan masukan tanah baru yang subur. Setelah tanah selesai diganti, cacing tanah dapat dipindahkan kembali ke dalam media yang telah siap.

    Tanah bekas cacing tanah yang dikeluarkan tidak perlu dibuang. Tanah tersebut dapat diletakkan ke dalam wadah untuk memastikan apakah masih ada kokon atau telur cacing tanah yang berada di dalam tanah tersebut.

    9. Mengendalikan Hama pada Cacing Tanah

    Hama menjadi hal yang sering mengganggu kegiatan ternak hingga dapat menyebabkan kegagalan panen. Hama yang sering mengganggu cacing tanah biasanya adalah hewan predator, seperti, semut, katak, ayam, dan bebek. Untuk menghindari gangguan hewan tersebut, peternak harus selalu mengontrol media dan melengkapi media dengan sesuatu yang mencegah keberadaan hama, seperti memberikan kapur anti serangga.

    10. Memanen Cacing Tanah

    Cacing tanah yang telah melalui proses perawatan dan pemeliharaan dapat dipanen saat memasuki usia tiga hingga enam bulan. Panen cacing tanah cukup dapat dilakukan dengan mendekatkan lampu atau cahaya pada wadah ternak yang siap panen. Cacing tanah sangat sensitif dengan cahaya sehingga akan keluar dari media dengan sendirinya dan dapat dikumpulkan dengan mudah.